Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

KETUBAN PECAH DINI


RS PKU
MUHAMMADIYAH BIMA

KETUBAN PECAH DINI


KPD Preterm
Ketuban pecah dini preterm adalah pecah ketuban yang
terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan, tes fern
atau IGFBP-1 (+) pada usia < 37 minggu sebelum onset
persalinan. KPD sangat Preterm adalah pecah ketuban saat
umur kehamilan ibu antara 24 sampai < 34 minggu,
sedangkan KPD preterm saat umur kehamilan ibu antara 34
1. Pengertian (Definisi)
minggu sampai kurang 37 minggu.

KPD pada kehamilan Aterm


Ketuban pecah dini/ premature rupture of membranes
(PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya yang
terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan tes fern (+),
IGFBP-1 (+) pada usia kehamilan ≥ 37 minggu.
1. Waktu dan kuantitas cairan yang keluar dari vagina
2. Usia gestasi dan taksiran persalinan
2. Anamnesis 3. Riwayat KPD aterm sebelumnya
4. Menanyakan riwayat demam, trauma dan tindakan medis
seperti versi luar dan prosedur amniocentesis
1. Pemeriksaan fisik umum
2. Leopold I-IV, Tinggi Fundus Uteri, his, DJJ
3. Adanya cairan amnion pada pemeriksaan fisik
4. Pada pemeriksaan spekulum : untuk menilai adanya
servisitis, prolaps tali pusat, atau prolaps bagian terbawah
3. Pemeriksaan Fisik
janin (pada presentasi bukan kepala); menilai dilatasi dan
pendataran serviks, mendapatkan sampel dan
mendiagnosis KPD aterm secara visual
5. Pada tes pH dari forniks posterior vagina: Kertas lakmus
merah akan jadi biru.
1. Sesuai dengan kriteria pemeriksaan fisik
2. Hamil ≥ 37 minggu.
3. Keluar air dari orifisium uteri eksterna
4. Kriteria Diagnosis
4. Pada tes pH dari forniks posterior vagina: Kertas lakmus
merah akan jadi biru.
5. Tidak ada tanda-tanda inpartu
5. Diagnosis Kerja Ketuban Pecah Dini
1. Fluor albus pada kehamilan
6. Diagnosis Banding
2. Inkontinensia urin
1. USG : menilai indeks cairan amnion, taksiran berat janin,
usia gestasi dan presentasi janin, dan kelainan kongenital
janin
7. Pemeriksaan Penunjang 2. Pemeriksaan DL,UL, CT/BT
3. Pada beberapa kasus dapat diperlukan pemeriksaan GDS.
Terutama untuk kasus DM.
4. Tes Nitrazine dan tes fern
1. Pengelolaan dasar :
 Terapi suportif untuk stabilisasi pada ibu
 Perhatikan ABC (Airway, Breathing, Circulation).
 Dilakukan manajemen aktif pada pasien KPD ≥
37 minggu
 Dexametason 2 x 6-10 mg iv bila dibawah usia
kehamilan 36 minggu atau dapat diberikan 12 mg
iv single shot bila segera harus dilakukan
manajemen aktif sesuai pertimbangan DPJP.

2. Manajemen aktif
 Pasien diberikan antibiotika profilaksis,
Amoxicilin 500 mg tiap 8 jam per oral atau
Cefixime 100 – 200 mg tiap 12 jam peroral.
 Dilakukan pemeriksaan tanda vital tiap 4 jam atau
sesuai partograf WHO
 Bila temperatur < 37,6 C, dilakukan observasi
8. Tata Lakasa tanda tanda inpartu dalam waktu 8 jam, bila
belum inpartu lakukan drip oksitosin.
 Bila terdapat komplikasi pada ibu seperti
hipertensi dalam kehamilan, leukosit > 12.000,
dan pelvik skor < 5, dipertimbangkan melakukan
menajemen aktif dengan cara:
a. Bila PS lebih atau sama dengan 5,
dilakukan induksi dengan oksitosin drip.
b. Bila PS kurang dari 5, dilakukan tindakan
seksio caesarea.

3. Cara Persalinan
 Persalinan normal dengan atau tanpa induksi
persalinan.
 Setelah persalinan normal, diberikan terapi
Antibiotik : Amoxicillin 500 mg tiap 8 jam per
oral atau Cefixime 100 – 200 mg tiap 12 jam
peroral.
Metronidazole 500 mg peroral dapat diberikan
bila WBC diatas 18.000
 Analgetik : asam mefenamat 500mg tiap 8 jam
peroral atau paracetamol 500 mg tiap 6 jam
 Hari pertama pasca persalinan : mobilisasi aktif
dan dapat dipulangkan bila kondisi klinis baik.
 Persalinan dengan Seksio Caesarea mengikuti tata
laksana pada Panduan Praktek Klinis Sektio
Cesaria
1. Penjelasan tentang penyakit
9. Edukasi (Hospital Health 2. Nutrisi dan cairan
Promotion) 3. Penjelasan tentang obat-obatan
4. Mobilisasi pasca persalinan
Ad vitam : dubia ad bonam
10. Prognosis Ad sanationam : dubia ad Bonam
Ad fungsionam : dubia ad Bonam
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C

13. Penelaah Kritis Dokter Spesialis Obstetri Gynekologi, mitra bestari

Penggunaan antibiotic
14. Indikator Medis

1. PerMenKes No. 5 Th 2014 tentang Panduan Praktik


Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer
15. Kepustakaan
2. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran:Ketuban
Pecah Dini. 2016

Anda mungkin juga menyukai