Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN

REFLEK PATOLOGIS
No. Dokumen : SOP/Bab 3/…../PkmTgr
No. Revisi : 03

SOP Tanggal Terbit

Halaman : 1/3
Kepala Puskesmas
PUSKESMAS
TENGGARANG dr. Slamet Santoso
NIP. 19730930 200501 1 007

1. Pengertian Pemeriksaan Reflek Patologis adalah gerakan volunter yang muncul akibat
suatu rangsangan. Gerakan ini seharusnya tidak muncul pada orang dewasa
sehat, tetapi dapat muncul secara normal pada anak kecil dan bayi
sebagai refleks primitif
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas klinis dalam melaksanakan Pemeriksaan Reflek
Patologis
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tenggarang Nomor
440/00136A/430.9.3.6/2022 tentang Kajian Awal Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 tahun 2015
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama
5. Prosedur 1. Petugas klinis melakukan pemeriksaan dengan mematuhi Protokol
Kesehatan 3M:
- Memakai masker
- Mencuci tangan
- Menjaga jarak
2. Petugas klinis menganjurkan pasien dan keluarga memakai masker
dengan benar
3. Petugas klinis menyiapakan alat dan bahan
- Palu reflek
- Meja
- Kursi
- Lembar pencatatan
4. Petugas klinis melakukan teknik pemeriksaan :
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Jelaskan kepada pasien jenis dan prosedur pemeriksaan yang
dilakukan.
3. Mencuci tangan.
4. Refleks Hoffman tromner
a. Minta pasien untuk melakukan hiperekstensi di pergelangan
tangannya, kemudian ujung jari tengah disentil (snapped)
b. Lihat gerakan jari lainnya, hasil positif adalah bila jari-jari
fleksi dan ibu jari adduksi
5. Kemudian, minta pasien berbaring di meja periksa dengan
kedua tungkai diluruskan.
6. Refleks babinski
a. Pemeriksa memegang pergelangan kaki untuk memfiksasi
kaki pasien.
b. Gunakan ujung tajam palu refleks untuk menggores telapak
kaki bagian lateral, mulai tumit menuju pangkal jempol
kaki.
c. Goresan dilakukan secara perlahan dan tidak sampai
mengakibatkan rasa nyeri.
d. Lakukan prosedur pemeriksaan ini pada kaki lainnya dan
bandingkan hasilnya.
7. Refleks Chaddock
Rangsangan diberikan dengan cara menggoreskan ujung
runcing palu refleks di bagian lateral malleolus
8. Refleks Oppenheim
Rangsangan diberikan dengan mengurut dengan kuat tibia dan
otot tibialis anterior dari arah proksimal ke distal
9. Refleks Gordon
Rangsangan diberikan dengan mencubit otot gastroknemius.
10. Refleks Scaeffer
Rangsangan diberikan dengan mencubit tendon Achilles
11. Refleks Gonda
Rangsangan diberikan dengan menekan kalah satu jari kaki dan
melepaskannya
5. Petugas klinis melakukan analisa hasil pemeriksaan:
- Refleks Hoffman tromner positif bilateral pada 25% orang normal,
sedangkan bila unilateral merupakan indikasi lesi UMN diatas
segmen servikal VIII.
- Refleks dikatakan positif apabila pada saat dilakukan
manuvermanuver diatas didapatkan gerakan dorsofleksi ibu jari kaki
yang dapat disertai dengan gerak mekarnya jari-jari lainnya.
Refleksrefleks ini positif pada lesi traktus piramidali
6. Petugas klinis mencatat hasil pemeriksaan di Rekam Medis
6. Unit terkait UGD
Rawat Inap
Poli Umum
Poli KIA
Pustu, Ponkesdes

8. Rekam histori perubahan

No. Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai


berlaku
1. Kebijakan Kebijakan awal: SK Kepala Puskesmas 3 Januari 2022
Tenggarang tentang Layanan Klinis Berorientasi
Pasien berubah menjadi SK Kepala Puskesmas
Tenggarang tentang Kajian Awal Klinis di
Puskesmas Tenggarang
2. Isi prosedur Prosedur wajib mencantumkan penyesuaian 3 Januari 2022
Juknis pelayanan puskesmas pada masa pandemi
Covid 19
3. Referensi Referensi terbaru yang digunakan adalah 3 Januari 2022
Kepmenkes nomor 514 tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Umum di
FKTP

Anda mungkin juga menyukai