Anda di halaman 1dari 44

ABORTUS COMPLETE

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang
PENGERTIAN
dari 20 minggu atau berat janin < 500 gram.

ANAMNESIS keluar darah dari jalan lahir disertai keluar gumpalan dari jalan lahir.

PEMERIKSAAN
Vaginal Toucher : ada pembukaan serviks disertai keluarnya jaringan.
FISIK

PEMERIKSAAN
USG Transabdominal atau transvaginal
PENUNJANG

TATA LAKSANA : Dilatasi dan curretase

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

1. Byrne JL, Ward K. Genetic Factorsin Recurrent abortion. Clin Obstet


Gynecol, 1994 Sept, 37(3): 693-704
2. Coulan CB, Stern JJ. Endocrine./ Factors Associated With Recurrent

KEPUSTAKAAN Spontaneus Abortion, Clin Obstet Gynecol. 1994 Sept, 37 (3): 730-44
3. Eroglu G, Betz G, Torregano C, Import of Histocompability antigens
on pregnancy outcome, Am J obstet Gynecoial, 1992 May,
166(5):1364-9

1
ABORTUS IMMINENS

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk


PENGERTIAN
mempertahankannya.

ANAMNESIS Mengeluarkan darah sedikit dari jalan lahir

- Perdarahan pervaginam sedikit


PEMERIKSAAN
- Nyeri memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali
FISIK
- VT : Tidak ada pembukaan, cervix tidak ada kelainan.

DIAGNOSIS
Abortus imminens
KERJA

PEMERIKSAAN
USG transabdominal atau transvaginal
PENUNJANG

- Tirah baring sampai perdarahan tidak ada

TATA LAKSANA : - Konservatif : spasmolitik atau tambahan hormon progesteron atau


derivatnya

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

4. Byrne JL, Ward K. Genetic Factorsin Recurrent abortion. Clin Obstet


Gynecol, 1994 Sept, 37(3): 693-704
5. Coulan CB, Stern JJ. Endocrine./ Factors Associated With Recurrent

KEPUSTAKAAN Spontaneus Abortion, Clin Obstet Gynecol. 1994 Sept, 37 (3): 730-44
6. Eroglu G, Betz G, Torregano C, Import of Histocompability antigens
on pregnancy outcome, Am J obstet Gynecoial, 1992 May,
166(5):1364-9

2
ABORTUS INSIPIENS

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Abortus yang sedang mengancam ditandai dengan serviks telah mendatar dan
PENGERTIAN ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum
uteri dan dalam prosen pengeluaran.

ANAMNESIS rasa mulas disertai keluarnya darah dari jalan lahir

PEMERIKSAAN
Vagina toucher : ada pembukaan serviks, perdarahan (+)
FISIK

DIAGNOSIS
Abortus Insipiens
KERJA

DIAGNOSIS
Abortus Incomplete
BANDING

PEMERIKSAAN
- USG transabdominal atau travaginal
PENUNJANG
TATA LAKSANA : Dilatasi & Curretase

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

Byrne JL, Ward K. Genetic Factorsin Recurrent abortion. Clin Obstet


Gynecol, 1994 Sept, 37(3): 693-704
KEPUSTAKAAN
Eroglu G, Betz G, Torregano C, Import of Histocompability antigens on
pregnancy outcome, Am J obstet Gynecoial, 1992 May, 166(5):1364-9

3
EKLAMPSIA

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1

Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

PENGERTIAN Penderita eklamsia disertai dengan kejang menyeluruh dan koma.

- Kejang
- Penurunan kesadaran
ANAMNESIS
- Edem pada wajah
-

DIAGNOSIS
Eklamsia
KERJA

- Lab : darah rutrin, urin lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal


PEMERIKSAAN
- USG
PENUNJANG
- Doppler

TATA LAKSANA : - Stabilisasi airway, breathing, circulation


- Obat anti kejang : MgSO4

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

Brown MA. Diagnosis and classificatiob of preeclamsi and other


hypertensive in pregnancy, marcel dekker,Inc. New york,2003, page 1,141

KEPUSTAKAAN Churcill D, Bevers DG. Definition and clasification system of the


hipertensive disorers in pregnancy in churchill D, Beeverrs DG.
Hypertension in pregnancy. BMJ, London,1992

4
ENDOMETRIOSIS

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Endometriosis adalah kelainan yang ditandai adanya kelenjar sertastroma


endometrium di tempat yang tidak umum. Banyak teori menerangkan
PENGERTIAN
kejadian tersebut, namun yang saat ini banyak dianut adalah teori
imunologis.

Kecurigaan terhadap adanya endometriosis harus ditegakkanbilamana ada


ANAMNESIS
gejala dismenore, dispareuni, nyeri panggul, sertainfertilitas

Pemeriksaan klinis ginekologis:

- Ditemukan antara lain nodul-nodul pada ligamenta sakrouterinadan


uterus retroversi terfiksasi.
- Pemeriksaan penunjang :
PEMERIKSAAN o USG
FISIK o Laparoskopi
o Pielografi intravena
o Enema barium
o Foto pelvis-abdomen

Diagnosis pasti dengan pemeriksaan histopatologi

I.Tingkat ringan minimal

Dapat diberikan analgetika

II. Pengobatan Hormonal


TATA LAKSANA : Dewasa ini merupakan terapi utama

1. Pil kontrasepsi kombinasi

Diberikan terus menerus selama 6-12 bulanPil kontrasepsi hanya


mempunyai dampak sedikit terhadapendometriosis, lebih merupakan

5
supresi penyakit daripadakuratif. Di samping itu efek samping estrogen
mungkin akan menonjol.

2. Progestin.
Baik oral maupun suntikan diberikan dengan dosis 30 mg/hari, cukup
efektif, namun efek samping cukup banyak. Berkhasiat
mengurangi/menghilangkan gejala, namun tidak efektif untuk pengobatan
infertilitas.

3. Danazol
Efektifitasnya tidak lebih baik dari hormon-hormon lainnya.
Dosis 2x200 mg tablet selama 6 bulan.
GnRH Agonis
- Dipakai secara intramuskuler, subkutan atau intranasal.
- Pemakaian jangka panjang dapat menimbulkan pseudo-menopause
- Diberikan setiap 2-4 minggu. Pemakaian GnRH agonis perlu
pemantauan kadar estrogen. Dosis disesuaikan dengan kadar estrogen,
umumnya berkisar 20-40 pg/ml (75-150 pmol/l)
- GnRH tidak merubah kadar lipid darah

4. Gestrinone
Gestrinone, yaitu derivat 19 Nortestosteron berupa suntikan.
Dipakai 2 kali/minggu, efektif untuk endometriosis.

III. Pengobaran secara pembedahan.

Metode pembedahan biasa kurang membawa basil. Dengan laparoskopi


morbiditas berkurang tetapi angka kesembuhan sama saja dengan metode
pembedahan biasa.
IV. Pengobatan kombinasi hormon dengan pembedahan
Terapi hormon dapat diberikan selama 3 bulan pra bedah,
dilanjutkan 3 bulan pasca bedah

6
INVERSIO UTERI

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Uterus terpuntir balik sehingga endometrium terdapat di sebelahluar.

Klasifikasi :
1. Inkomplit: uterus terbalik, tapi tidak keluar dari serviks
sehinggahanya terdapat lekukan pada fundus uteri.
2. Komplit: fundus uteri menonjol keluar dari serviks
3. Komplit: fundus uteri menonjol keluar dari serviks
PENGERTIAN
Berdasarkan waktu:
1. Akut: terjadi setelah persalinan
2. Subakut: sudah terdapat konstriksi serviks
3. Kronik: terjadi lebih dari 4 minggu setelah persalinan atau
tidakberhubungan dengan persalinan atau karena
kelainanginekologis

1. Dicari faktor risiko seperti: pengelolaan kala III yang tidakbenar,


kelemahan miometrium kongenital atau didapat, miomauteri terlahir

KRITERIA 2. Syok atau perdarahan pervaginam


DIAGNOSIS 3. Terdapat massa merah kebiruan yang berdarah pada vagina ataudi
luar vulva
4. Pada pemeriksaan luar tidak teraba fundus uteri atau terdapat lekukam

DIAGNOSIS
Inversio uteri
KERJA

DIAGNOSIS
Prolapsus uteri
BANDING

7
PEMERIKSAAN Pemeriksaan Lab :
PENUNJANG Darah rutin
1. Atasi syok
2. Pemberian analgetik kuat
3. Reposisi manual dalam narkose umum (69.94). Agar reposisilebih
mudah dapat diberikan Terbutaline 0,25 mg bolus IV berikan
segera antibiotik, setelah reposisi berhasil berikanoksitosin 20 IU
dalam dextrose 5% paling sedikit selama 24 jam
TATA LAKSANA :
4. Tindakan pembedahan (69.2) dilakukan bila reposisi manual tidak
berhasil
a. Perabdominal (jika uterus masih besar/pasca salin) denganteknik
Haultain dan Huntington
b. Pervaginam (jika ukuran uterus sudah mengecil) antara
laindengan teknik Kustner atau Spinelli.
PROGNOSIS Dubia ad bonam

Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RS drHasan


KEPUSTAKAAN
Sadikin, Bagian Kedua (Ginekologi), 2005

8
KANKER OVARIUM

No. Dokumen No. revisi Halaman


0 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Tumor ganas berasal dari ovarium. Sering juga disebut kankerovarium.

Karena sebagian besar kanker ovarium bersifat karsinoma, maka kanker


ovarium sering dianggap identik dengan karsinoma ovarium.

Klasifikasi
Secara singkat berdasarkan pemeriksaan histopatologi terdapat tiga jenis
kanker ovarium yang terbanyak adalah :
1. Tumor ganas epitel (malignant epithelial tumor)
Tumor ganas ovarium yang berasal dari epitel germinal atau mesotel.
Klasifikasi histologi neoplasma ovarium (WHO, 1973):
a. Neoplasma Epitel :
- Jenis serosum
PENGERTIAN
- Jenis musinosum
- Endometrioid
- Mesonefroid
- Tumor Brenner (transisional)
- Kombinasi jenis-jenis epitelKombinasi epitel dengan unsur lain
- Kanker yang tak berdiferensiasi
2. Tumor ganas sel benih (malignant germ cell tumor)
- Tumor sel granulose
- Tumor sel Sertolli – Leydig
- Ginandroblastoma

3. Tumor sel lipoid


4. Neoplasma sel germinal
9
- Disgerminoma
- Tumor ganas stroma (malignant stromal/sex cord tumor) Tumor
sinus endodermal
- Kanker embrional
- Koriokarsinoma
- Teratoma

5. Gonadoblastoma
6. Tumor jaringan ikat lain yang tidak khas ovarium
7. Limfoma maligna
8. Tumor primer yang tidak dapat diklasifikasi
9. Tumor metastasis
Stadium I

- Ia. Tumor terbatas pada ovariumpada permukaan luar, kapsul


utuh.
- Ib. Tumor terdapat pada kedua ovarium, tidak ada asitestidak ada
tumor pada permukaan luar, kapsul utuh.
- Ic. Tumor stadium Ia dan Ib, disertai pertumbuhan tumorpada
permukaan satu atau dua ovarium, atau kapsul pecah, atau
terdapat asites yang mengandung sel-selganas atau dengan bilasan
peritoneum positif.

Stadium II. Tumor terdapat pada salah satu atau kedua ovarium dengan
penyebaran ke panggul
STADIUM
- IIa. Penyebaran dan /atau metastasis ke uterus dan /atau tuba
KANKER
- IIb. Penyebaran ke jaringan panggul lain
OVARIUM (FIGO
- IIc.Tumor stadium IIa atau IIB, disertai pertumbuhan tumor
1985)
pada permukaan satu atau dua ovarium, atau kapsul pecah, atau
disertai asites yang mengandung sel-sel ganas atau bilasan
peritoneum positif.

Stadium III. Tumor terdapat pada salah satu atau kedua ovarium dengan
implantasi anak sebar di luar pelvis dan/atau kelenjar getah bening
retroperitoneal atau inguinal positif.
Adanya metastasis ke permukaan hepar setara dengan stadium III.
- IIIa. Tumor terbatas pada rongga pelvis minor, KGB
negativetetapi dengan penyebaran mikroskopis di permukaan
peritoneum abdomen.
- IIIb.Tumor pada salah satu atau kedua ovarium dengan

10
penyebaran pada permukaan peritoneum abdomen, dengan
garis tengah yang tidak melebihi 2 cm; KGB negatif.
- IIIc.Terdapat implantasi tumor di abdomen dengan diameter
lebih besar dari 2 cm dan/atau KGB retroperitoneal atau
inguinal positif.

Stadium IV. Tumor meliputi salah satu atau kedua ovarium dengan
metastasis jauh, efusi pleura bila ada, sitologi harus positifmetastasis jauh ke
parenkim hepar.
1. Timbul benjolan di perut dalam waktu yang relatif singkat
2. Gangguan buang air kecil/buang air besar, nyeri perut
3. Ditemukan tumor
a. di rongga pelvis dan dapat meluas hingga rongga perut,
dikiri/kanan uterus, di kavum Douglasi.

KRITERIA b. permukaan tidak rata.


DIAGNOSIS c. Konsistensi padat, kistik dan kistik dengan bagian padat.
d. Mobilitas terbatas, karena perlekatan, nyeri perut.
e. Sering disertai ascites
4. Mungkin ada gangguan haid
5. Laparotomi untuk mengetahui jenis histopatologi dan penentuan
stadium.

DIAGNOSIS
Kanker ovarium
KERJA

DIAGNOSIS
kista ovarium
BANDING

- USG
- Pemeriksaan foto meliputi foto toraks, abdomen, barium
PEMERIKSAAN
enema,pielografi intravena.
PENUNJANG
- CT Scan
- Sitologi cairan ascites.

1. Pembedahan (Staging laparotomi)


a. Aspirasi cairan rongga peritonium untuk pemeriksaansitologi, bila
tidak ada cairan peritonium dilakukan bilasan peritoneal.
b. Biopsi pada :
TATA LAKSANA :
- daerah bagian bawah diafragma
- lateral dari kolon asenden dan kolon desenden
- kavum Douglasi
- peritonium kandung kemih
11
c. Eksplorasi daerah/organ seperti hati, ginjal, mesenterium
usus halus, dan usus besar.
d. Hanya ovarektomi unilateral saja bila stadium Ia atau tidakada
perlengketan, jenis tumor borderline, usia muda, danbelum punya
anak, atau histerektomi totalis dengansalfingoovarektomi
bilateralis pada stadium I dan II.
e. Omentektomi:
- Omentektomi parsial bila secara makroskopis
tidakditemukan lesi metastasis
- Omentektomi total bila secara makroskopis
ditemukanlesi metastasis
f. Biopsi pada setiap perlekatan
g. Limfadenektomi/biopsi kelenjar getah bening yang
h. membesar di daerah pelvik dan paraaorta
2. Kemoterapi

Pada umumnya diberikan setelah terapi pembedahan, kadang- kadang


sebelum pembedahan (neoajuvan).

- Untuk kanker ovarium jenis epitel sebaiknya


kombinasi
- CAP (siklofosfamid, adriamisin, sisplatin), atau AP
(adriamisin, sisplatin), atau EP (epirubisin, sisplatin),
Taksol atau Taksol + Karboplatin
- Untuk jenis sel germinal diberikan: VAC
(vinkristinadriamisin, siklofosfamid) atau PVB
(sisplatin, vinblastinbleomisin).
3. Radiasi
Diberikan setelah terapi pembedahan (pengangkatan massatumor
secara optimal, atau dengan tumor terangkat seluruhnyaatau bila
dengan residu tumor minimal 1,5-2 cm)
4. Kombinasi antara
Pembedahan, kemoterapi, radiasi

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

12
KANKER SERVIKS

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

PENGERTIAN Keganasan primer pada serviks uteri

Anamnesis dan pemeriksaan fisik:

- Lekore
KRITERIA
- Perdarahan pervaginam, spontan atau pasca sanggama
DIAGNOSIS
- Gejala metastasis tergantung organ yang terkena seperti
kandungkencing, rektum, tulang, paru-paru, dll.

DIAGNOSIS
Kanker serviks
KERJA

DIAGNOSIS
Polip serviks
BANDING

- Kolposkopi

- Biopsi, bila perlu dilakukan dilatasi kuretase

- Pemeriksaan laboratorium: hemoglobin, hematokrit, trombosit


PEMERIKSAAN
fibrinogen, kimia darah
PENUNJANG
- Foto rontgen paru-paru, foto polos abdomen/pielografi intravena

- Pemeriksaan histopatologi jaringan serviks

- Rektoskopi dan sistoskopi

a. Pembedahan
- Histerektomekstrafasial bila kanker mikroinvasif <5 mm dan tidak
TATA LAKSANA : terdapat sel tumor pada pembuluh darah/Limfe
- Pembedahan radikal: Histerektomi radikal + limfadenektompelvis dilakukan
pada stadium I-IIa, bila tidak ada kontraindikasi.

13
b. Radiasi
Radiasi interna + radiasi eksterna. Sebaiknya dilakukan
pemberian kemoradiasi (sebelum radiasi diberikan kemoterapi
c. Kemoterapi
Kombinasi antara pembedahan, kemoterapi, radiasi

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

14
KEHAMILAN EKTOPIK

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel
PENGERTIAN pada dinding endometrium kavum uteri. > 95% kehamilan ektopik berada di
saluran telur (tuba fallopi).

ANAMNESIS Nyeri perut hebat mendadak disusul dengan syok atau pingsan.

- Nyeri goyang (+) pada serviksuteri

PEMERIKSAAN - Kavum douglasi menonjol dan nyeri pada perabaan


FISIK - Hematokel retrouterina dapat diraba sebagai tumor di kavum
douglasi.

DIAGNOSIS
Kehamilan Ektopik
KERJA

DIAGNOSIS
Appendicitis akut
BANDING

- Lab : darah lengkap,


- USG transabdomen
PEMERIKSAAN
- Tes kehamilan
PENUNJANG
- Laparaskopi
- Kuldosentesis

- Konservatif
1. Metotreksat 1 amp/mg/kg IV
2. Faktor sitrovorum 0,1 mg/kg IM, Selang seling setiap hari selama
TATA LAKSANA :
8 hari
- Operatif
Laparatomi

15
Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

7. Byrne JL, Ward K. Genetic Factorsin Recurrent abortion. Clin Obstet


Gynecol, 1994 Sept, 37(3): 693-704
8. Coulan CB, Stern JJ. Endocrine./ Factors Associated With Recurrent

KEPUSTAKAAN Spontaneus Abortion, Clin Obstet Gynecol. 1994 Sept, 37 (3): 730-44
9. Eroglu G, Betz G, Torregano C, Import of Histocompability antigens
on pregnancy outcome, Am J obstet Gynecoial, 1992 May,
166(5):1364-9

16
KETUBAN PECAH DINI

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Ketuban pecah dini dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi
uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah
PENGERTIAN
tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban
inferior rapuh, bukan karena seluruh selap[ut ketuban rapuh.

riwayat keluanya air ketuban beupa cairan jernih keluar dari vagina yang
ANAMNESIS
kadang kadang disertai tanda tanda persalinan.

PEMERIKSAAN
Inspekulo : adanya cairan ketuban keluar dari kavum uteri.
FISIK

KRITERIA
Tentukan pecahnya ketuban, dengana danya cairan ketuban di vagina.
DIAGNOSIS

DIAGNOSIS
Ketuban pecah dini
KERJA

PEMERIKSAAN Pemeriksaan Ph vagina 7,1-7,3


PENUNJANG USG

Konservatif:

- Antibiotik
- Jika usia kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban

TATA LAKSANA : masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
- Jika usia kehamilan 32-37minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,
tes busa negatif berikan dexamethason IV, observasi tanda tanda
infeksi, dan DJJ janin
- Jika usia kehamilan 32-37minggu, sudah inpartu, tidak ada

17
infeksi,beriksan tokolitik ( salbutamol, dexamethason, dan induksi.
- Jika usia kehamilan 32-37minggu, sudah inpartu, ada infeksi, beri AB
dan lakukan induksi, nilai tanda tanda infeksi (suhu,leukosit,tanda
tanda intra uterin)
- Dosis dexamethason 5MG iv,.

Aktif

- Kehamilan > 37 minggu induksi dengan oksitosin, bila gagal SC


- Misoprostol 25 mcg-50 mcg intravaginal tiasp 6 jam maksimal 4kali
pemberikan, bila ada tand atanda infekksi beri AB dosis tinggi dan
terminasi kehamilan.
- Bila skor pelvik <4, lakukan pematangan serviks, induksi, jikan gagal
SC.
- Bila skor pelvik >5, induksi persalinan

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

1. Skinner SJM, Campos GA, Liggins GC. College content of human


amniotic membranes: effect of gestationlongsh and prematur Obset
gynecol 1981;57;487-9
2. Capeles EL, MEAD PB. Management of preterm prematur of

KEPUSTAKAAN membranes. Lack of national consensus. Am J Obstet Gynecol


1987;11: 157
3. Vadillo-omega F, Gonzale-Avila G, Karcmer S, Cruz NM. Ayla-Rainz
A, Lama MS Colaggen metabolit in premature rupture on amniotic
membranes. obsetGynecocal1990; 75: 84-8

18
KISTA OVARIUM

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Kista ovarium adalah massa kistik yang berasal dari ovarium yangbersifat
PENGERTIAN jinak

Adanya massa kistik pada adneksa yang dibuktikan melaluipemeriksaan


ANAMNESIS
dalam dan penunjang.

- Myoma uteri subserosa


DIAGNOSIS
- Keganasan ovarium
BANDING
- Appendisitis

PEMERIKSAAN - Massa kistik unilokuler atau multilokuler


PENUNJANG - Tidak didapatkan pertumbuhan papilifer maupun neovaskularisasi
- Observasi: dilakukan pada kista dengan ukuran kurang dari 7cm
- Operatif: bila ukuran kista lebih dari 7 cm, atau kista mengalami
TATA LAKSANA :
puntiran, atau kista ruptur, atau kista mengalami infeksi. Dilakukan
kistektomi, ovarektomi, atau salpingoovarektomi.

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

19
MIOMA UTERI

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

PENGERTIAN Mioma uteri adalah tumor jinak dari unsur otot polos dinding rahim

Mungkin tanpa gejala


 Mungkin ada gangguan haid
 Gangguan akibat penekanan tumor: disuri, polakisuri, retensi
ANAMNESIS urin, konstipasi
 Pembesaran uterus, konsistensi kenyal padat, berbatas jelas, permukaan
berbenjol, umumnya multipel

DIAGNOSIS
Mioma uteri
KERJA

DIAGNOSIS - Keganasan uterus


BANDING - Neoplasma ovarium

PEMERIKSAAN - Massa homogen yang berasal dari dinding rahim


PENUNJANG - Kuretase

- Observasi, bila ukuran mioma kurang atausama dengan uterus


gravida 12 minggu
- Operatif :
1. Dilakukan bila ukuran uterus lebih dari gravida 12 minggu dan

atau disertai penyulit seperti perdarahan, torsi, infeksi


TATA LAKSANA :
degenerasi, gejala penekanan akibat tumor, atau infertilitas

2. Dilakukan miomektomi (68.29) bila fungsi reproduksi


masihdiinginkan, atau histerektomi (68.4) bila pertumbuhannya
cepat atau tidak diperlukan lagi fungsi reproduksi

20
3. Pada pasien yang menolak pembedahan dantanpa keluhan
dapatdicoba diberikan terapi hormon seperti progesteron dan
GnRH analog.

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RS drHasan


KEPUSTAKAAN
Sadikin, Bagian Kedua (Ginekologi), 2005

21
MISSED ABORTION

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam
PENGERTIAN kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya
masih tertahan dalam kandungan.

Kadangkala missed abortion juga diawali dengan abortus iminens yang


ANAMNESIS
kemudian merasa sembuh, tetapi pertumbuhan janin terhenti.

DIAGNOSIS
Missed Abortion
KERJA

DIAGNOSIS
Abortus imminens
BANDING

PEMERIKSAAN - USG Transabdominal atau transvaginal


PENUNJANG - Test Kehamilan

TATA LAKSANA : Dilatasi dan kuratase

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

10. Byrne JL, Ward K. Genetic Factorsin Recurrent abortion. Clin Obstet
Gynecol, 1994 Sept, 37(3): 693-704
11. Coulan CB, Stern JJ. Endocrine./ Factors Associated With Recurrent
KEPUSTAKAAN Spontaneus Abortion, Clin Obstet Gynecol. 1994 Sept, 37 (3): 730-44
12. Eroglu G, Betz G, Torregano C, Import of Histocompability antigens
on pregnancy outcome, Am J obstet Gynecoial, 1992 May,
166(5):1364-9

22
MOLA HIDATIDOSA

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Kegagalan kehamilan normal yang disertai dengan proliferasi seltrofoblas


yang berlebihan dan degenerasi hidrofik, yang secara klinis tampak sebagai
gelembung-gelembung
PENGERTIAN
Klasifikasi :

1. Mola hidatidosa komplit


2. Mola hidatidosa parsial

- Amenore
- Keluhan gestosis seperti
- hiperemesisgravidarum yang berat
ANAMNESIS
- Perdarahan
- Uterus yang lebih besar dari usia
kehamilan
PEMERIKSAAN Klinis terlihat gelembung mola yang keluar dari uterus
FISIK

DIAGNOSIS
Mola hidatidosa
KERJA

DIAGNOSIS
Tumor trofoblas gestasional
BANDING

- USG : Didapatkan gambaran gelembung vesikel (Vesicular


PEMERIKSAAN ultrasonic pattern)
PENUNJANG - Kadar hCG yang lebih tinggi
- Pemeriksaan patologi anatomi
- Perbaiki keadaan umum
TATA LAKSANA :
- Transfusi darah

23
- Pengobatan gestosis sesuai protocol
- Evakuasi dengan vakum kuretase
- Kemoterapi profilaksis
- Histerektomi dilakukan bila usia lebih dari 35 tahun dengan jumlah
anak cukup
- Tirotoksikosis (pengobatan bersama-sama dengan Departemen Ilmu
penyakit dalam
- Emboli paru (pengobatan bersama-sama Departemen Ilmu
penyakit dalam

Evakuasi :

(sesuaikan dengan cara terminasi kehamilan trimester I)

1. Vakum kuretase
a. Bila gelembung sudah ke luar

Setelah keadaan umum diperbaiki langsung dilakukanvakum kuretase dan


untuk pemeriksaan PA dilakukanpengambilan jaringan dengan kuret tajam.
Bila perdarahan banyak: bersamaan dengan perbaikan KUevakuasi harus
segera dilakukan.

b. Bila gelembung belum ke luar.

Pasang laminaria stift, 12 jam kemudian dilakukan vakum kuretase tanpa


pembiusan, kemudian dilakukan kuretase tajam, untuk mengambil jaringan
(untuk pemeriksaan PA). (Pada laporan harus dituliskan: jumlah dan
diameter jaringan mola, perdarahan, ada tidaknya janin atau bagian janin
seperti kantung janin, cairan ketuban dan lain-lain). Khusus untuk pasien
umur 35 tahun atau lebih dengan jumlah anak cukup, dilakukan histerektomi
totalis, baik dengan jaringan mola in-toto atau beberapa hari pasca kuret.

2. Terapi profilaksis: dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :


a. Kemoterapi
Diberikan pada pasien dengan resiko tinggi, yaitu:

- Hasil PA mencurigakan keganasan


- Umur pasien 35 tahun atau lebih yang menolak dilakukan
histerektomi.
- Metotreksat (MTX): 20 mg/hari IM selama 5 hari (ditambah dengan
asam folat) atau
- Aktinomisin D (ACTD): 1 vial (0,5 mg)/ hari IV selama 5 hari

24
b. Histerektomi
Dilakukan terutama pada pasien yang berumur > 35 tahun dengan jumlah
anak cukup

3. Pengawasan lanjut:

Bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin adanya perubahan kearah


keganasan.

Lama Pengawasan: Satu tahun.


Pasien dianjurkan jangan hamil dulu, dengan menggunakan KB
kondom/sistem kalender, atau pil KB bila haid teratur dan tidak
dianjurkan menggunakan IUD atau suntikan

Akhir pengawasan
Bila setelah pengawasan satu tahun, kadar  hCG dalam batas normal,
atau bila telah hamil lagi

Jadwal pengawasan
3 bulan ke-I: dua minggu sekali
3 bulan ke II: 1 bulan sekali
6 bulan terakhir: 2 bulan sekali

Pemeriksaan klinis dan  hCG setiap kali datang


Foto toraks, pada bulan ke-6 dan ke-12 atau bila ada keluhan.
Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

25
PERDARAHAN POST PARTUM

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Perdarahan yang masif > 500 ml setelah bayi lahir, berasal dari tempat
implantasi plasenta, robekan jalan lahir dan jaringan sekitarnya merupakan
salah satu penyebab kematian ibu.

Kausalnya dibedakan atas :

- Perdarahan dari tempat implantasi plasenta


1. Akibat anastesi
2. Distensi berlebihan (gemeli,anak besar, hidramnion)
3. Partus lama, partus kasep
4. Partus presipitatus
5. Persalinan karna induksi oksitosin
6. Multiparitas
7. Korioamnionitis
PENGERTIAN
8. Riwayat atonia sebelumnya\

- Sisa plasenta
1. Kotiledon tersisa
2. Plasenta susenturiata
3. Plasenta akreata, inkareata, perkreata

- Peradarahan karna robekan


1. Episiotomi yang melebar
2. Robekan pada perineum, vagina, dan serviks
3. Ruptura uteri

26
- Gangguan
1. Trombofilia
2. Sindroma HELLP
3. Preeklamsia

DIAGNOSIS
Perdarahan post partum
KERJA

DIAGNOSIS
DIC
BANDING

PEMERIKSAAN - Lab : darah rutin

PENUNJANG - USG Transabdomen

- Atonia uteri
1. Pemberian misoprostol peroral 2-3 tablet (400-600mcg) segera
setelah bayi lahir.
2. Sikap trendelenburg
3. Cairan kristaloid IV
4. Oksigen
5. Masase fundus uteri dan rangsang putting susu

TATA LAKSANA : 6. Oksitosin secara iv atau im


7. Pemasangan tampon kondom dalam kavum uteri
8. Operatif bila tindakan sebelumnya gagal
- Robekan jalan lahir
1. Di klem, diikat dan dengan jahitan cut gut sampai perdaraha
berhenti.
- Retensi Plasenta
1. Eksplorasi kedalam rahim, dengan manual plasenta

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

1. Karkata MK, Mayura M. Kematian ibu bersalin di RSUP Sanglah


denpasar (tinjauan selama tiga tahun 1993-1995). Maj kedokteran
udayana 1996,93:180-5

KEPUSTAKAAN 2. Simanjuntak T, Kaban RM,Hutabarat H. Kematian maternal di


Rumah Sakit Dr Pirngadi Medan 1990-1994. Buku abstrak
perkumpulan obstetri dan ginekologi indonesia, pertemuan ilmiah
tahunan IX,Surabaya, 2-5 juli 1995: 252

27
PLASENTA PREVIA

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Plasenta previa adalah plasenta yang implantasinya tidak normal ialah rendah
sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium.

Klasifikasi

1. Plasenta previa totalis : pasenta menutupi seluruh ostium uteri


internum
PENGERTIAN 2. Plasenta previa parsialis : plasenta yang menutupi sebagian ostium
uteri internum
3. Plasenta previa marginalis : plasenta yang tepinya berada pada
pinggir ostium uteri internum.
4. Plasenta letak rendah plasenta yang implantasi pada segmen bawah
rahim.

ANAMNESIS Keluar darah dari jalan lahir tanpa ada rasa nyeri.

PEMERIKSAAN Vagina toucher : jari tengah meraba forniks posterior untuk mendapat kesan
FISIK ada atau tidak bantalan antara jari dengan bagian terbawah janin

KRITERIA
Perdarahan dari jalan rahim tanpa disertai rasa nyeri.
DIAGNOSIS

DIAGNOSIS
Plasenta previa
KERJA

DIAGNOSIS
Laserasi serviks
BANDING

PEMERIKSAAN - USG
PENUNJANG - Lab : darah rutin

28
- Observasi perdarahan
- Bed rest
- Jika janin masih prematur dipertimbangkan memebrikan sulfas
TATA LAKSANA :
magnesikus untuk menekan his sementara
- Steroid untuk memeprcepat pematangan paru janin
- Jika kehamilan sudah cukup bulan, terminasi kehamilan dengan SC

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

1. Benson RC, Pernoll ML. Handbook of obsetrics and Gynaecology.9th


edit. McGraw-Hill.1994;323-7
2. Cunningham FG,Levono KJ, Bloom SL, Hauth JC, Wenstron KD.
KEPUSTAKAAN
Williams Obstetrics.22nded.McGraw Hill.2005,819-23.
3. KlapholzH. Plasenta previa. In Friedeman. Acker. Sachs. Obstetrical
decision making, 2nd ed,ManlyGraphic Asian Edition,1998;88-9

29
PRE EKLAMSIA RINGAN

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Preeklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri akibat


kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Dibedakan :
- Hipertensi kronik adalah hipertensi pada ibu hamil yang
sudahditemukan sebelum kehamilan atau yang ditemukan pada umur
kehamilan kurang dari 20 minggu, dan yang menetap setelah 12
minggu pasca persalinan.
- Preeklamsi/eklamsi atas dasar hipertensi kronis adalahtimbulnya
PENGERTIAN
preeklamsi atau eklamsi pada pasien hipertensi kronik.
- Hipertensi gestasional adalah timbulnya hipertensi dalamkehamilan
pada wanita yang tekanan darah sebelumnya normal dan tidak
mempunyai gejala-gejala hipertensi kronik atau preeklamsi/eklamsi
(tidak disertai proteinuri). Gejala ini akan hilang >12 minggu pasca
persalinan

1. Umur kehamilan > 20 minggu


2. Hipertensi
3. Tidak ada kejang,
ANAMNESIS 4. penurunan kesadaran
5. penglihatan kabur
6. nyeri kepala hebat
7. nyeri ulu hati.

PEMERIKSAAN 1.Kesadaran: somnolen sampai koma


FISIK 2.Tanda vital: Tekanan darah >160/110 mmHg

30
3.Proteinuria (+3)-(+4)

- TD ≥ 140/90 mmHg.
KRITERIA
- Proteinuria ≥ 300 mg/24jam atau dypstick ≥ 1+
DIAGNOSIS
- Edema pada lengan, muka, peut, tungkai.

DIAGNOSIS
Pre eklamsia ringan
KERJA

DIAGNOSIS
Hipertensi kehamilan
BANDING

- Lab : darah rutrin, urin lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal


PEMERIKSAAN
- USG
PENUNJANG
- Doppler

- Observasi TD, DJJ


TATA LAKSANA :
- Anti hipertensi : Nifedipin

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

1. Report of the national high blood pressure education program


working grup on high blood pressure in pregnancy, 2001. Am farm
physician, 64: 263-70
2. Higgins JR,M de Swiet. Blood Pressure measurement and
classification in pregnancy. Lancet, 2001;357: 131-5
3. Brown MA. Diagnosis and classificatiob of preeclamsi and other
KEPUSTAKAAN hypertensive in pregnancy, marcel dekker,Inc. New york,2003, page
1,141
4. Deeker GA. Risk factor for preeclampsia, clinical obsetrics and
gynecology, 1999,42: 422-35
5. Churcill D, Bevers DG. Definition and clasification system of the
hipertensive disorers in pregnancy in churchill D, Beeverrs DG.
Hypertension in pregnancy. BMJ, London,1992

31
PRE EKLMASI BERAT

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1

Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Preeklamsi dengan TD sistolik ≥160 mmHg dan TD diastolik ≥ 110 mmHg


PENGERTIAN
disertai proteinuria > 5g/24 jam.

- TD sistolik ≥ 160 mmHg, diastolik ≥ 110 mmHg.


- proteinuria > 5g/24 jam
- oliguria
- kenaikan kadar plasma
- gangguan visus dan cerebral : penurunan kesadaran, nyeri kepala,
skotoma dan pandangan kabur.
PEMERIKSAAN - Nyeri epigastrium
FISIK - Edem paru dan sianosis
- Hemolisis mikroangiopatik
- Trombositopenia berat < 100.000 sel/mm atau penurunan trombosit
cepat
- Gangguan fungsi hepar : peningkatan kadar alanin dan asparte
aminotrasnferase
- Sindrom HELLP

DIAGNOSIS
Preeklamsi berat
KERJA

DIAGNOSIS 1. Epilepsi
BANDING 2. Hipertensi menahun, kelainan ginjal dan epilepsi

PEMERIKSAAN Lab : darah rutin, urin lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal
PENUNJANG USG

- Monitoring cairan : RL/DS%


TATA LAKSANA :
- Folley catheter

32
- Obat anti kejang : MgSO4 40%
- Diuretikum : bila ada edem paru
- Anti hipertensi :
1. Lini pertama
nifeipin 10-20mg diulangi setelah 30 menit max dosis 120mg
dalam 24 jam
2. Lini kedua
Sodium nitoprusside 0,2 mcg iv/kg/menit,infus,ditingkatkan 0,25
mcg/kg/5 menit
Diazokside 30-60 mg iv/5 menit atau iv infus 10
mg/menit/dititrasi

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

6. Report of the national high blood pressure education program


working grup on high blood pressure in pregnancy, 2001. Am farm
physician, 64: 263-70
7. Higgins JR,M de Swiet. Blood Pressure measurement and
classification in pregnancy. Lancet, 2001;357: 131-5
8. Brown MA. Diagnosis and classificatiob of preeclamsi and other
hypertensive in pregnancy, marcel dekker,Inc. New york,2003, page
KEPUSTAKAAN 1,141
9. Deeker GA. Risk factor for preeclampsia, clinical obsetrics and
gynecology, 1999,42: 422-35

Churcill D, Bevers DG. Definition and clasification system of the


hipertensive disorers in pregnancy in churchill D, Beeverrs DG.
Hypertension in pregnancy. BMJ, London,1992

33
PROLAPSUS UTERI
No. Dokumen No. revisi Halaman
A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Turunnya/descend/desencus atau penonjolan (protusio/bulging)/herniasi isi


PENGERTIAN organ panggul ke dalam vagina atau ke luar vagina akibat kelemahan
struktur penyokong dasar panggul.
- Perasaan berat pada perut bagian bawah
- Penonjolan atau protusio jaringan pada vagina atau melewati vagina
- Low back pressure/pain
- Perubahan fungsi seksual
- Keluhan berkemih meliputi:
o Inkontinensia stres (tekanan)
ANAMNESIS
o Urgensi dan inkontinensia urge
o Inkontinensia campuran
o Disfungsi berkemih (hesitansi atau gangguan
pengosongankandung kemih
o Perlu memasukan organ prolapsus saat berkemih
o Sulit defekasi pada rektokel

Pemeriksaan ginekologis :

- Pemeriksaan system Prolaps organ pelvic Quantification system)


untuk menentukan derajat prolapsusuteri, sistokel, dan rektokel
PEMERIKSAAN - Tes stres/Tes valsalva
FISIK - Tes Bonney
- Perhatikan adanya ulkus pada porsio
- Pemeriksaan sitologi (Pap Smear) untuk
menyingkirkankeganasan serviks

DIAGNOSIS
Prolapsus uteri
KERJA

34
DIAGNOSIS
Inversio uteri kronis
BANDING

PEMERIKSAAN
Pap smear
PENUNJANG

1. Tanpa pembedahan, dilakukan prolaps uteri derajat 1, Dilakukan


latihan otot dasar panggul atau pemakaian Pessarium
2. Pembedahan
- Histerektomi vagina
- Kolporafi anterior
TATA LAKSANA :
- Kolpoperineorafi
- Operasi Manchester Fothergil
- Operasi LeFort
- Fiksasi sakrospinosus
- Kolposuspensi dengan mesh

PROGNOSIS Dubia ad bonam

35
RUPTURA PERINEUM

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Robeknya mukosa vagina dan atau kulit badan perineum yangdisebabkan


proses persalinan normal, episiotomi, persalinan buatan, atau trauma
lainnya,

Klasifikasi trauma perineum menurut RCOG


- Derajat 1: Laserasi hanya mengenai mukosa vagina dan/atau kulit
perinium
- Derajat II : Robekan mencapai otot-otot perineum tetapi
PENGERTIAN tidakmengenai otot sfingter ani
- Derajat 3 : Robekan mengenai otot sfingter ani
 Derajat 3a : Robekan mengenai <50% otot sfingter ani
eksterna
 Derajat 3b : Robekan mengenai >50% otot sfingter ani
eksterna
 Derajat 3c : Robekan mengenai otot sfingter ani interna
 Derajat 4 : Derajat 3 disertai dengan robekan mukosa anus

Tidak dapat menahan flatus, feses cair atau lembek yang


dirasakan setelah persalinan
• Feses keluar dari vagina saat BAB
• Riwayat persalinan dengan episiotomi
ANAMNESIS • Riwayat persalinan dengan bantuan alat
• Persalinan dengan dugaan trauma traktus genital
• Pernah mengalami robekan perineum sebelumnya
• Adanya faktor risiko terjadinya ruptura perineum, antara lain:
o Persalinan dengan ekstraksi forseps (7%)
36
o Nullipara (4%)
o Kala II lebih dari 1 jam (4%)
o Distosia bahu (4%)
o Episiotomi mediana (3%)
o Posisi oksipito posterior menetap (3%)
o Berat bayi >4000gr (2%)
o Induksi persalinan (2%)
o Analgesia epidural (2%)
Pemeriksaan ginekologis:
 Pemeriksaan inspeksi daerah genital
PEMERIKSAAN  Pemeriksaan inspekulo
FISIK  Pemeriksaan rectal toucher
 Pemeriksan pill rolling action

DIAGNOSIS
Ruptur perineum
KERJA

PEMERIKSAAN - USG
PENUNJANG - Anal manometri

1. Perbaikan perineum langsung dilakukan setelah persalinan


ataumaksimal 24 jam pascasalin bila tidak ada infeksi atau inflamasi,
dengan golden period 6-8 jam
2. Bila lebih dari 24 jam pascasalin maka perbaikan perineum
dilakukan 3 bulan pascasalin
TATA LAKSANA :
Tehnik pembedahan :
- Sfingterorafi
- Perineoprafi
- Sfingteroplasti
- Perineoplasti

PROGNOSIS Dubia ad bonam

37
RUPTURA UTERI

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Robeknya dinding rahim, pada saat kehamilan atau persalinandengan


PENGERTIAN
atau tanpa robeknya peritoneum.

Adanya faktor predisposisi.


Nyeri perut mendadak dengan tanda-tanda adanya perdarahan
intraabdominal.
Perdarahan pervaginam bisa sedikit atau banyak.
Syok dengan gambaran klinis yang biasanya tidak sesuai
dengan jumlah darah yang keluar, karena adanya perdarahan
ANAMNESIS intra abdominal.
Kadang-kadang disertai sesak nafas/nafas cuping hidung atau
nyeri bahu.
His tidak ada.
Bagian janin teraba langsung di bawah kulit dinding perut.
Bunyi jantung janin tidak terdengar.
Urin bercampur darah

Pada ruptura uteri inkomplit :


1.Nyeri perut mendadak.
2. Tidak jelas ada tanda perdarahan intraabdominal.
3. Perdarahan pervaginam.
PEMERIKSAAN 4. Dapat terjadi syok.
FISIK 5. His bisa ada atau tidak ada.

Bagian janin tidak teraba langsung di bawah kulit dinding perut :


-
Bunyi jantung janin bisa terdengar atau tidak.
-
Urin bisa bercampur darah.

38
-
Pada eksplorasi rahim setelah janin lahir terdapat robekan dinding
rahim tanpa ada robekan peritoneum.

DIAGNOSIS
Ruptur uteri
KERJA

DIAGNOSIS
Akut abdomen pada kehamilan abdominal lanjut
BANDING

PEMERIKSAAN Laboratorium:

PENUNJANG Hemoglobin, Leukosit, Hematokrit, Trombosit

1. Atasi syok segera, berikan infus cairan intravena, transfusedarah,


oksigen dan antibiotic
TATA LAKSANA : 2. Laparotomi
Tindakan histerektomi atau histerorafi bergantung pada bentuk
jenis dan luas robekan.

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

3. Cunningham FG, Leveno KJ, Hautch JC, Gilstrap III LC, wenstrom
KD. Williams Obstetrics,22nd ed newyork McGraw-Hill,2005;
Chapter 35 obstetrical hemorrhage: 810-48
4. Karkata MK, Mayura M. Kematian ibu bersalin di RSUP Sanglah
KEPUSTAKAAN denpasar (tinjauan selama tiga tahun 1993-1995). Maj kedokteran
udayana 1996,93:180-5
5. Simanjuntak T, Kaban RM,Hutabarat H. Kematian maternal di
Rumah Sakit Dr Pirngadi Medan 1990-1994. Buku abstrak
perkumpulan obstetri dan ginekologi indonesia

39
SOLUSIO PLASENTA

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat


implantasinya yang normal padalapisan desidua endometrium sebelum
waktunya yakni sebelum anak lahir.

PENGERTIAN Katagori plasenta :

1. Solusio plasenta ringan


2. Solusio plasenta sedang
3. Solusio plasenta berat

- Nyeri perut hebat


ANAMNESIS
- Keluar darah dari hjalan lahir sedikit sedikit\

- Perdarahan melalui vagina

PEMERIKSAAN - Nyeri pada uterus


FISIK - Kontraksi tetanik pada uterus
- Djj janin irreguler

DIAGNOSIS
Solusio plasenta
KERJA

- USG
- Lab : darah rutin, waktu pembekuan,protombrin, tromboplastin
PEMERIKSAAN
parsial, kadar fibrinogen
PENUNJANG
- MRI
- Uji coba Kleihaver - Betke

TATA LAKSANA : Terminasi kehamilan SC

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS
Ad functionam : bonan

40
Ad sanationam : dubia ad bonam

4. Benson RC, Pernoll ML. Handbook of obsetrics and Gynaecology.9th


edit. McGraw-Hill.1994;323-7
5. Cunningham FG,Levono KJ, Bloom SL, Hauth JC, Wenstron KD.
KEPUSTAKAAN
Williams Obstetrics.22nded.McGraw Hill.2005,819-23.
6. KlapholzH. Plasenta previa. In Friedeman. Acker. Sachs. Obstetrical
decision making, 2nd ed,ManlyGraphic Asian Edition,1998;88-9

41
SYOK HEMORAGIK DALAM KEBIDANAN

No. Dokumen No. revisi Halaman


A 1
Ditetapkan oleh
Direktur
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK
KLINIS

dr. M. Iqbal, Sp. A

Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke dalam


jaringan sehingga tidak dapat nemenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme.
PENGERTIAN
Penyebab terjadinya syok dalam kebidanan adalah perdarahan,neurogenik,
kardiogenik, endotoksisk/septik.anafilaktik,dan penyebab syok yang lain
seperti emboli, kompikasi anestesi, dan kombinasi.

Lemah, pucat, keringat dingijn, sianosis jari jari, sesak napas, penglihatan
ANAMNESIS
kabur, gelisah, tekanan darah menurun, oliguria/anuria.

Kelas Jumlah perdarahan Gejala klinik

I 15%  Td dan nadi

(Ringan) normal
 Tes Tilt (+)

II 20-25%  Takikardi-

(sedang) takipnue
 TD <30 mmHg
PEMERIKSAAN
 TD sistolik
FISIK rendah
 Pengisian darah
kapiler lambat

III 30-35%  Kulit dingin,

( berat) berkerut, pucat


 TD sangat
rendah
 Gelisah

42
 Oliguria (<
30ml/jam)
 Asidosis
metabolik (Ph
<7,5)

IV 40-45%  Hipotensi berat

(sangat berat)  Hanya nadi


karotis yang
teraba
 Syok ireversible

DIAGNOSIS
Syok Hemoragic
KERJA

PEMERIKSAAN Lab : darah rutin

PENUNJANG USG

1. Oksigen / pasang ETT


2. Naikan kaki keatas untuk meningkatkan aliran darah ke sirkulasi
sentral
3. Pasang 2 set infus atau lebih untuk tranfusi. Cairan infus dan obat I.V
bagi paisien yang syok, jika sulit mendapatkan vena pasang kanul
intrafemoral.
4. Tranfusi whole blood dengan cross matched, jika tidaka ada berikan
darah O sebagai Life saving
5. Larutan kristaloid : RL/nacl/Glukosa 5%
6. Larutan koloid : desxtrose 40 atau 70, fraksi protein oasma
7. Analgesik : morfin 10-16% mg IV. Jika ada rasa sakit, kerusakan
jaringan atau gelisah.
TATA LAKSANA :
8. Kortikosteroid : hidrokortison 1g atau dexamethason 20 mg IV pelan
pelan, masih kontroversi, dapat menurunkan resistensi perifer dan
meningkatkan kerja jantung dan meningkatkan perfusi jaringan
9. sodium bikarbonat 100 mEq IV jika asidosis
10. vasopresor untuk menaikan TD dan mempertahankan perfusi renal.
- Dopamin : 2,5mg/kg.menit IV sebagai pilihan utama
- Beta adrenergik stimulan : isoprenalin 1mg dalam 500ml glukosa
5% IV.
11. Monitoring :
- CVP normal 10-12 vm air
- Nadi
- Td

43
- Produksi urin
- Tekanan kapiler paru normal 6-18 Torr
12. Perbaikan klinik : pucat, sianosis, sesak, keringat dingin dan
kesadaran

Ad vitam : bonam
PROGNOSIS Ad functionam : bonan
Ad sanationam : dubia ad bonam

1. Chamberlain G, Street. ABC of labour care. Obsetric emergencies.


Clinical review. BMJ 1999;318:1342-5 (15 may
2. Hensleigh PA. Anti-Shock garment providesn resuscitation and

KEPUSTAKAAN haemostatis for obsetric haemorrage. BJOG 2002 Dec;109 (12):


1377-84
3. Hosteler DR,Bosworth MF.Uterine Inversion.A Life-Threatening
Obsetric Emergency. J Am Board Farm Pract. 2002; 13 (2); 120-3

44

Anda mungkin juga menyukai