Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PENANGANAN

TAKIKARDIA Ditetapkan Oleh


Kepala Puskesmas
No. Kode
Rangas
Terbitan :

SOP No. Revisi :


PEMERINTAH Tanggal Berlaku :
KABUPATEN PUSKESMAS
MAMUJU Muchlis, S.Kep, NS RANGAS
Halaman : NIP : 197011141994031007

1. Takikardi adalah suatu kondisi dimana denyut jantung istirahat


seseorang secara abnormal lebih dari 100 kali per menit.
2. Supraventikular Takikardi (SVT) adalah takikardi yang berasal dari
sumber di atas ventrikel (atrium), dengan ciri gelombang QRS sempit(<
1. Pengertian 0,12ms) dan frekuensi lebih dari 150 kali per menit.
3. Ventrikular Takikardi (VT) adalah takikardi yang berasal dari
ventrikel, dengan ciri gelombang QRS lebar (> 0,12ms) dan frekuensi
biasanya lebih dari 150 kali per menit. VT ini bisa menimbulkan
gangguan hemodinamik yang segera memerlukan tindakan resusitasi.
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus takikardia di puskesmas
2. Tujuan
rangas
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Kebijakan
3. Keputusan mentri kesehatan no. 128 tahun 2004 tentang kebijakan
dasar pusat kesehatan puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 5 Tahun 2014
4. Referensi tentangpanduanpraktikklinisbagidokter di fasilitaspelayanankesehatan
primer
EKG
5. Sarana dan
Ambulans untuk merujuk
Prasarana
Ambu bag
Anamnesis
1. Gejala utama meliputi:
2. Palpitasi
3. Sesak napas
4. Mudah lelah
5. Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada
6. Prosedur / 6. Denyut jantung istirahat lebih dari 100bpm
langkah langkah 7. Penurunan tekanan darah dapat terjadi pada kondisi yang tidak stabil
8. Pusing
9. Sinkop
10. Berkeringat
11. Penurunan kesadaran bila terjadi gangguan hemodinamik
Faktor Risiko
1. Penyakit Jantung Koroner
2. Kelainan Jantung
3. Stress dan gangguan kecemasan
4. Gangguan elektrolit Faktor Predisposisi
5. Penyakit yang menyebabkan gangguan elektrolit seperti diare
6. Sindrom koroner akut
7. Gangguan cemas yang berlebih pada SVT
8. Aritmia

Pemeriksaan Fisik
Patognomonis
1. Denyut jantung melebihi 100 kali per menit dan bisa menjadi sangat
cepat dengan frekuensi > 150 kali per menit pada keadaan SVT dan
VT
2. Takipnea
3. Hipotensi
4. Sering disertai gelisah hingga penurunan kesadaran pada kondisi yang
tidak stabil

Pemeriksaan Penunjang
EKG

Komplikasi
Bisa menyebabkan kematian

Penatalaksanaan
1. Tata Laksana
Keadaan ini merupakan keadaan yang mengancam jiwa terutama bila
disertai hemodinamik yang tidak stabil. Bila hemodinamik tidak stabil
(Tekanan Darah Sistolik < 90 mmHg) dengan nadi melemah, apalagi
disertai penurunan kesadaran bahkan pasien menjadi tidak responsif
harus dilakukan kardioversi baik dengan obat maupun elektrik.
Kondisi ini harus segera dirujuk dengan terpasang infus dan resusitasi
jantung paru bila tidak responsif. Oksigen diberikan dengan sungkup
O2 10-15 lpm. Pada kondisi stabil, SVT dapat diatasi dengan
dilakukan vagal manuver (memijat A. Karotis atau bola mata selama
10-15 menit). Bila tidak respon, dilanjutkan dengan pemberian
adenosin 6 mg bolus cepat. Bila tidak respon boleh diulang dengan 12
mg sebanyak dua kali. Bila tidak respon atau adenosin tidak tersedia,
segera rujuk ke layanan sekunder. Pada VT, segera rujuk dengan
terpasang infus dan oksigen O2 nasal 4 l/m.
2. Modifikasi gaya hidup:
Mencegah faktor risiko dan Modifikasi aktifitas fisik, asupan
makanan, dan mengelola timbulnya gejala.

Konseling dan Edukasi


1. Edukasi kepada keluarga bahwa keadaan ini merupakan keadaan yang
mengancam jiwa.
2. Persetujuan keluarga perlu dilakukan karena membutuhkan
penanganan yang cepat sampai ke tempat rujukan.

Kriteria Rujukan :
Segera rujuk setelah pertolongan pertama dengan pemasangan infus dan
oksigen.

anamnesis pemeriksaan
pemeriksaan fisik
penunjang

7. Diagram Alur

penegakan
penatalaksanaan
diagnosis

1. Poli Umum
2. UGD
8. Unit terkait
3. Pustu/Poskesdes.

Anda mungkin juga menyukai