Anda di halaman 1dari 6

DEKONTAMINASI MEJA KERJA / MEJA PERIKSA

Nomor dokumen : Nomor revisi : 0 Halaman : 1-

STANDAR Tanggal terbit : Ditetapkan oleh,


OPERASIONAL Kepala UPT Labkesda Kab. Pandeglang
PROSEDUR (SOP)

ERNA
NIP. 19800921 200902 2 004

1. Pengertian Pelaksanaan Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang


selanjutnya disingkat PPI adalah upaya untuk mencegah dan
meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung,
dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Sebagai Acuan Dalam Pelaksanan Penerapan PPI di Laboratorium
Kesehatan
3. Kebijakan SK Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah Pandeglang,
Nomor: .............................. Tentang : Kebijakan Pelaksanaan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Laboratorium Kesehatan
Daerah Pandeglang
4. Referensi Pedoman Teknis PPI di FKTP

5. Prosedur A.PELAKSANAAN KEWASPADAAN STANDAR


1. Kebersihan Tangan / Hand Hygiene
a. Semua karyawan puskesmas, pasien dan pengunjung harus
menjaga kebersihan tangan dengan melakukan cuci tangan
menggunakan air bersih dan sabun atau handrub
menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol.
b. Kebersihan tangan dilakukan pada 5 keadaan yaitu: sebelum
kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik,
setelah melakukan tindakan invasif yang berhubungan cairan
tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak
dengan lingkungan pasien.
c. Bila tangan tampak kotor, maka cuci tangan dengan sabun
dengan air mengalir. Bila tangan tidak tampak kotor, cuci
tangan dengan handrub cairan antiseptic berbasis alcohol.
d. Cuci tangan dengan sabun dilakukan dengan 12 langkah
selama 40-60 detik, dengan prosedur yang sesuai dengan
rekomendasi WHO.
e. Handrub dengan cairan antiseptik berbasis alkohol dilakukan
dengan benar 8 langkah selama 20-30 detik, dengan prosedur
yang sesuai dengan rekomendasi WHO.
f. Tim PPI melakukan evaluasi kepatuhan cuci tangan melalui
survey terhadap seluruh petugas puskesmas setiap bulan.
g. Apabila hasil survey kepatuhan cuci tangan dari unit kerja
belum memenuhi standard dilakukan sosialisasi/training
ulang kebersihan tangan pada unit tersebut.
2. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
a. Alat pelindung diri (APD) adalah alat yang berfungsi sebagai
pelindung barrier untuk melindungi dari mikroorganisme yang
ada dan petugas kesehatan.
b. Semua petugas yang melakukan kontak dengan pasien yang
berisiko menularkan penyakit infeksius wajib memakai APD
sesuai dengan prosedur yang benar.
c. Semua petugas yang melakukan tindakan septik aseptik harus
memakai APD sesuai dengan prosedur yang benar.
d. Jenis-jenis APD yaitu: sarung tangan, masker, alat pelindung
mata (goggles plastic bening, kacamata pengaman, pelindung
wajah dan visor), topi, gaun pelindung, apron, pelindung kaki
(sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup).
e. Pemakaian APD hendaknya sesuai dengan indikasi pemakaian.
f. Untuk APD yang disposable setelah dipakai dibuang ditempat
sampah infeksius yang telah disediakan, sedangkan untuk
APD yang akan dipakai kembali, dilakukan penatalaksanaan
sesuai prosedur.
3. Pengelolaan limbah
a. Laboratorium berkewajiban menurunkan resiko infeksi salah
satunya dengan cara pengelolaan limbah yang tepat.
b. Pengelolaan Limbah dapat dilakukan mulai dari identifikasi,
pemisahan, labeling, packing, penyimpanan, pengangkutan
dan penanganan sesuai jenis limbah.
4. Pengendalian lingkungan
a. Pengendalian lingkungan laboratorium kesehatan merupakan
salah satu upaya pencegahan pengendalian infeksi di
laboratorium kesehatan daerah pandeglang
b. Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat
diminimalkan dengan melakukan pembersihan lingkungan,
disinfeksi permukaan lingkungan yang terkontaminasi dengan
darah atau cairan tubuh pasien, melakukan pemeliharaan
peralatan medik dengan tepat, mempertahankan mutu air
bersih, mempertahankan ventilasi udara yang baik.
5. Perlindungan Kesehatan karyawan
a. Karyawan Laboratorium Kesehatan Daerah Pandeglang
diwajibkan menerapkan prinsip-prinsip PPI yaitu kewaspadaan
standar dan kewaspadaan berbasis transmisi sesuai dengan
indikasi dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
b. Karyawan Laboratorium Kesehatan Daerah Pandeglang
terutama karyawan medis dan paramedis, berhak
mendapatkan vaksinasi hepatitis B secara bertahap.
c. Karyawan yang terpajan infeksi harus melakukan prosedur
paska pajanan, kemudian Tim PPI menindaklanjuti dan
mengevaluasi.
6. Praktek menyuntik yang aman
a. Semua petugas medis dan paramedis Laboratorium Kesehatan
Daerah Pandeglang wajib melakukan praktik menyuntik yang
aman sesuai dengan prosedur.
b. Praktek menyuntik menggunakan jarum yang steril, sekali
pakai pada tiap suntikan untuk mencegah kontaminasi pada
peralatan injeksi dan terapi.
7. Hygiene respirasi (etika batuk)
a. Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara
penting untuk mengendalikan penyebaran infeksi di
sumbernya.
b. Semua pasien, pengunjung, dan petugas kesehatan harus
dianjurkan untuk selalu mematuhi etika batuk dan kebersihan
pernapasan untuk mencegah sekresi pernapasan.
c. Etika batuk dilakukan dengan cara saat batuk atau bersin :
Tutup hidung dan mulut, segera buang tisu yang sudah
dipakai, lakukan kebersihan tangan.
8. Pemrosesan peralatan perawatan pasien
a. Pemrosesan peralatan perawatan pasien yang dianjurkan
untuk mengurangi penularan penyakit dari instrumen yang
kotor, sarung tangan bedah, dan barangbarang habis pakai
lainnya adalah (precleaning/prabilas), pencucian dan
pembersihan, sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
atau sterilisasi).
b. Precleaning/prabilas: Proses yang membuat benda mati lebih
aman untuk ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan
(umpamanya menginaktivasi HBV, HBC, dan HIV) dan
mengurangi, tapi tidak menghilangkan, jumlah
mikroorganisme yang mengkontaminasi. Proses ini adalah
dengan melakukan perendaman dengan memakai detergen
atau larutan enzymatic sampai seluruh permukaan alat
terendam.
c. Pembersihan : Proses yang secara fisik membuang semua
kotoran, darah atau cairan tubuh lainnya dari benda mati
ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk
mengurangi risiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau
menangani objek tersebut. Proses ini adalah terdiri dari
mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air atau
enzymatic, membilas dengan air bersih, dan mengeringkan.
d. Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT): Proses menghilangkan semua
mikroorganisme, kecuali beberapa endospora bakterial dari
objek, dengan merebus, menguapkan atau memakai
disinfektan kimiawi.
e. Sterilisasi: Proses menghilangkan semua mikroorganisme
(bakteria, virus, fungi dan parasit) termasuk endospora
bakterial dari benda mati dengan uap tekanan tinggi (otoklaf ),
panas kering (oven), sterilan kimiawi, atau radiasi.
f. Seluruh pemrosesan peralatan perawatan pasien dilakukan
sesuai prosedur.
9. Penatalaksanaan linen
a. Laboratorium berupaya menjamin manajemen laundry dan
linen yang benar.
b. Laboratorium berupaya mencegah terjadinya kontaminasi pada
pakaian atau lingkungan.
c. Semua linen yang sudah digunakan harus dimasukkan ke
dalam kantong/wadah yang tidak rusak saat diangkut.
d. Pengantongan ganda tidak diperlukan untuk linen yang sudah
digunakan

B.PELAKSANAAN KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI


1. Kewaspadaan transmisi kontak
a. Penempatan Pasien
b. Penggunaan APD petugas
c. Pengelolaan Peralatan Perawatan Pasien
2. Kewaspadaan transmisi droplet
a. Penempatan Pasien
b. Penggunaan APD Petugas
c. Pengelolaan Peralatan Perawatan Pasien
3. Kewaspadaan transmisi udara (airborne)
a. Penempatan Pasien
b. Penggunaan APD
c. Pengelolaan Peralatan Perawatan

C.PELAKSANAAN KEWASPADAAN OUT BREAK


a. Pelaksanaan Kewaspadaan Out Break

D. MONITORING/EVALUASI/AUDIT
E. PELAPORAN

6. Diagram Alir

PENERAPAN
PELAKSANAAN PPI

KEWASPADAAN KEWASPADAAN OUT BREAK


STANDAR TRANSMISI

MONITORING/EVALUASI/AUDIT

PELAPORAN

7. Unit terkait

8. Rekaman No. Halaman Yang dirubah Perubahan


historis
perubahan
1

Anda mungkin juga menyukai