Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)

SMF : Kebidanan dan Penyakit Kandungan


RSUP Persahabatan

Diagnosis : Kode ICD X :


Ketuban Pecah O42.0 - Ketuban Pecah Dini <24 jam
Dini O42.01 – KPD Prematur, <24 jam
O42.1 - Ketuban Pecah Dini > 24jam
O42.11 - KPD Prematur, >24 jam
1. Pengertian Pecahnya selaput ketuban pada usia kehamilan 22 minggu atau lebih tanpa
(Definisi) disertai tanda-tanda persalinan.
2. Anamnesis 1. Riwayat keluar cairan dari vagina
2. Usia kehamilan 22 minggu atau lebih
3. Pemeriksaan 1. Pada pemeriksaan inspekulo tampak jelas cairan ketuban mengalir dari
Fisik ostium uteri eksternum (oue).
2. Jika pada pemeriksaan inspekulo tidak jelas tampak cairan ketuban
mengalir dari oue, maka dilakukan tes lakmus atau kertas nitrazin,
warna merah berubah menjadi biru atau tidak ada perubahan pada
kertas lakmus warna biru.
4. Kriteria  Anamnesis
Diagnosis  Pemeriksaan fisik
5. Diagnosis G P A hamil minggu, dengan ketuban pecah dini, JTH presentasi
Kerja
6. Diagnosis 1. Hidrorea
Banding 2. Stress inkontinensia
3. Fistel vesikovaginalis
4. Fluor albus
7. Pemeriksaan 1. USG menilai volume cairan ketuban.
Penunjang 2. Kardiotokografi menilai kesejahteraan janin
3. Laboratorium darah rutin, gula darah dan urinalisa.
Lekosit untuk menilai ada-tidaknya infeksi.
8. Tatalaksana Tergantung pada usia kehamilan, keadaan ibu dan janin.
I. Konservatif
Tindakan konservatif dilakukan jika :
a. usia kehamilan kurang dari 34 minggu atau berat janin kurang dari
2000 g.
b. tidak terdapat kontraindikasi dari ibu maupun janin untuk
meneruskan kehamilan, yaitu :
o Preeklampsia
o Infeksi intrauterin
o Janin dengan kelainan bawaan berat
Prosedur tindakan :
1. Ibu dirawat di rumah sakit, tirah baring
2. Pemberian antibiotika intravenayaitusefalosporinseperti Ceftriaxone 2
gram intravenasatu kali sehariselama 3 hari saat datang dilanjutkan
peroral, untuk pengobatan jika didapatkan infeksi bakterial
ekstrauterin dan untuk pencegahan infeksi intrauterin.
3. Pemberian pematangan paru :
o Dexametason 6 mg setiap 12 jam intramuskular, dalam 4 dosis (2
hari), atau
o Betametason 12 mg intramuskular setiap 24 jam dalam 2 dosis (2
hari)
4. Pemberian obat-obat tokolitik : nifedipin, terbutalin sulfat, isoksuprin,
magnesium sulfat, antiprostaglandin
5. Hindari pemeriksaan vaginal touche
6. Pemantauan kesejahteraan janin dan tanda-tanda infeksi intrauterin

84
o Pasien dapat rawat jalan jika dalam 3x24 jam air ketuban tidak
mengalir lagi dan kesejahteraan janin baik.
7. USG evaluasi pasca pematangan paru untuk melihat
keberhasilan terapi/kelayakan pulang dengan menilai :
- indeks cairan amnion
- perfusi arteri
- oksigenasi janin

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


SMF : Kebidanan dan Penyakit Kandungan
RSUP Persahabatan

Diagnosis : Kode ICD X :


Ketuban Pecah O42.0 - Ketuban Pecah Dini <24 jam
Dini O42.01 – KPD Prematur, <24 jam
O42.1 - Ketuban Pecah Dini > 24jam
O42.11 - KPD Prematur, >24 jam
II. Ekspetatif
Usia kehamilan 34 – 36 minggu atau berat janin lebih dari 2000 g :
1. Hindari pemeriksaan vaginal touché
2. Antibiotika profilaksisyaituSefalosporinseperti Ceftriaxone 2 gram
intravenasatu kali seharihingga proses persalinan,
dandapatdilanjutkanpemberianperoral.
3. Pertimbangkan pemberian pematangan paru
4. Ekspektatif atau lakukan induksi (manajemen aktif) jika telah masuk
inpartu fase aktif
III. Aktif
Dilakukan terminasi kehamilan jika usia kehamilan 36 minggu atau lebih
1. Hindari pemeriksaan vaginal touché
2. Antibiotika profilaksisSefalosporinseperti Ceftriaxone 2 gram
intravenasatu kali seharihingga proses persalinan,
dandapatdilanjutkanpemberianperoral.
3. Jika nilai pelvik kurang dari 5 (menurut Bishop), pada presentasi
kepala dapat dilakukan induksi pematangan servik dengan :
a. misoprostol 25 g setiap 6 jam
b. oksitosin drip 5 U/500 cc cairan infus dosis rendah 6-12 jam
4. Jika nilai pelvik 5 atau lebih dilakukan augmentasi persalinan dengan
oksitosin 5 IU/500 cc cairan infus dimulai dari dosis terendah 4
mIU/menit(8 tetes/menit) dinaikkan 2 mIU/menit tiap 30 menit
sampai tercapai his adekuat atau dosis maksimal 16 mIU/menit (32
tetes/menit)
5. Seksio sesaria dapat dilakukan jika :
a. Induksi gagal :
Setelah 1x24 jam pemberian misoprostol atau setelah 12 jam
pemberian oksitosin dosis rendah skor pelvik kurang dari 5
b. Oligohidramnion berat (indeks 2 atau kurang) dan skor pelvik
kurang dari 5 (pasca evaluasi USG ulang dalam perawatan)
c. Infeksi intra uterin dengan kondisi serviks tidak memungkinkan
untuk persalinan pervaginam kurang dari 4 jam
Konsultasi :
Dokter spesialis anak
Fasilitas NICU jika diperlukan, jika tidak tersedia dapat dilakukan rujukan
9. Komplikasi 1. Infeksi pada ibu dan janin
2. Persalinan prematur
3. Prolaps tali pusat
4. Gawat janin
5. Respiratory Distress Syndrom (RDS)

85
6. Kematian janin
10. Penyakit -
Penyerta
11. Prognosis Dubia ad bonam
12. Kriteria Postpartum : tidak ada komplikasi
Pulang
13. Edukasi Dilakukan secara tertulis, dijelaskan meliputi rencana terapi, rencana
tindakan jika harus dilakukan terminasi dan komplikasi ibu dan bayi
terutama yang dilahirkan prematur

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


SMF : Kebidanan dan Penyakit Kandungan
RSUP Persahabatan

Diagnosis : Kode ICD X :


Ketuban Pecah O42.0 - Ketuban Pecah Dini <24 jam
Dini O42.01 – KPD Prematur, <24 jam
O42.1 - Ketuban Pecah Dini > 24jam
O42.11 - KPD Prematur, >24 jam
14. Kepustakaan 1. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Editor: Prof. dr. Abdul Ban Saifuuddin, SpOG, MPH, dkk.
2. William Obstetries Edisi 21.
3. Induction of Labor in ACOG Practice Bulletin, Clinical Management
Guidelines for Obstetric-Gynecologist, 1999.

86

Anda mungkin juga menyukai