Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

Trauma adalah keadaan yang disebabkan oleh luka atau cedera. Trauma

atau injuri didefinisikan sebagai gangguan seluler yang disebabkan oleh hantaman

energi lingkungan yang di luar daya pegas/elastisitas tubuh yang berakibat

kematian sel dikarenakan iskemia/reperfusi. Trauma sendi adalah keadaan di

mana bagian tubuh yaitu sendi baik dalam atau pun luar mengalami trauma yang

disebabkan oleh luka atau cidera (Burlew & Moore, 2015).


Secara anatomis stabilitas sendi tersebut meliputi stabilitas tulang (bone

stability) yaitu tulang yang membentuk sendi dan stabilitas jaringan lunak (soft

tissue stability) yang berupa kapsul sendi dan ligamentum serta tendo / otot-otot di

dekat sendi itu. Apabila terjadi kerusakan dari struktur tersebut diatas maka sendi

tersebut menjadi tidak stabil dengan kata lain disebut instabilitas sendi (joint

instability). Stabilitas sendi sangat bervariasi seperti sendi panggul yang termasuk

dalam golongan ball and socket joint dengan permukaan asetabulum seperti

mangkok yang dalam akan memberikan stabilitas lebih baik bila dibanding

dengan sendi lutut yang termasuk grup hinge joint dimana faktor jaringan lunak

memegang peranan pada stabilitas sendi.


Trauma langsung akan mengakibatkan sendi mengalami kontusi, dan bila

trauma tersebut lebih berat lagi dapat menimbulkan subluksasi atau dislokasi

bahkan fraktur intraartikular. Pada trauma tidak langsung (indirect injury) maka

jaringan lunak seperti ligamentum akan teregang atau ruptur parsial yang disebut

dengan nama sprain dan berdasarkan pergeseran sendi serta pemeriksaan klinis

dan mikroskopik dibagi menjadi : sprain grade I hanya mengeluh kesakitan tanpa

1
instabilitas sendi. Sprain grade II terjadi ruptur sebagian serabutnya saja sehingga

terjadi instabilitas sendi minimal. Pada Sprain grade III karena energi trauma

cukup besar dapat terjadi ruptur komplit atau avulsi sehingga terjadi instabilitas

sendi.
Cedera pergelangan kaki sering dianggap sebagai luka yang diakibatkan

aktivitas berolahraga, Fakta dilapangan, Sesuatu yang sederhana seperti berjalan

di permukaan yang tidak rata, penggunaan sepatu high heels bisa menyebabkan

cedera pada angkle.


Cedera ankle bisa terjadi pada siapa saja pada usia berapapun. Namun, pria

berusia antara 15 dan 24 tahun memiliki resiko cidera lebih renda , dibandingkan

wanita berusia 30 tahun yang memiliki resiko cidera. Namun, tetap saja dari

seluruh kejadian cidera angkle aktivitas olahraga yang paling banyak

menyebabkan cidera angkle.


Setiap hari di AS, 25.000 orang mengalami cidera angkle. Dan lebih dari 1

juta orang mengunjungi ruang gawat darurat setiap tahun karena cedera

pergelangan kaki. Cedera pergelangan kaki yang paling umum adalah dislokasi

dan fraktur, yang melibatkan ligamen dan tulang di pergelangan kaki. Namun

tidak jarang juga dapat mengenai tendon.

Anda mungkin juga menyukai