9)
1/7
RSUD PROF DR.
W.Z. JOHANNES
KUPANG
Ditetapkan
Plt.Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
1
8. Golongan darah dan rhesus ibu dan bayi
2
g. Hepatosplenomegali, berkaitan dengan anemia
hemolitik, infeksi kongenital, atau penyakit hati
h. Omfalitis
HIPERBILIRUBINEMIA (ICD 10: P59.9)
3/7
3
Terlambatnya penjepitan tali pusat
Nutrisi parenteral total
4/7
4
HIPERBILIRUBINEMIA (ICD 10: P59.9)
5/7
RSUD PROF DR.
W.Z. JOHANNES
KUPANG
8. Terapi Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus
dan dapat rawat jalan dengan edukasi untuk kembali
jika ikterus berlangsung lebih dari 2minggu
ASI lebih sering minimal setiap 2 jam jika bayi bisa
menghisap
Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI melalui pipa
nasogastrik atau dengan gelas dan sendok
Letakkan bayi ditempat yang cukup mendapat sinar
matahari pagi selama 30menit selama 3-4 hari. Jaga
agar bayi tetap hangat
Kelola faktor risiko (asfiksia dan infeksi) karena dapat
menimbulkan ensefalopati bilirubin
Ikterus yang timbul 24jam pasca kelahiran adalah
patologis dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium
lanjut
Terapi hiperbilirubinemia sesuai dengan kadar bilirubin
serum total sesuai tabel rekomendasi AAP:
5
HIPERBILIRUBINEMIA (ICD 10: P59.9)
6/7
RSUD PROF DR.
W.Z. JOHANNES
KUPANG
9. Komplikasi Dehidrasi
Hipoalbuminemia
Ensefalopati Bilirubin
Kern ikterus
10. Edukasi 1. Menjelaskan kepada orang tua mengenai penyebab
kuning pada bayi
2. Mendukung pemberian ASI sebanyak minimal 8-12
kali/hari untuk beberapa hari pertama usia bayi.
3. Bayi dengan susu formula harus setara 150 kkal/kgBB
per hari atau kurang lebih 1-2 ons per 2-3/jam pada
minggu pertama.
4. Tidak dianjurkan memberikan air dan dextrosa
5. Bila bayi sudah boleh pulang, KIE ibu mengenai cara
menjemur bayi dibawah sinar matahari
6. KIE pada ibu cara menjaga kehangatan bayi
7. Bila ada tanda bahaya pada bayi seperti bayi kuning
lagi, letargis, kejang, demam segera bawa bayi ke
Rumah Sakit
6
11. Prognosis Tanpa komplikasi:
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Dengan komplikasi :
Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad fungtionam : dubia ad malam
12. Indikator Medis 1. Gejala klinis ikterus menghilang, kadar bilirubin normal.
2. Hiperbilirubinemia fisiologis terjadi 50-60% pada bayi
cukup bulan dan 80% pada bayi kurang bulan, gejala
klinis keseluruhan menghilang dalam 2 minggu.
3. Pada hiperbilirubinemia non fisiologis, ikterus bertahan >
14 hari.
4. 80% pasien akan sembuh dalam waktu 7 hari.
5.
13. Tingkat Evidens I
14. Tingkat A
Rekomendasi
7/7
RSUD PROF DR.
W.Z. JOHANNES
KUPANG
15. Penelaah Kritis 1. dr. Woro I. Padmosiwi Sp.A
2. dr. Hendrikus B. Tokan Sp.A
3. dr. Irene K. Davidz Sp. A, M.Kes
4. dr. Regina M. Manubulu Sp.A, M.Kes
5. dr. Tjahyo Suryanto Sp.A, M.Biomed
16. Kepustakaan 1. Rohsiswatmo R, Amandito R. Hiperbilirubinemia pada
Neonatus >35 Minggu di Indonesia: Pemeriksaan dan
Tatalaksana Terkini. Sari Pediatr. Vol. 20.2018
2. Hegar B, Pudjiadi A, Handryastuti S, Idris NS,
Gandaputra E, Harmoniati ED, et al. Pedoman
Pelayanan Medis. Edisi II. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2011. 114 p.
3. Rohsiswatmo R. Indikasi Terapi Sinar pada Bayi
Menyusui yang Kuning. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
2013.
4. Julien H, Rudolph, D C, M A. Buku Ajar Pediatri
Rudolph. Jakarta: EGC; 2006.
5. Sukadi A. Hiperbilirubinemia. Dalam : Kosim MS,
Yunanto A, Dewi R, Santosa GI, Usman A, eds. Buku
7
Ajar Neonatologi, edisi ke 1.Jakarta. Badan Penerbit
IDAI.2008,147-69.
6. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG. Neonatology
management, procedures, on call problems disease and
drugs. Edisi ke 7. New York. Lange Books/Mc Graw-
Hill.2013. 288-300.
7. American Academic of Pediatrics. Management of
hyperbilirubinemia in the newborn infant 35 or more
weeks of gestation. Pediatrics.2004;114,297-316.