PENDAHULUAN
Trauma adalah keadaan yang disebabkan oleh luka atau cedera. Trauma
atau injuri didefinisikan sebagai gangguan seluler yang disebabkan oleh hantaman
mana bagian tubuh yaitu sendi baik dalam atau pun luar mengalami trauma yang
stability) yaitu tulang yang membentuk sendi dan stabilitas jaringan lunak (soft
tissue stability) yang berupa kapsul sendi dan ligamentum serta tendo / otot-otot di
dekat sendi itu. Apabila terjadi kerusakan dari struktur tersebut diatas maka sendi
tersebut menjadi tidak stabil dengan kata lain disebut instabilitas sendi (joint
instability). Stabilitas sendi sangat bervariasi seperti sendi panggul yang termasuk
dalam golongan ball and socket joint dengan permukaan asetabulum seperti
mangkok yang dalam akan memberikan stabilitas lebih baik bila dibanding
dengan sendi lutut yang termasuk grup hinge joint dimana faktor jaringan lunak
trauma tersebut lebih berat lagi dapat menimbulkan subluksasi atau dislokasi
bahkan fraktur intraartikular. Pada trauma tidak langsung (indirect injury) maka
jaringan lunak seperti ligamentum akan teregang atau ruptur parsial yang disebut
dengan nama sprain dan berdasarkan pergeseran sendi serta pemeriksaan klinis
dan mikroskopik dibagi menjadi : sprain grade I hanya mengeluh kesakitan tanpa
1
instabilitas sendi. Sprain grade II terjadi ruptur sebagian serabutnya saja sehingga
terjadi instabilitas sendi minimal. Pada Sprain grade III karena energi trauma
cukup besar dapat terjadi ruptur komplit atau avulsi sehingga terjadi instabilitas
sendi.
Cedera pergelangan kaki sering dianggap sebagai luka yang diakibatkan
di permukaan yang tidak rata, penggunaan sepatu high heels bisa menyebabkan
berusia antara 15 dan 24 tahun memiliki resiko cidera lebih renda , dibandingkan
wanita berusia 30 tahun yang memiliki resiko cidera. Namun, tetap saja dari
juta orang mengunjungi ruang gawat darurat setiap tahun karena cedera
pergelangan kaki. Cedera pergelangan kaki yang paling umum adalah dislokasi
dan fraktur, yang melibatkan ligamen dan tulang di pergelangan kaki. Namun
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sendi pergelangan kaki terdiri atas sebuah kantung yang dibentuk poleh
ujung-ujung bawah tibia dan fibula, yang cocok dengan bagian atas corpus tali.
Talus dapat digerakkan pada sumbu transversal dengan cara mirip engsel, karena
itu pergelangan kaki tergolong sendi sinovial jenis engsel. Bentuk tulang-tulang
dengan permukaan lateral talus. Tibia bersendi dengan talus di dua tempat, yaitu
permukaan inferior tibia membentuk atap sosok tadi, malleolus medialis tibia
(Snell, 2012)
Gambar 2.1
Permukaan Articuler Ankle
3
Kedua malleolus memegang talus erat-erat sewaktu tulang ini berumbang-
ambing ke depan dan ke belakang pada gerak sendi pergelangan kaki. Sendi
pergelangan kaki bersifat amat stabil pada dorsofleksi karena pada posisi ini
permukaan artikular superior talus (trochlea), mengisi pebuh sosok yang dibentuk
oleh kedua malleolus. Cengkraman kedua malleolus pada talus adalah paling kuat
jika kaki berada dalam posisi dorsofleksi karena gerak demikian mendorong
Pemencaran demikian dibatasi oleh ligamentum interosseum yang kuat dan oleh
tungkai bawah. Pada fleksi plantar kaki sendi pergelangan kaki relatif kurang
stabil karena permukaan artikular proksimal talus lebih sempit di sebelah posterior
dan menempati sosok tibiofibular hanya untuk sebagian. (Moore & Agur, 2002)
2.1.2 Ligamentun
bagian yang membentuk ligamentum mediale atau deltoideum. (Moore & Agur,
4
(Snell, 2012)
Gambar 2.2
Anatomi Ligament Ankle
lebih lemah dari ligamentum mediale yang terdiri tiga bagian: (Moore & Agur,
calcaneus.
(Snell, 2012)
Gambar 2.3
Anatomi Ligament Ankle
5
2.1.3 Membran Sinovial
Gambar 2.4
Membran Sinoval
2.1.4 Vaskularisasi
2.1.5 Inervasi
2.1.6 Pergerakan
Fleksio (jari-jari kaki menuju ke atas) dan plantar fleksio ( jari-jari menuju
inidibatasi oleh tegangnya tendon calcaneus, serat-serat posterior lig. Mediale, dan
6
pleksor digitorum longus, dan m. fleksor hallucis longus. Peristiwa ini dibatasi
oleh tegangganya otot berlawanan, serat-serat anterior lig. mediale, dan lig.
pergelangan kaki, bagian anterior yang lebih lebar dari trochlear tali dipaksakan di
antara malleolus medialis dan lateralis, yang menyebabkannya agak terpisah dan
menambah kestabilan sendi pergelangan kaki bila kaki sedang dalam posisi awal
gerak maju dalam berjalan, berlari, atau melompat. Sedangkan bila sendi
pergelangan kaki dalam keadaan plantar fleksio sempurna, ligamen dari art.
Gambar 2.5
Pergerakaan Sendi Ankle
7
2.2 Definisi
Fraktur (patah tulang) pada ujung distal fibula dan tibia merupakan istilah
Fraktur ini biasanya disebabkan oleh terpuntirnya tubuh ketika kaki sedang
bertumpu ditanah atau akibat salah langkah yang menyebabkan tekanan yang
berlebihan (overstressing) pada sendi pergelangan kaki. Fraktur ankle itu sendiri
2.3 Epidemiologi
15% patah tulang pergelangan kaki. Frekuensi fraktur pergelangan kaki telah
meningkat selama 20 tahun terakhir, dan tingkatnya kira-kira 187 dalam 100.000
Pada anak-anak, fraktur pergelangan kaki memiliki insidensi 1 dari 1000 per
umum. Peningkatan risiko jatuh dan osteoporosis adalah faktor risiko. (Keany,
2016)
8
2.4 Patofisiologi
Gerakan utama pergelangan kaki pada sendi pergelangan kaki sejati (sendi
kearah eversi. Kedua, ligamen deltoid yang menstabilkan aspek medial sendi
pergelangan kaki memberikan daya penyokong yang lebih kuat pada ligament
lateral yang lebih tipis. Akibatnya, pergelangan kaki lebih stabil dan tahan
terhadap cedera eversion daripada cedera inversi. Namun, ketika terjadi cedera
Fraktur maleolus dengan atau tanpa subluksasi dari talus, dapat terjadi
1. Trauma abduksi
bersifat oblik, fraktur pada maleolus medialis yang bersifat avulsi atau
2. Trauma adduksi
bersifat oblik atau avulsi maleolus lateralis atau keduanya. Trauma adduksi
juga bisa hanya menyebabkan strain atau robekan pada ligamen lateral,
9
3. Trauma rotasi eksterna
Pada kompresi vertikal dapat terjadi fraktur tibia distal bagian depan
Gambar 2.6
Jenis Posisi Kaki pada Cidera Angkle
Gambar 2.7
Posisi Kaki Dorso Fleksi
10
Pada gambar di atas, kaki dalam keadaan netral atau dorsifleksi. Bila
anterior akan teregang. Bila rotasi terjadi terus menerus maka kerusakan
Gambar 2.8
Posisi Kaki Plantar Fleksi
Pada gambar di atas, kaki dalatn keadaan plantar fleksi maksimal. Bila
trauma menimbulkan rotasi eksterna yang hebat maka dapat tcrjadi ruptur dari
Gambar 2.7
Posisi Kaki Eversi
11
Pada gambar di atas, fraktur maleolus lateralis yang terjadi bila trauma
menimbulkan rotasi eksterna dan abduksi yang hebat memutar os talus dan
mendorong melcolus latcral ke posterior. Bila trauma cukup kuat ruptur dari
2.5 Klasifikasi
berdasarkan pada level fraktur fibula. Klasifikasi Danis Weber adalah sebagai
berikut :
1. Weber type A
atau abduksi. Medial maleolus dapat fraktur atau deltoid ligamen robek.
2. Weber type B
3. Weber type C
Fibulanya patah diatas syndesmosis disebut C1 bila 1/3 distal dan C2 bila
lebih tinggi lagi. Disebabkan abduksi saja atau kombinasi abduksi dan
12
Gambar 2.10
Kriteria Danies-Weber
Pada fraktur pergelangan kaki, Pasien akan mengeluh sakit sekali dan tak
kebiruan atau deformitas. Yang penting diperhatikan adalah lokalisasi dari nyeri
tekan apakah pada daerah tulang atau pada ligament. (Netter, 2012)
13