Anda di halaman 1dari 6

PEMASANGAN IV LINE / INFUS DAN

MEMBERIKAN CAIRAN INFUS


( Keperawatan Medikal Bedah )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


OT.02.02/1/ 01363/2019 01 1/3

Ditetapkan Oleh :
Direktur
Poltekkes Kemenkes Pontianak
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONA 28 SEPTEMBER 2019
L
Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si
NIP. 197112311992031010
PENGERTIA Penusukan pembuluh darah vena menggunakan intra venouse catheter (IV cateter) untuk pemberian
N varian / terapi intravena secara continuous (terus-menerus)
Pemasangan Infus merupakan pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh lewat sebuah jarum ke
dalam pembuluh darah intra vena (pembuluh balik) untuk dapat menggantikan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh
TUJUAN 1. Tersedianya pedoman / acuan penerapan langkah-langkah untuk pemasangan infus dan
memberikan cairan infus dalam pembelajaran dan kompetensi mahasiswa/
2. Tercapainya penerapan standar keselamatan pasien (Patient safety)
3. Terlaksananya pemasangan infus dan pemberian cairan secara adekuat.
4. Terpenuhinya kebutuhan cairan dan atau nutrisi parenteral.
5. Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh yg didalamnya mengandung air, vitamin,
elektrolit, lemak, protein & kalori yg tidak mampu untuk dapat dipertahankan secara adekuat
melalui oral
6. Agar dapat memperbaiki keseimbangan asam basa
7. Memperbaiki volume komponen-komponen darah Memberikan jalan/jalur masuk dalam
pemberian obat-obatan kedalam tubuh
PRINSIP 1. Teliti dan menjaga rasa aman serta nyaman klien
2. Memperhatikan prinsip aseptik dan steril
3. Komunikasi terapeutik sebelum, selama dan sesudah melakukan tindakan keperawatan
4. Teliti dan hati-hati
5. Sabar
6. Peka terhadap respon pasien
7. Penusukan maksimal 3 kali bila gagal koordinasikan secara berjenjang dengan
HAL YANG 1. Lihat kembali order dokter untuk jenis, jumlah cairan infus dan tetesan infus. Perawat harus
PERLU mengacu pada 7 benar pemberian obat. Pastikan obat-obat tambahan telah ditambahkan dalam
DIKAJI cairan infus jika ada order dokter (mis : potassium dan vitamin). Cek warna, kejernihan dan
tanggal kadaluarsa cairan infus.
2. Kaji mengapa klien membutuhkan pemasangan infus
3. Kaji riwayat pemasangan infus klien
4. Pertimbangkan ada tidaknya rencana pembedahan atau penerimaan transfusi darah
5. Kaji nilai laboratorium
6. Peroleh informasi mengenai komposisi cairan, tujuan pemberian, dan efek samping yang harus
dimonitor
LOKASI
PERSIAPAN 1. Intra Vena catheter / Abbocath / jarum infus sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
2. Infus set
3. Karet pembendung / tourniquet
4. Alcohol swap
5. Penutup infus (Intra Venous film / IV film)
6. Plester dan gunting / Perekat non alergenik
7. Cairan infus. Pastika apakah termasuk cairan golongan high alert.
8. Gantungan infus
9. Sarung tangan bersih
10. Spalk / bidai (jika diperlukan)
11. Pengalas/Perlak
12. Jam (yang ada detiknya)
13. Cairan infus berdasarkan order dokter
14. Container pembuangan jarum (sharps container) / safetybox
15. Bengkok

PROSEDUR KERJA YA TIDAK


1. Pastikan identitas dan rekam medis pasien untuk melihat program pemberian cairan /
pemasangan infus
2. Lakukan pengecekan alat-alat yang akan digunakan dan jenis cairan yang akan diberikan.
(Pengecekan khusus obat atau cairan haigh alert yang akan diberikan melalui infus
dilakukan oleh 2 orang perawat).
3. Lakukan hand hygiene sebelum ke pasien .
4. Bawa alat-alat ke kamar pasien dan dekatkan ke pasien.
5. Ucapkan salam dan perkenalkan diri, contoh : “ Selamat pagi/siang/malam. Perkenalkan
nama saya perawat X”
6. Lakukan identifikasi pasien. Untuk pasien sadar minta pasien untuk menyebutkan nama dan
tanggal lahir, cocokkan dengan nama dan tanggal lahir yang tertulis pada gelang identitas
pasien. Untuk pasien dengan penurunan kesadaran : identifikasi melalui keluarga atau
mencocokkan identitas yang ada pada rekam medic dengan gelang identitas.
7. Berikan penjelasan tentang tindakan dan tujuan yang akan dilakukan
8. Jaga privasi pasien dengan memasang sampiran/gorden
9. Lakukan hand hygiene.

PEMASANGAN CAIRAN INFUS


10. Buka penutup spike / cairan infus dan penutupnya.
11. Buka infus set dan posisikan dalam kondisi di klem dan jarum infus dalam kondisi tertutup
12. Pegang leher botol infuskan dan tusukkan spike. Penusukan harus lurus
searah dengan posisi botol dengan menerapkan tehnik aseptic ( pisisi
botol 45’).
13. Isi buble trap -+ ½ bagian dan isi selang infus dengan cara membuka
roller (klem)

14. Bebaskan udara yang ada pada selang infus dengan menaikkan ujung
infuset yang ada jarumnya dibuat sejajar dengan chamber dan buka
roller clamp perlahan sampai cairan
memenuhi selang
15. Atur posisi pasien senyaman mungkin
16. Gunakan sarung tangan

PENUSUKAN IV LINE
17. Pilih vena yang tepat untuk insersi :
a. Identifikasi vena yang akan di tusuk,
dimulai dari daerah distal non dominan
kearah proksimal. Untuk cairan infus dengan
osmolaritas yang tinggi pilih vena besar dan dalam. Hindari pemasangan infus pada
ekstremitas yang mengalami parise / alergi. (Hindari area yang nyeri ketika dipalpasi)
b. Pilih vena yang besar, memilih vena dengan cara merabanya menggunakan ujung jari
telunjuk, hindari pemasangan pada tempat yang telah ditusuk sebelumnya
c. Pilih vena yang berdilatasi dengan baik. Metode untuk membuat vena berdilatasi :
1) pukul perlahan ekstremitas dari distal ke proksimal hingga ke area penusukan
2) berikan kehangatan pada ekstremitas selama beberapa menit (mis : menggunakan
washlap dengan air hangat)
d. Lakukan pembendungan daerah yang akan di puncture dengan tourniquet -+ 10-12 cm
diatas vena yang akan di puncture
18. Pasang pengalas
19. Lakukan disenfeksi dengan alcohol swap dengan cara memutar dari bagian dalam keluar
menggunakan tangan yang tidak dominan
20. Lakukan puncture / penusukan dengan IV kateter menggunakan tangan dominan dan
gunakan sudut 10-30 derajat saat penusukan. Semakin dalam vena, semakin besar sudut
penusukan.
21. Perhatikan ada/tidaknya darah pada IV catheter (keluarnya darah merupakan tanda IV
catheter masuk pembuluh darah ) sudah tepat memasuki vena, tarik jarum keluar sedikit,
dorong secara perlahan
22. Keluarkan mandrin secara perlahan dan lepaskan tourniquet buang mandrin pada safety box
23. Sambungkan ujung selang infus dengan IV kateter cepat dan hati-hati, jaga area steril.
Berikan tetesan infus.
24. Bersihkan IV kateter dan lokasi penusukan bila ada darah yang tercecer
25. Alirkan cairan infus perlahan-lahan dengan cara membuka roller (klem) infus set
26. Perhatikan adanya tanda-tanda bendungan / bengkak pada daerah tusukan
27. Tutup daerah penusukan dengan IV film
28. Fiksasi dan yakinkan selang infus terfiksasi dengan aman dengan metode kupu-kupu, tulis
tanggal pemasangan ivfd pada plester
29. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan cairan/program terapi
30. Tempelkan label identitas pasien pada botol / plabot infus
31. Berikan label berisikan tulisan : tanggal dan jam pemasangan pada IV kateter dan infus set.
32. Evaluasi respon pasien terhadap pemasangan infus
33. Buka sarung tangan dan lakukan hand hygiene sesudah tindakan pemasangan infus.
34. Buka sampiran
35. Berikan reinforcement positif pada pasien
36. Berikan edukasi kepada pasien / keluarga agar tidak merubah tetesan infus, menjaga
kepatenan infus dan kebersihan lingkungan serta segera lapor kepada perawat bila infus
tercabut, tidak menetes atau tetesan tidak lancer
37. Buang sampah sesuai dengan jenisnya (infeksius / non infeksius) dan Buang semua benda-
benda tajam pada sharp container/Safety box
38. Dokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi pada rekam medic pasien, khusus cairan infus
yang termasuk dalam golongan high alert dokumentasi pemberian obat diparaf oleh 2 orang
perawat.
EVALUASI
Observasi klien setiap 1- 2 jam
1. periksa apakah jumlah kolf yang diberikan sudah sesuai dengan order dokter pada status
medis klien
2. hitung / cek jumlah tetesan/ menit benar
3. periksa kepatenan kanul IV
4. observasi klien terhadap adanya ketidaknyamanan pada area penusukan ketika dipalpasi,
pantau tanda-tanda infeksi
5. kanul iv harus diganti setiap 3 hari atau sesuai dengan order dokter ataupun ketika
komplikasi terjadi
6. Ketika cairan sisa 100 ml, cairan berikutnya sudah harus disiapkan disamping tempat tidur
klien.
7. Evaluasi perasaan klien setelah dilakukan pemasangan infus

REFERENSI 1. Perry, Anne Griffin dkk : Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar. Edisi 5. EGC. Jakarta.
2005
2. Kozier, Erb, dkk. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Edisi 7. EGC.Jakarta. 2011
3. Boyd, Nihart. (1998). Psychiatric Nursing & Contemporary Practice. 1st edition. Lippincot-
Raven Publisher: Philadelphia.
4. Carpenito, Lynda Juall. (2003). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC
5. Meltzer, Suzanne C. & Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah:
Brunner & Suddarth. EGC. Jakarta

Keterangan : YA : NILAI 1 TIDAK : NILAI 0


PENILAIAN PENGUJI

Jumlah item X bobot nilai Pontianak,………………….


------------------------------ X 100
Total Skor
= (…………………………..)

NILAI BATAS LULUS ( NBL) = 75

Anda mungkin juga menyukai