Anda di halaman 1dari 4

TATALAKSANA

KETUBAN PECAH BELUM IN-PARTU

No Revisi Halaman

00 1/4

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)

Pecahnya ketuban secara spontan sebelum proses persalinan yang terjadi


PENGERTIAN pada kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu) atau kurang bulan (< 37
minggu).
1. Mencegah terjadinya kematian ibu dan janin.
2. Mencegah resiko terjadinya komplikasi terhadap ibu dan janin.
TUJUAN
Memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan hasil pemeriksaan
dan diagnosa pasien.
1. Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2014 Tentang
Tenaga Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
KEBIJAKAN 1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan.
PROSEDUR Diagnosis dan Penilaian Awal

1. Anamnesis : keluar cairan ketuban, usia kehamilan (HTA)


2. Pemeriksaan Fisik :
TFU, kontraksi (interval <= 8 menit).
3. Pemeriksaan inspekulo tampak cairan ketuban mengalir dari ostium,
dengan pengumpulan.
cairan di forniks posterior, penipisan serviks mencapai 80% dan
pembukaan serviks > 2 cm. Bila cairan ketuban tidak jelas
diidentifikasi dapat dilakukan pemeriksaan sIGFBP1 yang diambil
TATALAKSANA
KETUBAN PECAH BELUM IN-PARTU

No Revisi Halaman

00 2/4

dari swab vagina.


4. Pemeriksaan USG : konfirmasi usia kehamilan, indeks cairan
amnion, kelainan kongenital janin , tali pusat, SDAU, panjang
serviks
5. Pastikan keadaan kehamilan :
Adakah kedaruratan. Jika terdapat kegawatan akhiri kehamilan segera.
6. Infeksi Intra Uterine / Chorioamnionitis adalah: demam > 38 C ,
takikardia ibu dan janin, Lekosit > 18000 PCT>1 , hsCRP > 50 ,
Immature granulocyte > 6, air ketuban hijau berbau, uterine
tenderness
7. Kultur urine

Previable pPROM (usia gestasi < 26 minggu)

Tatalaksana konservatif

• Informed choice pada pasien dan keluarga apakah kehamilan


akan diteruskan atau tidak
• Informasikan risiko kehamilan dengan ketuban pecah
• Bila memilih diteruskan :
o Rawat jalan, batasi aktivitas
o Antibiotik dilanjutkan sampai persalinan
o Vitamin regenerative
o Hidrasi 2.5 – 3 liter/hari
• Pertimbangkan rujuk
Remote from term pPROM (usia gestasi 26 ‐31 mg)
Tatalaksana konservatif
• Observasi tanda infeksi
• Bed rest
TATALAKSANA
KETUBAN PECAH BELUM IN-PARTU

No Revisi Halaman

00 3/4

• Pematangan paru
• Tokolisis jika terdapat ancaman persalinan preterm
• Monitoring kesejahteraan janin
• Pertahankan sampai 32 minggu lengkap atau pertimbangkan
rujuk

Near term pPROM ( 32‐36 mg) Tatalaksana konservatif


• Observasi tanda infeksi
• Bed rest
• Tokolisis jika terdapat ancaman persalinan preterm
• Monitoring kesejahteraan janin
• Pematangan paru 2 hari terminasi kehamilan
• Pertimbangan perujukan disesuaikan dengan kemampuan
perinatologi

Pemberian Antibiotik Profilaksis


• perinatologi

Pemberian Antibiotik Profilaksis

• Ampicillin sulbactam 1.5 gram (intravena).


• Coamoxiclav merupakan kontraindikasi pada PROM karena akan
menyebabkan Necrotizing Enterocolitis.

Pemberian Kortikosteroid
Jenis kortikosteroid yang digunakan:
• Betamethason 12 mg per 24 jam im selama 2 hari
TATALAKSANA
KETUBAN PECAH BELUM IN-PARTU

No Revisi Halaman

00 4/4

Term PROM ( ≥ 37 minggu) Terminasi kehamilan


• Observasi tanda infeksi

• Antibiotik profilaksis

• Penilaian kesejahteraan janin dengan kardiotokografi

• Jika hasil kardiotokografi menunjukkan kategori-1, janin


presentasi kepala dan tidak ada CPD, terminasi kehamilan
pervaginam, dengan pematangan serviks jika Skor Pelvik < 6.
Lakukan induksi jika Skor Pelvik ≥ 6

• Jika hasil kardiotokografi menunjukkan kategori-1, namun


ditemukan penyulit obstetri (malpresentasi dan/atau CPD),
terminasi kehamilan perabdominal.

• Jika hasil kardiotokografi menunjukkan kategori-3, lakukan


resusitasi intrauterin dan lakukan terminasi perabdominal.

Jika hasil kardiotokografi menunjukkan kategori-2, lakukan resusitasi


intrauterin lalu lakukan evaluasi ulang kardiotokografi. Apabila
kardiotokografi menjadi kategori-1, lakukan tatalaksana seperti diatas.
Apabila kardiotokografi tetap kategori-2 atau menjadi kategori-3,
lakukan terminasi perabdominal.

UNIT TERKAIT Ruang Bersalin, Laboratorium, Farmasi

Anda mungkin juga menyukai