UPTD PUSKESMAS H. L a s a d a
ATARI JAYA NIP:1967123198802007
Pre-eklampsia ringan
TD > 140/90 mmHg setelah usia kehamilan 20 minggu
Proteinuria > 1+ pada pengukuran dengan dipstick urin atau
kadar protein total > 300 mg/24 jam.
Pre-eklampsia berat
TD sistolik > 160 mmHg atau diastolik 100 mmHg.
Proteinuria > 1+ pada pengukuran dengan dipstick urin atau
kadar protein total sebesar 2g/24 jam
Kadar kreatinin darah melebihi 1,2 mg/dL kecuali telah
diketahui meningkat sebelumnya
Sakit kepala yang terus bertahan atau gangguan serebral.
visual lain
Nyeri epigastrik yang terus menerus
Enzim hati yang meningkat (SGOT, SGPT, LDH)
Hitung trombosit < 100.000/mm3
Eklampsia
Kejang konvulsi yang bukan disebabkan oleh infeksi atau trauma.
Sindrom HELLP
Keterlibatan hematologis dan hepatik pada pasien dengan per-
eklampsia berat yang menyebabkan hemolisis, peningkatan hati
dan hitung trombosit yang rendah (HELLP)
Pre-eklampsia super impos
Proteinuria awitan baru > 300 mg/24 jam pada ibu penderita
darah tinggi tetapi tidak terdapat proteinuria pada usia
kehamilan sebelum 20 minggu.
Peningkatan proteinuria atau tekanan darah atau hitung
trombosit < 100.000/mm3 secara tiba-tiba pada ibu penderita
hipertensi dan proteinuria pada usia kehamilan sebelum 20
minggu.
5. Prosedur
6. Langkah- Penatalaksanaan konservatif pre-eklampsia ringan
langkah Rawat inap di rumah sakit
Bedrest dengan menurunkan aktifitas fisik
Sering melakukan pengukuran TD (setiap empat jam kecuali tengah
malam dan pagi hari)
Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan protein dalam urin (untuk
diecaluasi setiap dua hari), hematokrit, hitung trombosit, kadar
kreatinin, urat dan fungsi hati (untuk dievaluasi dua kali seminggu)
Evaluasi janin dengan USG (pada saat masuk rumah sakit dan
setelah itu, dua minggu sekali)
Keadaan janin dengan profil biofisika (NST dan indeks cairan
ketuban dua kali seminggu)
Pemberian anti hipertensi metil dopa dan nifedipin bila diastolik
> 90. Hindari pemberian diuretik.
Lahirkan bayi jika kandungan pasien telah cukup umur atau ketika
terdapat tanda-tanda ketidak stabilan ibu atau janin.
Pre-eklampsia berat
Profilaksis kejang
MgSO4 intravena diberikan selama persalinan dan selama evaluasi
awal pasien
MgSO4 digunakan untuk menghentikan atau mencegah konvulsi
tanpa menyebabkan depresi SSP baik ibu dan janin dan tidak boleh
diberikan untuk anti hipertensi
Dosis awal pemberian MgSO4 40 % 4 gram/Intra Vena (Bolus)
diencerkan dalam 10cc aquadest dengan spuit 20 cc, diberikan
dalam 5 sampai 10 menit.
Dosis pemeliharaan Drip MgSO4 40% 6gr dalam cairan RL 28 tpm dan
dilanjutkan 24 jam setelah persalinan atau setelah konvulsi terakhir.
Nifedipine 3 x 10 mg, pantau TD, jika TD ≥ 110 mmHg, beri
nifedipine 10 mg /
Pasang Dawer kateter.
Alfa metildopa (obat yang bereaksi pada SSP) . Dosis 1-3 gr/hari.
Atenolol atau labetalol (beta bloker). Dosis:
Atenolol 50 mg dosis awal; dapat ditingkatkan hingga 200
mg/hari sekali sehari.
Abetalol 200-2000 mg/hari.
Nifedipin
Blocker kanal kalsium. Dosis 30-90 mg/hari per oral
Diuretik tidak direkomendasikan untuk ibu hamil.
Inhibitor enzim yang mengubah angiotensin merupakan
kontraindikasi dalam kehamilan.
8. Hal yang
perlu di
perhatikan
9. Unit Rekam medis,UGD,Ruang bersalin
Terkait
10. Dokumen Rekam medis,buku status pasien
terkait
11.Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Historis diberlakukan
Perubahan