Anda di halaman 1dari 2

HORDEOLUM

No. Dokumen : 445/ /PKMRK/UKP/SOP/ /2018


No. Revisi : 00
SOP Tanggal terbit :
Halaman :1/2

UPTD PUSKESMAS
RAWAT INAP SRI UMIYANI , SKM
NIP.197404141992122001
REJO KATON

1. Pengertian Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Biasanya


merupakan infeksi Staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak. Dikenal
dua bentuk hordeolum internum dan eksternum. Hordolum eksternum
merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum
merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.
Hordeolum mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan
konjungtivitis menahun.
2. Tujuan Mengobati pasien dengan Hordeolum yang datang berobat ke Puskemas
3. Kebijakan
4. Referensi Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor
hk.02.02/menkes/514/2015 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
5. Alat dan Bahan Senter
Tensimeter
6. Langkah -Langkah 1. Petugas mempersiapkan alat pemeriksaan berupa tensimeter, stetoskop,
senter, dan set bedah minor
2. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien. Keluhan yang
ditemukan kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal,
merah dan nyeri bila ditekan, serta perasaan tidak nyaman dan sensasi
terbakar pada kelopak mata.
3. Melakukan pemeriksaan fisik dasar dan penunjang oftalmologis.
4. Menemukan hasil pemeriksaan berupa kelopak mata bengkak, merah,
dan nyeri pada perabaan. Nanah dapat keluar dari pangkal rambut
(hordeolum eksternum). Apabila sudah terjadi abses dapat timbul
undulasi.
5. Melakukan penegakan diagnosis dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
6. Menentukan diagnosis banding yang berupa selulitis preseptal,
kalazion, granuloma piogenik.
7. Memberikan penatalaksanaan berupa :
a) mengompres mata dengan air hangat 4-6 kali sehari selama 15
menit setiap kalinya untuk membantu drainase. Tindakan
dilakukan dengan mata tertutup.
b) Membersihkan kelopak mata denga air atau sabun atau sampu
yang tidak iritatif.
c) Tidak menusuk hordeolum.
d) Menghindari make-up pada mata.
e) Tidak memakai lensa kontak.
f) Dan memberikan obat berupa Oxytetrasiklin salep mata atau
kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila menggunakan
kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.
g) Bila perlu, memberikan terapi oral sistemik erithromisin 500
mg pada dewasa dan anak sesuai berat badan atau diklosasilin
4x sehari selama 3 hari.
8. Memberikan konseling dan edukasi berupa hordeolum dapat berulang
sehingga perlu diberi tahu pasien dan keluarga untuk menjaga higiene
dan kebersihan lingkungan.
9. Merencanakan tindak lanjut berupa Bila dengan pengobatan
konservatif tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan
mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.
10. Mempertimbangkan merujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut
apabila tidak ada respon dengan pengobatan konservatif dan
hordeolum berulang
7. Hal – hal yang
perlu diperhatikan
8. Unit terkait Pelayanan Umum, Rawat Inap, Pustu dan Poskesdes
9. Dokumen terkait Rekam Medis pasien.
Inform consent
2/2
10. Rekaman historis
perubahan Isi Tanggal mulai
No Yang diubah
perubahan diberlakukan

3/3

Anda mungkin juga menyukai