Anda di halaman 1dari 25

PUSKESMAS SURADADI SOP

TEGAL PENGOBATAN LUKA TUSUK PAKU


No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005
Pengertian Tatacara mengobati luka tusuk paku
 Memberi rasa aman
 Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial
Tujuan  Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka tusuk paku

Kebijakan  Perawat yang terampil


 Alat-alat yang lengkap
Prosedur PERSIAPAN ALAT STERIL :
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurge
3. Gunting
4. Bengkok
5. Kom kecil
6. Kassa
7. Kapas
8. Hand scoen
9. Spuit
10. NaCl
11. Mess
BAKI/ POLEY BERISI ALAT NON STERIL :
1. Gunting balutan
2. Plester
3. Verban
4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine)
5. Tempat sampah
6. Lidokain injeksi sebagai anasthesi
PELAKSANAAN :
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka
5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
6. Memberikan diclor ethil atau lidokain
7. Membuat luka tusuk paku pada luka/ cros incisi
8. Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine
9. Tutup luka dengan kasa steril
10. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
11. Klien dirapikan
12. Alat dibereskan dan dibersihkan
13. Perawat cuci tangan

Uniot terkait RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES


PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PELAYANAN VISUM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005
Pengertian Melayani perrnintaan pembuatan visum et repertum.
Tujuan Sebagai acuan membuat visum setelah melakukan pemeriksaan pasien atau jenazah.
Kebijakan Visum adalah sebagai bahan bukti pengganti bila diperlukan dipengadilan.
Pelayanan visum disini adalah visum hidup
Prosedur 1. UGD Puskesmas Suradadi melayani Visum hidup,
2. Permintaan Visum diajukan secara resmi dan tertulis oleh Kepolisian kepada
Puskesmas.
3. Pengajuan permintaan Visum disampaikan di UGD dalam waktu 2 x 24 jam sejak
kejadian oleh petugas kepolisian
4. Petugas UGD meneliti surat permintaan Visum, setelah meneliti kebenaran surat,
petugas menulis tanggal, jam penerimaan, nama dan tanda tangan.
5. Apabila penderita / korban sudah masuk ruangan maka surat permintaan Visum
ada di UGD '
6. Visum dibuat berdasarkan pemeriksaan penderita pada saat permintaan Visum Et
repertum.
7. Bila penderita / korban sudah meninggal maka petugas UGD memriksa kondisi
secara umum.
8. Penderita yang sudah meninggal dirujuk ke RRSA
9. Visum hidup dibuat dan ditanda tangani oleh Dokter yang memeriksa / menangani
penderita pada saat visum diterima.
10. Visum bisa diambil oleh petugas kepolisian dalam waktu 2 X 24 jam.
11. Petugas menandatangani penerimaan laporan visum

catatan : dokumentasi visum (menggunakan kamera khusus visum kemudian disimpan


dikomputer UGD)

Uniot terkait Ambulance, Kepolisian, Tata Usaha


PUSKESMAS SURADADI PROTAP LISTRIK PADAM
TEGAL
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005
Pengertian Padamnya aliran listrik mendadak
Tujuan Sebagai acuan penanganan listrik padam
Kebijakan Dibawah tanggung jawab UGD, bagian diesel
Prosedur 1. Apabila listrik padam petugas diesel tanpa menunggu perintah menghidupkan
generator Puskesmas.
2. Diluar jam kerja, selain petugas jaga diesel, petugas yang lain perlu membantu
petugas jaga diesel menghidupkan generator.
3. Apabila dalam tempo 1 menit listrik belum menyala petugas UGD perlu :
a. Menghubungi petugas diesel
b. Petugas diesel mematikan aliran listrik PLN
c. Setelah aliran dari PLN putus, kemudian generator dihidupkan
4. Apabila listrik padam lebih 10 menit dan generator tidak bisa hidup maka petugas
UGD harus lapor kepala puskesmas lewat telepon.
5. Apabila listrik hidup kembali petugas diesel mematikan diesel, kemudian saluran
dari PLN dihidupkan lagi.
Uniot terkait Bagian Diesel
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PEMELIHARAAN ALAT-ALAT KEPERAWATAN DAN KEDOKTERAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005
Pengertian Melaksanakan pemeliharaan alat-alat keperawatan dan alat–alat kedokteran dengan
cara membersihkan, mendesinfektan, menyeterilkan dan menyimpannya
Tujuan Sebagai acuan untuk pemeliharaan alat medis dan keperawawtan
Kebijakan
Prosedur A. Pemeliharaan Peralatan dari Logam
1. Membersihkan dan desinfektan :
a. Peralatan :
- Alat kotor
- Larutan desinfektan, gelas pengukur
- Bak/ember tempat merendam
- Air mengalir
b. Prosedur :
- Memakai sarung tangan
- Membersihkan alat dari kotoran yang melekat dibawah air kran mengalir
- Dikeringkan (setelah kering dimasukan kesteroilisator)
2. Menyeterilkan dan Penyimpanan Alat Logam
a. Peralatan :
- Alat-alat logam
- Sterilisator
- Panas kering
- Kain pembungkus bila perlu
b. Prosedur :
- Memakai panas kering (sterilisator)
- Menyusun alat-alat ke dalam bak instrumen dalam keadaan bersih/kering
- Membungkus bak instrumen berisi alat dengan kain
- Memasukkan alat ke dalam autoclave (sentral) selama 30 menit untuk yang
dibungkus, 20 menit untuk yang tidak dibungkus.
- Mengangkat alat dari sterilisator dan menyimpan dalam tempatnya

B. Pemeliharaan Tensi Meter


- Mengunci air raksa setelah pemakaian alat.
- Menggulung kain beserta manset dan disusun / dimasukkan ke dalam bak
tensimeter.
- Menutup tensimeter dan menyimpan pada tempatnya.
- Kain manset dicuci bila kotor atau satu kali seminggu.
- Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan bersih danmudah di baca.
C. Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan Pispot
a. Peralatan
- Pispot + urinal kotor.
- Sarung tangan
- Larutan desinfektan (bayclin)
- Bak septik tank
- Keranjang sampah.
- Bak/ ember tempat merendam.
- Lap bersih dan kering.
- Sikat bertangkai
b. Prosedur
- Membawa pispot yang kotor ke dalam spoel hoek.
- Memakai sarung tangan.
- Membuang tissue bekas pakai keranjang ke keranjang sampah, dengan memakai
korentang spoel hoek
- Membuang kotoran ke bak septik tank, kemudian mengalirkan air kran supaya
kotoran masuk tangki septik tank. Membilas alat dari kotoran yang masuk,
melekat dengan mempergunakan sikat bertangkai
- larutan desinfektan sampai semua permukaan pispot terendam.
- Membersihkan pispot dengan cara menyikat memakai air sabun/detergen.
- Membilas pispot di bawah air mengalir
- Merendam pispot di bak /ember tempat perendam yang berisi (bayclin)
- Mengeringkan pot dengan kain lap.
- Menyimpan pot pada tempatnya.

D. Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan Urinal


a. Peralatan
- Urinal yang kotor.
- Sarung tangan
- Larutan desinfektan
- Bak septik tank.
- Bak/ ember perendam
- Lab bersih dan kering
- Sikat
b. Prosedur
- Membawa urinal ke kamar spoel hoek.
- Memakai sarung tangan.
- Membuang urinal ke bak septik tank.
- Membilas urinal dengan air.
- Merendam urinal dalam bak/ ember yang berisi larutan desinfektan sampai
semua permukaan urinal terendam (konsentrasi sama dengan perendaman
pispot)
- Memberihkan dengan cara menyikat memakai sabun/detergen
- Membilas urinal dibawah air mengalir
- Mengeringkan urinal dan menggantungkannya ditempatnya
Uniot terkait Bagian keperawatan, umum
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PENGOBATAN LUKA BAKAR GRADE I
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005
Pengertian Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-
benda yang menghasilkan panas (misalnya : api, air panas, listrik) atau zat-zat yang
bersifat membakar (misalnya : asam kuat dan basa kuat)
- Mencegah masukan kuman-kuman dan kotoran kedalam luka
- Mencegah sekresi yang berlebihan
- Mengurangi rasa sakit
- Mengistirahatkan bagian tubuh yang luka atau sakit
- Merawat semua derajat luka bakar sesuai dengan kebutuhan
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka bakar
Kebijakan Kebijakan Perawat yang terampil
Alat-alat yang lengkap
Prosedur PERSIAPAN ALAT STERIL :
1. pinset anatomi 6. Kassa
2. Pinset chirurge 7. Kapas
3. Gunting 8. Hand scoen
4. bengkok 9. spuit
5. kom kecil 10. NaCl

BAKI/ POLEY BERISI ALAT NON STERIL :


1. Gunting balutan 4. SSD (silver sulfa diacin)
2. Plester 5. Tempat sampah
3. Verban

PELAKSANAAN :
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka bakar
5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
6. Membersihkan jaringan yang mati (nekrose) dengan gunting, kemudian diberi SSD
7. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
8. Klien dirapikan
9. Alat dibereskan dan dibersihkan
10. Perawat cuci tangan
Uniot terkait Rawat Inap
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PENATALAKSAAN PERAWATAN LUKA
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005
Pengertian Memberikan tinadakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Kebijakan Kebijakan Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi
tidak pada luka putus tendon
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
Streril
1. Bak instrumen bensi
a. Spurt irigasi 50 cc
b. Soft koteker / tobe feeding
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Gunting jaringan
f. Arteri klem
g. Knop sonde
h. Container untuk cairan irigasi
2. Korentang dengan tempatnya
3. Kassa dan depres dalam tromol
4. Handschone / gloves steril
5. Neerbeken (bengkok)
6. Kom kecil/ sedang
7. Pembalut sesuai kebutuhan
a. Kasa
b. Kasa gulung
8. Topical terapi
a. Betadine sol
b. Sutratol
9. Cairan pencuci luka dan disinfektan
a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Alkohol 70 %
Non Streril
1. Schort / gown
2. Perlak + alas perlak / underpad
3. Handschone / gloves bersih
4. Sketsel / tirai
5. Gunting verband
6. Neerbeken / bengkok
7. Plester (adhesive) atau hipafix micropone
8. Tas plastik kotoran / tempat sampah
9. Alat tulis
10. Form inform consern
11. Form UGD

PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien + inform concern
2. Meletakkan periak + alas dibawah tubuh klien
3. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan irigasi luka.
4. Membantu mengatur posisi klien agar cairan irigasi dapat mengalir dari ujung atas ke
ujung bawah luka.
5. Membuka dan menempatkan tas plastik kotoran didekat area kerja
6. Mencuci tangan dengan sabun
7. Mengenakan schort / gown plastik.
8. Bila plester kotor, mengenakan gloves non steril, menyemprotkan alkohol 70% pada
plester yang menempel dikulit klien untuk melepaskannya.
9. Melepaskan / mengangkat pembalut kotor bila pembalut lengket pada luka, basahi
dengan ns/ri steril sampai balutan dapat dilepas dengan mudah.
10. Membuang pembalut lama / kotor ke dalam tas plastik, kemudian lepaskan gloves
(bagian luar berada di dalam) dan buang ke dalam tas plastik.
11. Mengkaji jumlah, jenis dan bau cairan luka, observasi kondisi luka (warna dasar luka,
ukur dalamnya goa luka, jaringan nekrotik, granulasi dan epitel, kontraksi luka, kulit
sekitar luka).
12. Menuangkan solution irigasi steril yang hangat ke dalam kom steril + 200 – 500 ml
atau tergantung luas dan ke dalam luka.
13. Mengenakan hndschone steril.
14. Menghisap solution irigasi RL/NS hangat ke dalam spuit 30 cc (sambungkan dengan
soft koteler / baby feeding tube bila dipakai mengirigasi luka berongga dalam).
15. Jika luka berongga dalam masukan soft kateler / baby feeding tube ke dalam luka
sampai menyentuh dasar luka paling dalam.
16. menyemprotkan solution irigasi langsung ke dalam luka secara perlatton. Jika luka
tidak berongga, semprotkan cairan irigasi dan pertahankan ujung spuit + 2,5 cm di
atas luka.
17. Melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening dan bersih.
18. Mengeringkan sekitar luka dengan betadine sampai radius 4-5 cm dan tepi luka.
19. Menutup luka dengan pembalut / topical terapi
20. Menutup luka dengan kasa (ketebalan kassa disesuaikan degnan kebutuhan) dan
reakatkan dengan plester (adhesive dan hipafix / micrope untuk memfiksasi.
21. Meletakkan pinset dan gunting dalam bengkok yang berisi cairan desinfektan
22. Melepaskan gloves dengan bagian luar, kemudian buang ke dalam tas plastik.
23. Membereskan peralatan dan memberikan kenyamanan bagi klien
24. Mencuci tangan
25. Mengecek pembalut dan area luka tiap shift, mencatat di chart tentang penggantian
pembalut, penampilan luka dan gambaran cairan luka.
Uniot terkait Rawat Inap
Sumber Manajemen luka moist wound healing, 24 Nopember 2006
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL CARA MEMBERIKAN CAIRAN INFUS
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005

Pengertian Masukkan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak
dan waktu yang lama dengan menggunakan infus set.
Tujuan  Sebagai pengobatan
 Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
 Memberikan zat makanan pada pasien yang tidak dapat / tidak boleh makan melalui
mulut.
Kebijakan 12. Agar kerja rutin terlaksana dengan efektif, efisien, konsisten dan aman.
13. Meningkatkan mutu pelayanan
Prosedur 1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat pasien
2. Botol cairan digantungkan pada standar infus, tutup botol cairan didesinfensi dengan
kapas alkohol atau masukkan infus set pada cairan infus.
3. Tutup set dibuka cairan dialirkan sampai keluar sehingga udara tidak ada pada
selang infus set, lalu pengatur infus set ditutup kembali (tabung tetesan jangan
sampai penuh).
4. Lengan pasien bagian atas dibendung dengan karet pembendung.
5. Daerah/ tempat untuk masuk vena didesinfeksi lalu jarum ditusukkan ke vena
dengan lubang jarum menghadap ke atas.
6. Bila berhasil, darah akan keluar (dapat dilihat pada pipa saluran) maka, pembendung
dilepaskan, klem dilonggarkan untuk melihat kelancaran cairan / tetesan. Bila
tetesan lancar, pangkal jarum diretakkan pada kulit dengan plester.
7. Kemudian tetesan diatur sesuai dengan yang diprogamkan.
8. Jarum dan tempat tusukan ditutup dengan kassa steril dan diplester.
9. Anggota badan yang dipasang infus diatur letaknya supaya jangan digerak-gerakkan
selama infus dipasang agar jarum infus tidak bergerak, bila perlu dispalk.
10. Bereskan alat-alat yang telah dipergunakan.
11. Pasien dirapikan dan letaknya diusahakan seenak mungkin.
Uniot terkait  Instalasi rawat inap
 Instalasi farmasi
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL CARA PEMBERIAN OKSIGEN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005

Pengertian Memberikan O2 lewat selang pada pasien


Tujuan 12. Agar pasien tidak sesak nafas
13. Untuk memenuhi kebutuhan O2 pasien
Kebijakan 1. Agar kerja rutin terlaksana dengan efektif, efisien, konsisten dan aman.
2. Meningkatkan mutu pelayanan.
Prosedur 1. Pasien diberitahu tentang kegunaan O2 (pasien yang sadar)
2. Menyiapkan alat dekat pasien
3. Mencuci tangan
4. Mengatur posisi pasien
5. Isi tabung O2 dikontrol dan dicoba
6. Memasang O2 pada pipa tabung
7. Pipa O2 dihubungkan dengan kateter hidung
8. Pengatur aliran dibuka sampai flowmeter menunjukkan angka sesuai dengan dosis
9. Mengawasi keadaan pasien.
Uniot terkait  Instalasi farmasi
 Kasir
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL CUCI LAMBUNG / KUMBAH LAMBUNG
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005
Pengertian Suatu penatalaksanaan mengenai tata cara memberikan penanganan pada pasien
dengan intoksikasi dan atau melakukan teknik kumbang lambung.
Tujuan Agar petugas IGD mampu dalam melakukan teknik cuci lambung.
Kebijakan Semua pasien yang datang ke IGD tetap mendapatkan pelayanan sesuai dengan
prosedur.
Prosedur 6. Siapkan alat (NGT, klem, pinset, handschoen, gunting dan plester)
7. Pasien diberi penjelasan.
8. Ukur NGT dari epigastrium sampai hidung.
9. Masukkan NGT yang telah dilicinkan perlahan-lahan ke dalam lambung melalui
hidung sampai batas ukuran sambil menganjurkan pada pasien untuk menelan.
10. Pastikan apakah NGT benar-benar telah masuk ke dalam lambung, dengan cara
memasukkan ujung slang NGT ke dalam mangkok berisi air. Klem dibuka,
perhatikan ada / tidaknya gelembung udara. Jika ada berarti NGT masuk ke
lambung.
11. Atur posisi pasien berbaring tanpa bantal dengan kepala lebih rendah kosongkan
isi lambung dengan cara merendahkan dan mengrahkan sonde ke dalam ember.
12. Kosongkan isi lambung dengan cara merendahkan dan mengarahkan sonde ke
dalam ember.
13. Jepit sonde / NGT dan pasang corong pada pangkal sonde, tingginya tidak boleh
lebih dari 30 cm di atas lambung.
14. Tuang cairan perlahan-lahan + 500 cc ke dalam corong sebelum cairan dalam
corong habis, cairan yang masuk tadi dikeluarkan kembali dengan merendahkan
corong dan menuangkan ke dalam ember.
15. Lakukan berulang kembali sampai cairan yang keluar sudah kelihatan jernih,
kemudian pangkal sonde dekat corong diklem.
Uniot terkait -
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PASIEN DENGAN CEDERA KEPALA
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005
Pengertian Adalah tata cara mengenai penatalaksanaan dalam menangani pasien dengan cedera
kepala.
Tujuan Agar petugas IGD mampu melakukan / memberikan penanganan pada pasien dengan
cedera kepala dengan baik dan benar.
Kebijakan Setiap pasien dengan kasus cedera kepala yang datang ke IGD tetap mendapatkan
penanganan yang sesuai dengan standar.
Prosedur 1. Pasien diletakkan di tempat tidur tindakan.
2. Melakukan pengukuran tanda-tanda vital
3. Kaji tingkat kesadaran pasien, lakukan tindakan jalan napas dengan teknik ABC.
4. Jika ada vulnus lonceratum pada kepala lakukan jahitan
5. Lakukan pemasangan infus jika diperlukan.
6. Konsultkan ke dokter spesialis bedah urologi, pasien diobservasi di IGD selama 2
jam untuk kemudian dipindahkan ke rawat inap.
Uniot terkait  Pendaftaran
 Kasir
 Operator
 Instalasi rawat inap
 Instalasi farmasi
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PASIEN FRAKTUR EXTREMITAS
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005

Pengertian Adalah tata cara mengenai pentalaksanaan dalam menangani pasien dengan cedera /
fraktur extremitas
Tujuan Agar petugas IGD mampu melakukan / memberikan penanganan pada pasien dengan
fraktur extremitas dengan baik dan benar.
Kebijakan Setiap pasien dengan kasus fraktur extremitas yang datang ke IGD tetap mendapatkan
penanganan sesuai dengan standar.
Prosedur 1. Melakukan pengukuran tanda-tanda vital
2. Kaji seberapa besar dan letak cedera tulang pada pasien tersebut.
3. Jika terdapat luka pada daerah fraktur maka dilakukan balutan atau hecting situasi.
4. Lakukan pemasangan papan atau bidai untuk memfiksasi daerah yang fraktur /
cedera.
5. Konsultasi pada dokter bedah ortophedi, untuk kemudian pasien dirawat inap
Uniot terkait  Pendaftaran
 Kasir
 Operator
 Instalasi rawat inap
 Instalasi farmasi
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PASIEN YANG BEROBAT KE IGD
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005
Pengertian Suatu penatalaksanaan yang memberikan penjelasan mengenai pasien yang datang
berobat ke IGD
Tujuan  Tercapainya kejelasan petugas IGD tentang pasien yang berobat ke IGD
 Tertanganinya pasien yang datang berobat ke IGD dengan baik
Kebijakan 1. Pasien yang datang berobat ke IGD harus dilayani dengan baik dan tidak boleh
ditolak.
2. Pasien yang datang berobat ke IGD bersamaan, penanganannya harus
mendahulukan yang gawat darurat.
Prosedur Penderita yang datang ke IGD diseleksi oleh dokter / perawat jaga.
Pasien yang tidak gawat tidak darurat yang datang pada :
 Jam 07.00 – 14.00 WIB dikirim ke poliklinik
 Jam 14.00 – 21.00 WIB ditangani di IGD dan dipulangkan dengan terapi 3 hari
disuruh kontrol bila obat habis.
Pasien yang gawat tidak darurat yang datang pada :
 Jam 07.00 – 14.00 WIB ditangani di IGD dan dirawat
 Jam 14.00 – 21.00 WIB ditangani di IGD dan dirawat
 Jam 21.00 – 07.00 WIB ditangani di IGD dan dirawat
Pasien yang tidak gawat tapi darurat ditangani di IGD diberi pengobatan di IGD
dirawat / dipulangkan dengan obat 3 hari.
Pasien yang gawat darurat ditangani di IGD dan dirawat
Uniot terkait  Instalasi farmasi
 Poliklinik
 Rekam medik
 Kasir
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005
Pengertian Suatu cara dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada semua pasien yang datang
ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) PUSKESMAS SURADADI KABUPATEN TEGAL
secara optimal.
Tujuan 1. Tercapainya kejelasan pada setiap petugas IGD dalam memberikan pelayanan
pasien yang datang ke IGD.
2. Agar pasien yang datang ke IGD tetap mendapatkan pelayanan yang sesuai yang
diharapkan.
Kebijakan 1. Instalasi Gawat Darurat (IGD) dibuka 24 jam
2. Tenaga terdiri dari dokter jaga umum on site dan spesialis on call, perawat dan
tenaga pelayanan medis on site.
3. Melayani penderita gawat darurat
4. Melayani penderita gawat tidak darurat
5. Melayani penderita darurat tidak gawat
6. Melayani penderita tidak gawat tidak darurat diluar jam kerja poliklinik
Prosedur 1. Penderita datang ke IGD, dilakukan pemeriksaan / tindakan oleh dokter jaga IGD
dan penderita yang memerlukan penanganan lebih lanjut dikonstultasikan dengan
dokter ahli sesuai dengan kasusnya.
2. Administrasi rekam medik diselesaikan.
3. Setelah selesai pemeriksaan, pertolongan / tindakan, maka :
a. Penderita gawat darurat dan penderita gawat tidak darurat setelah keadaan
gawat daruratnya teratasi, pasien ke ruang isolasi.
b. Penderita dengan kasus infeksi, dirujuk ke ruang isolasi.
c. Penderita meninggal rujuk ke kamar jenazah
d. Penderita kebidanan dipindah ke ruang kebidanan
e. Untuk penderita tidak gawat tidak darurat, pasien diberi obat untuk 3 hari
selanjutnya dipulangkan dengan anjuran kontrol ke Poliklinik Umum setelah
obat habis.
4. Administrasi keuangan diselesaikan sesuai prosedur.
Uniot terkait Instalasi rawat inap
Instalasi radiologi
Instalasi laboratorium
Instalasi farmasi
 Rekam medik
 Satpam
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PENDAFTARAN KECELAKAAN LALU LINTAS
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005
Pengertian Suatu tata cara yang memberikan penjelasan kepada petugas IGD dalam penanganan
pasien kecelakaan lalu lintas yang datang ke IGD
Tujuan  Agar petugas IGD dapat menangani setiap pasien kasus kecelakaan lalu lintas
dengan baik.
 Meminimalkan angka kematian akibat kecelakaan.
Kebijakan Setiap pasien dengan kasus kecelakaan mendapatkan penanganan dengan baik dan
sesuai prosedur.
Prosedur 1. Melakukan pengukuran tanda-tanda vital
2. Mengkaji keadaan umum pasien :
 Tingkat kesadaran pasien
 Tingkat cedera pasien
 Ada tidaknya fraktur pada pasien.
3. Melakukan pembebasan jalan nafas dengan teknik A B C jika diperlukan.
4. Dokter jaga IGD memberikan terapi sementara sesuai keadaan pasien tersebut.
5. Mengkonsulkan kepada dokter spesialis oleh dokter jaga bila dipandang perlu.
6. Memindahkan pasien ke ruang rawat inap jika keadaan pasien sudah stabil.
Uniot terkait  Pendaftaran
 Rekam medis
 Instalasi rawat inap
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PENERIMAAN PENDERITA DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005

Pengertian Suatu tata cara dalam melakukan penerimaan penderita di IGD dengan cepat dan tepat
sesuai dengan kasusnya.
Tujuan Tercapainya kejelasan bagi setiap petugas IGD dalam melakukan penerimaan penderita
yang datang ke IGD agar pasien dan keluarga pasien yang datang ke IGD mendapatkan
kepuasan dengan diberikannya pelayanan cepat dan tepat.
Kebijakan 1. Setiap pasien yang datang ke IGD memperoleh pelayanan perawatan dan tindakan
medik (pengobatan) sesuai dengan kasusnya.
2. Pasien mendapatkan keselamatan, kesembuhan dan kepuasan.
Prosedur 1. Penerimaan pasien
2. Pasien kasus pemerkosaan (lihat prosedur)
a. Menyambut dengan segera setiap kali pasien datang (brankar, kursi roda atau
tempat tidur beroda)
b. Menyiapkan alat transportasi pemindahan pasien (brankas, kursi roda atau
tempat tidur beroda)
c. Memindahkan pasien dari transportasi luar ke transportasi IGD
d. Memberi pertolongan dan tindakan sesuai dengan prosedur
e. Administrasi catatan medik sesuai dengan prosedur
f. Administrasi keuangan diselesaikan sesuai dengan prosedur
3. Pasien kasus kriminal (lihat prosedur)
4. Pasien kasus penyiksaan anak (lihat prosedur)
5. Pasien kasus narkotika (lihat prosedur)
6. Pasien tidak dikenal (lihat prosedur)
7. Penerimaan pasien kasus kebidanan (lihat prosedur)
8. Pasien datang sudah meninggal dan meninggal di IGD (lihat prosedur)
Uniot terkait  Pendaftaran
 Instalasi
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL SISTEM PPGD DI DALAM / DI LUAR PUSKESMAS
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005

Pengertian Suatu cara memberikan pendidikan tentang penanggulangan penderita gawat darurat di
dalam dan di luar puskesmas.
Tujuan Tercapainya kemampuan bagi petugas IGD dan puskesmas serta masyarakat di dalam
menanggulangi penderita dengan gawat darurat.
Kebijakan Memberikan pertolongan pada penderita gawat di luar dan di dalam puskesmas
Prosedur A. Di luar puskesmas
1. Dilakukan oleh orang awam (baik khusus maupun biasa) yang telah memiliki
ketrampilan :
a. Cara meminta pertolongan
b. Resultasi kardiopulmoner sederhana
c. Cara menghentikan perdarahan
d. Cara memasang balut atau bidai
e. Cara transportasi penderita gawat darurat.
2. Penderita / korban dilakukan identifikasi data primer (nama, umur, alamat, dan
keadaan korban secara sederhana).
3. Pertolongan selanjutnya oleh PPGD PUSKESMAS SURADADI
B. Di dalam Puskesmas
1. Penderita datang di ruang IGD, dilakukan pemeriksaan dengan dotker jaga
IGD dan penderita yang memerlukan tindakan lebih lanjut dikonsultasikan
dengan dokter ahli yang sesuai dengan kasusnya.
2. Administrasi CM diselesaikan.
3. Pemeriksaan, pertolongan / tindakan telah selesai maka :
a. Penderita gawat darurat dan penderita gawat tidak darurat setelah
keadaan krisis teratasi, pasien dirujuk ke ruang rawat inap atau dirujuk ke
rumah sakit yang lebih tinggi.
b. Untuk penderita tidak gawat tidak darurat, pasien diberi obat untuk 3 (tiga)
hari dan dipulangkan dengan anjuran kontrol ke poliklinik setelah obat
habis.
c. Penderita kebidanan dipindah ke ruang kebidanan
d. Penderita meninggal dunia dikirim ke kamar jenazah.
4. Administrasi keuangan diselesaikan sesuai dengan prosedur
Uniot terkait  Instalasi rawat jalan
 Instalasi rawat inap
 Rekam medik
 Administrasi keuangan
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL VULNUS EXCORIASI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005

Pengertian Suatu tata cara dalam menangani pasien dengan kasus vulnus excoriasi yang datang
ke IGD.
Tujuan Agar petugas IGD mampu menangani pasien dengan vulnus excoriasi dengan baik dan
benar.
Kebijakan Setiap pasien dengan kasus vulnus excoriasi harus mendapatkan pelayanan sesuai
dengan prosedur.
Prosedur 1. Pasien datang di ruang triase kemudian dibawa ke ruang tindakan.
2. Melakukan pengukuran tanda-tanda vital dan melihat seberapa besar luka yang
ada.
3. Membersihkan semua luka yang ada dengan NaCl.
4. Mendesinfektan dengan antiseptik (betadine), kemudian luka diberi daryant tulie
dan ditutup dengan kassa steril.
5. Pasien diberi terapi dan dianjurkan untuk kontrol setiap 3 (tiga) hari sekali atau jika
ada keluhan lain.
Uniot terkait  Pendaftaran
 Kasir
 Instalasi farmasi.
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL VULNUS LACERATUM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005

Pengertian Suatu tata cara mengenal penatalaksanaan dalam menangani pasien dengan kasus
vulnus laceratum yang datang ke IGD.
Tujuan Agar petugas IGD mampu menangani setiap pasien dengan kasus vulnus laceratum.
Kebijakan Setiap pasien dengan kasus vulnus laceratum yang datang ke IGD mendapatkan
penanganan sesuai dengan standar.
Prosedur 1. Pasien datang di ruang tindakan.
2. lakukan pengukuran tanda-tanda vital.
3. Kaji tingkat keluasan dan kedalaman luka, ada tidaknya pembuluh darah atau
tendon yang terputus.
4. Membersihkan luka dengan cairan NaCl.
5. Siapkan alat-alat untuk melakukan hecting
6. Siapkan penyuntikan antestesi lokal (lidokain), sesudah diberikan suntikan
bersihkan luka yang kotor degnan H2O2.
7. Jika luka sangat dalam dilakukan jahitan dengan menggunakan catgut, dan jika
luka tidak begitu dalam cukup dilakukan jahitan luar dengan menggunakan side.
8. Luka ditutup dengan menggunakan kassa steril.
9. Pasien diberi terapi dan dianjurkan kontrol setiap 3 hari sekali, dan jika ada
pembuluh darah atau tendon yang putus konulkan ke dokter spesialis bedah.
Uniot terkait  Pendaftaran
 Kasir
 Instalasi rawat inap
 Instalasi farmasi.
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PENANGGANAN ASTMA BRONCHIALE
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005

Pengertian Tatacara mendiagnosa dan memberikan terapi kepada penderita asma


Tujuan Sebagai pedoman dalam mendiagnosa dan memberikan terapi asma
Kebijakan Pelaksanaan terapi dan tindakan terhadap penderita dilakukan sesuai dengan protab
dan apabila ada hal yang sulit konsul specialis paru.
Prosedur PENATALAKSANAAN
1. Informed concern
2. Posisi semi seluler atau ½ duduk
3. Menegakkan diagnosa Astma Bronchiale antara lain :
 Anamnese : Riwayat sesak nafas sebelumnya
Riwayat ectopic pada keluarga
 Pemeriksaan : Adanya wheezing expiratoar pada auskultasi
4. Berikan oksigen / O2 2 – 4 1/menit
5. Berikan bronckodilatator antara lain :
 Adrenalin 0,3 ml, bisa diulang tiap 15 menit maximal 3 kali
Kontra indikasi : HT, tachyardi > 120 1/menit
Hati-hati : pada penderita penyakit jantung usia tua (40 tahun keatas)
 Aminopilin : diberikan secara i.v pelan (+ 15 menit) atau drip per infus. Dosis 5
– 6 mg/kg BB.
Dosis dewasa : 1 ampul (240 mg) diberikan tiap 6 jam
Kontra indikasi : keadaan syok atau hipotensi.
 Besolvon 2 tetes + Berolex 12 tetes + NaCL 4 cct dengan Nebulizer
6. Bila keadaan belum teratasi perlu dipertimbangkan :
 Pemberian steroid antara lain : Dexamethason i.v 5 – 10 mg, Hidrocortison 100
– 200 mgg.
 Pemberian Antibiotik, apabila curiga ada infeksi.
7. Berikan hidrasi dengan infus D5 % atau NaCL 1 liter pada 2 jam pertama.
8. Bila ada Acidosis Respiratorik berikan Meylon (Bicaibona Natricus) 1 ml / kg BB.
9. Penderita di MRS kan bila mengalami status Astmatikus atau keadaan umumnya
jelek.
10. Bila perlu konsultasi dengan spesialis paru.
Uniot terkait RAWAT INAP, BP, PUSTU / POLINDES
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PENANGANAN GASTRITIS AKUT
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005

Pengertian Cara mendiagnosis dan tatacara memberikan pertolongan pasien gastritis akut.
Tujuan Sebagai pedoman mendiagnosa dan memberikan pertolongan pasien gastristis akut
Kebijakan Dalam menghadapi penderita gastristis akut oleh karena banyaknya jenis dan nama
dagang maka tidak harus terpancar pada obat yang tertera dalam protap.
Prosedur PENATALAKSANAAN
1. Informed concern
2. Menegakkan diagnosa Gastritis Akut.
 Riwayat penggunaan obat analgetika
 Riwayat makan makanan/minuman yang merangsang lambung.
 Nyeri epigestic / ulu hati, kembung
 Mual dan muntah.
 Nyari tekan ulu hati.
3. Obat-obatan yang digunakan menyesuaikan dengan keadaan antara lain :
 Anti spasmodic : paperin, sulfas atropin.
Obat lain : Buscopan, baralgin, systabon, dll.
 Antasida, obat lain yang sejenis
 Preparat H2 Reseptor Antagonis : Smetidin, Ranitidin, Famotidin
 Anti Emetik mixal Primperan, Piralen
4. Bila terjadi dehidrasi akibat muntah berikan Infus RL / D5%.
5. Dipertimbangkan pemberian Bicarbonat Natrikus (Meylon) bila ada acidosis.
6. Bila terjadi perdarahan (muntah darah) maka dilakukan Gastric cooling dengan
pemasangan NGT. Dan bila perlu diberikan obat Haemostatik.
7. Selanjutnya penderita pulang atau MRS tergantung selanjutnya.
Uniot terkait RAWAT INAP, BP, PUSTU / POLINDES
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL TRIASE
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005

Pengertian Memilih dan menentukan derajat kegawatan penderita.


Tujuan Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan medik penderita.
Kebijakan Mendahulukan penderita yang lebih gawat bukan yang datang dahulu.
Prosedur 1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD
2. lnform concern (penandatangan persetujuan tindakan) oleh keluarga pasien.
3. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas)
untuk menentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedis yang terlatih / dokter.
4. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode huruf :
a. P III adalah penderita tidak gawat dan tidak darurat.
Misalnya : penderita common cold, penderita rawat jalan, abses, luka robek.
b. P II adalah penderita yang kegawat daruratan masih tidak urgent
Misalnya : penderita thipoid, Hipertensi, DM.
c. P I adalah penderita gawat darurat (pasien dengan kondisi mengancam)
Misalnya : penderita stoke trombosis, luka bakar, apendic acuta, KLL, CVA,
MIA, asma bronchial, dll.
5. Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : PI-PII-PIII.
6. Pada waktu jam kerja penderita dengan prioritas PIII dikirim ke BP / rawat jalan.
Uniot terkait Poliklinik, Ruang Perawatan
Sumber PPGD dasar FK UB 1997
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL PEMBERIAN NOMOR REGESTER UGD
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005

Pengertian Tata cara memperoleh no. register dan dimana no harus ditulis atau dicatat.
Tujuan Sebagai acuan pemberian nomor register agar semua petugas dan siap saja yang ingin
mengetahui cara memperoleh no. register mudah dan pasti segera mengetahui.
Kebijakan  Tata cara penomoran melalui satu pintu baik hari libur atau tidak UGD
Prosedur 1. Register rawat jalan UGD
a. Loket buka :
 Dibuatkan kartu kunjungan / kartu kontrol untuk penderita yang telah diisi
identitasnya.
 Keluarga dengan membawa kartu kunjungan ke loket untuk dilakukan
registrasi.
 Nomor register dicantumkan pada status penderita dan buku harian.
2. Register rawat inat di UGD :
a. Loket buku 24 jam (dilakukan oleh petugas UGD) :
 Membuat status Rawat Inap di MR / LOKET
 Petugas UGD menyerahkan nomor register kepada petugas rawat inap
 Petugas rawat inap memberi no. indeks pada status penderita.
 Selanjutnya registrasi dan pencatatan status penderita dilakukan oleh
petugas rawat inap.
Uniot terkait Loket Pendafataran, Rawat Inap
PUSKESMAS SURADADI SOP
TEGAL DEMAM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,


KEPALA PUSKESMAS SURADADI
KABUPATEN TEGAL

INSTALASI GAWAT
DARURAT
dr. SUWASPODO
NIP. 19630523 198805 1 005

Pengertian Kriteria Diagnosis


Demam > 37,6 0C terus-menerus menggigil
Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita demam
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Prosedur Diagnosis diferensial
 Demam typoid, DHF Malaria + Common Cold + FOU (Fever Unknown Origin)

Pemeriksaan Penunjang
 Hb, Leko, Diff, Trombosit, Darah Tepi, Widal

Perawatan PUSKESMAS
 Demam lama (> 1 minggu)
 Demam dengan perdarahan langsung dirujuk
 Demam dengan kesadaran menurun langsung dirujuk

Terapi
 Demam typhoid : Chloramphenicol
 Malaria : Chloroguin
 DHF : Infus RL.

Penyulit
 Septik sjok

Lama perawatan :
1 minggu
Uniot terkait RAWAT INAP, BP, PUSTU / POLINDES

Anda mungkin juga menyukai