Anda di halaman 1dari 3

MEMBERIKAN NUTRISI PARENTERAL

No Dokumen No Revisi Halaman


894/SPO/RSHB/II/2O16 00 1/3
RS Hidayah Boyolali
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL 22 Februari 2016

dr. Ida Wulandari


NIK.013
PENGERTIAN Adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui
pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernakan.
TUJUAN 1. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien
2. Memberikan terapi sesuai kebutuhan pasien

KEBIJAKAN Mengacu SK Direktur No. 126/SK/DIR.RSHB/2016 tentang kebijakan


pemberlakuan SPO Komite Keperawatan di Rumah Sakit Hidayah
Boyolali.
PROSEDUR Ada 2 macam metode pemberian nutrisi parenteral yaitu:
1. Nutrisi parenteral parsial: pembemberian sebagian kebutuhan
nutrisi melalui intravena, sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien
masih dapat dipenuhi melalui enteral. Cairan yang biasanya
digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
2. Nutrisi parenteral total: pemberian nutrisi melalui jalur intravena
ketika kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui
cairan infus, cairan yang digunakan adalah cairan yang
mengandung karbohidrat seperti triofusin, E 1000, cairan yang
mengandung asam amino seperti pan Amin G dan cairan yang
mengandung lemak seperti intralipid.
Lokasi pemberian secara parenteral melalui vena sentral dapat melalui
vena artikubital pada vena basilika, sefalika, vena sub klavia, vena
jugularis interna dan eksterna dan vena femoralis.
Nutrisi parenteral perifer melalui perifer dapat dilakukan pada
sebagian vena daerah tangan dan kaki.
Indikasi
1. Gangguan absorbsi makanan seperti fistula enterokunaleus, atresia
intestinal, colitis infeksiosa, obstruksi usus halus
2. Kondisi dimana usus harus diistirahatkan seperti pada pankrestitis
berat, status pre operative dengan mal nutrisi berat, angina
intertinal, diare berulang
3. Gangguan motilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan
4. Makan muntah terus menerus, gangguan
hemodinamik,hiperemesis gravidarum
5. Pasien syok
6. Pasien yang mengalami pengeluaran cairan berlebih
7. Intoksikasi berat
8. Sebelum tranfusi darah.
Kontraindikasi pemberian nutrisi parenteral
1. Pasien-pasien kanker, yang sedang menyalonkan terapi radiasi
dan kemoterapi
2. Pasien-pasien preoperatif yang bukan malnutrisi berat
3. Pankreatitis akut
4. Kolitis akut
5. AIDS
6. Penyakit paru yang mengalami eksaberbasi
7. Luka bakar
8. Penyakit-penyakit berat stadium akir
MEMBERIKAN NUTRISI PARENTERAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


894/SPO/RSHB/II/2O16 00 2/3
RS Hidayah
Boyolali
PROSEDUR Prosedur pemasangan infus
A. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
2. Menutup saluran infus (klem)
3. Menusukkan saluran infus dengan benar
4. Menggantung botol cairan pada standard infuse
5. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
6. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang
7. Mengatur posisi pasien dan pilih vena
8. Memasang perlak dan alasnya
9. Membebaskan daerah yang akan di insersi
10. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
11. Memakai hand schoen
12. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar
dari dalam keluar)
13. Mempertahankan vena pada posisi stabil
14. Memegang IV cateter dengan sudut 30 derajat
15. Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap keatas
16. Memastikan IV cateter masik intra vena kemudian
menarik Mandrin + 0,5 cm
17. Memasukkan IV cateter secara perlahan
18. Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selang
infuse
19. Melepaskan toniquet
20. Mengalirkan cairan infuse
21. Melakukan fiksasi IV cateter
22. Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutup dengan
kassa
23. Mengatur tetesan sesuai program
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.
Komplikasi pemasangan infus
Terapi intravena diberikan secara terus-menerus dan dalam jangka
waktu yang yang lama tentunya akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya komplikasi
1. Plebitis
2. Infiltrasi
3. Iritasi vena
4. Hematoma
5. Tromboflebitis
6. Trombosis
7. Oclusion
8. Spasme vena
9. Reaksi vasovagal
10. Kerusakansyaraf tendon dan ligament
Pencegahan komplikasi pemasangan terapi intravena
11. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus
baru Ganti kassa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan
evaluasi tanda infasi
12. Observasi tanda/reaksi alergi terhadap infus/komplikasi lain
13. Jika infus tidak diperlukan lagi, buat fiksasi pada lokasi
penusukan
14. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir
15. Tekan lokasi penusukan dengan alkohol swab lalu cabut
infus secara perlahan, periksa ujung kateter terhadap adanya
embolus
16. Bersihkan lokasi penusukan dengan antiseptik bekas-bekas
plester debersihkan memakai alkohol swab
17. Gunakan alat-alat yang steril, saat pemasangan dan gunakan
tehnik sterilisasi dalam pemasangan infus
18. Hindarkan memasang infus pada daerah-daerah yang infeksi
vena yang telah rusak, vena padadaerah fleksi dan vena yang
tidak stabil
19. Mengatur ketepatan aliran dan regulasi infus dengan cepat
20. Penghitungan cairan yang sering di gunakan adalah
penghitungan milimeter perjam (ml/h) dan penghitungan
tetes permenit.

INSTALASI 1. Dokter RS Hidayah Boyolali


TERKAIT 2. Perawat dan Bidan RS Hidayah Boyolali

Anda mungkin juga menyukai