• Belum ada bukti yg menyatakan bahwa wanita hamil lebih rentan utk terinfeksi
COVID-19 (RCOG; ISUOG)
• Bila wanita hamil terinfeksi COVID-19, maka akan timbul gejala yg lebih berat,
dikarenakan perubahan sistem kardiovaskular dan imunitas dalam kehamilan
(ISUOG)
• Demam
• Batuk
• Mialgia
• Nyeri kepala
• Diare
• CT/Xray abnormal
• Leukopenia
• Limfopenia
• Trombositopenia
Atypical COVID-19:
Leukositosis 17/41 (41%)
Liu H, et al (China)
Leukopenia/ Normal 24/41 (58.5%)
Rasio neutrofil 34/41 (83%)
Keguguran
Tidak ada data
(Trimester pertama)
Kelahiran preterm <37 wks 41.1% (95% CI 25.6-57.6)
Kelahiran preterm <34 wks 15% (95% CI 3.9- 31.7)
Ketuban pecah dini (pPROM)
20.7% (95% CI 9.5-34.9)
(during 1st trim)
Preeklamsia 13.6% (95% CI 1.2-36.0)
Pertumbuhan janin terhambat Tidak ada kasus
Seksio sesaria 91% (95% CI 81.0-97.6)
Kematian perinatal 7% (95% CI 1.4-16.3)
Gawat janin 43% (95% CI 15.3-73.4)
Perawatan di NICU 8.7% (95% CI 0.01-31.4)
APGAR <7 pada 5 menit pertama 4.5% (95% CI 0.4-12.6)
Transmisi vertikal Tidak ada
Asfiksia neonatus 0% (95% CI (0-13.5)
Kapan harus ke Dokter?
Kapan harus USG?
Trimester
pertama
Trimester kedua
Trimester ketiga
• COVID-19 bukan indikasi untuk terminasi kehamilan, kecuali ada keadaan untuk
memperbaiki oksigenasi pada maternal.
• Waktu & metode persalinan sangat individualized, tergantung keadaan klinis
maternal & fetal, usia gestasi dan penyakit penyerta/ penyulit.
• Jika tdpt onset persalinan, dgn kemajuan persalinan yg optimal, dpt
diperbolehkan untuk menjalani persalinan pervaginam.
• Percepatan kala-2 dgn operative vaginal delivery dapat dipertimbangkan.
• Ibu hamil tanpa gejala/ silent carrier dpt menggunakan masker ketika dalam
proses persalinan.
• Dapat dipertimbangkan utk melakukan induksi persalinan, apabila serviks matang
(favorable cervix).
• Bila ditemukan syok sepsis, kegagalan organ, atau gawat janin, dapat
dilakukan seksio sesaria cito. (Atau terminasi kehamilan, bila dilegalkan, untuk
kasus kehamilan yg belum viable).
• Water birth tidak diperbolehkan.
• Penggunaan kortikosteroid utk pematangan paru janin, harus memperhatikan
kondisi keadaan maternal, terutama pd pasien sakit berat.
• Pd kasus persalinan preterm, tidak disarankan utk memberikan tokolisis
dengan tujuan untuk memberikan waktu untuk pematangan paru janin.
• Plasenta, fetus/embrio (hasil/ sisa konsepsi) dari ibu hamil dgn COVID19 hrs
diperlakukan sbg jaringan infeksius. Bila memungkinkan, dapat diperiksakan
untuk qRT-PCR
• Tatalaksana oleh multidisiplin ilmu: Fetomaternal/ OG, neonatologi,
anestesiologi/ intensive care, pulmonologi/ tropik infeksi, mikrobiologi.
• Hingga saat ini blm ada terapi/ pengobatan yang spesifik untuk COVID-19
• Uptodate/ AJOG:
Berghella V, et al. Coronavirus disease 2019 (COVID-19): Pregnancy issues. Uptodate. 2020
Rasmussen SA, et al. COVID-19 and Pregnancy. AJOG. 2020
Andri Welly, MD, OG Di Mascio D, et al. Outcome of Coronavirus spectrum infection during pregnancy. AJOG. 2020
Pemberian obat-obatan utk
preterm labor pd pasien
hamil dengan COVID-19?