Anda di halaman 1dari 31

riset

keperawatan
definisi variabel & variabel
operasional penelitian,
tinjauan pustaka
2

DEFINISI VARIABEL
3

Secara teoritis para ahli telah mendefinisikan variable sebagai berikut :


1. Hatch & Farhady (1981) Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang
lain.
2. Kerlinger (1973)
Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin , golongan gaji,
produktifitas kerja,dll.
Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values). Dengan demikian, variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
3. Kidder (1981)
Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya.
4. Bhisma Murti (1996)
Variable. didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai.
Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
5. Sudigdo Sastroasmoro
Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek
lainnya.
4

Berdasarkan pengertian-pengertian menurut para ahli di atas,


maka dapat disimpulkan definisi dari variable penelitian adalah :

Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya.
5

Kegunaan Variabel
penelitian
1. Untuk mempersiapkan alat dan metode
pengumpulan data
2. Untuk mempersiapkan metode
analisis/pengolahan data
3. Untuk pengujian hipotesi
6

Variabel penelitian yang baik :

1). Relevan dengan tujuan penelitian

2). Dapat diamati dan dapat diukur


7

Jenis-jenis Variabel
Berdasarkan hubungan antara satu variable dengan variable yang lain, maka macam-macam variable
dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
1. Variabel Independen
Variable ini sering disebut sebagai variable stimulus, predictor, antecedent, variable pengaruh,
variable perlakuan, kausa, treatment, risiko atau variable bebas. Dalam SEM (Structural
Equation Modeling) atau Permodelan Persamaan Struktural, variable independen disebut juga
sebagai variable eksogen. Variable bebas adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat).
Dinamakan sebagai variable bebas karena bebas dalam mempengaruhi variable lain.
Contoh :
“ Pengaruh Therapy music terhadap penurunan tingkat kecemasan”
 
Variable independen/ bebas
.
Lanjutan…… 8

2. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variable Out Put, criteria, konsekuen, variable efek, variable
terpengaruh, variable terikat, atau variable tergantung.
Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Permodelan Persamaan Struktural, variable
dependen disebut juga sebagai variable indogen.
Variable terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variable bebas.
Disebut variable terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variable bebas/independent.
Contoh :
“ Pengaruh Therapi Musik terhadap penurunan tingkat kecemasan”
 
Variabel dependen/terikat
9
Lanjutan…
3. Variabel moderator
Variable moderator adalah variable yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah)
hubungan antara variable bebas dan variable terikat.
Variabel moderator disebut juga variable independen kedua .
Contoh : Hubungan variable Independen-Moderator-Dependen :
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam
menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan
dosen kurang baik dalam.
10
Lanjutan...........
4. Variabel Intervening
Variable intervening adalah variable yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variable bebas dengan variable terikat , tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
Variable ini merupakan variable penyela/ antara yang terletak diantara variable bebas dan variable
terikat , sehingga variable bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya
variable terikat.
Contoh :
Tinggi rendahnya pengahilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap umur
harapan hidup. Disini ada variable diantaranya yaitu berupa gaya hidup seseorang. Antara variable
penghasilan dan gaya hidup terdapat variable moderator yaitu budaya lingkungan tempat tinggal.
 Penghasilan Gaya Hidup Umur harapan hidup
(variable bebas) (variable intervening) (variable Terikat)
 
Budaya lingkungan
(variable moderator)
 
11
Lanjutan......
Variable control adalah variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variable
bebas terhadap variable terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti.
Contoh :
Pengaruh metode pembelajaran terhadap penguasaan keterampilan pertolongan persalinan kala II.
Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran, misalnya metode ceramah atau metode demonstrasi.
Sedangkan variabel control yang ditetapkan adalah sama, misalnya standar ketrampilan sama, dari
kelompok mahasiswa dengan latar belakang sama (tingkat/semseternya sama) dari institusi yang sama.
Dengan adanya variabel control tersebut maka besarnya pengaruh metode pembelajaran terhadap
penguasaan keterarmpilan pertolongan persalinan kala II dapat diketahui lebih pasti.
 
Metode ceramah dan Penguasaan keterampilan
Metode demonstrasi pertolongan persalinan kala II
(variabel bebas) (variabel terikat)
 
 
Tk/semester, institusi sama
(variabel kontrol)
 
12
Pengukuran variabel
1. Skala nominal
Skala nominal adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota-anggota yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan
memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain.
Misalnya :
Jenis kelamin: dibedakan antara laki-laki dan perempuan
Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagagang
Skala nominal, variasinya tidak menunjukan perurutan atau kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam
skala nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori
yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk kategori yang lain.

2.Skala Ordinal
Adalah skala variabel yang menunjukan tingkatan-tingkatan. Skala ordinal adalah himpunan yang beranggotakan menurut
ranking, urutan, pangkat atau jabatan.Skala ordinal adalah kategori yang dapat diurutka atau diberi peringkat. Skala ordinal
adalah skala data kontinum yang bataas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan
hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh :
Tingkat pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
Pendapatan : tinggi, sedang, rendah
13

3. Skala interval
Adalah skala data kontimun yang batas variasi nilai satu dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau
intervalnya dapat dibandingkan.
Dikatakan skala interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dengan nilai pengamatan
lainnya dapat diketahui secara pasti.
Nilai variasi pada skala interval juga dapat dibandingkan seperti halnya pada skala ordinal (lebih besar,
sama, lebih kecil, dsb.); tetapi nilai Mutlaknya TIDAK DAPAT DIBANDINGKAN secara matematis, oleh
karena itu batas-batas variasi nilai pada skala interval bersifat ARBITRER (ANGKA NOL-nya TIDAK
Absolut).

Contoh :
• Temperature/ suhu tubuh : sebagai skala interval, suhu 36◦C jelas lebih panas daripada suhu 24◦C. Tetapi
tidak bisa dikatakan bahwa suhu 36◦C 1 ½ kali lebih panas daripada suhu 24◦C. Alasannya : Penentuan
skala 0◦C Tidak absolute (=0◦C tidak berarti tidak ada suhu/ temperature sama sekali)
• Tingkat kecerdasan
• Jarak
4. Skala ratio : Skala perbandingan
Skala ratio adalah : skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi nilainya mempunyai
batasan yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai 0 ABSOLUT )

Misalnya :
• Tinggi badan : sebagai skala ratio, tinggi badan 180 cm dapat dikatakan mempunyai selisih 60
cm terhadap tinggi badan 120 cm, hal ini juga dapat dikatakan bahwa : tinggi badan 180 adalah
11/2 kali dari tinggi badan 120 cm.
• Denyut nadi : nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak sama sekali denyut nadinya.
• Berat badan
• Dosis obat, dsb.
Dari uraian diatas jelas bahwa skala ratio, interval, ordinal dan nominal berturut turut memiliki nilai kuantitatif
dari yang paling rinci ke yang kurang rinci. Skala ratio mempunyai sifat sifat yang dimiliki skala interval, ordinal
dan nominal. Skala interval memiliki ciri ciri yang dimiliki skala ordinal dan nominal, sedangkan skala ordinal
memiliki sifat yang dimiliki skala nominal. Adanya perbedaan tingkat pengukuran mungkinkah terjadinya
transformasi skala ratio dan interval menjadi ordinal atau nominal. Transformasi ini dikenal sebagai data
redukasion atau data komplasing.hal ini dimaksudkan agar dapat menerapkan metode statistic tertentu terutama
yang menghendaki skala data dalam bentuk ordinal atau nominal.
Korelasi antar variable
1. Korelasi simetris
Korelasi simetris terjadi bila antara 2 variabel terdapat hubungan, tetapi tidak ada
mechanisme pengaruh mempengaruhi masing masing bersifat mandiri
Korelasi simetris terjadi karena:
• Kebetulan
Misalnya : kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras.

• Sama sama merupakan akibat dari factor yang sama ( sebagai akibat dari variable
bebas )
Contoh : hubugan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya merupakan variable
terkait dari variable bebas yaitu pertumbuhan

• Sama sama sebagai indicator dari suatu konsep yang sama misalnya : hubungan antara
kekuatan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan kontraksi otot : keduanya
merupakan indicator kemampuan, kontraksi otot.
2. Korelasi asimetris

Korelasi asimetris ialah korelasi antara dua variable dimana variable yang satu
bersifat mempengaruhi variable yang lain ( variable bebas dan variable terikat )
contoh : tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan aterosklerosis

3. Korelasi timbal balik


Korelasi timbal balik adalah korelasi antara dua variable yang antar keduanya saling
pengaruh mempengaruhi. Contoh korelasi antara malnutrisi dan malabsorpsi akan
mengakibatkan atrofi selaput lender usus yang akhirnya menyebabkan malabsorbsi
DEFINISI OPERASIONAL PENELITIAN
Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati.
Sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan obsevasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena . defenisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yangdijadijan ukuran dalam penelitian
sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya .
Mendefinisikan vaiabel secara operasional adalah menggambarkan/ mendeskripsikan variabel penelitian
sedemikian rupa, sehingga variabel tersebut bersifat
• Spesifik (tidak berinterpretasi ganda )
• Terukur (observable atau measurable)
Contoh variabel yang berinerpretasi ganda :
Status gizi. Variabel ini dapat diukur dan dideskripsikan dengan bermacam kombinasi pengertian atau pengukuran,
seperti :
Berat badan (BB) dan Tinggi badan (TB)
BB-TB dengan usia
Kadar protein serum
Lingkar lengan atas dan lingkar kepala,dst.

Contoh :
Suatu penelitian dengan judul “ faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gipertensi pada ibu hamil”
Berdasarkan judul tersebut, maka variable bebasnya (misalnya) adalah obesitas, diet tinggi garam, genetic dan
umur. Sedangkan variable terikatnya adalah hipertensi.
NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL HASIL UKUR SKALA
1 Obesitas Kelebihan massa tubuh responden yang didapat 1 : IMT >27Kg/m2 Nominal
berdasarkan perhitungan rasio berat badan dan tinggi 2 : IMT ≤27Kg/m2
badan pada kurun waktu tiga bulan terakhir

2 Diet tinggi garam Kebiasaan responden mengkonsumsi makanan yang Intensitas : Nominal
rasanya asin 1 : sering
2 : Tidak pernah
3 Genetic Faktor keturunan yang dimaksud adalah adanya 1 : ada keluarga yang hipertensi Nominal
riwayat hipertensi dalam keluarga yaitu orangtua atau 2 : tidak ada keluarga yang hipertensi
saudara kandung

4 Umur Usia reponden yang terhitung sejak lahir hingga ulang 1: muda (16-25 th) Ordinal
tahun terakhir 2:Dewasa(26-35th)
3:Tua(36-46th)
5 Hipertensi Suatu keadaan dimana tekanan darah responden (ibu Borderline : Ordinal
hamil) melebihi batas normal yaitu sistolik≥150 mmHg  TS : 140-159 mmHg
dan diastolik> 90mmHg  TD : 90-99 mmHg
Ringan :
 TS : 160-179 mmHg
 TD : 100-109 mmHg
Sedang :
 TS : 180-209 mmHg
 TD : 110-119 mmHg
Berat :
 TS: >210 mmHg
 TD: >120 mmHg
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau disebut juga kajian pustaka (literature review) merupakan aktivitas untuk meninjau atau
mengkaji kembali berbagai literature yang telah dipublikasikan oleh akademisi atau peneliti lain sebelumnya terkait
topic yang akan kita teliti (Taylor & Procter ).

Tinjauan pustaka memuat tinjauan singkat dan jelas atas pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari
penelitian. Pustaka yang digunakan sebaiknya adalah pustaka yang terbaru dan relevan dengan topic yang akan
diteliti.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa tinjauan pustaka bukan sekedar sebuah tulisan diskrusif yang berisi daftar
sejumlah publikasi atau penelitian terdahulu yang ditulis berurutan secara deskriptif semata. Tinjauan pustaka bukan
sekedar laporan yang berisi rangkaian simpulan atas berbagai literature yang telah dibaca dalam topic terkait. Lebih
dari itu, sebuah tinjauan pustaka seyogyanya merupakan sebuah tulisan yang mampu memaparkan tema dan
mengidentifikasi trend, termasuk teori-teori yang relevan.

Dengan menyusun tinjauan pustaka seperti ini, maka peneliti berupaya unutk dapat mengintegrasikan apa saja
yang telah dikatakan atau dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya, mengkritisi hasil penelitian dan publikasi
ilmiah yang ada, dan menjembatani berbagai area topic terkait, ataupun mengidentifikasi isu utama dalam
bidang terkait
Tujuan Tinjauan Pustaka
• Melakukan penelusuran tinjauan pustaka bertujuan untuk :
• Mengakses informasi (artikel) yang berhubungan, berarti, penting dan valid (benar ) sesuai
dengan topic riset
• Mempertahankan kemampuan melakukan riset yang excellent untuk mengevaluasi,
membandingkan, dan menyimpulkan sesuai area (ketertarikan) riset
• Mencegah duplikasi dengan riset yang pernah dilakukan oleh orang lain.
• Memberikan petunjuk dan merekomendasikan focus riset yang perlu dilakukan
• Mengidentifikasi inkonsistensi, kesenjangan, dan kontradiksi dalam literature sebagai sumber
maslah riset
• Memberikan analisis konstruktif dari metodologi dan pendekatan yang digunakan periset
terdahulu
Fungsi Tinjauan Pustaka
Menurut Castetter dan Heisler (1984), tinjauan pustaka berfungsi untuk :
• Mempelajari sejarah masalah riset (sehingga dapat ditunjukan bahwa masalah tersebut belum
pernah diteliti atau bila sudah pernah temuannya perlu disempurnakan),

• Memilih metode riset (dengan belajar dari pengalaman selanjutnya)

• Memahami kerangka atau latar belakang teori dari masalah yang di (hasil pemahaman tersebut
dituliskan tersendiri sebagai “landasan teori”),

• Memahami kelebihan atau kekurangan studi (riset) terdahulu (tidak semua menghasilkan temuan
yang mantap),

• Menghindarkan duplikasi yang tidak perlu (hasil akhir ini dituliskan sebagai “keaslian”),

• Member penalaran atau alasan pemilihan masalah riset (hasil ini dituliskan sebagai “latar
belakang”).
Sumber Pustaka
Sumber pustaka yang dapat digunakan untuk penulisan tinjauan pustaka berasal dari :

1. Buku referensi
Adalah suatu tulisan seseorang atau lebih dari seorang atau kumpulan penulis dengan editor yang diterbitkan
secara resmi, beredar luas, dan memiliki nomor ISBN (International Standard Book Number).

2. Karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, jurnal)


Bentuk karya ilmiah yaitu skripsi, tesis, disertasi, dan jurnal. Jurnal dikatakan karya ilmiah jika diterbitkan
oleh lembaga resmi secara berkala dan memiliki ISSN (International Standard Serial Number), sedangkan
skripsi, tesis, dan disertasi biasanya didokumentasi di perguruan tinggi

3. Internet (laman, e-book, e-journal)


Internet merupakan sumber pustaka yang dapat dengan mudah diakses dimanapun tempat melalui laman.
Laman (website) perlu dipilih yang telah memiliki konsistensi dan kredibilitas
Cara Penyusunan Tinjauan Pustaka
1. Menentukan topic
Sebagai langkah pertama, melakukan pemilihan topic dapat dilakukan dengan memindai berbagai jurnal
akademik, mendiskusikan ide-ide terkait penelitian dengan kolega atau rekan peneliti atau
pendidik/pembimbing, dan focus kepada satu topic penelitian tertentu.

2. Mencari literature
Mencari literature terkait dengan cara mengidentifikasi sumber-sumber data primer maupuns ekunder
yang paling relevan dan bermanfaat bagi penelitian kita, termasuk literatu-literatur empiris dan teoritis,
dan selain itu juga mengembangkan pemahaman tentang berbagai terminollogi dalam bidang yang akan
dikaji.
Dalam mengenal pustaka atau sumber-sumber data yang dapat digjadikan acuan, terdapat
patokan-patokan dasar yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu :

• Mempelajari hasil apa yang telah atau pernah didapat oleh orang lain dalam bidang
penelitian yang bersangkutan

• Mempelajari metode penelititan yang telah digunakan, termasuk metode pengambilan


sampel, metode pengumpulan data, sumber data, satuan-satuan ukuran dan kriteria-kriteria

• Mengumpulkan data dari sumber lain yang ada yang berkaitan dengan proyek penelitian
yang akan dikerjakan

• Mempelajari faktor-faktor deskriptif dan historis yang ada dan merupakan latar belakang
dari problema yang akan datang

• Mempelajari analisis deduktif dari problema yang telah dikerjakan orang lain.
3. Mengembangkan argument

Langkah ini merupakan langkah perencanaan dimana peneliti dituntut untuk mengembangkan argument
melalui 2 tahapan yaitu melakukan survey terhadap berbagai literature yang telah dikumpulkan dan selanjutnya
mengkritisinya.
Dua tipe argument yang harus dikembangkan adalah :

4. Argument temuan (argument of discovery), mengembangkan temuan yang memaparkan apa yang peneliti
ketahui saat ini terkait bidang penelitian yang diminati

5. Argument dukungan (argument of advocacy), menaganalisis dan mengkritisi pengetahuan yang didapat dari
pengembangan argument temuan guna menjawab masalah penelitian.

4. Melakukan survey dan kritik terhadap literature terkait (langkah 4 dan 5 )

Berdasarkan kedua argument yang telah kita kembangkan maka kita melakukan survey terhadap literature-
literatur tersebut. Hal ini dilakukan untuk meninjau kembali berbagai pustaka yang ada terkait topic
penelitian kita dan untuk melakukan penilaian secara kritis pada setiap literature tersebut untuk menganalisis
isinya yang meliputi unsure-unsur penting dalam tiap penelitian, yakni latar belakang, tujuan, masalah
penelitian, sampel, metodologi, temuan kunci, simpulan dan rekomendasi.
6. Menulis tinjauannya

Menulis tinjauan pustaka merupakan langkah terakhir dalam rangkaian proses penyusunan
tinjauan pustaka yang dilakukan dengan mengembangkan hasil analisis dan kritik terhadap
berbagai literature. Untuk menulisnya dapat dengan mengembangkan hasil analisis dan kritik
terhadap berbagai literature. Untuk menulisnya dapat dibuat dengan kerangka detail terlebih
dahulu yang anatara lain mengidentifikasi tema-tema atau pola-pola yang muncul, dan
selanjutnya menerjemahkannya ke dalam bagian-bagian (heading) dan sub-sub bagian
(subheading) yang tersusun secara logis. Yang perlu diingat adalah melakukan sintesis untuk
membangun pengetahuan dasar dan mengembangkan pemikiran baru. Hal ini dilakukan dengan
cara menyusun ulang setiap detail untuk menghasilkan keutuhan, dan membuat kaitan logis
anta ride dan konsep.
Untuk memudahkan penulisan tinjauan psutaka ini terdapat beberapa tips untuk merangkai pustaka yang berkaitan
agar tersaji secara sistematis menurut Ary, Jacobs dan Sorensen , sebagai berikut :

• Mulailah dengan studi-studi di bidang yang terkait yang paling akhir dimuat dalam terbitan-terbitan terbaru dan
kemudian bekerjalah mundur ke terbitan-terbitan sebelumnya

• Bacalah abstrak atau ringkasan suatu laporan terlebih dahulu untuk menetapkan apakah penelitian tersebut
relevan dengan masalah penelitian atau tidak

• Sebelum membuat catatan, baca dan jelajahilah laporan tersebut dengan cepat guna mengetahui bagian-bagian
yang aada kaitannya dengan masalah penelitian

• Buatlah catatan langsung pada kartu catatan, karena lebih mudah diseleksi dan disusun daripada lembaran
kertas, amplop dan sebagainya

• Tulislah referensi bibliografi secara lengkap untuk setiap karya

• Untuk memudahkan pemilihan dan penyusunan, jangan memasukan lebih dari satu referensi pada setiap kartu
Jangan lupa member tanda bagian mana yang merupakan kutipan langsung dari pengarang dan bagian mana yang
merupakan kata sendiri
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai