Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BALIBO
Jl. Poros Borong Rappoa Kec Kindang Kab Bulukumba
 
SOP ( STANDART OPERATING PROSEDUR )
PENYULUHAN KUSTA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


/ /P2P/2018 ……….. 1 s/d 1
  Tanggal Disusun oleh  : Ditetapkan Oleh:
ditetapkan :
  Nur Afni, S.Kep Kepala Puskesmas Balibo

3 Februari 2018    
    Selviana Bamba,
S.ST.,M.Kes
Serangkaian kegiatan dalam memberikan pendidikan dan
penyuluhan secara individu / keluarga dengan materi tentang masalah/
penyakit kusta. penyuluhan klien adalah kegiatan untuk menyampaikan
Pengertian
informasi atau pengetahuan secara luas kepada klien /keluarga tentang
kusta.

Sebagai acuan bagi tenaga pelaksana dalam memberikan pendidikan dan


penyuluhan klien /keluarga di UPT Puskesmas Balibo kecamatan Kindang
Tujuan agar merubah dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan cara
pandang klien /keluarga tentang penyakit kusta

Keputusan kepala UPT Puskesmas nomor Tahun 2016 tentang


Kebijakan penyuluhan penyakit kusta

1. Mengadakan pertemuan dengan kader jiwa untuk mengetahui


Petugas membuat Satuan Acara Penyuluhan
2. Petugas mempersiapkan sarana dan prasarana
3. Petugas memberikan salam dan memperkenalkan diri
4. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan penyuluhan
5. Petugas menyampaikan materi penyuluhan
Prosedur Tetap
6. Petugas memberikan kesempatan kepada klien untuk menanyakan
materi yang kurang dipahami
7. Petugas megadakan evaluasi terhadap materi yang diberikan
8. Petugas mencatat hasil kegiatan penyuluhan
9. Petugas membereskan sarana dan prasarana

Referensi a. Pedoman nasional program pengendalian penyakit kusta


b. Modul pelatihan program P2 Kusta Dinas Propinsi Sulawesi selatan
Tahun 2016

Unit Terkait Poli umum, remaja, anak, dan lansia, promkes


PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BALIBO
Jl. Poros Borong Rappoa Kec Kindang Kab Bulukumba
 
SOP ( STANDART OPERATING PROSEDUR )
PENJARINGAN KUSTA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


/ /P2P/2018 ……….. 1 s/d 1
  Tanggal Disusun oleh  : Ditetapkan Oleh:
ditetapkan :
  Nur Afni, S.Kep Kepala Puskesmas Balibo

3 Februari 2018    
    Selviana Bamba,
S.ST.,M.Kes
Melakukan pemeriksaan kesehatan pada masyarakat dan di sekolah-
Pengertian sekolah serta kontak serumah dengan penderita.

1. Menemukan penderita kusta dalam stadium penyakit sedini


mungkin.
2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para petugas
Tujuan kesehatan untuk membantu kegiatan P2 Kusta dalam
mencapai tujuan.
3. Untuk menentukan klasifikasi penyakit kusta

-
Kebijakan

Prosedur Tetap 1. Cara penemuan kusta.


a. Penemuan penderita secara aktif.
1). Pemeriksaan kontak serumah (Survai kontak).
a). Mencari penderita yang mungkin lama ada dan belum berobat
(index case).
b). Mencari penderita baru yang mungkin ada (ditulari oleh
Index case).
c).Memberikan penyuluhan kesehatan pada penderita dan
keluarganya dan menanyakan keluarga mengenai sikap dan
kadaan penderitauntuk minum obat secara teratur.
Sasaran semua anggota keluarga yang tinggal serumah.
Pemeriksaan di lakukan satu tahun sekali.
2). Pemeriksaan anak sekolah
3). Survai Khusus.
a). Survai focus :
Di lakukan pada lingkungan kecil.
b). Random Sample Survey (survai prevalensi).
Survai ini di lakukan sesuai perancanaan dan petunjuk
dari pusat sesudah diadakan set – up secara
statistik oleh ahli statistik WHO atau yang di tunjuk Depkes.
c). Survai penemuan penderita melalui partisipasi
masyarakat (chas survey).
Dilaksanakan dengan petunjuk dari pusat yaitu mencari
penderita baru dalam suatu lingkungan kecil dengan membina
parti sipasi masyarakat
2. Pasien dianamesa mengenai :
a. Nama, alamat, daerah asal.
b. Riwayat tanda – tanda kulit atau syaraf yang di curigai
c. Riwayat kontak dengan penderita.
3. Pemeriksaan :
a.Pemeriksaan klinis.
b.Pemeriksaan syaraf.
c.Pemeriksaan terhadap anesthesia.
d.Pemeriksaan bakterioskotis.
4. Penegakan Diagnosa.
Diagnosa penyakit kusta hanya dapat didasarkan pada penemuan tanda
utama (Cardinal sign) yaitu :
a. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa.Kelainan kulit dapat berbentuk
bercak keputih – putihan (hipopigmentasi) atau kemerah – merahan
(eritematous) yang mati rasa (anestesi).
b. Penebalan syaraf tepi yang di sertai dengan gangguan fungsi saraf
akibat dari peradangan kronis.
1). Gangguan fungsi sensoris : Mati rasa.
2). Gangguan fungsi motoris : kelemahan otot (parese) atau
kelumpuhan (paralise).
3). Gangguan fungsi otonom : kulit kering, retak, pembengkaan
(edema).
c. Baksil Tahan Asam (BTA) positf.

Referensi 1. Buku Pedoman Pembarantasan Penyakit Kusta


2. Modul Pelatihan Program P2 Kusta.

Dokumen Terkait 1. FOM Pelaporan Kusta


2. Pencatatan dan Pelaporan Kusta

Anda mungkin juga menyukai