2018
ENDOMETRIOSIS
1. Pengertian (Definisi) Endometriosis adalah gangguan ginekologi jinak umum yang
didefinisikan sebagai adanya jaringan kelenjar endometrium dan
stroma di luar lokasi normal. Endometriosis paling sering itemukan
pada peritoneum panggul, tetapi dapat juga ditemukan di ovarium,
septum rektovaginal, ureter, namun jarang ditemukan di vesika
urinaria, perikardium, dan pleura
2. Anamnesis 1. Nyeri haid (dysmenorrhea)
2. Nyeri pelvik kronik
3. Menorrhagia
4. Dyspareunia
5. Infertilitas
6. Keluhan Intestinal siklik
7. Kejadian katamenial: gejala gastrointestinal, respirasi dsb)
3. Pemeriksaan Fisik 1. Pembesaran perut
2. inspekulo: inspeksi vagina
3. Pemeriksaan bimanual: menilai ukuran, posisi dan mobilitas
uterus.
4. Pemeriksaan rektovagina : palpasi ligamentum sakrouterina dan
septum rektovagina untuk mencari ada atau tidaknya nodul
endometriosis
4. Kriteria Diagnosis Sesuai Kriteria anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang
5. Diagnosis Kerja Endometriosis
6. Diagnosis Banding 1. Radang panggul.
2. Kista ovarium.
3. Dismenore primer.
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Ultrasonografi transvaginal atau transabdominal
2. CA-125 (bila diperlukan).
3. MRI (bila diperlukan)
8. Terapi 1. Konservatif :
a. Hormonal dengan pil kontrasepsi kombinasi atau progrestin
siklik oral bila tidak ada perbaikan dalam 3 bulan dapat diberikan
Dienogest, GnRH agonis, IUD LNG, DMPA, atau danazol.
b. Analgetik dengan NSAID
2. Bedah :
a. Kistektomi.
b. Kauterisasi bercak endometriosis.
c. Histerektomi dengan atau tanpa ovarektomi.
9. Edukasi 1. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi mengenai penyakit
2. Rekurensi penyakit dan kebutuhan pengobatan jangka panjang
10. Prognosis Bergantung lokasi
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Penelaah Kritis 1. dr. Widjajanto Ngartjono, Sp.OG
2. dr. Soehardjito Koenoto, Sp.OG
14. Indikator Medis 1. Rekurensi Penyakit
2. Perdarahan
15. Kepustakaan 1. Himpunan Endokrinologi-Reproduksi dan Fertilitas Indonesia
Perkumpulan Obstertri dan Ginekologi Indonesia. 2013.
Konsesnsus Tata Laksana Nyeri Haid pada Endometriosis
2. National Institute for Health and Care Excellence. 2017.
Endometriosis: diagnosis and management.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSIA MARDI WALOEJA RAMPAL
MALANG
2018
Histerektomi
1. Pengertian Adalah prosedur pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat tuba uterina
(Definisi) dan ovarium
2. Indikasi 1. Endometriosis
2. Cystoma ovarii
3. Carcinoma ovarium
3. Kontraindi Relatif tidak ada
kasi
4. Persiapan a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
d. Informed consent
5. Prosedur a. Penderita posisi terlentang dengan anasthesi → dilakukan desinfeksi
Tindakan seluruh abdomen → dipersempit dengan doek steril
b. Lakukan insisi vertikal pada linea alba dari umbilikus sampai pubis
c. Lakukan insisi vertikal 2-3 cm pada fasia, lanjutkan insisi ke atas dan ke
bawah dengan gunting
d. Pisahkan muskulus rektus abdominis kiri dan kanan dengan tangan atau
gunting
e. Buka peritoneum dekat umbilikus dengan tangan. Jaga agar jangan
melukai kandung kemih
f. Pasang retraktor abdomen yang dapat menahan sendiri diatas tulang
pubis
g. Pasang kasa besar basah (dengan larutan garam fisiologis hangat agar
lapangan operasi dapat dibebaskan dari usus dan omentum)
h. Identifikasi kedua tuba fallopii dan ovarium, periksa tuba atau ovarium
yang mengandung massa
i. Gunakan cunam Babcock untuk menjepit tuba dan jepit mesosalping
untuk menhentikan perdaraham
j. Hisap darah dari rongga peritoneum untuk mengeluarkan darah beku,
agar uterus, tuba, dan ovaria dapat diidentifikasi
k. Pisahkan mesosalping dengan beberapa klem. Klem sedekat mungkin
dengan tuba untuk mempertahankan vaskularisasi ovarium
l. Klem bagian yang mengalami perdarahan atau yang mengandung massa
pada bagian medial dan lateral
m. Eksisi bagian tuba yang mengandung massa dan jahit tuba proksimal.
n. Eksisi ovarium dari adnexa sekitar.
o. Hentikan perdarahan dengan meligasi struktur yang mengalami
perdarahan
p. Keluarkan kassa besar, cuci cavum abdominal dengan larutan NS hangat,
bersihkan sisa darah / cairan
q. Tutup dinding perut.
r. Tutup kulit
6. Pasca a. Pada hari operasi penderita diberi infus menurut kebutuhan sehari ±2-3
Prosedur liter cairan RL dan D5%
Tindakan b. Mobilisasi secepatnya setelah penderita sadar dengan menggerakkan
kaki, miring kekiri dan kanan bergantian dan duduk
c. Penderita boleh jalan pada hari pertama pasca bedah
d. Pemberian makanan peroral dimulai dengan memberi minum sedikit-
sedikit (50 cc) tiap jam apabila sudah ada aktivitas usus yaitu adanya
flatus dan bising usus
e. Bilamana dengan pemberian minum bebas penderita tidak kembung
maka pemberian makanan peroral dimulai
f. Selama operaso dirawat jika ada tanda-tanda infeksi atau demam,
berikan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam selama 48 jam
g. Jika tidak ada tanda infeksi, cabut drain setelah 48 jam
h. Jahitan diangkat pada hari 5-7 pasca bedah
7. Tingkat I/II/III/IV
Evidens
8. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
9. Penelaah Kritis Departemen / SMF Obstetri Ginekologi
10. Indikator a. Nyeri perut menghilang,
Prosedur b. Bising usus kembali normal,
Tindakan c. Penderita telah buang angin.
d. Tidak ada tanda-tanda infeksi
11.Kepustakaan 1. Himpunan Endokrinologi-Reproduksi dan Fertilitas Indonesia Perkumpulan
Obstertri dan Ginekologi Indonesia. 2013. Konsensus Tata Laksana Nyeri Haid
pada Endometriosis
2. National Institute for Health and Care Excellence. 2017. Endometriosis:
diagnosis and management.