Anda di halaman 1dari 2

SOP HENTI JANTUNG

No. Dokumen :
S No. Revisi :
O Tanggal Terbit :
P 2016
Halaman :

UPTD PUSKESMAS KLAUDIA PAU


DANGA NIP. 19790818
200501 2 020

Henti jantung (cardiac arrest) adalah suatu keadaan dimana


1. Pengertian sirkulasi darah berhenti akibat kegagalan jantung berkontraksi
secara efektif. Irama non shockable yang termasuk didalamnya
adalah asistole dan pulseless electrical activity.

1. Bagi Puskesmas : Agar prosedur penatalaksanaan henti


2. Tujuan jantung non shockable dapat berjalan dengan baik,teratur
sesuai dengan tata cara yang telah digariskan.
2. Bagi pasien : Agar pasien mendapat pelayanan yang
baik,cepat dan terarah sesuai dengan tata cara yang ada.

3. Kebijakan
1. Beritahu keluarga pasien tentang prosedur yang akan
4. Persiapan dilakukan
2. Persiapan alat :
 Jarum Suntik
 Obat
 Alcohol
 resep Adrenalin
 Cairan infuse
 infus set
Dalam mengatasi terjadinya henti jantung dengan irama non-
5. Prosedur/ shockable,ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yakni:
Langkah-
Langkah I. Prosedur
1. Petugas mengecek kesadaran pasien jika ditemukan gangguan
kesadaran pada pasien panggil bantuan dan aktifasi layanan
gawat darurat
2. Petugas mengecek Arteri Karotis pasien maksimal selama 10
detik, bila nadi tidak teraba segera lakukan Resusitasi
Jantung paru
3. Petugas melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dengan
cara memberikan kompresi pada jantung sebanyak 30 kali
dan ventilasi sebanyak 2 kali setiap siklusnya hingga bantuan
dan alat datang.
4. Petugas memasang Monitor, oksigen dan kateter intravena
selama pemasangan alat RJP tetap dilakukan
5. Petugas melakukan penilaian irama jantung setelah monitor
atau alat kejut listrik terpasang, apakah irama jantung
shockable atau non-shockable (selama penilaian irama jantung
RJP dihentikan)
6. Petugas melakukan pengecekan Arteri Karotis jika ditemukan
irama terorganisir jika nadi tidak teaba (PEA) lanjutkan RJP
atau jika ditemukan Asistole cek kembali apakah sambungan
alat monitor sudah benar jika benar Asistole lakukan RJP.
7. Petugas melakukan RJP sebanyak 5 siklus (2 menit) disertai
pemberian 1 mg adrenalin intravena dan pemasangan
Endotrachael tube (pemberian adrenaline dapat digantikan
dengan vasopresin 40U
8. intravena diberikan hanya satu kali).
9. Petugas melakukan penilaian kembali irama jantung jika
belum ditemukan perubahan lakukan resusitasi jantung paru.
10.Petugas melakukan RJP sebanyak 5 siklus (2 menit)
11.Petugas melakukan penilaian kembali irama jantung jika
belum ditemukan perubahan lakukan resusitasi jantung paru.
12.Petugas mengulang tindakan pada nomor 7-10 hingga terjadi
perubahan irama jantung menjadi shockable (dilanjutkan ke
SOP henti jantung dengan irama jantung shockable) dan
kembalinya sirkulasi darah spontan (ROSC: return of
spontaneus circulation) atau terdapat tanda-tanda kematian
biologis (semua tindakan dihentikan).

Unit Terkait IGD, RAWAT INAP, VK

Anda mungkin juga menyukai