Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K) Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K)
KOMITE MEDIS RSUD KABUPATEN SUMEDANG
PANDUAN PRAKTIS KLINIS
2015
SMF OBGYN
TOPIK : ABORTUS
1 Pengertian/Definisi Berakhirnya kehamilan pada umur kehamilan 20 minggu (
berat janin < 500 gram) atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup diluar kandungan
2 Anamnesa Abortus imminens :
Perdarahan sedikit dari jalan lahir nyeri perut tidak ada atau
ringan
Abortus insipiens : Perdarahan dari jalan lahir disertai nyeri/
konstraksi rahim
Abortus inkomplit: Sering berhubungan dengan aborsi/ abortus
tidak aman, oleh karena itu periksa tanda- tanda komplikasi
yang mungkin terjadi akibat abortus provokatus seperti
perforasi, tanda- tanda infeksi atau sepsis.
Abortus koplit :
Perdarahan dari jalan lahir sedikit, pernah keluar buah
kehamilan.
Pemeriksaan Ostium biasanya tertutup, bila ostium terbuka
teraba rongga uterus kosong.
Abortus tertunda
Perdarahan bias ada atau tidak
Abortus febrilis/ abortus infeksiosa :
Waktu masuk Rumah sakit mungkin disertai syok septik.
Tanyakan kemungkinan abortus provokatus dan cari tanda-
tanda komplikasi yang dapat menyertainya ( perforasi,
peritonitis)
Abortus komplit
Terapi : -Antibiotika selama 3 hari
-Uterotonika
Missed Abortion
Terapi :
- Evakuasi pada umumnya kanalis servikalis dalam keadaan
tertutup, sehingga perlu tindakan dilatasi ( lihat bab terminasi
kehamilan); hati- hati karena pada keadaan ini biasanya
plasenta bisa melekat sangat erat sehingga prosedur kuretase
lebih sulit dan dapat berisiko tidak bersih/ perdarahan pasca
kuretase
- Uterotonika pasca evakuasi
- Antibiotika selama 3 hari
Abortus febrilis/ abortus infeksiosa :
Terapi :
- Perbaiki keadaan umum ( nifas, trnasfusi), atasi sejak septik
bila ada
- Posisi Fowler
- Antibiotika yang adekuat ( berspektrum luas( aerob dan
anaerob))
- Uteretonika
9 Edukasi Kontrol post kuret
10 Prognosis Ad vitam: ad bona/dubia/malam
Ad functionam: ad bonam/dubia/malam
11 Penelaah kritis Perforasi uterus, syok hipovolemik
12 Indikator Medis Sasarn koreksi : Perdarahan berhenti
13 Kepustakaan 1. Kehamilan, William Obstetri Edisi 23, 2010
2. Pedoman Pelaksanaan Obstetri, RSHS-FK UNPAD, 2009
Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K) Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K)
KOMITE MEDIS RSUD KABUPATEN SUMEDANG
PANDUAN PRAKTIS KLINIS
2015
SMF OBGYN
TOPIK : KETUBAN PECAH DINI
1 Pengertian/Definisi Ketuban Pecah Dini adalah robeknya selaput khorioanion dalam
kehamilan ( sebelum onset persalinan berlangsung)
2 Anamnesa Keluar cairan banyak dari jalan lahir dengan atau tanpa tanda- tanda
infeksi
3 Pemeriksaan Fisik Tanda- tanda infeksi
Tampak keluar cairan dari ostium uteri eksternum
4 Kriteria Diagnosis Umur kehamilan > 20 minggu
Keluar cairan ketuban dari vagina
Pemeriksaan speculum : terlihat cairan keluar dari ostium uteri
eksternum
Kertas nitrazin merah akan jadi biru
Mikroskopis : terlihat lanugo dan verniks kaseosa
Kriteria diagnosis amnionitis :
1. Febris
2. Lekositosis
3. Takhikardi
4. Cairan ketuban mungkin berbau
5 Diagnosis PPROM ( Preterm Premature Rupture of Membranes):
Ketuban pecah pada saat usia kehamilan belum materm
PROM (Premature Rupture of Membranes) :
Ketuban Pecah sebelum onset persalinan berlangsung pada pasien
dengan usia kehamilan 37 mg
6 Diagnosis Banding Fistula vesikovaginal dengan kehamilan
Stress inkontinensia
7 Pemeriksaan Penunjang USG : Menilai julah cairan ketuban, menentukan usia kehamilan,
berat janin, letak janin, dan letak plasenta
Lakmus test
Pemeriksaan PA cairan amnion untuk amnionitis
8 Terapi a. Konservatif
Pengelolaan konservatif dilakukan bila tidak ada penyulit ( baik
pada ibu maupun janin), pada umur kehamilan 28- 36 minggu,
dirawat selama 2 hari.
Selama perawatan dilakukan :
1. Observasi kemungkinan adanya amnionitis/ tanda- tanda
infeksi
Ibu : Suhu > 380C, Takikardi ibu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra
uterin, rasa nyeri pada rahim, sekret vagina purulen
Janin : Takikardi janin
2. Adanya tanda persalinan
3. Pemberian antibiotika (Ampicilin 500 mg atau
Eritromisin 500mg dan Metronidazole 500mg) selama 3-
5 hari
4. Ultrasonografi
5. Bila ada indikasi untuk melahirkan janin maka dilakukan
pematangan paru janin
b. Aktif
1. Pengelolaan aktif pada KPSW dengan umur kehamilan
20-28 minggu dan 37 minggu
2. Ada tanda- tanda infeksi
3. Inpartu
4. Gawat Janin
9 Edukasi Kontrol teratur
10 Prognosis Ad vitam: ad bonam/dubia/malam
Ad functionam: ad bonam/dubia/malam
11 Penelaah kritis Kelahiran prematur sampai IUFD, chorioamnionitis,
endometritis
12 Indikator medis Sasaran koreksi : tanda tanda infeksi negatif, bayi lahir selamat
13 Kepustakaan 1. Kehamilan, William Obstetri Edisi 23, 2010
2. Pedoman Pelaksanaan Obstetri, RSHS-FK UNPAD, 2009
Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K) Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K)
KOMITE MEDIS RSUD KABUPATEN SUMEDANG
PANDUAN PRAKTIS KLINIS
2015
SMF OBGYN
TOPIK : PERDARAHAN ANTE PARTUM
1 Pengertian/Definisi Perdarahan dari jalan lahir pada wanita hamil dengan
usia kehamilan 20 minggu atau lebih, bisa berupa
solusio plasenta atau plasenta previa
2 Anamnesa Perdarahan dari jalan lahir, jumlah perdarahan, nyeri,
riwayat trauma, riwayat kehamilan
3 Pemeriksaan fisik Solusio Plasenta :
1. Perdarahan dari jalan lahir dengan atau tanpa
disertai rasa nyeri tergantung derajat solusio
plasenta
2. Perabaan uterus pada umumnya tegang, palpasi
bagian bagian janin biasanya sulit
3. Janin dapat dalam keadaan baik, gawat janin atau
mati (tergantung derajat solusio plasenta)
4. Pada pemeriksaan dalam bila ada pembukaan
teraba ketuban yang tegang dan menonjol
Plasenta Previa
1. Perdarahan dari jalan lahir berulang tanpa disertai
rasa nyeri
2. Dapat disertai atau tanpa adanya kontraksi
3. Pada pemeriksaan luar biasanya bagian terendah
janin belum masuk pintu atas panggul atau pada
kelainan letak
4. Pemeriksaan spekulum darah berasal dari ostium
uteri eksternum
4 Kriteria Diagnosis Derajat solusio plasenta:
1. Ringan :-Perdarahan yang keluar kurang dari 100-
200 cc
- Uterus tidak tegang
- Belum ada tanda renjatan
- Janin hidup
- Kadar fibrinogen plasma lebih dari 250mg%
2. Sedang :
- perdarahan lebih dari 200 cc
- uterus tegang
- terdapat tanda renjatan
- gawat janin atau janin mati
- kadar fibrinogen plasma 120-150mg%
3. Berat:
- uterus tegang dan kontraksi tetanik
- terdapat renjatan
- janin biasanya sudah mati
Plasenta Previa
Marginal
Lateral
Total
5 Diagnosis Solusioplasenta
Terlepasnya plasenta sebagian atau seluruhnya, pada
plasenta yang implamantasinya normal sebelum janin lahir
Plasenta previa
Plasenta yang letaknya tidak normal sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum
6 Diagnosis Banding Plasenta previa dd/Solusio plasenta, plasenta letak rendah
7 Pemeriksaan Penunjang Solusio Plasenta
Pemeriksaan USG
Pada pemeriksaan USG didapatkan implamantasi plasenta
normal dengan gambaran hematom retroplasenter
Pemeriksaan laboratorium :
1. Bed side coagulation test (untuk menilai fungsi
pembekuan darah/penilaian tidak langsung kadar
fibrinogen)
Cara:
- Ambil darah vena 2 ml masukkan kedalam tabung
kemudian diobservasi
- Genggam bagian tabung yang berisi darah
- Setelah 4 menit, miringkan tabung untuk melihat
lapisankoagulasi
- Lakukan hal yang sama setiap menit
Interpretasi :
- Bila bagian permukaan tidak membeku dalam waktu
7 menit, maka diperkirakan titer fibrinogen dibawah
nilai normal(kritis)
- Bila terjadi pembekuan tipis yang mudah robek saat
tabung dimiringkan, keadaan ini juga menunjukkan
kadar fibrinogen di bawah ambang normal
2. Pemeriksaan darah untuk fibrinogen, trombosit, waktu
perdarahan, waktu pembekuan
Plasenta Previa
1.Pemeriksaan laboratorium: golongan darah, kadar
hemoglobin, hematokrit, waktu perdarahan dan waktu
pembekuan
2.Pemeriksaan USG untuk mengetahui jenis plasenta
previa dan taksiran berat badan janin
8 Terapi Solusio Plasenta
Derajat Ringan
1. Ekspektatif bila:
Usia kehamilan belum cukup bulan
Penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan
dalam. Pemantauan klinik dilakukan secara ketat
dan baik
Syarat:
- Perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
- Belum ada tanda-tanda in partu
- Keadaan ibu cukup baik (Kadar Hb lebih dari 8gr%)
- Janin baik
Penatalaksanaan:
- Tirah baring
- Berikan Deksametason 24mg/24jam (dibagi2 dosis)
- USG untuk mengetahui implamantasi plasenta, usia
kehamilan, profil biofisik, letak dan presentase janin
- KTG serial setiap 3 hari
2. Aktif bila:
- Usia kehamilan cukup bulan, janin hidup dilakukan
persalinan perabdominam
- Usia kehamilan kurang bulan, janin viable
(pematangan paru sebelumnya), dengan persalinan
perabdominan
- Bila keadaan memburuk (perdarahan dan kontraksi
uterus berlangsung terus) dikelola sebagai derajat
sedang/berat
Derajat sedang/berat
1. Perbaikan keadaan umum
a. Resusitasi cairan/transfuse darah
- Berikan darah lengkap segar
- Jika tidak tersedia pilih salah satu dari
plasma beku segar, sel darah merah packed
(PRC), kriopresipitat, konsentrasi trombosit.
b. Atasi kemungkinan gangguan perdarahan
2. Melahirkan janin
a.Dengan mengupayakan partus pervaginam
(amniotomi dan tetes oksitosin) bila skor pelvik >6
atau bila diperkirakan persalinan bisa berlangsung
<6jam
b.Dengan persalinan perabdominam bila skor
pelvic< 6 atau bila diperkirakan persalinan akan
berlangsung>6 jam, atau bila sesudah 6 jam dikelola
janin belum lahir pervaginam.
9 Edukasi Kontrol teratur
10 Prognosis Ad. Vitam: ad bonam/dubia/malam
Ad functionam : ad bonam/dubia/malam
11 Penelaah Kritis Kelahiran premature sampai IUFD, syok hipovolemik,
anemia berat
12 Indikator Medis Sasaran koreksi:perdarahan pervaginam negative, bayi lahir
selamat
13 Kepustakaan 1. Kehamilan, William Obstetri Edisi 23, 2010
2. Pedoman Pelaksanaan Obstetri, RSHS-FK UNPAD, 2009
Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K) Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K)
KOMITE MEDIS RSUD KABUPATEN SUMEDANG
PANDUAN PRAKTIS KLINIS
2015
SMF OBGYN
TOPIK : INFEKSI PUERPURALIS
1 Pengertian/Definisi Infeksi alat genital dalam masa nifas yang ditandai
dengan meningkatnya suhu 380C yang terjadi
selama 2 hari berturut- turut dalam waktu 10 hari
pertama pascasalin, kecuali 24 jam pertama
pascasalin
2 Anamnesa Partus lama
Ketuban pecah sebelum waktunya
Persalinan traumatis
Pelepasan plasenta secara manual
Infeksi intra uterin
Infeksi saluran kencing
Anemia
Pertolongan persalinan yang tidak steril
3 Pemeriksaan fisik Klinis:
Febris
Nadi cepat
Nyeri perut bagian bawah
Sub- inovulasi rahim
Inspekulo:Lokhia berbau
PD:Uterus dan parametrium nyeri pada perabaan
4 Kriteria Diagnosis Febris setelah 24 jam post partum, lochia berbau
5 Diagnosis Infeksi masa nifas
6 Diagnosis banding Amnionitis
7 Pemeriksaan Penunjang Kultur bakteri aerob dan anaerob dari bahan
yang berasal dari serviks, uterus dan darah
Faktor-faktor pebekuan darah
USG jika dicurigai adanya abses
8 Terapi Antibiotik spectrum luas
Selanjutnya pemberian tergantung hasil kultur
dan resistensi
Jika tidak ada perbaikan dalam waktu 72 jam,
pikirkan kemungkinan thrombophlebitis
pelvic, abses dan septic emboli
Septik emboli walaupun jarang terjadi tapi
merupakan komplikasi yang paling berbahaya.
Hal ini perlu dipertimbangkan jika tidak ada
respon terhadap pemberian antibiotic dan
adanya nyeri dada akut/manifestasi paru
lainnya
Bila ada abses harus dilakukan insisi dan
drainase
Pengobatan syok septik : rawat di ICU,O2,
penggantian cairan, transfuse darah,
antibiotic, kortikosteroid, vasopresor/digitalis
serta anti koagulan
9 Edukasi Kontrol teratur
10 Prognosis Ad vitam: ad bonam/dubia/malam
Ad functionam: ad bonam/dubia/malam
11 Penelaah kritis Syok septik yang mengancam jiwa
12 Indikator medis Sasaran koreksi : tanda tanda infeksi negative,
13 Kepustakaan 1. Kehamilan, William Obstetri Edisi 23, 2010
2. Pedoman Pelaksanaan Obstetri, RSHS-FK
UNPAD, 2009
Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K) Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K)
KOMITE MEDIS RSUD KABUPATEN SUMEDANG
PANDUAN PRAKTIS KLINIS
2015
SMF OBGYN
TOPIK : KELAINAN LETAK
1 Pengertian/Definisi Letak lintang adalah keadaan sumbu panjang janin tegak lurus terhadap
sumbu panjang ibu
2 Anamnesa Riwayat pemutaran, grande multipara, riwayat kelainan bentuk uterus,
prematur
3 Pemeriksaan fisik Leopold 1 atau 3 didapatkan punggung
4 Kriteria Diagnosis Leopold 1 atau 3 didapatkan punggung, pada pemeriksaan dalam teraba
tangan
5 Diagnosis Lintang
6 Diagnosis Banding Sungsang
7 Pemeriksaan penunjang USG
8 Pengelolaan Kehamilan 37 mg : bila syarat terpenuhi dan tidak ada kontra indikasi
dilakukan versi luar
Bila tidak berhasil :
Pada janin hidup : seksio sesarea bila usia kehamilan 28 mg
Pada janin mati bila :
BB < 1700gr : persalinan spontan dengan cara konduplikasio korpore
dan evolusi spontan dan bisa dibantu dengan traksi beban
BB > 1700gr : Dilakukan embriotomi bila syarat terpenuhi dan harus
dilakukaneksplorasi jalan lahir. Bila TBBJ 2500 gram dan bagian
terendah janin mati masih tinggi dilakukan seksio sesarea.
Kehamilan Persalinan
Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K) Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K)
KOMITE MEDIS RSUD KABUPATEN SUMEDANG
PANDUAN PRAKTIS KLINIS
2015
SMF OBGYN
TOPIK : KANKER SERVIKS
1 Pengertian/ Definisi Tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia epitel di daerah
skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan
mukosa kanalis servikalis. Sebanyak 90 % dari kanker leher rahim
berasal dari sel skuaosa yang melapisi serviks dan 10 % sisanya
berasal dari sel kelenjar penghasil lender pada saluran servikal yang
menu ke rahim
Penyebab utama kanker leher rahim adalah infeksi Human Papiloma
Virus (HPV)
2 Anamnesa Riwayat perdarahan pervaginam, perdarahan kontak, keputihan,
umur, paritas, aktivitas seksual dini/ prilaku seksual, dan merokok, pil
kontrasepsi, genetik, infeksi virus lain dan beberapa infeksi kronis lain
pada serviks seperti klamidia trakomatis dan HSV-2
3 Pemeriksaan Fisik Inspekulo tampak portio carsinomatous exofitik atau endofitik, serta
pemeriksaan dalam ukuran portio membesar
4 Kriteria Diagnosis Hasil biopsy menggambarkan keganasan cervix dan pemeriksaan
inspekulo serta pemeriksaan dalam
5 Diagnosis Ca serviks
1. Skuamous carcinoma
Keratinizing
Large cell non keratinizing
Small cell non keratinizing
Verrucous
2. Adeno carcinoma
Endocervical
Endometroid (adenochanthoma)
Clear cell- paramesonephric
Clear cell mesonephric
Serous
Intestinal
3. Mixed carcinoma
Adenosquamous
Mucoepidermoid
Glossy cell
Adenoid cystic
4. Undifferentiated carcinoma
5. Carcinoma tumor
6. Malignant melanoma
7. Malignant non epithelial tumors
Sarcoma : mixed mullerian, leiomysarcoma,
rhabdomyosarcoma
Lymphoma
Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K) Dr. Isfihany Zaenudin, SpOG (K)
PANDUAN PRAKTIS KLINIS
SMF OBGYN
2015