Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


PREEKLAPMSIA BERAT (PEB) ATERM
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
JAWA TIMUR
2013 2015
No. Dokumen :

Tanggal Terbit :

Ditetapkan tanggal : ..
Direktur

Dr. Budi Rahaju, MPH


NIP. 19551011 198210 2 001
PREEKLAPMSIA BERAT (PEB) ATERM
O.14.1
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis

5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding

7. Pemeriksaan
Penunjang

Tekanan darah 160/110 mmHg yang terjadi pada kehamilan lebih dari 20 mgg, dengan
proteiuria 2 gr/ 24 jam
1.
Tekanan darah tinggi pada kehamilan, ditemukan mulai usia kehamilan >
20 minggu
2.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi sebelum hamil
3.
Ada atau tidaknya gejala impending eklampsia
4.
Saat ini umur kehamilan 37 minggu
1.
Tekanan darah 160/ 110 mm Hg
2.
Pemeriksaan obstetri : sesuai dengan kehamilan usia lebih dari 37 minggu (Inspeksi,
Palpasi, Auskultasi)
Hamil usia lebih dari 37 minggu dengan disertai peningkatan tekanan darah mulai pada
usia kehamilan lebih dari 20 minggu dengan salah satu atau lebih gejala dan tanda di
bawah ini :
1.
Tekanan darah sistolik 160/110 mmHg atau diastolik 110 mmHg dalam dua kali
pengukuran dengan jarak 6 jam setelah usia kehamilan 20 minggu
2.
Proteinuria 2,0 gr/24 jam atau +2 atau lebih
3.
Oligouri, produksi urine <500 cc/24 jam
4.
Kenaikan kreatinin serum
5.
Gangguan cerebral atau penglihatan, gangguan kesadaran, nyeri kepala, skotoma
6.
Edema paru dan cyanosis
7.
Nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas abdomen
8.
Gangguan fungsi hati tanpa adanya etiologi lain
9.
Hemolisis mikroangiopatik
10. Trombositopenia < 100.000
11. HELLP Syndrome
SEVERE PREECLAMPSIA (PREEKLAMPSIA BERAT/PEB) ATERM
1.
Hipertensi gestasional
2.
Hipertensi kronis superimposed preeklampsia
3.
Hipertensi Kronis
4.
Preeclampsia Ringan
Darah Lengkap : Hemoglobin dan Hematokrit
Peningkatan hemoglobin dan hematokrit berarti :
1.
ada hemokonsentrasi, yang mendukung diagnosis
preeclampsia
2.
menggambarkan beratnya hipovolemia
3.
nilai ini akan menurun bila terjadi hemolisis
Urine Lengkap
3.
Renal Function Test (RFT) : Kreatinin serum, asam urat serum, nitrogen urea darah

8. Terapi

(BUN)
Peningkatannya menggambarkan :
Beratnya hipovolemia
Tanda menurunnya aliran darah ke ginjal
Oliguria
Tanda preeclampsia berat
Transaminase Serum : SGOT, SGPT
Peningkatan transaminase serum menggambarkan preeclampsia berat dengan
gangguan fungsi hepar
5.
Lactic Acid Dehydrogenase (LDH) : menggambarkan adanya hemolisis
6.
Albumin serum dan Faktor Koagulasi (Faal Hemostasis) :
menggambarkan kebocoran endothel, dan kemungkinan koagulopati
Morfologi sel darah merah pada hapusan darah tepi :
Untuk menentukan :
1.
adanya mikroangiopatik hemolitik anemia
2.
morfologi abnormal erytrocyte, schizocytosis dan
spherositosis
Perawatan Aktif, Agresif
1.
Tujuan : Terminasi Kehamilan
2.
Indikasi :
1) Indikasi Ibu
a) Kegagalan terapi Medikamentosa
(1) Setelah 6 jam sejak dimulai pengobatan medikamentosa, terjadi kenaikan
darah yang persisten
(2) Setelah 24 jam sejak dimulainya pengobatan medikamentosa terjadi
kenaikan desakan darah yang persisten
b) Tanda dan gejala Impending Eklampsia
c) Gangguan fungsi hepar
d) Gangguan fungsi ginjal
e) Dicurigai terjadi solusio plasenta
f) Timbulnya onset partus, ketuban pecah, perdarahan
2) Indikasi Janin
a) Usia kehamilan 37 minggu
b) IUGR berat berdasarkan pemeriksaan USG
c) NST patologis dan profil biofisik abnormal
d) Timbulnya oligohidramnion
3) Indikasi Laboratorium : trombositopenia progresif, yang menjurus ke HELLP
Syndrome
3.
Terapi Medikamentosa
Infus RD5 60-125 cc/ jam
SM terapi :
a) loading MgSO4 20% 4 gr IV
b) loading MgSO4 40% 10 gr drip dalam 6 jam
Maintenance 5 gr MgSO4 40% drip dalam 6 jam
Antibiotik : Ampicillin 3x1 gr IV
Antihipertensi : Nifedipin 3x5 mg bila terjadi krisis hipertensi (systole > 180 mmHg
atau diastole 110 mmHg) berikan catapres titrasi k/p
4.
Cara Persalinan: sedapat mungkin persalinan diarahkan
pervaginam
1) Penderita belum inpartu
a. Dilakukan induksi persalinan bila Bishop Score 6
Bila PS<6 dilakukan pematangan cervix dengan misoprostol 25 microgram/6
jam (maksimal 2 kali). Induksi persalinan harus sudah mencapai kala II dalam
waktu 24 jam. Bila tidak, induksi persalinan dianggap gagal, dan harus segera
disusul dengan dilakukan SC.
b. Indikasi dilakukan SC apabila :
(1) Tidak ada indikasi untuk persalinan pervaginam
(2) Induksi persalinan gagal
(3) Terjadi maternal distress
(4) Terjadi fetal distress
2) Penderita sudah inpartu

a. Perjalanan persalinan diikuti dengan grafik friedman. Fase laten dilakukan


amniotomi dan oksitosin drip. Fase aktif dilakukan amniotomi
b. Mempercepat kala II sesuai dengan syarat dan indikasi
1.
Kondisi penyakit ibu dan kondisi janin
2.
Tujuan dan tatacara tindakan medis
3.
Alternatif tindakan medis dan resikonya
4.
Rencana perawatan, pemberian obat-obatan dan tindakan yang dilakukan
5.
Kemungkinan resiko dan komplikasi yang bisa terjadi kepada ibu dan janinnya
6.
Prognosa penyakit dan prognosa terhadap tindakan yang dilakukan
Ad vitam
: dubia ad bonam / malam
Ad sanationam : dubia ad bonam / malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam / malam
I/II/III/IV
A/B/C

9. Edukasi

10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan
(Vancouver)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Prof. dr. Soetomo Soewarto, SpOG-K


Dr. Imam Wahyudi, SpOG-K
Dr. dr. Kusnarman Keman, SpOG-K
Dr. Nugrahanti Prasetyorini, SpOG-K
Dr. dr. Bambang Rahardjo, SpOG
Dr. M. Nooryanto, SpOG
Dr. Suheni Ninik Hariyati,SpOG
Tekanan darah terkendali
Protein urine negatif atau +1
Tidak terjadi komplikasi
Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam kehamilan di Indonesia, Himpunan
Kedokteran Fetomaternal 2012
Cunningham FG, Leveno KJ, Alexander JM, Bloom SL. Williams Obstetrics 23rd
edition. Mc GrawHill. New York. 2010
Lindheimer MD, Roberts JM, Cunningham FG. Chesleys Hypertensive Disoreders in
Pregnancy 3rd ed. Elsevier. New York. 2009.
Cohen WR, Cherry and Merkatzs Complication of Pregnancy 5th ed. Lippincott
Williams and Wilkins. Philadelphia. 2000.
Creasy RK, Resnik R., Maternal Fetal Medicine Principles and Practice 5th ed.
Saunders. Philadelphia. 2004
Burrow GN, Duffy TP and Copel JA. Medical Complications During Pregnancy 6th ed.
Elsevier Saunders. Philadelphia. 2004
Reece EA dan Hobbins JC. Cilinical Obstetrics The Fetus and Mother. 3rd ed.
Blackwell Publishing. Massachusetts. 2007

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


PROSEDUR TINDAKAN
SECTIO CAESAREAN
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
JAWA TIMUR
2013 2015
No. Dokumen :

Tanggal Terbit :

Ditetapkan tanggal :
Direktur

Dr. Budi Rahaju, MPH


NIP. 19551011 198210 2 001
SECTIO CAESAREAN
ICD 9 CM 74.1
1. Pengertian (Definisi)
2. Indikasi
3. KontraIndikasi

Suatu prosedur persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui


suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim
Terminasi kehamilan
Didapatkan kontraindikasi persalinan pervaginam
Kondisi pasien unoperable

4. Persiapan

5. ProsedurTindakan

6. PascaProsedurTinda
kan

1. Penegakan diagnosis
2. Inform consent :
a. Diagnosis kerja, diagnosis banding
b. Dasar diagnosis
c. Tindakan kedokteran yang akan dilakukan
d. Indikasi tindakan
e. Tatacara tindakan
f. Tujuan tindakan
g. Resiko dan komplikasi tindakan
h. Prognosis
i. Alternatif dan resiko lain-lain
3. Persiapan pasien
a. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjanglainnya
b. Konsultasi bagian anestesi dan cardiologi
c. Sehari sebelum operasi:
i. Puasa 6 jam sebelum tindakan operasi
ii. Pemberian antibiotik profilaksis 1 jam sebelum tindakan
operasi
iii. Persiapan darah
iv. Pemasangan dauer catheter di kamar operasi
v. Pasien dilakukan cukur rambut kemaluan dan kebersihan
lapang operasi kurang dari 6 jam
4. Persiapan alat dan obat-obatan
i. Persediaan darah untuk transfusi
ii. Premedikasi dengan antibiotik profilaksis
1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan anesthesi
(GA, SAB)
2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine,
demarksi lapangan operasi dengan doek steril.
3. Dibuat incisi kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai
dibawah umbilicus 10 cm atau insisi pfanenstiel, insisi diperdalam
secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei
terbuka.
4. Tampak uterus gravidarum. Pasang kassa laparatomi.
5. Dibuat bladder flap dengan menginsisi peritoneum visceral 2 cm
diatas plika vesica uterine, dilebarkan ke lateral, dijauhkan ke caudal
dengan hak besar untuk melindungi vesica urinaria.
6. Dibuat insisi pada SBR 1 cm di bawah insisi bladder flap,
dilebarkan ke lateral secara tumpul dengan jari, keluar ketuban
warna ., janin dilahirkan dengan (meluksir kepala, meluksir
bokong, ekstraksi kaki), laki-laki / perempuan, berat ..gram,
panjang ..cm, A / S ., jam .kemudian bayi dirawat.
7. Placenta dilahirkan dengan tarikan ringan
8. Explorasi cavum uteri, tidak terdapat perdarahan dan sisa plasenta.
9. Dibuat jahitan sudut pada kanan dan kiri SBR, dilanjutkan dengan
jahitan jelujur feston 2 lapis.
10. Dilakukan reperitonealisasi, kassa laparatomi di keluarkan.
11. Evaluasi perdarahan aktif tidak ada. Uterus kontraksi baik. Adnexa
D / S dalam batas normal.
12. Darah dibersihkan. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.
13. Operasi selesai
1. Bila anestesi GA pasien puasa sampai sesudah bising usus (+)
dan flatus (+), bila anestesi SAB, pasien boleh langsung intake oral
bertahap
2. Memeriksa secara teratur tanda-tanda vital, keluhan subyektif,

7. Tingkat Evidens
8. Tingkat
Rekomendasi
9. PenelaahKritis

10. IndikatorProsedurTin
dakan

11. Kepustakaan

kontraksi uterus, fluxus,produksi urine.


3. Membimbing pasien melakukan mobilisasi
4. Rawat luka pada hari ke-3 post operasi
5. jika luka operasi baik dan dapat BAK secara spontan, tidak
didapatkan lagi indikasi untuk pasien rawat inap maka pasien
dapat dipulangkan.
I/II/III/IV
A/B/C
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.

Prof. dr. Soetomo Soewarto, SpOG-K


Dr. Imam Wahyudi, SpOG-K
Dr. dr. Kusnarman Keman, SpOG-K
Dr. Nugrahanti Prasetyorini, SpOG-K
Dr. dr. Bambang Rahardjo, SpOG
Dr. M. Nooryanto, SpOG
Dr. Suheni Ninik Hariyati,SpOG
Kondisi ibu baik
Tidak terjadi komplikasi
Tidak terjadi perdarahan atau infeksi
Luka operasi baik
Roch JA dan Jones HW. The Lindes Operative Gynecology. 10th
ed. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia. 2005
2. Baskett TF, et al. Munro Kerrs Operative Obstetrics 11th ed.
Saunders Elsevier, Philadelphia. 2007
3. Hankins GD., et al. Operative Obstetrics. Appleton and Lange.
Connecticut. 1995

CLINICAL PATHWAYS
PREEKLAMPSIA BERAT(PEB), ATERM,
TINDAKAN SC
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
JAWA TIMUR
Kriteria Inklusi
Pasien dengan :

Tekanan darah sistolik 160/110 mmHg atau diastolik 110 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan jarak 6
jam
Usia kehamilan 37 minggu
Proteinuria 2,0 gr/24 jam atau +2 atau lebih
Pasien PEB aterm dengan salah satu atau lebih gejala/tanda di bawah ini :
1. Cephalopelvic disproportion
2. Kelainan letak (Letak Sungsang/ Letak Lintang/Letak Oblique)
3. Gemelli
4. Bekas SC
5. Placenta Previa
6. Makrosomia
7. Maternal distress
8. Fetal distress

Kriteria Eksklusi
Pasien PEB aterm dengan :
Kala 2
Inpartu, dalam waktu 24 jam sudah mencapai kala II
Terdapat kontraindikasi persalinan pervaginam

Petunjuk Pengisian
Setiap ada perubahan diluar protocol CP yang berkaitan dengan diagnose dan komplikasi, terapi dan
semua hal klinis dianggap sebagai varian, dan dicatat di kolom varian tentang : tgl/jam varian terjadi,
kondisi yang terjadi, tindakan yang diambil, tandatangan dan nama terang yang bertugas. Protokol CP ini
kemudian tidak bisa dilanjutkan, dan seterusnya menggunakan lembar 5 (L-5)
Adanya kondisi seperti : pasien/keluarga menolak tindakan dan perawatan karena alasan ketidakmauan
dan ketidakmampuan ekonomi sehingga pasien tidak bisa memenuhi tahapan pelayanan sesuai protocol
CP dianggap sebagai varian dan dicatat seperti hal no.3, namun protocol CP ini masih bisa dilanjutkan
sampai batas waktu untuk dievaluasi.
Tanda positif berarti harus dilakukan, tanda negatif berarti tidak boleh dilakukan, tanda positif/negatif
berarti dilakukan apabila diperlukan. Kolom kosong tanpa tanda berarti tidak dilakukan. Tanda (+/-) harus
dilingkari salah satu. Bila Tidak dikerjakan dicoret dan diberikan keterangan
Kolom keterangan berisi hal-hal penting yang dikerjakan/tidak dikerjakan dengan alasan yang tertulis
untuk memperjelas tindakan/pelayanan sesuai protocol CP
Protokol CP ini berlaku sejak tgl 1 Januari 2014- 31 Maret 2014 (versi 1),berisi 4 lembar.
Protokol CP ini disimpan dalam rekam medis pasien di halaman sebelum L-5

LEMBAR INFORMASI PASIEN/KELUARGA


DALAM PEMAKAIAN CLINICAL PATHWAY
Clinical pathway (CP) atau alur klinis berisi tahap pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit untuk kondisi
spesifik penyakit pasien, dengan mematuhi CP ini berarti Dokter yang merawat, Perawat, Petugas Gizi,
Farmasi dan Rehabilitasi dan semua pihak, serta pasien/keluarga yang diperlukan dalam perawatan pasien
akan berperan aktif sesuai protokol standar dan terbaik yang harus diberikan. Clinical Pathway ini juga bisa
membantu pasien dan keluarga pasien mengetahui rencana perawatan dan tindakan yang akan diambil serta
perkiraan lama perawatan, dengan demikian bisa membantu pasien dan keluarga tahu lebih awal tentang hal
tersebut dan mendukung upaya penyembuhan dan pemulangan pasien dari Rumah Sakit.
Pasien dan keluarga pasien akan mengetahui segera : Nama dokter yang merawat, perawat dan semua
petugas yang memberikan pelayanan.
Pasien dan keluarga akan dilibatkan dalam edukasi/pendidikan tentang penyakit pasien dan perawatan yang
dilakukan baik di Rumah Sakit maupun selama di rumah.
LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN/KELUARGA
DALAM PEMAKAIAN CLINICAL PATHWAY
Sesudah mendapatkan informasi tentang pemakaian Clinical Pathway, Saya yang bertandatangan dibawah ini
Nama

..

Umur

..

Alamat

..

Hubungan dengan pasien


(jika bukan pasien sendiri)

..

Saya telah mengerti dan menyetujui pemakaian CP ini untuk sebaik-baiknya pelayanan selama di Rumah
Sakit dr. Saiful Anwar Malang
Malang, ......
Pemberi Persetujuan Dokter yang menerangkan

Saksi I

Saksi II

)(

)(

)(

CLINICAL PATHWAYS
PREEKLAMPSIA BERAT (PEB), ATERM
TINDAKAN SC
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
JAWA TIMUR
No. Dokumen :

Tanggal Terbit :

Ditetapkan tanggal :

Direktur

Dr. Budi Rahaju, MPH


NIP. 19551011 198210 2 001
Nama Pasien:

Diagnosis Awal: Preeklampsia Berat,


Aterm
R. Rawat

Aktivitas Pelayanan

1.
2.
3.

Umur:
Berat Badan:

..kg
Kode ICD 10 : O14.1

Kamar Bersalin
Recovery Room
Ruang 8

Tgl/Jam
masuk:

Tgl/Jam keluar:

Lama Rwt

Kelas:

Tarif/hr (Rp):

Biaya (Rp)

..

... hari

..

..

... hari

..

... hari
Rawat Inap

..

Hari
Rawat 2

Hari
Rawat 3

Hari
Rawat 4

Admisi
IGD

Kamar
Bersalin

Ruang Rawatan
Diagnosis :
Penyakit Utama :
Penyakit Penyerta :

Panggul Sempit Relatif

Letak Sungsang

Gemelli

Bekas SC

Letak Lintang

Placenta Previa

Makrosomia

Komplikasi :

dema Paru

agal ginjal dan hepar

IC

olusio Plasenta

ELLP Syndrome

ecompensasio cordis

VA

.
Komplikasi Janin :

IRJ

Tinggi Badan:
Nomor Rekam Medis:
..cm
.
Rencana rawat : 5 hari

Hari
Rawat 1

OK/Recovery
Room

Ruang
4/8

Ruang
4/8

Ruang
4/8

Ruang
4/8

Preeklampsia Berat (PEB), Aterm

E
G
D
S

+/+/+/+/+/+/+/+/-

+/+/+/+/+/+/+/+/-

+/+/+/+/+/+/+/+/-

+/+/+/+/+/+/+/+/-

+/+/+/+/+/+/+/+/-

+/+/+/+/+/+/+/+/-

+/+/+/+/+/+/+/+/-

+/-

H
D
C

Biaya

Hari
Rawat 5

Keterangan

UGR
G

awat Janin

+/+/+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+
+
+
+
+

+
+
+

+
+
+

+
+
+

+
+
+

+
+
+

+/+/+/+/+/-

+/+/+/+/+/-

+/+/+/+/-

+/+/+/+/-

+/+/+/+/-

+/+/+/+/-

+/+/+/+/+/+/+/+/+/+/+/+/+/+/+/+/-

+/+/+/-

+/+/+/-

+/+/+/-

+/+/+/-

+/+/+/-

+/+/+/+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

UFD

Asessmen Klinis :
Pemeriksaan Dokter
Pengkajian Keperawatan
Kajian awal Gizi
Pengkajian Kefarmasian
Konsultasi :

IPD

Anestesi

Cardiologi

Neurologi

.
Pemeriksaan Penunjang :

FT (SGOT/SGPT)

FT (Ur/Cr)

TG

SG Obstetri

sam urat

DA

DH

lbumin

otal Protein

erum elektrolit (Na,K,Cl)

ipid profile

rotein Esbach

H (PTT/APTT)

.
Tindakan :

emasangan infus

emasangan kateter

.
Tindakan
Keperawatan/Kebidanan :

Asuhan keperawatan /
kebidanan total

Asuhan keperawatan /
kebidanan mandiri

Asuhan keperawatan /
kebidanan parsial

Pengambilan sampel
darah vena

D
U
L
R
C
U
A
G
L
A
T
S
L
P
F

P
P
S


Rawat luka

Pemasangan infuse

Transfusi darah

Pemberian obat injeksi

Pemberian Oksigen

.
Asuhan Gizi :

.
Asuhan Kefarmasian :

Asuhan Kefarmasian

Obat-obatan Injeksi :

I
njeksi SM 20%

I
njeksi SM 40%

A
ntibiotik (Cefazolin)

A
ntihipertensi

A
ntioksidan

A
nalgetik : Ketorolac 30mg

R
anitidin

M
etocloperamid

Obat per oral :

Cefadroxil

Asam mefenamat

A
ntihipertensi (nifedipin)

.
Pembiusan Umum Gas :

Halothane

Isoflurane

Sevoflurane

O2

N2O

+/+/+/+/-

+/+/+/+/-

+/+/+/+/-

+/+/+/+/-

+/+/+/+/-

+/+/+/-

+/+/-

+/+/-

+/+/-

+/+/-

+/+/-

+/+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+
+
+
+/+
+
+
+/+/-

+
+
+/+
+
+
+
+/+/-

+/+
+/+/+/-

+/+
+/+/+/-

+/+
+/+/+/-

+/+
+/+/+/-

++/-

+/+/-

+
+
+/+/-

+
+
+/+/-

+
+
+/+/-

+
+
+/+/-

+/+/+/+/+/-

Pembiusan Umum Injeksi:

Midazolam

Diazepam

Propofol

Ketamine

Atracurium

Thiopental

Rocuronium

Morphine

Fentanyl

Sulfentanyl

Pethidine

+/+/+/+/+/+/+/+/+/+/+/-

Pembiusan Regional /Lokal :

Lidocaine

Xylocaine

Bupivacaine

Clonidine

Epinephrine

+/+/+/+/+/-

+/+/+/+/+/+/+/-

Obat-obat Emergency di
Kamar Operasi :

Dexamethasone

Aminophyllin

Asam traneksamat

Ephedrine

Epinephrine

Sulfas Atropine

Norepinehrine

Dopamin
Dobutamin
D40
Nabic

Nutrisi :

Makanan Pasca Bedah


(MPB)

Diit TKTP (Energi 1.2002.100 kkal/hr, protein 4082 gram)

Mobilisasi :
Tirah Baring
Duduk
Berdiri
Jalan
Hasil (outcome) :
Tekanan
Darah
Ibu
terkendali
Terminasi Kehamilan
Tidak terjadi komplikasi
.
Pendidikan/Rencana
Pemulangan/Promosi
Kesehatan :
Kondisi penyakit
Tujuan dan tatacara tindakan
medis
Rencana perawatan,
pemberian obat-obatan,
tindakan yang dilakukan
Resiko dan komplikasi yang
bisa terjadi
Prognosis penyakit
Follow up pasca operasi
Varians :

+/+/+/+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+
-

+
-

+
-

+/+/+/+/-

+/+/+/+/-

+/+/+/+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/-

+/+/+/-

+/+/+/-

+/+/+/-

+/+/+/-

+/+/+/-

+/+/+/-

+
+

+
+

+
+

+
+

+
+

+
+

+
+

+
+

+
+

+
+

+
+

+
+

+
Jumlah Biaya

DPJP Admisi :
..
DPJP Operasi :
.
DPJP Anestesi :
.
Verifikator :
.

Diagnosis Akhir :
Utama :

Penyerta :
Komplikasi :

PREEKLAMPSIA BERAT
(PEB)
ATERM

Kode
ICD 10 :

Jenis Tindakan :

Kode
ICD 9
CM

O 14.1

LSCS

74.1

Anda mungkin juga menyukai