1. Pengertian Myalgia atau yang biasa dikenal dengan sebutan nyeri otot,spasme otot atau keram
MYALGIA otot merupakan gejala dari banyak penyakit dan gangguan pada tubuh.
2. Tujuan Memberikan penatalaksanaan myalgia yang tepat dan mengurangi keluhan serta
mempertahankan kualitas hidup penderita.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Abcde No.440/006/I/2016,tentang Pelayanan Klinis Yang
Berorientasi Pada Pasien .
4. Referensi Permenkes RI No.5 Th 2014,tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur Penatalaksanaan:
a. Dilakukan anamnesa untuk mencari penyakit yang menyebabkan
gejala myalgia(mis:Hipertensi,Gout,ISPA, Infeksi lain)untuk
kemudian diobati berdasarkan penyakit yang mendasarinya.
b. Menganjurkan pasien untuk posisikan otot secara
relaksasi,misalnya jika otot lengan yang nyeri jangan mengangkat
tangan melawan grafitasi.
c. Menganjurkan pasien untuk mengisirahatkan otot yang sakit dan
banyak minum air putih.
d. Berikan obat-obat anti nyeri sistemik misalnya parasetamol atau
golonganNSAID(mis:ibuprofen,natriumdiklofenak,piroksikam,asam
mefenamat ).
2. Tujuan Penatalaksanaan pirai arthritis yang tepat dapat mengurangi keluhan dan
mempertahankan kualitas hidup penderita.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
FKTP Abcde
4. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Jilid II,hal.150-151.
5. Prosedur 30. Tanda dan Gejala
30.1. Sakit sendi t.u malam hari
30.2. sendi bengkak, kemerahan, nyeri sendi saat disentuh
30.3. Laborat : asam urat tinggi
31. Kriteria Diagnosis
31.1. Didapatkan kristal MSU didalam cairan sendi
31.2. Didapatkan kristal MSU didalam tofus, atau
31.3. Didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut:
31.3.1. Inflamasi maksimal pada hari pertama.
31.3.2. Serangan artritis akut lebih dari 1 kali.
31.3.3. Artritis monoartilular.
31.3.4. Sendi yang kena berwarna kemerahan.
31.3.5. Pembengkakan dan sakit pada sendi MTP 1.
31.3.6. Serangan pada sendi MTP unilateral.
31.3.7. Serangan pada sendi tarsal unilateral.
31.3.8. Tofus.
31.3.9. Hiperurisemia.
31.3.10.Pembengkakan sendi asimetris pada gambaran
rasiologik.
31.3.11.Kristal subkortikal tanpa erosi pada gambaran
radiologik.
32. Kultur bakteri cairan sendi negatif. Pemeriksaan penunjang:
Asam urat darah dan urin 24 jam. Kadar dalam darah pada
umumnya meningkat. Kadar dalam urin dapat dipakai untuk status
ekskresi asam urat.
33. Terapi:
33.1. Penyuluhan
33.2. Pada fase akut : tirah baring dan beri OAINS, jangan diberi
obat urikosurik.
33.3. Untuk hiperurisemia dapat diberi : allopurinol 1x 100 mg/hr
maks. 400mg/hr
1. Pengertian
DIARE AKUT Diare adalah suatu keadaan dimana buang air besar (defekasi) dengan
PADA ORANG tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dimana
DEWASA kandungan air lebih banyak dari biasanya, frekuensi lebih dari 3 kali
perhari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya yaitu diare akut
dan kronis. Secara klinis diare akut dibagi 2 golongan yaitu koleriform
dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja dan disentriform
yang didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah.
4. Pemantauan
Dianjurkankontrol 1 minggukemudian, bilaadalesibaruobat
topical dapatdiberikanlagi
Catatan: bila ada reaksi peradangan pada lesi kulit yang dekat dengan
saraf digolongkan sebagai reaksi berat
15.3. Penanganan reaksi:
15.3.1. Lakukan dahulu identifikasi tipe reaksi yang dialami
dan derajat reaksinya ;
2. Adanya lagopthalmos baru terjadi dalam 6
bulan terakhir
3. Adanya nyeri raba saraf tepi
4. Adanya kekuatan otot berkurang dalam
waktu 6 bulan terakhir
5. Adanya bercak pecah atau nodul pecah
6. Adanya bercak aktif (meradang) di atas
lokasi saraf tepi
15.3.2. Bila ada salah satu gejala di atas berarti ada reaksi
berat dan perlu diberikan obat anti reaksi
15.3.3. Penanganan reaksi ringan
7. Berobat jalan, istirahat di rumah
8. Pemberian analgetik /antipiretik, obat
penenang bila perlu
9. MDT diberikan terus dengan dosis tetap
10. Menghindari/ menghilangkan faktor risiko
16. Indikasi rujukan ke rumah sakit:
16.1. Reaksi lepra berat (tipe 1 dan tipe 2)
16.2. ENL melepuh, ulcerasi, suhu tinggi, neuritis
16.3. Reaksi tipe 1 disertai dengan bercak ulcerasi atau neuritis
16.4. Reaksi yang disertai komplikasi penyakit lain yang berat (DM,
Hipertensi, hepatitis)
16.5. Tukak lambung berat
7. Hal-Hal yang
Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait Ruang Laboratorium
9. Dokumen 1. Hasil pemeriksaan Laboratorium
Terkait 2. Buku Register