Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

PREMATUR
174/B6/PPK/PKM-
No. Dokumen :
TRR/II/2016
No. Revisi :
PPK Tgl. Terbit : 9 Februari 2016
Tgl. Mulai
: 9 Februari 2016
Berlaku
Halaman : 1/3

PUSKESMAS
TERARA dr.H.Anjasmoro.
NIP. 19810218 201001 1 007
1. Pengertian Prematuritas adalah suatu keadaan yang belum matang, yang ditemukan pada
bayi yang lahir pada saat usia kehamilan belum mencapai 37 minggu.
2. Anamnesis Tanda dan gejala :
1. Kram seperti ketika datang bulan atau sakit pada punggung.
2. Kram perut, dengan atau tanpa diare
3. Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau
kurang dan kontraksi ini tidak harus terasa sakit.
4. Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi
yang mendorong ke bawah.
5. Keluar air atau cairan lainnya dari vagina.
3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan pada bayi :
1. Ukuran bayi kecil.
2. Berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg).
3. Kulitnya tipis, terang, dan berwarna pink (tembus cahaya).
4. Vena di bawah kulit terlihat (kulitnya transparan).
5. Lemak bawah kulitnya sedikit sehingga kulitnya tampak keriput.
6. Rambut yang jarang.
7. Telinga tipis dan lunak (lembek).
8. Tangisannya lemah.
9. Kepala relatif besar.
10. Jaringan payudara belum berkembang.
11. Otot lemah dan aktivitas fisiknya sedikit (seorang bayi prematur
cenderung belum memiliki garis tangan atau kaki seperti pada bayi
cukup bulan).
12. Reflek menghisap dan reflek menelan yang buruk.
13. Pernapasan yang tidak teratur.
14. Kantung zakar kecil dan lipatannya sedikit (anak laki-laki).
1. Labia mayora belum menutupi labia minora (pada anak perempuan).
4. Kriteria Diagnosis 1. Kontraksi uterus (his) teratur, pastikan dengan pemriksaan inspekulo
adanya pembukaan dan servitis.
2. Pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa serviks telah mendatar 50
80% atau sedikitnya 2 cm.
3. Selaput ketuban seringkali telah pecah,
4. Merasakan gejalan seperti rasa kaku diperut menyerupai kaku
menstruasi, rasa tekanan intrapelvik dan nyeri bagian belakang.
5. Mengeluarkan lender pervaginam, mungkin bercampur darah.
5. Diagnosis Kerja Prematur
6. Diagnosis Banding 1. Kontraksi pada kehamilan preterm.
2. Persalinan pada pertumbuhan janin terhambat (IUGR).
7. Pemeriksaan Pada ibu :
Penunjang 1. Laboratorium :
a. Pemeriksaan kultur urine
b. Pemeriksaan gas dan pH darah janin
c. Pemeriksaan darah tepi ibu (jumlah leukosit dan C-reactive
protein).
d. Amniosentesis (hitung leukosit, perwarna gram bakteri (+) pasti
amnionitis, kultur, kadar IL-1 dan IL-6, kadar glukosa caiaran amnion
& pemeriksaan ultrasonografi).
e. Oligohidramnion.
f. Penipisan serviks.
g. kardiotokografi
Pada bayi :
1. Rontgen dada untuk melihat kematangan paru.
2. Analisa gas darah.
3. Kadar gula darah.
4. Kadar kalsium darah.
5. Kadar bilirubin.
8. Tata Laksana Ibu hamil yang diidentifikasi memiliki resiko persalinan preterm akibat
amnionitis dan yang mengalami gejala persalinan preterm membakat harus
ditangani seksama untuk meningkatkan keluaran neonatal. Pada kasus-kasus
amnionitis yang tidak mungkin ditangani ekspektatif, harus dilakukan
intervensi, yaitu dengan :
1. Akselerasi pematangan fungsi paru.
Terapi glukokortikoid, misalnya dengan betamethasone 12 mg im. 2 x
selang 24 jam. Atau dexamethasone 5 mg tiap 12 (IM) sampai 4 dosis.
Thyrotropin releasing hormone 400 ug iv, akan meningkatkan kadar tri-
iodothyronine yang dapat meningkatkan produksi surfaktan. Suplemen
inositol, karena inositol merupakan komponen membrane fofolipid yang
berperan dalam pembentukan surfaktan.
2. Pemberian antibiotika
Mercer dan Arheart (1995) menunjukkan bahwa pemberian antibiotika
yang tepat dapat menurunkan angka kejadian korioamnionitis dan sepsis
neonatorum. Diberikan 2 gram ampicilin (IV) tiap 6 jam sampai
persalinan selesai (ACOG). Peneliti lain memberikan antibiotika
kombinasi untuk kuman aerob maupun anaerob. Yang terbaik bila sesuai
dengan kultur dan tes sensitivitas. Setelah itu dilakukan deteksi dan
penanganan terhadap faktor risiko persalinan preterm, bila tidak ada
kontraindikasi diberi tokolitik.
3. Pemberian tokolitik
Nifedipin 10 mg diulang tiap 30 menit, maksimum 40 mg/6 jam.
Umumnya hanya diperlukan 20 mg dan dosis perawatan 3 x 10 mg.
Golongan beta-mimetik : Salbutamol per infus : 20-50 g/menit
(Saifuddin et.al, 2002 : 302) Peroral : 4 mg, 2-4 kali/hari (maintenance)
9. Edukasi Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah persalinan preterm
antara lain sebagai berikut :
1. Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda (kurang dari 17 tahun).
2. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat.
3. Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan
antenatal yang baik.
4. Anjuran tidak merokok maupun mengkonsumsi obat terlarang (narkotik).
5. Hindari kerja berat dan perlu cukup istirahat
6. Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan preterm.
7. Kenali dan obati infeksi genital / saluran kencing.
8. Deteksi dan pengamanan faktor resiko terhadap persalinan preterm.
10. Prognosis Prognosis bayi prematur ini tergantung dari berat ringannya masalah
perinatal, misalnya masa gestasi (makin mudah masa gestasi/makin mudah
berat bayi makin tinggi angka kematian), terutama disebaban oleh seringnya
dijumpai kelainan komplikasi neonatus seperti asfiksia, aspirasi pneumonia,
perdarahan intracranial dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang
kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicar, IQ
rendah dan gangguan lainnya.
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Indikator Adanya tanda tanda inpartu pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang.
14. Kepustakaan 1. Winkjosasatro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan, edisi ketiga. Jakarta,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2. Manuaba, I. B. G, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
3. Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta, EGC.

Anda mungkin juga menyukai