0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan2 halaman
Furunkel adalah infeksi kelenjar sebasea atau folikel rambut pada jaringan subkutan, biasanya disebabkan Staphylococcus aureus. SOP ini menjelaskan langkah-langkah penanganan furunkel pada hidung yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan tatalaksana seperti kompres hangat, antibiotik topikal dan oral, serta insisi jika sudah timbul abses disertai konseling pasien.
Furunkel adalah infeksi kelenjar sebasea atau folikel rambut pada jaringan subkutan, biasanya disebabkan Staphylococcus aureus. SOP ini menjelaskan langkah-langkah penanganan furunkel pada hidung yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan tatalaksana seperti kompres hangat, antibiotik topikal dan oral, serta insisi jika sudah timbul abses disertai konseling pasien.
Furunkel adalah infeksi kelenjar sebasea atau folikel rambut pada jaringan subkutan, biasanya disebabkan Staphylococcus aureus. SOP ini menjelaskan langkah-langkah penanganan furunkel pada hidung yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan tatalaksana seperti kompres hangat, antibiotik topikal dan oral, serta insisi jika sudah timbul abses disertai konseling pasien.
No. Revisi : 01 SOP : Tanggal Terbit 24 Januari 2018 Halaman : 1–2 UPTD PUSKESMAS H.ROMSAH S.Kep.Ns.MM TAMBELANGAN NIP. 196908171992031025 1. Pengertian Furunkel adalah infeksi dari kelenjar sebasea atau folikel rambut yang melibatkan jaringan subkutan. Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. Belum terdapat data spesifik yang menunjukkan prevalensi furunkel. Furunkel umumnya terjadi paling banyak pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menangani furunkel pada hidung 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tambelangan No. 188/ /434.203.200.04/2018 tentang Pelayanan Klinis. 4. Referensi KMK 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktek Klinik Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama 5. Langkah-langkah 1. Anamnesa 2. Pemeriksaan fisik 3. Penegakan diagnosa: Penanganan furunkel pada hidung 4. Tatalaksana a. Kompres hangat dapat meredakan perasaan tidak nyaman. b. Jangan memencet atau melakukan insisi pada furunkel. c. Pemberian antibiotik topikal, seperti pemberian salep antibiotik bacitrasin dan polmiksin B serta antibiotik oral karena lokasi furunkel yang berpotensial menjadi bahaya. Antibiotik diberikan dalam 7-10 hari, dengan pemberian Amoxicilin 500 mg, 3x/hari, Cephalexin 250 – 500 mg, 4x/hari, atau Eritromisin 250 – 500 mg, 4x/hari. d. Insisi dilakukan jika sudah timbul abses. e. Konseling dan Edukasi Memberitahukan individu dan keluarga untuk: Menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung. Tidak memencet atau melakukan insisi pada furunkel. Selalu menjaga kebersihan diri. Kriteria Rujukan: - 6. Bagan Alir
Anamnesa Pemeriksaan fisik
Penegakan diagnosa: Tatalaksana Penanganan furunkel pada hidung
7. Hal-hal yang 1. Perhatikan Tanda-tanda Klinis
perlu diperhatikan 8. Unit terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum 2. Ruang UGD – Rawat Inap 9. Dokumen terkait 1. Rekam Medis 10. Rekaman Historis No Yang Di rubah Isi Perubahan Tgl.Mulai Diberlakukan Perubahan Format SOP dari 1. Kop/heading 24 Januari 2018 Permenpan ke Akreditasi 2. Susunan SOP 3. Diagram Alir