Anda di halaman 1dari 10

RSUD dr. T.C.

HILLERS MAUMERE

PEMASANGAN INFUSE

Jln. WAIRKLAU NO. Dokumen NO. REVISI HAL.


Telp/fax : (0382)-21314 ...................... 2017 1/2
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR
STANDAR TANGGAL TERBIT RSUD dr. T. C. HILLERS MAUMERE
OPERASIONAL
PROSEDUR
dr. JUNAEDI SINAGA
NIP : ...............................................
I. PENGERTIAN  Pemasangan Infus merupakan pemberian sejumlah cairan ke dalam
tubuh lewat sebuah jarum ke dalam pembuluh darah intra vena
(pembuluh balik) untuk dapat menggantikan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh
 Pungsi vena merupakan teknik penusukan vena melalui transkutan
dengan stilet tajam yang kaku (abocath), seperti angiokateter atau
dengan jarum yang disambungkan pada spuit

II. TUJUAN 1. Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh yang didalamnya


mengandung air, vitamin, elektrolit, lemak, protein & kalori
yang tidak mampu untuk dapat dipertahankan secara adekuat
melalui oral
2. Agar dapat memperbaiki keseimbangan asam basa
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
4. Memberikan jalan/jalur masuk dalam pemberian obat-obatan ke
dalam tubuh
5. Memonitor tekanan darah Intra Vena Central (CVP)
6. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan untuk di
istirahatkan

III. KEBIJAKAN 1. Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra
vena (I.V)
2. Pasien dehidrasi untuk rehidrasi parenteral

IV. PROSEDUR A. Persiapan Alat dan Bahan


1. Standar infuse
2. Set infuse sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
3. Cairan parenteral sesuai program
4. Jarum infuse (abocath) dengan ukuran yang tepat
5. Pengalas dan perlak
6. Torniket atau pembendung vena
7. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
8. Plester/hipafix
9. Gunting
10. Kassa steril
11. Betadin
12. Bengkok
13. Sarung tangan

B. Tahap PraInteraksi
1) Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2) Mencuci tangan
3) Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

C. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

D. Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Atur peralatan di samping tempat tidur.
3. Buka kemasan steril dengan menggunakan teknik aseptic
4. Untuk pemberian cairan IV :
 Periksa larutan menggunakan “Lima Benar” pemberian
obat. Periksa larutan terhadap warna, kejernihan, dan
tanggal kedaluwarsa
 Jika menggunakan larutan IV dalam botol, lepaskan
penutup logam dan lempeng karet dan logam di bawah
penutup. Untuk kantong plastic, lepaskan lapisan plastic
diatas port slang IV
 Buka set infuse dan pertahankan sterilitas pada kedua
ujung
 Pasang klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan
pindahkan klem rol pada posisi off
 Tusukkan set infuse ke dalam kantong atau botol cairan,
lepaskan penutup pelindung kantong IV tanpa menyentuh
lubangnya, lepaskan penutup pelindung dari paku penusuk
slang, jangan menyentuh paku penusuk dan tusukkan paku
ke dalam lubang kantong IV atau tusukkan penusuk ke
penyumbat karet hitam dari botol. Bersihkan karet
penyumbat dengan antiseptic sebelum menusukkan paku
penusuk.
 Isi slang infuse, tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan
terisi 1/3-1/2 penuh.
 Lepaskan pelindung jarum dan klem rol untuk
memungkinkan cairan memenuhi bilik drip melalui slang
ke adapter jarum. Kembalikan klem rol ke posisi off
setelah slang terisi.
 Pastikan slang bersih dari udara dan gelembung udara.
 Lepaskan pelindung jarum.
5. Mengatur posisi pasien dan pilih vena yang terdilatasi baik
6. Memasang perlak dan alasnya
7. Membebaskan daerah yang akan di insersi
8. Memasang torniquet 10 – 12 cm di atas tempat penusukan
9. Memakai sarung tangan sekali pakai.
10. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari
dalam keluar)
11. Lakukan pungsi vena. Tahan vena dengan ibu jari di atas vena,
regangkan kulit berlawanan dengan arah penusukan 5-7,5 cm
kearah distal. Jarum kupu-kupu : pegang jarum pada sudut 200-
300 dengan bevel kearah atas terhadap tempat pungsi vena
12. Perhatikan keluarnya darah melalui slang jarum atau bilik
flashback ONC, yang menandakan bahwa jarum telah
memasuki vena. turunkan jarum sampai hampir menyentuh
kulit, dorong jarum sampai menempel dengan tempat pungsi
vena, dorong kateter ONC ke dalam vena, lalu lepaskan
stiletnya.
13. Tahan kateter dengan satu tangan, lepaskan dengan cepat
hubungkan adapter jarum dari perangkat pemberian jangan
menyentuh tempat masuk adapter jarum
14. Lepaskan klem rol untuk memulai infuse pada kecepatan untuk
mempertahankan potensi aliran IV.
15. Melakukan fiksasi IV cateter
16. Untuk pemberian cairan IV atur kecepatan aliran sampai tetesan
yang tepat per menit
17. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan aliran serta ukuran
jarum pada balutan
18. Lepaskan sarung tangan, rapikan alat-alat dan cuci tangan
19. Catat pada catatan perawat mengenai jenis larutan, letak insersi,
kecepatan aliran, ukuran dan tipe kateter atau jarum, kapan
infuse dimulai dan bagaiman toleransi klien terhadap prosedur

E. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
V. UNIT TERKAIT
RSUD dr. T. C.
HILLERS MAUMERE

MENGHITUNG TETESAN INFUS

Jln. WAIRKLAU NO. Dokumen NO. REVISI HAL.


Telp/fax : (0382)-21314 ...................... 2017 ½
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR
STANDAR TANGGAL TERBIT RSUD dr. T. C. HILLERS MAUMERE
OPERASIONAL
PROSEDUR
dr. JUNAEDI SINAGA
NIP :.........................................
I. PENGERTIAN  Menghitung kecepatan infuse untuk mencegah ketidaktepatan
pemberian cairan

II. TUJUAN 1. Mencegah terjadinya kolaps kardiovaskuler dan sirkulasi pada


klien dehidrasi dan syok
2. Mencegah kelebihan cairan pada klien

III. KEBIJAKAN 1. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan &


elektrolit
2. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil,
contohnya syok (mengancam nyawa) & risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) , sebelum pembuluh darah kolaps (tak
teraba), maka tak mampu dipasang pemasangan infus.

IV. PROSEDUR A. Persiapan Alat dan Bahan


1. Buku catatan
2. Alat tulis
3. Arloji berjarum detik

B. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

C. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

D. Tahap Kerja
1. Baca program dokter dan ikuti “Lima Benar” untuk memastikan
larutan yang benar
2. Cari tahu kalibrasi dalam tetes per mililiter dari set infuse
(sesuai pada bungkus).
 Tetesan Mikro (Mikrodrip) : 1 cc = 60 tetes
Slang mikrodrip juga disebut slang pediatri, umumnya
memberikan 60 tetes/cc dan digunakan untuk pemberian
dengan volume kecil atau volume dalam jumlah yang
sangat tepat.
 Tetesan Makro (Makrodrip) :
1 cc = 15 tetes
1 cc = 20 tetes
3. Pilih salah satu rumus berikut :
 Mililiter per jam

Jumlah total cairan infuse (cc)


Cc/jam = ----------------------------------
Lama waktu penginfusan (jam)

 Tetes per menit

Jumlah total cairan infuse (cc) X factor tetesan


Tetes/menit = ----------------------------------------------------
Lama waktu penginfusan (menit)

4. Tetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada


bilik drip selama 1 menit dengan jam, kemudian atur klem
pengatur untuk menaikkan atau menurunkan kecepatan infuse.
Periksa kecepatan ini setiap jam.
5. Dokumentasikan pada catatan perawat menganai larutan dan
waktu

E. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
V. UNIT TERKAIT
RSUD dr. T. C.
HILLERS MAUMERE

MENGUKUR ASUPAN DAN


HALUARAN
(BALANCE CAIRAN)

Jln. WAIRKLAU NO. Dokumen NO. REVISI HAL.


Telp/fax : (0382)- ...................... 2017 ½
21314
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR
STANDAR TANGGAL RSUD dr. T. C. HILLERS MAUMERE
OPERASIONAL TERBIT
PROSEDUR

dr. JUNAEDI SINAGA


NIP :...........................................
I. PENGERTIAN  Suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh
(asupan) dan mengkur jumlah cairan yang keluar dari tubuh
(haluaran)

II. TUJUAN 1. Menentukan status keseimbangan cairan tubuh klien


2. Menentukan tingkatan dehidrasi klien
3. Mengetahui jumlah masukan cairan
4. Mengetahui keluaran cairan
5. Mengetahui balance cairan
6. Menentukan kebutuhan cairan
III. KEBIJAKAN Pasien dengan kecenderungan gangguan regulasi cairan
IV. PROSEDUR A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Buku catatan
2. Alat tulis
3. Gelas ukur/urine bag

B. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
C. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

D. Tahap Kerja
1. Tentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh klien.
Terdiri atas :
 Menghitung in take oral (minum)
 Menghitung in take oral (makan)
 Menghitung in take parenteral
 Menentukan cairan metabolisme ( 5cc/Kg BB/ 24 jam)
2. Tentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien.
Terdiri atas :
 Menghitung out put urine
 Menghitung out put feces
 Menghitung out put abnormal (muntah, drain, perdarahan,
keringat dll)
 Kehilangan cairan tanpa di sadari (Insensible Water
Loss/IWL) ; paru dan kulit
3. Tentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan
menggunakan rumus :

*Rumus menghitung balance cairan :


CM – (CK+IWL)
Ket:
CM : Cairan Masuk
CK : Cairan Keluar

*Rumus IWL

IWL = (15 x BB ) untuk 24 jam ( 1 hari )


E. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
V. UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai