oleh
Kelompok 1
Ulfi
NIM 142310101002
Anggi Kurniawati
devia
NIM 142310101039
NIM 1423101010
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perikardium merupakan selaput luar pembungkus jantung yang terdiri dari dua
lapisan, yaitu lapisan parietal dan lapisan visceral. Kedua lapisan tersebut akan
bertemu dipangkal jantung dan akan membentuk kantung jantung. Diantara dua
lapisan tersebut terdapat cairan yang berfungsi sebagai pelicin untuk menjaga agar
tidak terjadi gesekan sehingga tidak menimbulkan gangguan pada jantung.
Miokardium meerupakan bagian tengah otot jantung, yang terdapat diseluruh
atrium dan ventrikel. Gunanya adalah sebagai kontraksi jantung. Miokardium
terdiri dari 3 otot yaitu: otot atrium, otot ventrikel kiri dan otot serat khusus.
Adanya gangguan pada perikardium dan miokardium dapat menimbulkan
tidak efektifnya kerja jantung. Salah satu gangguan yang dapat terjadi pada
perikardium yaitu perikarditis sedangkan yang dapat terjadi pada miokardium
yaitu miokarditis.Gangguan perikarditis dapat menyebabkanpenimbunan cairan di
ruang interstisial, sedangkan untuk gangguan mioarditits dapat menyebabkan
kelemahan otot jantung dan penurunankontraktilitas jantung.Untuk mengetahui
lebih dalam tentang perikarditis dan miokarditis, disini kami akan mengulas
tentang penyakit tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perikarditis dan miokarditis?
2. Apa penyebab seseorang mengalami perikarditis dan miokarditis?
3. Apa saja tanda dan gejala perikarditis dan miokarditis?
4. Bagaimana pemeriksaan diagnostik untuk perikarditis dan miokarditis?
5. Bagaimana penatalaksanaan untuk perikarditis dan miokarditis?
6. Bagaimana asuhan keperawatan untuk pasien perikarditis dan miokarditis?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari perikarditis dan miokarditis
Infeksi virus
Terapi penyinaran untuk kanker payudara atau limfoma
Artritis rematoid
Cedera
Pembedahan jantung
6. Infeksi bakteri
Perikarditis Akut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
untuk
perikarditis
tuberculosis;
7. amfoterisin B untuk perikarditis fungal;
8. steroid adrenal untuk perikarditis akibat lupus eritematosus; dan
9. tingkatkan aktivitas secara bertahap sesuai perbaikan kondisi (Baughman &
Hackley, 2000).
Penatalaksanaan miokarditis
Penataan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit ini adalah:
a. dilakukan perawatan untuk tindakan observasi.
b. Pasien dibaringkan/dibatasi aktivitasnya
c. Pemberian antibiotic/dilakukan kemoterapi
d. Dilakukan pengobatan sistemik suportif yang ditujukan pada penyakit
infeksi sistemik
e. Pemberian obat kortison
f. Jika penyakit berkembang menjadi gagal jantung kongestif, maka perlu
dilakukan diuretic untuk mngurangi retensi cairan, digitalis untuk
merangsang detak jantung, dan pemberian obat antibeku untuk mencegah
pembentukan bekuan( Griffith,1994)
2. Pemeriksaan fisik
B1: Breathing (Respiratory System)
Sesak nafas, takipnea, suara nafas ronkhi, batuk (+).
B2: Blood (Cardiovascular system)
takikardi, penurunan TD, aritmia jantung.
B3: Brain (Nervous system)
Normal.
B4: Bladder (Genitourinary system)
penurunan frekuensi / jumlah urine, urine pekat gelap.
B5: Bowel (Gastrointestinal System)
Anorexia, muntah, mual, kekurangan nutrisi.
B6: Bone (Bone-Muscle-Integument)
Lemah dan nyeri pada daerah ekstremitas.
Pengkajian miokarditis
a. Aktivits/ istirahat
Gejala: kelelahan,kelemahan
Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah,dispmea dengan aktivitas
b. Pernafasan
Gejala : nafas pendek (nafas penddek kronis memburuk pada malam hari).
Tanda : DNP (dispnea nocturnal paroxysmal), batuk, inspirsi mengi,
takipnea, krekels an ronkhi, pernapsan dangkal.
c. Sirkulasi
Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital,bedah
jantung,palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardia,disritmia,perpindahan
titik
impuls
maksimal,
keganasan/iradiasi
thoraxal;dalam
penanganan
informasi,keterbatasan
diagnose.
3.3. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan nyeri berhubungan dengan efusi perikardium
Tujuan
kognitif,menyangkal
dan
menurunkan
ketidaknyamanan
adanya
jantung.
hipotensi, Manifestasi
JVP, perubahan
klinis
pada
kardiak
sebagai
dampak
sekunder
volume
sirkulasi
dan
Intervensi
Palpasi nadi perifer
Pantau output urine
Istirahatkan klien dengan tirah baring
optimal.
Observasi
peningkatan
Rasional
Mengontrol penurunan curah jantung
Mengontrol penurunan curah jantung.
Mengetahui respon ginjal dalam
adanya
JVP, perubahan
kardiak
sebagai
dampak
sekunder
volume
sirkulasi
dan
Kriteria hasil
Intervensi
Evaluasi status
mental.
Rasional
Perhatikan Indikator
yang
menunjukkan
disritmia
kronis.
Dapat
mencegah
balik
menurunkan
thrombus.
Istirahatkan klien dengan tirah baring Mengetahui
vena
karenanya
resiko
respon
pembentukan
ginjal
dalam
optimal.
menurunkan curah jantung.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan Heparin dapat digunakan secara
lain: Berikan antikoagulan, contoh profilaksis bila pasien memerlukan
heparin, warfarin (coumadin)
Kriteria Hasil :
Intervensi
Tingkatkan
istirahat
dan
Rasional
berikan Mengurangi kebutuhan oksigen.
seperti
mengejan
defekasi.
dan takikardi, serta peningkatan TD.
Tingkatkan klien duduk di kursi dan Untuk meningkatkan vena balik.
tinggikan kaki klien.
Pertahankan rentang gerak pasif selama Meningkatkan kontraksi otot sehingga
sakit krisis.
Bantu mobilisasi pasien.
:
:
Intervensi
Pantau suhu pasien
Rasional
Suhu pasien merupakan tanda-tanda
terjadinya infeksi.
Perikardiosentesis merupakan tindakan
aspirasi efusi.
perikardiosentesis.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
perikardium.
penegakan diagnosis.
6. Intervensi miokardium
a. Nyeri
Tujuan
Kriteria hasi
Intervensi:
Intervensi
Rasional
Kolaborasi pemberian obat-obatan Dapat menghilangkan
sesuai indikasi (agen nonsteroid; menurunkan
aspirin,
steroid).
endocin;
antiseptic; menurunkan
respon
demam;
nyeri,
inflamasi,
steroid
Kolaborasi
pemberian
berat.
oksigen Memaksimalkan
ketersediaan
kerja jantung.
Berikan lingkungan yang tenang Tindakan
ini
menurunkan
dan
fisik
tindakan
misalnya:
kenyamanan, ketidaknyamanan
perubahan
dan
hangat
atau
dingin,
dukungan emosional.
Berikan teknik distraksi yang Mengarahkan kembali perhatian,
tepat.
memberikan
distraksi
dalam
factor
pemberat
dan
hilang
dengan
gelisah,
tegangan
otot,
menangis.
7. Resiko tinggi terhadap penurunan curah janntung
Tujuan
Criteria hasil
Intervensi
Intervensi
Rasional
Pertahankan tirah baring dalam posisi Menurunkan
semi-fowler.
beban
kerja
jantung,
Memberikan
tindakan
kenyamanan. Meningkatkan
relaksasi
dan
obat
frekuensi
yang
teridentifikasi
dan
mencegah
atau
Penurunan
TD,
takikardia,
kerusakan
toleransi
jantung
terhadap aktivitas
Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan Memberikan deteksi dini dari terjadinya
jarak atau muffled tonus jantung, komplikasi. Misalnya :GJK, tamponade
murmur, gallop s3 dan s4.
jantung.
Kriteria hasil
Intervensi
Intervensi
Kolaborasi pemberian antibiotic
Melakukan
tes
darah
Rasional
Antibiotic
untuk
mengurangi
agen
infeksius
lengkap Untuk mengetahui nilai WBC dan
infeksi.
Memantau
pasien
dan
perkembangan
melakukan
kondisi
tindakan
selanjutnya.
9. Intoleransi aktivitas
Tujuan
Kriteria hasil
Perilaku
menampakan
kemampuan
untuk
Pasien
mengungkapkan
mampu
untuk
Intervensi
Intervensi
Rasional
Bantu psien dalam program latihan Saat inflamasi atau kondisi dasar
progresif bertahap sesegera mungkin teratasi,
pasien
mungkin
mampu
untuk turun dari tempat tidur, encatat melakukan aktivitas yang di inginkan,
respons tanpa tanda vital dan toleransi kecuali kerusakan meokard permanen
pasien pada peningkatan aktivitas
atau terjadi komplikasi
Mengkaji respons pasien terhadap Mioarditis menyebabkan inflamasi dan
aktivitas. Perhatikan adanya perubahan kemungkinan fungsi sel-sel miokard.
dan keluhan kelemahan, keletihan, dan
dispnea berkenaan dengan aktivitas
Pertahankan tirah baring selama Meningkatkan
resolusi
inflamasi
frekuensi
derajat
Kriteria hasil
- RR 30-60x /menit
- Nadi 120-140x /menit
- Suhu 36,5-37C
- Sianosis(-)
- Ekstremitas hangat
Intervensi
Intervensi
Beri oksigen sesuai kebutuhan
Rasional
Membantu
output.
Frekuensi dan bunyi jantung yang
meningkatkan
cardiac
atau
kebiruan
Observasi TTV
Kolaborsi
dengan
dokter
perkembangan
kondisi
pasien
untuk Meningkatkan cardiac output
memberikan terapi
11.Kurang pengetahuan.
Tujuan
Kriteria hasil
mengidentifikasi
kemungkinan
efek
samping
komplikasi
yang
obat
dan
perlu
di
perhatikan.
-
Memperlihatkan
perubahan
mencegah komplikasi
Intervensi
perilaku
untuk
Intervensi
Rasional
Kaji kesiapan dan hambatan dalam Perasaan sejahtera yang sudah lama
belajar termasuk orang terdekat.
penyakit.
Jelaskan efek inflmasi pada jantung, Untuk bertanggungjawab
secara individual pada pasien. Ajarkan kesehatan
untuk
memperhatikan
sendiri,
gejala memahami
pasien
penyebab
terhadap
perlu
khusus,
diharapkan
dari
kondisi
tak
beratbadan,
biasanya,
menunjukkan
peningkatan kekambuhan/komplikasi.
peningkatan
toleransi
terhadap aktivitas.
Anjurkan pasien/orang terdekat dengan Informasi perlu untuk meningkatkan
dosis, tujuan dan efek samping obat; perawatan diri, peningkatan terlibat
kebutuhan diet;pertimbangan khusus; pada
program
lama/pemberian
terapeutik,mencegah
dirumah
antibiotic
sakit
IV/
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung pada parietal
maupun viseral. Perikardium merupakan selaput luar pembungkus jantung yang
terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan parietal dan lapisan visceral. Kedua lapisan
tersebut akan bertemu dipangkal jantung dan akan membentuk kantung jantung.
Diantara dua lapisan tersebut terdapat cairan yang berfungsi sebagai pelican untuk
menjaga agar tidak terjadi gesekan sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
jantung.
Miokarditis merupakan proses peradangan pada jantung yang disebabkan oleh
bakteri,virus, riketsia dan parasit. Miokardium dapat disebut juga suatu
peradangan atau inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agenagen infeksi.
4.2 Saran
Sebagai seorang perawat sebaiknya harus lebih mengerti, memahami dan bisa
mengatasi penyakit yang bisa mengenai organ vital manusia, salah satunya
perikarditis dan miokarditis pada jantung. Selain itu, perawat harus bisa
mengidentifikasi bagaimana
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C dan Joann C. Hakley. Keperawatan Medikal Bedah: Buku
Saku untuk Brunner dan Suddarth. Alih bahasa oleh Yasmin Asih. 2000.
Jakrta: EGC.
Betz, Cecily Lynn & Sowden, Linda .A. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri.
Jakarta: EGC.
Hayes, Peter .C & Mackay, Thomas .W. 1997. Buku Saku Diagnosis dan Terapi.
Jakarta: EGC.
Mitchell, Richard N. Et al. 2008. Buku Saku Dasar Patofisiologis Penyakit
Robbins Dan Cotran. Ahli bahasa: Andry Hartono. Jakata: EGC.
Muttaqien, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Sabiston, David C. 1994. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC.