Anda di halaman 1dari 2

FURUNKEL HIDUNG

Nomor Dokumen : 011.71/SOP/UKP/DS/2018

Nomor Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 20 Desember 2018

Halaman :1/2
Heny.STr.Keb
KLINIK
AL BAROKAH

1. Pengertian Furunkel adalah infeksi dari kelenjar sebasea atau folikel rambut yang
melibatkan jaringan subkutan. Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus
aureus. Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. Belum terdapat data
spesifik yang menunjukkan prevalensi furunkel. Furunkel umumnya terjadi
paling banyak pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi dokter dan praktisi kesehatan di Klinik Al Barokah
dalam menangani Furunkel hidung
3. Kebijakan Berdasarkan Keputusan Kepala Klinik Al Barokah Nomor :
01/SK/UKP/DS/2018 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Klinik Al
Barokah
4. Referensi Buku panduan praktek klinis bagi dokter di Klinik Al Barokah.
5. Prosedur 1. Anamnesis
a. Keluhan
Pasien datang dengan keluhan adanya bisul di dalam hidung.
b. Gejala
Adanya bisul di dalam hidung kadang disertai rasa nyeri dan
perasaan tidak nyaman. Kadang dapat disertai gejala rhinitis.
c. Faktor Risiko
 Sosio ekonomi rendah
 Higiene personal yang jelek
 Rhinitis kronis, akibat iritasi dari sekret rongga hidung.
 Kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung.
2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
a. Pemeriksaan Fisik
Pada lubang hidung tampak furunkel. Paling sering terdapat pada
lateral vestibulum nasi yang mempunyai vibrissae (rambut hidung).
b. Pemeriksaan Penunjang: Tidak diperlukan
3. Penegakan Diagnosis (Assessment)
a. Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
4. Komplikasi
a. Furunkel pada hidung potensial berbahaya karena infeksi dapat
menyebar ke vena fasialis, vena oftalmika, lalu ke sinus kavernosus
sehingga menyebabkan tromboflebitis sinus kavernosus.
b. Abses.
c. Vestibulitis.
5. Penatalaksanaan

1/2
a. Kompres hangat dapat meredakan perasaan tidak nyaman.
b. Jangan memencet atau melakukan insisi pada furunkel.
c. Pemberian antibiotik topikal, seperti pemberian salep antibiotik
bacitrasin dan polmiksin B serta antibiotik oral karena lokasi
furunkel yang berpotensial menjadi bahaya. Antibiotik diberikan
dalam 7-10 hari, dengan pemberian Amoxicilin 500 mg, 3x/hari,
Cephalexin 250 – 500 mg, 4x/hari, atau Eritromisin 250 – 500 mg,
4x/hari.
d. Insisi dilakukan jika sudah timbul abses.
6. Konseling dan Edukasi
Memberitahukan individu dan keluarga untuk:
a. Menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung.
b. Tidak memencet atau melakukan insisi pada furunkel.
c. selalu menjaga kebersihan diri.
6. Bagan alir -
7. Dokumen -
Terkait
8. Unit Terkait Ruang Pelayanan Umum
Ruang Tindakan

2/2

Anda mungkin juga menyukai