Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR PENANGANAN

HORDEOLUM Ditetapkan Oleh


Kepala Puskesmas
No. Kode
Rangas
Terbitan :

SOP No. Revisi :


PEMERINTAH Tanggal Berlaku :
KABUPATEN PUSKESMAS
MAMUJU Muchlis, S.Kep, NS RANGAS
Halaman : NIP : 197011141994031007

Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Biasanya


merupakan infeksi Staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak. Dikenal
1. Pengertian dua bentuk hordeolum internum dan eksternum. Hordolum eksternum
merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum
merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus Hordeolum di puskesmas
2. Tujuan
rangas
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Kebijakan
3. Keputusan mentri kesehatan no. 128 tahun 2004 tentang kebijakan
dasar pusat kesehatan puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 5 Tahun 2014
4. Referensi tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
primer
5. Sarana dan
Peralatan bedah minor
Prasarana
Anamnesis
Gejala utama hordeolum adalah kelopak yang bengkak dengan rasa sakit
dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan, serta perasaan tidak nyaman
dan sensasi terbakar pada kelopak mata

Pemeriksaan Fisik Oftalmologis


1. Ditemukan kelopak mata bengkak, merah, dan nyeri pada perabaan.
2. Nanah dapat keluar dari pangkal rambut (hordeolum eksternum).
3. Apabila sudah terjadi abses dapat timbul undulasi.
6. Prosedur /
langkah langkah
Diagnosis Banding
1. Selulitis preseptal
2. Kalazion
3. Granuloma piogenik Komplikasi
4. Selulitis palpebra
5. Abses palpebra
Penatalaksanaan
1. Mata dikompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit setiap kalinya
untuk membantu drainase. Tindakan dilakukan dengan mata tertutup
2. Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih atau pun dengan sabun atau
sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat
mempercepat proses penyembuhan. Tindakan dilakukan dengan mata
tertutup
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan
infeksi yang lebih serius.
4. Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan hal itu
menjadi penyebab infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke
kornea.
6. Pemberian terapi topikal dengan Oxytetrasiklin salep mata atau
kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila menggunakan
kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.
7. Pemberian terapi oral sistemik dengan eritromisin 500 mg pada dewasa
dan anak sesuai dengan berat badan atau dikloksasilin 4 kali sehari
selama 3 hari.

Konseling dan Edukasi


Penyakit hordeolum dapat berulang sehingga perlu diberi tahu pasien dan
keluarga untuk menjaga higiene dan kebersihan lingkungan

Rencana Tindak Lanjut


Bila dengan pengobatan konservatif tidak berespon dengan baik, maka
prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada
hordeolum.

Kriteria rujukan
Bila tidak memberikan respon dengan pengobatan konservatif.
Hordeolum berulang.

anamnesis pemeriksaan
pemeriksaan fisik
penunjang

7. Diagram Alur

penegakan
penatalaksanaan
diagnosis

1. Poli Umum
8. Unit terkait 2. UGD
3. Pustu/Poskesdes.

Anda mungkin juga menyukai