Anda di halaman 1dari 12

PANITIA KECIL

Di akhir pertemuan tersebut, Soekarno juga mengambil inisiatif membentuk Panitia Kecil
beranggotakan 9 orang, yang kemudian dikenal sebagai Panitia Sembilan. Panitia Sembilan ini
terdiri dari Soekarno (ketua), Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, A.A. Maramis, Soebardjo
(golongan kebangsaan ), K.H. Wachid Hasjim, K.H. Kahar Moezakir, H. Agoes Salim, dan R.
Abikusno Tjokrosoejoso (golongan Islam). Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan
langsung mengadakan rapat di rumah kediaman Ir. Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56,
Jakarta. Rapat berlangsung alot karena terjadi perbedaan pandangan antarpeserta rapat tentang
rumusan dasar negara. Panitia ini bertugas untuk menyelidiki usul-usul mengenai perumusan
dasar Negara yang melahirkan konsep rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Konsep rancangan Pembukaan ini disetujui pada 22 Juni 1945.
Oleh Soekarno rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar ini diberi nama Mukaddimah,
oleh M. Yamin dinamakan Piagam Jakarta, dan oleh Sukiman Wirjosandjojo disebut
Gentlemens Agreement.( Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Tim
Penyusun,2012:3536).

Akhirnya, disepakati rumusan konsep dasar negara yang tercantum dalam mukadimah
(pembukaan) hukum dasar. Bunyi mukadimah memiliki banyak persamaan dengan Pembukaan
UUD1945.Bunyi lengkap mukadimah adalah sebagai berikut.

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahandi atas dunia harus dihapuskan, karena tidaksesuai dengan peri kemanusiaan dan
peri keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia, dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan yang
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan
ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar Negara Indonesia
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan, dengan
berdasar kepada: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Naskah mukadimah yang ditandatangani oleh 9 (sembilan) orang anggota Panitia


Sembilan, terkenal dengan nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Mukadimah tersebut
selanjutnya dibawa ke sidang BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945. Pada tanggal 14 Juli 1945,
mukadimah disepakati oleh BPUPKI. Rumusan dasar negara yang termuat dalam Piagam
Jakarta, sebagai berikut:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia, dan
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
PANITIA SEMBILAN

Panitia Sembilan adalah sebuah tim beranggotakan 9 orang yang dibentuk secara khusus
untuk menyusun rumusan dasar Negara Indonesia. Panitia ini dibentuk dua bulanan sebelum
Proklamasi Kemerdekaan, yakni pada 22 Juni 1945 berdasarkan keputusan sebuah panitia kecil yang
diketuai Ir. Soekarno. Panitia kecil tersebut menyusul selesainya sidang pertama BPUPKI (Badan
Persiapan Usaha Pelaksanaan Kemerdekaan Indonesia) kemudian memberi mandat kepada Panitia
Sembilan untuk menyerap aspirasi, gagasan dan ide dari seluruh anggotanya mengenai dasar Negara
Indonesia.

1. Profil Biodata Ir. Soekarno


Nama Lengkap : Soekarno
Alias : Bung Karno | Pak Karn
Agama : Islam
Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Kamis, 6 Juni 1901
Zodiac : Gemini
Warga Negara : Indonesia
Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-
1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari
penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan
Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Ia menerbitkan Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial itu, yang
konon, antara lain isinya adalah menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan
dan menjaga kewibawaannya. Tetapi Supersemar tersebut disalahgunakan oleh Letnan
Jenderal Soeharto untuk merongrong kewibawaannya dengan jalan menuduhnya ikut
mendalangi Gerakan 30 September. Tuduhan itu menyebabkan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara yang anggotanya telah diganti dengan orang yang pro Soeharto,
mengalihkan kepresidenan kepada Soeharto.
Latar belakang dan pendidikan Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno
Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya,
Jawa. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng, Bali . Ketika kecil
Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun,
seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno
tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil
mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para
pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno
kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa). Tamat H.B.S. tahun
1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung, dan
tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto
Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi
National Indische Partij.

2. Profil Biodata Biografi


Nama Lengkap : Mohammad Hatta
Alias : Bung Hatt
Agama : Islam
Tempat Lahir : Bukittinggi, Sumatera Barat
Tanggal Lahir : Selasa, 12 Agustus 1902
Zodiac : Leo
Hobby : Membaca | Menulis
Warga Negara : Indonesia

Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Pria yang akrab
disapa dengan sebutan Bung Hatta ini merupakan pejuang kemerdekaan RI yang kerap
disandingkan dengan Soekarno. Tak hanya sebagai pejuang kemerdekaan, Bung Hatta juga
dikenal sebagai seorang organisatoris, aktivis partai politik, negarawan, proklamator,
pelopor koperasi, dan seorang wakil presiden pertama di Indonesia.Kiprahnya di bidang
politik dimulai saat ia terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang
pada tahun 1916. Pengetahuan politiknya berkembang dengan cepat saat Hatta sering
menghadiri berbagai ceramah dan pertemuan-pertemuan politik. Secara berkelanjutan, Hatta
melanjutkan kiprahnya terjun di dunia politik.
Pada awal Agustus 1945, nama Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan
Soekarno sebagai Ketua dan Hatta sebagai Wakil Ketua. Pada tanggal 17 Agustus 1945 di
jalan Pagesangan Timur 56 tepatnya pukul 10.00 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan
oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Keesokan harinya, pada tanggal 18
Agustus 1945 Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Hatta sebagai
Wakil Presiden.
Pada tanggal 14 Maret 1980 Hatta wafat di RSUD dr. Cipto Mangunkusumo. Karena
perjuangannya bagi Republik Indonesia sangat besar, Hatta mendapatkan anugerah tanda
kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" yang diberikan oleh Presiden
Soeharto.
PENDIDIKAN
Nederland Handelshogeschool, Rotterdam, Belanda (1932)
Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School, Batavia (1921)
Meer Uirgebreid Lagere School (MULO), Padang (1919)
Europeesche Lagere School (ELS), Padang, 1916
Sekolah Dasar Melayu Fort de kock, Minangkabau (1913-1916)

3. Profil biografi Mr. Achmad Subarjo


Nama Lengkap : Achmad Subardjo
Alias : Achmad Soebardjo | Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
Agama : Islam
Tempat Lahir : Karawang, Jawa Barat, Indonesia
Tanggal Lahir : Senin, 23 Maret 1896
Zodiac : Aries
Warga Negara : Indonesia
Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah Menteri Luar Negeri Pertama
Indonesia, ia mempunyai gelar Meester in de Rechten yang diperoleh dari menempuh
pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda setelah sebelumnya menempuh pendidikan di
Hogere Burger School, Jakarta (saat ini setara dengan Sekolah Menengah Atas). Lahir di
Karawang, Jawa Barat pada 23 Maret 1896.
Nama Achmad Soebardjo adalah nama pemberian ibunya setalah sebelumnya ia
mempunyai nama Teuku Muhammad Yusuf, pemberian dari ayahnya yang masih
mempunyai keturunan bangsawan Aceh dari Pidie, nama belakang Djojoadisoerjo ia
tambahkan sendiri saat dewasa. Bersama Mohammad Hatta, ia menjadi perwakilan
Indonesia untuk menghadiri persidangan antar bangsa "Liga Menentang Imperialisme dan
Penindasan Penjajah" yang pertama di Brussels dan kemudian di Jerman. Sekembalinya di
Indonesia, Achmad Soebardjo yang pernah aktif dalam organisasi Jong Java melanjutkan
perjuangannya dengan menjadi anggota organisasi Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Di kediaman Laksamana Muda Maeda, ia juga ikut serta dalam menyusun naskah
proklamasi bersama Soekarno dan Muhammad Hatta yang kemudian naskah tersebut diketik
oleh Sayuti Melik. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ia dilantik sebagai Menteri Luar Negeri,
itu menjadikannya Menteri Luar Negeri pertama di Republik Indonesia. Ia juga menjadi
Duta Besar di Switzerland antara tahun 1957 - 1961. Dalam usia 82 tahun, di Rumah Sakit
Pertamina, Kebayoran Baru, ia mengembuskan napas terakhir dikarenakan flu yang
menimbulkan komplikasi. Yang kemudian dimakamkan di Cipayung, Bogor. Pada tahun
2009 pemerintah mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional.
4. Profil biografi Moh Yamin
Nama Lengkap : Mohammad Yamin
Alias : M. Yamin | Muhammad Yamin
Agama : Islam
Tempat Lahir : Sawahlunto, Sumatera Barat
Tanggal Lahir : Senin, 24 Agustus 1903
Zodiac : Virgo
Warga Negara : Indonesia
Muhammad Yamin lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 di Sawahlunto, Sumatera
Barat. Yamin merupakan pahlawan nasional, budayawan, dan aktivis hukum terkenal di
Indonesia.M. Yamin memiliki pendidikan yang lengkap. Pendidikannya dimulai ketika ia
bersekolah di Hollands Indlandsche School (HIS). Ia juga mendapat pendidikan di sekolah
guru. M. Yamin juga mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertanian Bogor,
Sekolah Dokter Hewan Bogor, AMS, hingga sekolah kehakiman (Reeht Hogeschool)
Jakarta.
Karir M. Yamin dalam dunia politik dimulai ketika ia diangkat sebagai ketua Jong
Sumatera Bond pada tahun 1926 sampai 1928. Setelah itu pada tahun 1931, ia bergabung ke
Partai Indonesia. Tetapi partai tersebut dibubarkan. Karir politiknya berlanjut ketika M.
Yamin mendirikan partai Gerakan Rakyat Indonesia bersama Adam Malik, Wilipo, dan
Amir Syarifudin. M. Yamin juga merupakan anggota BPUPKI dan anggota panitia Sembilan
di mana akhirnya berhasil merumuskan Piagam Jakarta. Piagam Jakarta ini merupakan cikal
bakal dan merupakan dasar dari terbentuknya UUD 1945 dan Pancasila. Tercatat M. yamin
juga pernah diangkat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Setelah Indonesia merdeka, Yamin banyak duduk di jabatan-jabatan penting negara, di
antaranya adalah menjadi anggota DPR sejak tahun 1950, Menteri Kehakiman (1951-1952),
Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (19531955), Menteri Urusan Sosial dan
Budaya (1959-1960), Ketua Dewan Perancang Nasional (1962), dan Ketua Dewan
Pengawas IKBN Antara (19611962).
M. Yamin meninggal pada tanggal 17 Oktober 1962. Ia wafat di Jakarta dan
dimakamkan di desa Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat. Ia meninggal ketika ia
menjabat sebagai Menteri Penerangan. M. Yamin dianugerahi gelar pahlawanan nasional
pada tahun 1973 sesuai dengan SK Presiden RI No. 088/TK/1973.

5. Profil Biografi K H Wahid Hasyim


Abdul Wahid Hasyim lahir di Jombang pada tahun 1914. Ia dibesarkan dalam
lingkungan keagamaan, khususnya dari ayahnya KH Hasyim Asyari, yang memiliki
pondok Tebuireng. Lewat pesantren itu, Wahid Hasyim belajar pengetahuan agama. Untuk
mendapatkan pengetahuan agama lebih banyak, Wahid juga belajar di pesantren-pesantren
lain. Sesudah menuntut ilmu di berbagai pesantren. Wahid Hasyim selain mempelajari
agama juga rajin membaca dan mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan lain dengan terlebih
dulu mempelajari membaca dan menulis huruf latin.
Dalam perjalanan panjang menuju Indonesia sebagai negara yang berdaulat, Wahid
Hasyim ikut terlibat dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Satu isu yang paling kontroversial dan menjadi perdebatan yang tak
kunjung usai adalah negara dan agama.Saat itu, dalam sidang BPUPKI, terjadi polarisasi
pendapat secara tajam. Para tokoh Islam pada umumnya menginginkan negara Islam.
Sementara kaum nasionalis menghendaki agar agama dipisah dari urusan negara.yang
dibentuk untuk mencari jalan keluar terbaik bagi masa depan bangsa. Saat itu memang
BPUPKI, badan bentukan Jepang ini bertugas mempersiapkan bentuk dan dasar negara. Sub
Komite BPUPKI akhirnya berhasil merumuskan dasar negara Hasil kesepakatan yang
dikenal dengan nama Piagam Jakarta itu lantas dicantumkan dalam preambul UUD 1945
yang disarikan pada tanggal 22 Juni 1945. Salah satu sila di dalam Pancasila hasil rumusan
Wahid Hasyim dkk antara lain tercantum kata-kata kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluknya.. Dalam penggalan sejarah berikutnya Wahid Hasyim menjadi Menteri
Agama dalam tiga periode pemerintahan: Kabinet RIS (Desember 1949 Desember 1950),
Kabinet Mohammad Natsir (September 1950 April 1951) dan Kabinet Sukiman (April
1951 April 1952). Di zaman Wahid Hasyim, Departemen Agama memiliki visi dan misi
yang jelas. Di Wahid Hasyim wafat pada tanggal 19 April 1959.
6. Profil Biografi Kahar Muzakir
Nama Lengkap : Kahar Muzakir
Agama : Islam
Tempat Lahir : Pangaturan, Muba
Tanggal Lahir : Selasa, 10 Desember 1946
Zodiac : Sagittarius
Warga Negara : Indonesia
Kahar Muzakir seorang sarjana muda pendidikan teknik mesin IKIP Yogyakarta yang
kemudian dilanjutkan dengan mengambil adalah sarjana pendidikan teknik mesin IKIP
Yogjakarta pada tahun 1970. Karir Politik dimulai ketika dia bergabung HMI Cabang
Yogyakarta (1967 - 1974) , kemudian dia bergabung di DPD AMPI Sumsel (1984-1989),
beliau juga mantan wakil Ketua DPD Partai Golkar Sumsel. Kemudian dia terpilih menjadi
anggota DPRD komisi X wilayah Sumatera selatan II yang menangani masalah Pendidikan,
Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Kesenian, Kebudayaan. Pada saat pemilihan Komposisi Dan
Personalia Dewan Nasional Soksi Masa Bhakti 2010 2015, Muzakir terpilih sebagai Ketua
Bidang Organisasi dan Keanggotaan.
Pendidikan
SD Muhammadiyah 1 Palembang (1958)
Sekolah Teknik Negeri Palembang (1962)
STM Bhineka Karya Surakarta (1965)
SMA Islam Yogyakarta (1967)
Sarjana Muda Pend. Teknik Mesin IKIP Yogyakarta (1970)
Sarjana Pendidikan Teknik Mesin IKIP Yogyakarta (1974)

7. Profil Biografi Abikoesno Tjokrosoeyoso


Nama : Abikoeno Tjokrosoeyoso
Agama : Islam
Tempat Lahir : Tidal dicantumkan
Tanggal Lahir : 1897
Warga Negara : Indonesia
BIOGRAFI Abikoesno Tjokrosoejoso (1897-1968) adalah mantan Menteri
Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum Kabinet Presidensial. Ia merupakan tokoh
Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan merupakan salah seorang penandatangan Piagam
Jakarta (1945).
Jabatan Dalam Kabinet
1. Menteri Pekerjaan Umum dalam kabinet Presidensial masa kerja 19 Agustus 1945 - 14
November 1945
2. Menteri Perhubungan dalam kabinet Presidensial masa kerja 19 Agustus 1945
14November 1945
3. Menteri Perhubungan dalam kabinet Ali Sastromijojo I masa kerja 30 Juli 1953 - 29
September 1953
8. Profil bipografi Agus Salim
Nama Lengkap : Agus Salim
Agama : Islam
Tempat Lahir : Sumatera Barat
Tanggal Lahir : Rabu, 8 Oktober 1884
Hobby : Menulis
Warga Negara : Indonesia
Ayah : Soetan Muhammad Salim
Ibu : Siti Zainab
Agus Salim adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang terkenal dalam sebuah
organisasi bernama Sarekat Islam. Laki-laki yang lahir pada hari kedelapan bulan Oktober
tahun 1884 ini juga pernah menempuh pendidikan di sekolah khusus anak-anak Eropa di
Europeesche Lagere School (ELS) yang kemudian berlanjut di Hoogere Burgerschool
(HBS) di Batavia. Beliau juga berperan sebagai salah satu anggota panitia 9 BPUPKI yang
mempersiapkan UUD 1945. Karena kepiawaian beliau dalam hubungan internasional, beliau
dipercaya sebagai menteri muda luar negeri kabinet Sjahrir II dan III, serta menjabat sebagai
menteri luar negeri pada kabinet Amir Sjarifuddin dan Hatta.
Pada tahun 1952, Haji Agus Salim menjabat sebagai Ketua di Dewan Kehormatan
PWI. Hal tersebut menjadi penutup karirnya di dunia kancah politik. Beliau beralih
menghabiskan masa tuanya sebagai penulis buku. Buku yang telah terbit dari tangannya
berjudul "Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid Harus Dipahamkan". Buku tersebut
kemudian diperbaiki menjadi "Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal".
Namun sayang, karir beliau harus terhenti pada tanggal 4 November 1954. Beliau
meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. Jasad beliau dimakamkan di TMP Kalibata,
Jakarta. Segala perjuangan yang dilakukan beliau baik di dunia politik maupun media masa
telah mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Pendidikan
Europeesche Lagere School (ELS)
Hoogere Burgerschool (HBS)
9. Profil Biografi Mr. A A Maramis
Mr. Alexander Andries Maramis lahir di Manado, Sulawesi Utara, Hindia Belanda 20
Juni tahun 1897 meninggal di Indonesia tahun 1977; usia 80 tahun) adalah pejuang
kemerdekaan Indonesia. Dia pernah jadi anggota KNIP, anggota BPUPKI dan Menteri
Keuangan pertama Republik Indonesiadan merupakan orang yang menandatangani Oeang
Republik Indonesia pada tahun 1945. Adik kandung Maria Walanda Maramis ini
menyelesaikan pendidikannya dalam bidang hukum pada tahun 1924 di Belanda. Ia
mempunyai istri bernama Elizabeth Maramis Velthoed yang merupakan seorang wanita asal
Belanda
Pada waktu Agresi Militer Belanda II, AA Maramis berada di New Delhi, India dan ditugasi
untuk memimpin Pemerintah RI dalam pengasingan. Ia kemudian menjadi Menteri Luar
Negeri dalam Kabinet Darurat dimasa PDRI yang diketuai oleh Sjafruddin Prawiranegara.
Semasa remaja ia bersekolah di ELS (Europeesche Lagere School, SD berbahasa
Belanda), pada tahun 1911. Pada tahun 1918, ia melanjutkan sekolah ke HBS dan kuliah di
Fakultas Hukum, Universitas Leiden, Belanda, lulus dengan gelar "Meester in de Rechten"
(Mr.) pada tahun 1924.
Di awal jabatan politiknya, Mr. A.A. Maramis menjadi anggota Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tahun 1945, bersama rekan
seperjuangan lainnya antara lain Ir. Soekarno dan Mr. Ahmad Subardjo.
Mr. A.A. Maramis adalah salah satu orang yang merumuskan dan menandatangani
Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Dia mengusulkan perubahan butir pertama Pancasila
kepada Drs. Mohammad Hatta setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan,
Kasman Singodimedjodan Ki Bagus Hadikusumo. A.A. Maramis juga adalah salah satu
orang yang menandatangani Piagam tersebut bersama dengan Ir. Soekarno,Mohammad
Hatta, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo,
Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.
Mr. Alexander Andries Maramis (lahir di Manado, Sulawesi Utara, Hindia Belanda 20
Juni tahun 1897 meninggal di Indonesia tahun 1977; usia 80 tahun) adalah pejuang
kemerdekaan Indonesia. Dia pernah jadi anggota KNIP, anggota BPUPKI dan Menteri
Keuangan pertama Republik Indonesiadan merupakan orang yang menandatangani Oeang
Republik Indonesia pada tahun 1945. Adik kandung Maria Walanda Maramis ini
menyelesaikan pendidikannya dalam bidang hukum pada tahun 1924 di Belanda. Ia
mempunyai istri bernama Elizabeth Maramis Velthoed yang merupakan seorang wanita asal
Belanda.[rujukan?]
Pada waktu Agresi Militer Belanda II, AA Maramis berada di New Delhi, India dan ditugasi
untuk memimpin Pemerintah RI dalam pengasingan. Ia kemudian menjadi Menteri Luar
Negeri dalam Kabinet Darurat dimasa PDRI yang diketuai oleh Sjafruddin Prawiranegara.
Pendidikan
Semasa remaja ia bersekolah di ELS (Europeesche Lagere School, SD berbahasa Belanda),
pada tahun 1911. Pada tahun 1918, ia melanjutkan sekolah ke HBS dan kuliah di Fakultas
Hukum, Universitas Leiden, Belanda, lulus dengan gelar "Meester in de Rechten" (Mr.)
pada tahun 1924.
Riwayat jabatan
Di awal jabatan politiknya, Mr. A.A. Maramis menjadi anggota Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tahun 1945, bersama rekan
seperjuangan lainnya antara lain Ir. Soekarno dan Mr. Ahmad Subardjo.
Mr. A.A. Maramis adalah salah satu orang yang merumuskan dan menandatangani
Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Dia mengusulkan perubahan butir pertama Pancasila
kepada Drs. Mohammad Hatta setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan,
Kasman Singodimedjodan Ki Bagus Hadikusumo. A.A. Maramis juga adalah salah satu
orang yang menandatangani Piagam tersebut bersama dengan Ir. Soekarno,Mohammad
Hatta, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo,
Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.
Pada saat Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda II, Mr. A.A. Maramis ditunjuk
menjadi Menteri Luar Negeri Pemerintah Darurat RI (PDRI) yang berkedudukan di New
Delhi, India. Semasa hidupnya Beliau pernah juga menjabat sebagai Duta Besar RI untuk
Filipina, Jerman Barat dan Uni Sovyet.
Pada tahun 1974 Bersama Dr. Mohammad Hatta, Mr. Sunario Sastrowardoyo, Mr.
Achmad Soebardjo dan Mr. A.G. Pringgodigdo, Mr. AA Maramis termasuk dalam "Panitia
Lima" yang ditugaskan Pemerintah untuk mendokumentasikan perumusan Pancasila. Mr.
A.A. Maramis menerima Bintang Mahaputera dan Bintang Gerilya dari pemerintah
Republik Indonesia.
Wafat
Mr. A.A. Maramis meninggal dunia pada 31 Juli 1977, Jenazahnya disemayamkan di
Ruang Pancasila Departemen Luar Negeri dan dilanjutkan dengan upacara militer untuk
dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata, Jakarta

Panitia Sembilan ini kemudian menghasilkan sebuah ketetapan yang terkenal dengan nama
Piagam Jakarta (Jakarta Charter)sesuai dengan nama pemberian M. Yamindan menjadi cikal
bakal Pancasila serta Pembukaan UUD 1945. Belakangan, point (sila) pertama dalam Piagam
Jakarta tersebut mengalami pengurangan tujuh kata yang ditujukan untuk menghindari
diskriminasi mayoritas dan minoritas keagamaan di Indonesia. Ketujuh kata tersebut adalah
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Selain itu, keempat
point (sila) yang lain tidak mengalami perubahan, penambahan atau pengurangan berarti dan
tetap digunakan hingga hari ini sebagai Pancasila.
http://gurupintar.com/threads/sebutkan-anggota-panitia-sembilan-dan-tugasnya.779/

https://plus.google.com/115106709413166325718/posts/XgcwzUHV8Py

https://ppknsmp123.blogspot.co.id/2015/11/siapa-saja-anggota-panitia-kecil-yang.html

Anda mungkin juga menyukai