Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) Tahun 2012 terdapat 4 level atau
tingkat kemampuan
1. Tingkat kemampuan 1 mengenali dan menjelaskan artinya mampu mengenali dan
menjelaskan gambaran klinik penyakit , dan mengetahui cara yang tepat untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya
menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
2. Tingkat Kemampuan 2 mendiagnosis dan merujuk. Mampu membuat diagnosis klinik
terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi
penanganan pasien selanjutnya.
3. Tingkat kemampuan 3 mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal dan merujuk.
a. 3A. Bukan gawat daruat : Mampu membuat diagnosis klinik dan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Mampu menentukan
rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya
b. 3B. Gawat darurat : Mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelematkan nyawa atau
mencegah keparahan dan atau kecelakaan pada pasien. Mampu melakukan
rujukan yang paling tepat bagi pasien.
4. Tingkat kemampuan 4 : mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan
tuntas.
Mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut
secara mandiri dan tuntas
4A . Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
4B . Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan (PKB).
3
Trombosit < 100.000/mm
Preeklamsi ringan
Rawat inap. Istirahat (tirah baring/tidur miring
kekiri).
Pantau tekanan darah 2 kali sehari, dan proteinuri
setiap hari.
Dapat dipertimbangkan pemberian suplementasi
obat-obatan antioksidan atau anti agregasi
trombosit.
Roboransia.
Jika tekanan diastolik turun sampai normal, pasien
dipulangkan dengan nasihat untuk istirahat dan
diberi penjelasan mengenai tanda-tanda
preeklamsi berat. Kontrol 2 kali seminggu. Bila
tekanan diastolik naik lagi, dirawat kembali.
Jika tekanan diastolik naik dan disertai dengan
tanda-tanda preeklamsi berat, dikelola sebagai
preeklamsi berat.
Bila umur kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan
terminasi kehamilan.
Persalinan dapat dilakukan secara spontan.
Preeklamsi Berat
Rawat bersama dengan Departemen yang terkait
(Penyakit Dalam, Penyakit Saraf, Mata,
Anestesi,dll).
A. Perawatan aktif
B. Pengobatanmedisinal
infusion pump):
a.Dosis awal :
Dosis pemeliharaan :
10 gram dalam 500 cc cairan RL,
diberikan dengan kecepatan 1-2 gram/jam
(20-30 tetes per menit)
o Dosis awal :
o Dosis pemeliharaan:
o edem paru
a. Tekanan darah:
tekanan darah.
Kardiotonika
Indikasi pemberian kardiotonika ialah, bila
ada tanda-tanda payah jantung. Jenis
kardiotonika yang diberikan: Cedilanid-D
Perawatan dilakukan bersama dengan Sub
Bagian Penyakit Jantung
Lain-lain
o Obat-obat antipiretik
o Antibiotika
Diberikan atas indikasi
o Antinyeri
Bila pasien gelisah karena
kontraksi rahim dapat diberikan
petidin HCl 50-75 mg sekali saja
C. Pengelolaan Obstetrik
1. Induksi persalinan :
Amniotomi + tetes oksitosin dengan syarat
skor Bishop > 6
1. Amniotomi
Kala II :
Pada persalinan pervaginam, maka kala II
diselesaikan dengan partus buatan
D. Pengelolaan konservatif
1. Indikasi :
Kehamilan preterm (< 37 minggu) tanpa
disertai tanda-tanda impending eklamsi dengan
keadaan janin baik
2. Pengobatan medisinal :
Sama dengan perawatan medisinal pengelolaan
secara aktif. Hanya dosis awal MgSO4 tidak
diberikan IV cukup IM saja.(MgSO4 40%, 8
gram IM). Pemberian MgSO4 dihentikan bila
sudah mencapai tanda-tanda preeklamsi ringan,
selambat- lambatnya dalam waktu 24 jam.
3. Pengelolaan obstetrik
c. Penyulit :
d. Konsultasi
f. Terapi
h. Lama perawatan
Polip Endoservikal
Pembedahan
Tindakah pembedahan dapat dilakukan pada
kanker serviks sampai stadium IIA dan dengan
hasil pengobatan seefektif radiasi, akan tetapi
mempunyai keunggulan dapat meninggalkan
ovarium pada pasien usia pramenopause. Kanker
serviks dengan diameter lebih dari 4cm menurut
beberapa peneliti lebih baik diobat dengan
kemoradiasi daripada operasi .
Radioterapi
Terapi radiasi dapat diberikan pada semua
stadium, terutama mulai stadium II B sampai IV
atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil
tetapi tidak merupakan kandidat untuk
pembedahan.
Kemoterapi
Kemoterapi terutama diberikan sebagai gabungan
radio-kemoterapi ajuvan atau untuk terapi paliatif
pada kasus residif. Kemoterapi yang paling aktif
adalah Cisplatin. Carboplatin juga mempunyai
aktivitas yang sama dengan Cisplatin. Jenis
kemoterapi lainnya yang mempunyai aktivitas
yang dimanfaatkan dalam terapi adalah Ifosfamid
dan Paclitaxel