Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN

PENANGANAN PRE-EKLAMSIA
No. Dokumen : SOP/UKP/…./2019
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit :
Halaman :
UPTD Puskesmas dr.Suwaspodo
Suradadi ........................ NIP196205231988031005

1. Pengertian Pre-eklamsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan diatas 20minggu yang
ditandai dengan adanya difungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya
inflamasi spesifik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Tanda utama penyakit ini
adanya hypertensi dan protein urea. Pre-eklamsia merupakan masalah kedokteran yang
serius dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Besarnya masalah ini bukan
hanya karena pre-eklamsia berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan, namun juga
menimbulkan masalah paska persalinan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan penanganan pre-eklamsia
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Suradadi Nomor
4. Referensi Permenkes Nomor 5 Tahun 2011 tentang Panduan Praktek Klinik Dokter
5. Prosedur 1. Petugas melaksanakan anamnase
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
3. Penatalaksanaan:
A. Tata laksana per-eklamsi ringan.
1. Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal: tekanan darah, berat
badan, tinggi badan, indek masa tubuh, ukuran uterus, dan gerakan janin
2. Rawat jalan (ambulatoir)
 Ibu hamil banyak istirahat (berbaring/ tidur miring)
 Konsumsi susu, air putih, dan buah
 Obat anti hipertensi: indikasi utama pemberian anti hipertensi pada
kehamilan adalah untuk keselamatan ibu dalam mencegah penyakit
cereborvaskular. Meskipun demikian, penurunan tekanan darah
dilakukan secara bertahap tidak lebih dari 25% penurunan dalam 1
jam. Hal ini untuk mencegah terjadinya penurunan aliran darah utero
plasenter.
 Obat anti hipertensi yang dapat diberikan:
a. Metildopa, biasanya dimulai pada dosis 250-500mg per oral 2
atau 3 kali sehari, dengan dosis maksimal 3 gram perhari, atau
b. Nifedipine 10 mg kapsul peroral di ulang tiap 15-30 menit,
dengan dosis maksimal 30mg
B. Tata laksana per-eklamsi berat.
1. Pemasangan infus dengan jarum besar no 16,18,20 dengan tetesan 20
tetes/menit
2. Pemasangan dower chateter
3. Cara pemberian MgSO4:
a. Dosis Awal :
MgSO4 4 gr IV sebagai larutan 20% atau 40 % selama 5 menit
b. Dosis Maintenance:
MgSO4 6 gr di larutkan dalam cairan infus RL 500 ml diberikan
selama 6 jam dengan tetesan 28 tetes/menit (untuk MgSO4 40%,
maka 10 cc IV dan 15 cc drip)
c. Dosis Terapi:
Jika kejang berulang setelah 15 menit berikan MgSO4 2 gr IV selama
2 menit
4. Berikan MgSO4 bila
1) Frekuensi pernapasan >16 X/mnt
2) Reflek patela (+)
3) Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
5. Berhentikan pemberian MgSO4 jika :
1) RR < 16 X/mnt
2) Refleks patela (-)
3) Urin < 30ml/jam dalam 4 jam terakhir
6. Kriteria rujukan
Rujuk bila ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda per-eklamsia berat ke
fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis
obstetric dan ginekologi setelah dilakukan tatalaksana pada per-eklamsia
berat
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal -
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait Mampu Persalinan
9. Dokumen 1. Rekam Medis
terkait 2. Informed Consent
10. Rekaman Tanggal Mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan
1. Kebijakan Surat Keputusan Kepala
UPTD Puskesmas Suradadi
Nomor 440.1/081/UKP/2019
tentang Pelayanan Klinis
PENATALAKSANAAN
PENANGANAN Pre-eklamsia
No. : SOP/UKP/…./2019
Dokumen
DAFTAR No. Revisi :
TILIK Tgl. Terbit :
Halaman :
UPTD Puskesmas dr.Suwaspodo
Suradadi ........................ NIP196205231988031005

Unit : Mampu Persalinan


Nama Petugas : KARTINEM
Tanggal Pelaksanaan :

No Kegiatan Ya Tidak Tidak Berlaku

Apakah :

1 Petugas melaksanakan anamnase

2 Petugas melakukan pemeriksaan fisik

3 Penatalaksanaan:
Tata laksana per-eklamsi ringan.
a. Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal:
tekanan darah, berat badan, tinggi badan, indek masa
tubuh, ukuran uterus, dan gerakan janin
b. Rawat jalan (ambulatoir)
 Ibu hamil banyak istirahat (berbaring/ tidur miring)
 Konsumsi susu dan air buah
 Obat anti hipertensi: indikasi utama pemberian anti
hipertensi pada kehamilan adalah untuk keselamatan
ibu dalam mencegah penyakit cereborvaskular.
Meskipun demikian, penurunan tekanan darah
dilakukan secara bertahap tidak lebih dari 25%
penurunan dalam 1 jam. Hal ini untuk mencegah
terjadinya penurunan aliran darah utero plasenter.
 Obat anti hipertensi yang dapat diberikan:
- Metildopa, biasanya dimulai pada dosis 250-
500mg per oral 2 atau 3 kali sehari, dengan dosis
maksimal 3 gram perhari, atau
- Nifedipine 10 mg kapsul peroral di ulang tiap 15-
30 menit, dengan dosis maksimal 30mg

4 Tata laksana per-eklamsi berat.


1. Pemasangan infus dengan jarum besar no 16,18,20 dengan
tetesan 20 tetes/menit
2. Pemasangan dower chateter
3. Cara pemberian MgSO4:
a. Dosis Awal :
MgSO4 4 gr IV sebagai larutan 20% atau 40 % selama 5
menit
b. Dosis Maintenance:
MgSO4 6 gr di larutkan dalam cairan infus RL 500 ml
diberikan selama 6 jam dengan tetesan 28 tetes/menit
(untuk MgSO4 40%, maka 10 cc IV dan 15 cc drip)
c. Dosis Terapi:
Jika kejang berulang setelah 15 menit berikan MgSO4 2 gr
IV selama 2 menit
4. Berikan MgSO4 bila
a. Frekuensi pernapasan >16 X/mnt
b. Reflek patela (+)
c. Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
5. Berhentikan pemberian MgSO4 jika :
a. RR < 16 X/mnt
b. Refleks patela (-)
c. Urin < 30ml/jam dalam 4 jam terakhir

4 Kriteria rujukan
Rujuk bila ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda per-eklamsia
berat kefasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki
dokter spesialis obstetric dan ginekologi setelah dilakukan
tatalaksana pada per-eklamsia berat

Σ Ya
Compliance rate (CR) = X 100 %
Σ Ya+Tidak
............
= X 100 %
......................

= ................... %

....……………………………
Pelaksana/ Auditor

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai