Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS EKSPLORASI DATA

MATERI:

HISTOGRAM DAN POLIGON

DISUSUN OLEH:

RAHMI

1617140005

PRODI STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


Histrogram dan Poligon

A. Apa itu Histogram dan Poligon?


Histogram yaitu merupakan grafik dari distribusi frekuensi suatu variabel.
Tampilan histogram berupa petak-petak empat persegi panjang. Sebagai sumbu
horisontal (absis, sumbu x) boleh memakai tepi-tepi kelas, batas-batas kelas atau nilai
nilai variabel yang diobservasi, sedang sumbu vertikal (ordinat,sumbu y) menunjukan
frekuensi. Untuk distribusi bergolong/ kelompok yang menjadi absis adalah nilai
tengah dari masing-masing kelas (Somantri, 2006:113).
perbedaan antara histogram dan diagram batang yaitu sumbu X pada diagram
batang di definisikan oleh peubah kualitatif sedangkan pada Histogram didefinisikan
peubah kuantitatif. Balok pada diagram batang terpisah, sedangkan pada Histogram
berdekatan (tanpa antara) karena peubahnya malar (Continue).
Poligon frekuensi adalah alat grafis untuk memahami bentuk sebaran.
Polygon berfungsi seperti histogram, tetapi secara khusus membantu membandingkan
dua atau lebih himpunan data. Pligon frekuensi juga baik untuk menyajikan sebaran
frekuensi kumulatif, yang biasa disebut ogif.

B. Langkah-langkah Membuat Histogram dan Poligon


1. Membuat tabel sebaran frekuensi
Langkah pertama untuk membuat histogram dan poligon adalah membuat
tabel sebaran frekuensi. Tabel distribusi frekuensi dibuat agar data yang telah
dikumpulkan dalam jumlah yang sangat banyak dapat disajikan dalam bentuk yang
jelas dan baik. Dengan kata lain, tabel distribusi frekuensi dibuat untuk
menyederhanakan bentuk dan jumlah data sehingga ketika disajikan kepada para
pembaca dapat dengan mudah dipahami atau dinilai.
Bila berhadapan dengan data mentah yang banyak, kita menunjukkan
banyaknya kelas interval dengan berbagai pertimbangan: (1) banyaknya data, (2) nilai
terendah dan tertinggi yang ada pada kumpulan data, dan (3) menghindari terlalu
sedikit atau terlalu banyaknya kelas interval. Untuk membuat tabel sebaran frekuensi
dengan lebar atau panjang kelas yang sama, kita dapat melakukannya sebagai berikut:

1. Tentukan rentang nilai, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.

2. Tentukan banyak kelas interval dengan aturan Sturges, yaitu:

Banyaknya kelas = 1 + (3,3) log n

Dengan n menyatakan banyaknya data.

3. Tentukan panjang kelas interval p, yaitu hasil bagi rentang dengan banyaknya
kelas.

4. Pilih ujung bawah kelas Interval pertama. Untuk ini, dapat menggunakan data
terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil, tetapi selisihnya harus
kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan. Selanjutnya, tabel diselesaikan
dengan menggunakan nilai nilai yang telah dihitung.

2. Membuat Histogram

Langkah-langkah dalam membuat histogram dan poligon frekuensi dari tabel


sebaran frekuensi di atas adalah sebagai berikut.

1. Membuat sumbu X dan sumbu Y yang saling berpotongan.


Untuk menyajikan data yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi
menjadi diagram, sumbu X dipakai untuk menyatakan kelas interval dan sumbu Y
untuk menyatakan frekuensi.
2. Menyajikan frekuensi pada tabel ke dalam bentuk diagram.
Setelah sumbu X dan sumbu Y dibuat pada langkah 1, buat diagram yang
menyatakan frekuensi data. Bentuk diagramnya seperti kotak (diagram batang)
dengan sisi-sisi dari batang-batang yang berdekatan harus berimpitan. Pada tepi
masing-masing batang ditulis nilai tepi kelas yang diurutkan dari tepi bawah ke
tepi atas kelas.
3. Membuat Poligon

Untuk membuat poligon frekuensi, dimulai dengan histogram. Kemudian


sumbu-X dibuat yang menyatakan nilai tengah setiap batang pada histogram.
selanjutnya pada sumbu-Y dibuat untuk mengindikasikan frekuensi setiap kelas.
Titik-titik ditempatkan pada pertengahan bagian atas setiap batang (kelas interval)
sesuai dengan frekuensi. Akhirnya, titik-titik tersebut dihubungkan.

C. Contoh Penyajian Data dengan Histogram dan Poligon

Berikut merupakan data tinggi badan Mahasiswa 2016 Prodi Statistika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

169 165 146 159 163 160 148 161 170 174
161 160 151 155 162 160 167 159 167 157
175 161 149 159 165 159

Dari data diatas, akan disajikan kedalam bentuk histogram dan poligon,
penyajian datanya sebagai berikut :

1. Membuat Tabel Sebaran Frekuensi

- Terlebih dahulu tentukan rentangnya, dengan mengurangi data terbesar dengan data
terkecil.

Rentang = 175 - 146 = 29


- Tentukan banyaknya kelas,

Banyaknya kelas = 1 + (3,3) log n = 1 +(3,3) log 26 = 5,669 = 6

- Tentukan Interval kelas,


Interval kelas = 29/6 = 4,83 = 5
- Tentukan ujung bawah kelas Interval pertama = 146 dan kelas pertama = 146-150

Sebelum tabel sebenarnya dibuat, ada baiknya dibuat tabel penolong yang berisikan
kolom ijir (tally). Kolom ijir ini merupakan kumpulan deretan garis-garis pendek, yang
banyaknya sesuai dengan banyaknya data yang terdapat pada kelas interval bersangkutan.

Dengan demikian, tabel penolong yang dibuat adalah tabel yang memiliki 6 kelas, yang
panjang kelasnya 5, dan ujung bawah kelas adalah 146 seperti pada tabel 1. Kolom penolong
(kolom ijir) dapat saja tidak digunakan kalau kita menggunakan bantuan komputer untuk
menghitung frekuensi setiap data. Kita melihat bahwa kelas interval terakhir 171-175, sesuai
dengan nilai terbesar yang mungkin diperoleh mahasiswa.

Tabel 1Hasil tabulasi (ijir) tinggi mahasiswa statistika 2016

No. Kelas Ujung Kelas Ijir Frekuensi


1 146-150 III 2
2 151-155 II 0
3 156-160 IIII III 8
4 161-165 IIII II 7
5 166-170 IIII 4
6 171-175 II 2

Bentuk tabel yang lazim digunakan seperti pada tabel 2 tabel ini dilengkapi dengan kolom
batas bawah, batas atas, tanda kelas, frekuensi, dan frekuensi kumulatif kelas interval. Perlu
dijelaskan bahwa interval 146-150 memiliki batas bawah 145,5 dan batas atas 150,5,
sedangkan ujung bawah dan ujung atas berturut-turut adalah 146 dan 150.
Sehingga dapat disajikan tabel sebaran frekuensi sebagai berikut:

Tabel 2 Sebaran frekuensi tinggi badan mahasiswa statistika 2016

Batas Kelas Batas atas Tanda Frekuensi Frekuensi


bawah kelas kumulatif
145,5 146-150 150,5 148 3 3
150,5 151-155 155,5 153 2 5
155,5 156-160 160,5 158 8 13
160,5 161-165 165,5 163 7 20
165,5 166-170 170,5 168 4 24
170,5 171-175 175,5 173 2 26
Jumlah 26

2. Membuat Histogram

Setelah tabel sebaran frekuensi, selanjutnya histogram dapat dengan mudah dibuat.
Dengan menggunakan nilai tengah setiap kelas di sumbu X dan frekuensi di sumbu
Y. Nilai tengah ini diurutkan dari terkecil ke terbesar.

Y 9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
148 153 158 163 168 173 X

Gambar 1. Histogram tinggi badan mahasiswa statistika 2016


Berdasarkan histogram diatas, kita dapat mengetahui data terbanyak pada batang
dengan tanda 158 yang berarti kebanyakan mahasiswa statistika 2016 memiliki tinggi
antara156 sampai 160.

3. Membuat Poligon

Y 9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
148 153 158 163 168 173
X

Gambar 2.Poligon tinggi badan mahasiswa statistika 2016

Berdasarkan histogram diatas, dapat diketahui bahwa puncak poligon tersebut


berada pada frekuensi 8 yang memiliki tanda kelas 158 yang mewakili kelas 156
sampai 160 dengan batas bawah 155,5 dan batas atas 160,5. Dari diagram ini kita
melihat bahwa kebanyakan nilai di sekitar 158, atau diantara 156 dan 160. Dari
poligon ini terlihat jelas bahwa sebaran data tidak simetris.
Daftar Pustaka

1. Hatta, M. 2011. “Tabel Distribusi Frekuensi”,


https://hatta2stat.wordpress.com/2011/11/22/tabel-distribusi-frekuensi/,
Diakses pada tanggal 15 Desember, pukul 21.32.
2. Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi statistika dalam
Penelitian. Pustaka ceria : Bandung
3. Tiro, M. A. & Ahsan, M. 2015. Penyajian Informatif Tabel, Grafik, dan
Statistik. Makassar: Andira Publisher.

Anda mungkin juga menyukai