Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN PREEKLAMSI

IKATAN No. Dokumen : / /VII/2020


BIDAN INDONESIA
JAWA BARAT

Tanggal terbit : 30 Juli 2020 Disetujui Oleh


No. Revisi : Praktek Mandiri Bidan
SPO Halaman : 1-5
Hj. Yati Rohayati,S.Tr.Keb
1. Pengertian Preklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat
kehamilan setelah umur kehamilan 20 mg atau segera setelah persalinan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan lengkah-langkah penanganan preeklamsi
dengan benar.
3. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.97 Tahun 2014
Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual
4. Referensi Standar pelayanan medis obstetric ginekologi, 2012. Pelayanan kes. Ibu
di fasilitas Kes, 2013
5. Langkah- 1. Kriteria diagnosis
langkah Anamnesis:
 Umur kehamilan > 20 mg
 Hipertensi
 Tidak ada kejang, penurunan kesadaran, penglihatan kabur, nyeri
kepala hebat, nyeri ulu hati.
Pemeriksaan fisik: preeklamsi ringan:
Diagnosis preklamsi ringan didasarkan atas timbulnya hipertensi
(Sistolik antara 140-160 mm Hg dan diastolic antara 90-110 mm Hg)
disertai proteinuria (> 300 mg/24 jam, atau > 1-+ dipstick)
Preeklamsi berat:
Bila didapatkan satu atau lebih gejala di bawah ini, preeklamsi
digolongkan berat.
 Tekanan darah sistolik 160 mm Hg atau tekanan darah diastolic
110 mmH.
 Proteinuria 2 g/24 jam atau 2 + dalam pemeriksaan kualitatif
(dipstick)
 Kreatimin serum 1,2 mg% disertai oliguria (400 ml/24 jam)
 Trombosit < 100.000/mm3.
 Angiolisis mikroangiopati (peningkatan kadar LDH)
 Peninggian kadar enzim hati (SGOT dan SGPT).
 Sakit kepala yang menetap atau gangguan visus dan serebral.
 Nyri epigastrium yang menetap
 Pertumbuhan janin terhambat
 Edema paru disertai sianosis
 Adanya “the HELLP Sndrome” (H:Hemolysis; EL: Elevated liver
enzymes; LP: low Platelet count)
2. Penatalaksanaan
Ibu hamil dengan preeklamsi harus segera dirujuk ke rumah sakit
preklamsi ringan
 Rawat inap, istirahat
 Pantau tekanan darah dua hari sekali
 Dapat dipertimbangkan pemberian suplementasi obat-obatan anti
oksidan atau anti agregasi trombosit
 Raboransia
 Jika tekanan distolik turun sampai normal, pasien dipulangkan
dengan nasihat untuk istirahat dan diberi penjelasan mengenai
tanda-tanda preeklamsi berat, control 2 x seminggu. Bila tekanan
diastole naik lagi dirawat kembali.
 Jika tekanan diastolic naik dan disertai dengan tanda-tanda
preklamsi berat, dikelola sebagai preeklamsi berat.
 Bila umur kehamilan >37 mg, pertimbangkan terminasi
kehamilan
 Persalinan dapat dilakukan secara spontan
Preeklamsi berat
A. Perawatan Aktif
Indikasi
Ibu: kehamilan> 37 mg, adanya gejala impending eklamsi
Janin : adanya tanda-tanda gawat janin, adanya tanda-tanda IUGR
Labolatorik : adanya HELP syndrome
B. Pengobatan Medisinal
 Infus ralutan ringerlaktat
 Pemberian MgSO4, dengan cara:
1. Pemberian melalui intra vena secara kontinyu, berikan
dosis awal sambil menunggu rujukan.
a. Dosis awal
4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40 %) dilarutkan
kedalam 100 cc ringer laktat diberikan selama 15-20
menit.
b. Dosis rumatan
Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan
larutkan dalam 500 ml larutan RL, berikan secara IV
dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam, dan
diulangi hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang
berakhir.
2. Pembelian melalui IM asecara berkala
a. Dosis awal
4 gram MgSO4 (20 cc MgSO4 20%) diberikan secara
IV dengan kecepatan 1 gram/menit
b. Dosis pemeliharaan
Selanjutnya diberikan MgSO4 4 gram (10 cc MgSO4
40%) IM setiap 4 jam. Tambahkan 1 cc lidokain 2 %
pada setiap pemberian IM untuk mengurangi rasa nyeri
dan panas.
Syarat-syarat pemberian MgSO4:
 Harus tersedia antidotum MgSO4, yaitu kalsium
glukonas 10 % (1 gr dalam 10 cc) diberikan I.V dalam
waktu 3-5 menit .
 Reflek pattela (+) kuat
 Frekuensi pernafasan > 16 kali per menit
 Produksi urin >30 cc dalam 1 jam sebelumnya (0,5
cc/kg bb/jam)
3. Antihipertensi diberikan bila:
a. Tekanan darah sistolik >180 mmHg
Distolik >110 mmHg
b. Obat-obat anti hipertensi yang diberikan: obat pilihan
adalah hidralazin, yang diberikan 5 mg I.V pelan-
pelan selama 5 menit. Dosis dapat diulangi dalam
waktu 15-20 menit sampai tercapai tekanan darah yang
diinginkan. Apabila hidralazin tidak tersedia dapat
diberikan:
 Nifedipin : 10 mg dan dapat diulang setiap 30
menit (maksimal 120 g/24 jam) sampai terjadi
penurunan tekanan darah.
 Metidopa: 2X250-500 mg/ oral dosis max 2000
mg/hari
 Labetalol 10 mg I.V apabila belum terjadi
penurunan tekanan darah, maka dapat diulang
pemberian 20 mg setelah 10 menit, 40 mg pada 10
menit berikutnya, diulang 40 mg setelah 10 menit
kemudian, dan sampai 80 mg pada 10 menit
berikutnya.
4. Pertimbangan persalinan/terminasi kehamilan
 Pada ibu dengan eklampsi, bayi harus segera
dilahirkan dalam 12 jam sejak terjadinya kejang.
 Induksi persalinan dianjurkan bagi ibu dengan
preklamsi berat dengan janin yang belum viable dalam
1-2 minggu.
 Pada ibu dengan preeklamsi berat, di mana usia
kehamilan antara 34 mg, manajemen ekspektan
dianjurkan, asalkan tidak terdapat kontra indikasi,
lakukan pengawasan ketat.
 Pada ibu dengan preeklamsi berat di mana usia
kehamilan antara 34-37 mg, manajemen ekspektan
boleh dianjurkan, asalkan tidak terdapat hipertensi
yang tidak terkontrol. Disfungsi organ ibu, dan gawat
janin lakukan observasi ketat.
 Pada ibu dengan preeklamsi berat yang kehamilannya
sudah aterm, persalinan dini dianjurkan.
Pada ibu dengan preeklamsi ringan atau hipertensi
gestasional ringan yang sudah aterm, indikasi persalinan
dianjurkan.

6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang 1. Ketelitian dalam menentukan diagnosa dan cara pemberian dosis
perlu pengobatan rumatan ataupun pemeliharaan
diperhatikan
8. Unit terkait 1. R. Pemeriksaan
2. Laboratorium Mini
9. Dokumen 1. Kohort ibu
terkait 2. Buku KIA
3. Blangko informed concent
4. Partograf
5. Buku rujukan
10. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
Perubahaan

Anda mungkin juga menyukai