Pengertian :
Kelahiran preterm adalah kelahiran yang terjadi diantara usia kehamilan 20
minggu 0 hari hingga 36 minggu 6 hari
Kelahiran preterm dapat terjadi spontan atau atas indikasi (ibu atau janin).
Kelahiran preterm spontan dapat terjadi dengan selaput ketuban utuh atau
didahului oleh ketuban pecah dini (KPD).
Kelahiran preterm atas indikasi dapat melalui induksi atau operasi sesar, baik
atas indikasi ibu maupun janin, contoh pada preeclampsia atau IUGR.
Persalinan preterm adalah adanya kontraksi uterus yang teratur yang
mengakibatkan perubahan pada serviks pada usia kehamilan kurang dari 37
minggu 0 hari).
Faktor risiko
Riwayat persalinan preterm sebelumnya
Ras
Ketuban pecah dini
Infeksi bakteri
Inkompetensia serviks
Riwayat prosedur operatif pada serviks
Anomali uterus
Kehamilan ganda
Polihidramnion
Perdarahan pervaginam lebih dari 1 kali dalam satu trimester
Merokok
Alkoholik
Drug abuse
Usia < 17 atau > 35 tahun
Status sosioekonomi rendah
Jarak kehamilan terlalu dekat
Jarak kehamilan terlalu jauh
Indeks massa tubuh sebelum kehamilan rendah ( IMT < 18,6)
Obesitas
Anamnesis :
Mencakup karakteristik nyeri, riwayat perdarahan pervaginam, gerak janin,
serta keluhan non-obstetri jika ada tentukan usia kehamilan berdasar hari
pertama haid terakhir ataupemeriksaan USG yang telah dilakukan
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan fisik general,
Palpasi abdomen, tentukan adakah nyeri tekan, kontraksi (durasi), tinggi
fundus, posisi, presentasi, dan penurunan bagian terbawah janin
Pemeriksaan dalam mencakup inspekulo dan vaginal touche (bila tanpa
ketuban pecah,
Ditemukan minimal 6 kali kontraksi dalam 1 jam disertai dengan perubahan
pada serviks atau didapat pembukaan serviks minimal 2 cm dan 75%
effacement pada pasien dengan riwayat kontraksi sebelumnya.
.
Prosedur Diagnostik :
USG abdomen
Pertimbangkan pemeriksaan USG transvaginal untuk menilai panjang serviks
Pemeriksaan Penunjang:
Leukosit; terutama pada kasus dengan ketuban pecah dini
Urinalisa pancaran tengah, dilakukan pemeriksaan kultur bila didapatkan
leukosit dan nitrit, serta pemberian antibiotik empiris sembari menunggu hasil
kultur (kontra indikasi : co-amoxyclav)
Pemeriksaan kesejahteraan janin; pemeriksaan perkiraan pertumbuhan janin
dan volume air ketubannya
Terapi:
Tokolisis
Pemberian tokolisis dapat dipertimbangkan jika dibutuhkan beberapa hari untuk
pemberian kortikosteroid dan atau untuk menunda persalinan agar dapat
mencapai tempat rujukan dengan perawatan NICU.
Tokolisis tidak diberikan pada kehamilan yang memiliki kontraindikasi apabila
kehamilannya diperpanjang seperti infeksi, solusio plasenta.
Pemberian tokolisis multi modalitas dapat meningkatkan risiko efek samping
dan sebaiknya dihindarkan
Bila tidak ditemukan infeksi, maka upaya tokolisis dapat dilakukan.
Tidak ada bukti yang kuat sebagai dasar penggunaan tokolisis pada kehamilan
gemelli untuk menunda persalinan
Obat yang dianjurkan ialah :
Nifedipine 20 mg, diikuti oleh 10-20 mg 3-4 kali sehari, disesuaikan menurut
aktivitas uterus hingga 48 jam. Total dosis melebihi 60 mg berhubungan dengan
3-4 kali peningkatan efek samping.
Penggunaan tokolisis untuk maintanance lebih dari 48 jam tidak dianjurkan.
Tidak ada bukti yang kuat tentang efektifitas MgSO4 sebagai tokolisis, sehingga
penggunaannya tidak dianjurkan. MgSO4 dapat dipertimbangkan
penggunaannya untuk mencegah cerebral palsy, pada usia kehamilan <30
minggu. Bila digunakan, maka tidak diperlukan sediaan tokolisis lainnya.
Pematangan paru
Pemberian kortikosteroid dapat menurunkan angka gangguan pernafasan
(respiratory distress syndrome), Perdarahan interventricular (interventricular
hemorrhage) dan necrotizing enterocolitis
apabila usia kehamilan kurang dari 34 minggu
Diberikan injeksi dexamethasone 6 mg per 12 jam intravena selama 2 hari
Keuntungan terbesar penggunaan kortikosteroid baru dicapai antara 48 jam
hingga 7 hari pasca terapi, namun pemberian injeksi pertama tetap diberikan
meskipun kemungkinan untuk pemberian dosis kedua kecil (contoh pada
kasus inpartu).
Pemberian pematangan paru kedua dapat dipertimbangkan jika terjadi
ancaman partus preterm kembali jika injeksi terkahir diberikan paling cepat 7
hari sebelumnya.
Cegah/atasi infeksi
Pemberian antibiotik pada ketuban pecah dini preterm dapat menurunkan
infeksi neonatal.
Daftar Pustaka:
Cunningham FG., Gant N, et al. “William Obstetrics” 23st ed. McGraw-Hill,
Medical Publishing Division, 2010; page 706-56.
ACOG. Management of Preterm Labor Practice Bulletin 127. [Practice Bulletin
No. 127]. The American College of Obstetricians and Gynecologists, 2012
ACOG. Prediction and Prevention of Preterm Birth Practice Bulletin 130.
[Practice Bulletin]. The American College of Obstetrics and Gynecologist, 2012.
Crowther, C. A., Hiller, J. E., & Doyle, L. W. Magnesium sulphate for preventing
preterm birth in threatened preterm labour. 2002, Cochrane Database Syst
Rev(4), CD001060. doi: 10.1002/14651858.CD001060
CP Howson, MV Kinney, JE Lawn, editors. Born Too Soon: The Global Action
Report on Preterm Birth. World Health Organization. Geneva, 2012.
Preterm Labor. Alabama Perinatal Excellence Collaborative Guidelines. 2013
Care Around Preterm Birth. National Health and Medical Research Council.
2005
Assessment and management of Preterm Labor. Queensland Maternity and
Neonatal Clinical Guideline. 2009
Tocolysis for Women in Preterm Labor. Green Top Guideline no 1b. February
2011
Barros et al. Global report on preterm birth and stillbirth (3 of 7): evidence for
effectiveness of interventions. BMC Pregnancy and Childbirth. 2010:10(Suppl
1):S3