Anda di halaman 1dari 24

Makalah Stastistika

Ukuran Pemusatan Data Mean, Median, Modus

Pembimbing: Ibu Rizana

Disusun oleh :

Anis Lutfiyah Nur (NIM: P3.73.34.2.15.003)


Mayya Azlia Alam (NIM: P3.73.34.2.15.022)
Niken juwita cahyani (NIM: P3.73.34.2.15.028)
Putri Rachmawati (NIM: P3.73.34.32.15.031)
Rodliyah Phinasthi S. (NIM: P3.73.34.2.15.034)
Suci rahmadhanti (NIM: P3.73.34.2.15.040)

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III

Tahun Akademik 2017-2018


Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini. Dalam
proses penyusunan tugas ini penyusun menemui beberapa hambatan, namun berkat dukungan
materil dari berbagai pihak, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup
baik.
Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.

Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi
perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan penyusun semoga tugas ini bermanfaat khususnya
bagi penyusun dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Bekasi, September 2017


                                                                                        Penyusun,   

           

                                                                                        Kelompok I            


DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………………
…………………………………1
Kata Pengantar............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A.  Latar Belakang........................................................................................................................................4
B.  Rumusan Masalah..................................................................................................................................4
C.  Tujuan.....................................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
Ukuran Pemusatan Data..............................................................................................................................5
2.1. Penjelasan Ukuran Pemusatan Data.....................................................................................................5
2.2. Ukuran Pemusatan Data.......................................................................................................................5
2.2.1. Rataan (Mean)...........................................................................................................................5
2.2.2. Median.......................................................................................................................................8
2.2.3. Modus......................................................................................................................................11
2.3. Hubungan Antara Rata-rata Hitung (Mean), Median dan Modus..................................................13
2.4. Kuartil, Desil dan Parsial.....................................................................................................................14
2.4.1. Kuartil..........................................................................................................................................14
2.4.2. Desil.............................................................................................................................................17
2.4.3. Persentil.......................................................................................................................................19
BAB III........................................................................................................................................................23
PENUTUP...................................................................................................................................................23
3.1.    Simpulan..........................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Mean, Modus, Median, Quartil, Desil dan Persentil sama-sama merupakan ukuran
pemusatan data yang termasuk kedalam analisis statistika deskriptif. Namun, ketiganya memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam menerangkan suatu ukuran pemusatan data.
Untuk tahu kegunaannya masing-masing dan kapan kita mempergunakannya, perlu diketahui
terlebih dahulu pengertian analisis statistika deskriptif dan ukuran pemusatan data. Analisis
Statistika deskriptif merupakan metode yang berkaitan dengan penyajian data sehingga
memberikan informasi yang berguna. Upaya penyajian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan
informasi penting yang terdapat dalam data ke dalam berntuk yang lebih ringkas dan sederhana
yang pada akhirnya mengarah pada keperluan adanya penjelasan dan penafsiran (Aunudin,
1989).
Deskripsi data yang dilakukan meliputi ukuran pemusatan dan penyebaran data. Ukuran
pemusatan data meliputi nilai rata-rata (median), modus, dan median. Sedangkan ukuran
penyebaran data meliputi ragam (variance) dan simpangan baku (standard deviation).

B.  Rumusan Masalah


            Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dalam penulisan makalah
ini kami mengemukakan perumusan masalah sebagai berikut :
“Apa yang dimaksud dengan Mean, Modus, Median, Quartil, Desil dan Presentil beserta
contohnya?

C.  Tujuan
Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan
Mean, Modus, Median, Quartil, Desil dan Presentil beserta contoh.
BAB II
PEMBAHASAN
Ukuran Pemusatan Data
2.1. Penjelasan Ukuran Pemusatan Data
Ukuran pemusatan data merupakan salah satu pengukuran data dalam statistika. Statistika
adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara mpenyusunan data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan mengenai suatu keseluruhan berdasarkan data yang ada pada bagian dari
keseluruhan tadi. Yang termasuk dalam ukuran pemusatan data adalah rataan (Mean), Median,
Modus . Untuk memudahkan anda dalam memahami materi ini, dibawah ini akan kita uraikan
penjelasan dibawah ini.

2.2. Ukuran Pemusatan Data


2.2.1. Rataan (Mean)

Mean atau rata-rata hitung adalah nilai yang diperoleh dari jumlah sekelompok data
dibagi dengan banyaknya data. Rata-rata disimbolkan dengan x.

1. Rata-Rata untuk Data Tunggal

Keterangan:

ẋ = mean
n = banyaknya data
xi = nilai data ke-i
Contoh rataan data tunggal

Nilai ulangan matematika 15 siswa kelas XI IPA adalah 7, 8, 6, 4, 10, 5, 9, 7, 3, 8,


6, 5, 8, 9, dan 7. Tentukan nilai rata-ratanya.

Jawab:

Jadi, nilai rata-ratanya adlah 6,8

2. Rata-Rata untuk Data Bergolong (Berkelompok)

Keterangan:
xi = nilai tengah data ke-i
fi = frekuesni data ke -i
xs = rataan sementara (dipilih pada interval dengan frekuensi terbesar)
di = simpangan ke-i (selisih nilai xi dengan nilai xs)

Contoh Rataan Data Kelompok

Tentukan rata-rata dari data berikut.


Nilai Frekuensi
11 - 15 4
16 - 20 5
21 - 25 7
26 - 30 8
31 - 35 4
36 – 40 2
Jumlah 27

Jawab:

Cara I:

Nilai Xi Fi FiXi
11 – 15 13 4 52
16 – 20 18 5 90
21 – 25 23 7 161
26 – 30 28 8 224
31 – 35 33 4 132
36 – 40 38 2 76
Jumlah 30 735

Penyelesaian:

Cara II:

Nilai Fi Xi di fidi
11 – 15 4 13 -15 -60
16 – 20 5 18 -10 -50
Penyelesaian: 21 – 25 8 23 -5 -35
26 – 30 8 28 0 0
31 - 35 4 33 5 20
36 - 40 2 38 10 20
Jumlah 30 -105
2.2.2. Median

Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data diurutkan. Dengan
demikian, median membagi data menjadi dua bagian yang sama besar. Median (nilai tengah)
disimbolkan dengan Me.

1. Median untuk Data Tunggal

1. Jika banyaknya data n ganjil 2. Jika banyaknya n genap maka


maka median: median:

Contoh Median Data Tunggal

Tentukan median dari data berikut: 8,6,4,3,7,5,8,10,8,9,8,5

Nilai 3,4,5,6,7,8,9
Frekuensi 2,5,7,8,10,5,4

Jawab:

1. Data diurutkan : 3 4 5 5 6 7 8 8 8 8 9 10
N= 12 (genap)
Jadi, mediannya adlah 7,5

2. n = 41 (ganjil)

2.Median untuk data bergolong

Keterangan:
Me = median
Tb = tepi bawah kelas median
p = panjang kelas
n = banyak data
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median

Contoh Median Data Bergolong

Tentukan median dari data berikut

Data Frekuensi
11-20 5
21-30 3
31-40 8
41-50 7
51-60 4
61-70 9
Jumlah 36
ke-19 sehingga diperoleh kelas yang
mengandung median adalah 4-40. Dengan
demikian , Tb = 41-0,5 = 40,5; p=10 (11-
20); f =7; F= 16.

Jawab:

Karena banyaknya data adalah 36 maka


median terletak diantara data ke-18 dan data

Data F Fk
11-20 5 5
21-30 3 8
31-40 8 16
41-50 7 23
51-60 4 27
61-70 9 36 Jadi, mediannya adlah 43,36

Penyelesaian:

2.2.3. Modus

Modus adalah data yang paling sering muncul atau memiliki frekuensi tertinggi.
Modus dilambnagnkan dengan Mo.

1. Modus untuk data tunggal

Modus dari data tunggal adalah data yang paling sering muncul.

Contoh Modus Data Tunggal


Tentukan modus dari data : 7,6,5,8,3,7,9,4,6,4,8,4,10,7,5,7,dan 8.

Jawab:
Data diurutkan: 3,4,4,4,5,5,6,6,7,7,7,7,8,8,8,9,10.
Nilai 7 muncul paling banyak, yaitu 4 kali.

Jadi, modusnya adalah 7.

2. Modus untuk data bergolong

Mo : modus
Tb : tepi bawah kelas modus
p : panjang kelas
d1 : selisih frekuensi kelas modus dengan
kelas sebelumnya
d2 : selisih frekuensi kelas modus dengan
kelas sesudahnya

Keterangan :

Contoh Modus Data Bergolong

Tentukan modus dari data berikut Data Frekuensi


51-60 9
Data Frekuensi 61-70 4
11-20 5 Jumlah 36
21-30 3
31-40 8
41-50 7
Jawab:

Karena kelas dengan frekuensi terbanyak 9


maka modus terletak diantara kelas 51-60;
tb=51-0,5=50,5; p=10(11-20); di=9-4=5;
F=16.
Jadi, modusnya adalah 53,36
Penyelesaian:

2.3. Hubungan Antara Rata-rata Hitung (Mean), Median dan


Modus

Rata-rata hitung (mean), median dan modus adalah nilai yang digunakan untuk


mewakili seperangkat data. Ketiga nilai tersebut sering juga disebut dengan ukuran
kecenderungan terpusat (measure of central tendency). Sebab kecenderungan dari nilai-nilai
tersebut memusat pada bagian tengah suatu perangkat data.

Pada analisis data biasanya fokus perhatian tidak terletak pada keseluruhan data, tetapi
terletak hanya dimana data tersebut memusat. Oleh karena itulah nilai-nilai rata-rata, median
dan modus sering digunakan untuk mewakili seperangkat data dalam analisis statistik.

Pada suatu distribusi frekuensi, hubungan antara rata-rata, median dan modus adalah


sebagai berikut.

1. Jika rata-rata, median dan modus


memiliki nilai yang sama, maka
nilai rata-rata, median dan modus
akan terletak pada satu titik dalam
kurva distribusi frekuensi. Kurva
distribusi frekuensi tersebut akan
terbentuk simetris.
2. Jika rata-rata lebih besar dari
median, dan median lebih besar dari
modus, maka pada kurva distribusi
frekuensi, nilai rata-rata akan
terletak di sebelah kanan,
sedangkan median terletak di
tengahnya dan modus di sebelah
kiri. Kurva distribusi frekuensi yang
terbentuk adalah miring
kanan atau kemiringan positif.

3. Jika rata-rata lebih kecil dari


median, dan median lebih kecil
dari modus, maka pada kurva
distribusi frekuensi, nilai rata-
rata akan terletak di sebelah kiri,
sedangkan median terletak di
tengahnya dan modus di sebelah
kanan. Kurva distribusi frekuensi
yang terbentuk adalah miring
kiri atau kemiringan negatif.

4. Jika kurva distribusi frekuensi tidak simetris (menceng ke kiri atau ke kanan), maka
biasanya akan berlaku hubungan antara rata-rata median dan modus sebagai berikut.
Rata-rata – Modus = 3 (Rata-rata – Median)
2.4. Kuartil, Desil dan Parsial
2.4.1. Kuartil
Kuartil merupakan nilai yang membagi frekuensi distribusi data menjadi empat
kelompok yang sama besar. Dengan kata lain kwartil merupakan nilai yang membagi tiap-
tiap 25% frekuensi dalam distribusi. Kuartil ada 3:

 Kuartil pertama (K1) yaitu suatu nilai yang membatasi 25% frekuensi bagian bawah
dengan 75% frekuensi bagian atas.
 Kuartil kedua (K2) yaitu suatu nilai yang membatasi 50% frekuensi bagian bawah
dengan 50% frekuensi bagian atas.
 Kuartil kedua (K3) yaitu suatu nilai yang membatasi 75% frekuensi bagian bawah
dengan 25% frekuensi bagian atas.

Rumus menghitung kuartil :

 Kuartil Data Tunggal Tentukan Q1 dari data


berikut :

5, 6, 3, 7, 10, 12, 7, 8, 9, 6, 8

Q1 = 1 (11 + 1) = 3
Contoh :
Kuartil ke 1 ada di data ke - 3

 Kuartil group data

Kn = Kuartil ke n.
Bb = Batas bawah interval kelas yang mengandung kuartil ke n.
fkb = frekuensi kumulatif interval kelas di bawah interval kelas yang mengandung kuartil
ke n.
fd = frekuensi interval kelas yang mengandung kuartil ke n.
i = lebar interval kelas.
N = jumlah frekuensi dalam distribusi.

Contoh :
Carilah nilai yang membatasi 25 orang yang mempunyai nilai ujian statistik paling tinggi
pada tabel berikut ini:

Tabel distribusi frekuensi nilai ujian statistik mahasiswa


Mencari interval kelas yang mengandung K3 → ¾ x 100 = 75 → 60 - 69

Dari tabel diketahui :

Masukkan ke dalam rumus kuartil :


Bb = 59,5
fkb = 68
fd = 14
i = 10
Jadi nilai yang membagi 25 orang dengan nilai
N = 100
ujian tertinggi dan 75 orang dengan nilai ujian
yang rendah adalah 64,5

2.4.2. Desil
Desil merupakan nilai yang membagi frekuensi distribusi data menjadi sepuluh
kelompok yang sama besar. Dengan kata lain desil merupakan nilai yang membagi tiap-tiap
10% frekuensi dalam distribusi. Desil ada 9, yaitu D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8, dan D9.

 Desil pertama (D1) adalah suatu nilai yang membatasi 10% frekuensi bagian bawah
dengan 90% frekuensi bagian atas.
 Desil keenam (D6) yaitu suatu nilai yang membatasi 60% frekuensi bagian bawah
dengan 40% frekuensi bagian atas.

 Desil kedelapan (D8) yaitu suatu nilai yang membatasi 80% frekuensi bagian bawah
dengan 20% frekuensi bagian atas.

Rumus menghitung desil :

 Desil Data Tunggal

Dn = Desil ke n.

i = Desil yang di cari.

n = Jumlah data

 Desil data Kelompok


Bb = Batas bawah interval kelas yang
mengandung desil ke n.
fkb = frekuensi kumulatif interval kelas di
bawah interval kelas yang mengandung
desil ke n.
fd = frekuensi interval kelas yang
mengandung desil ke n.
i = lebar interval kelas.
Dn = Desil ke n. N = jumlah frekuensi dalam distribusi.

Contoh:
Carilah nilai yang membatasi 40 orang yang mempunyai nilai ujian statistik paling
rendah pada tabel berikut ini:

Tabel distribusi frekuensi nilai ujian statistik mahasiswa

Mencari interval kelas yang mengandung D4 → 4/10 x 100 = 40 → 40 - 49


Dari tabel diketahui :
Bb = 39,5
fkb = 30
fd = 18
i = 10
N = 100

Masukkan ke dalam rumus desil:

Jadi nilai yang membagi 40 orang dengan nilai ujian tertinggi dan 60 orang
dengan nilai ujian yang rendah adalah 45,05.

2.4.3. Persentil
Persentil merupakan nilai yang membagi frekuensi distribusi data menjadi seratus
kelompok yang sama besar. Dengan kata lain persentil merupakan nilai yang membagi tiap-
tiap 1% frekuensi dalam distribusi. Persentil ada 99, yaitu P1 - P99.

 Persentil pertama (P1) adalah suatu nilai yang membatasi 1% frekuensi bagian bawah
dengan 99% frekuensi bagian atas.
 Persentil ketigapuluhtujuh (P37) yaitu suatu nilai yang membatasi 37% frekuensi
bagian bawah dengan 63% frekuensi bagian atas.
 Persentil kedelapanpuluh enam (P86) yaitu suatu nilai yang membatasi 86% frekuensi
bagian bawah dengan 14% frekuensi bagian atas.

Rumus menghitung persentil :

 Persentil data tunggal


Pi = Persentil ke – i
i = Persentil yang di cari.
n = banyaknya data

Pn = Persentil ke n.
Bb = Batas bawah interval kelas yang mengandung persentil ke n.
fkb = frekuensi kumulatif interval kelas di bawah interval kelas yang mengandung
persentil ke n.
fd = frekuensi interval kelas yang mengandung persentil ke n.
i = lebar interval kelas.
N = jumlah frekuensi dalam distribusi.

Contoh:
Carilah nilai yang membatasi 67 orang yang mempunyai nilai ujian statistik
paling rendah pada tabel berikut ini:

Tabel Distribusi Frekuensi nilai ujian statistik mahasiswa


Mencari interval kelas yang mengandung P67 → 67/100 x 100 = 67 → 50 - 59
Dari tabel diketahui :
Bb = 49,5
Fkb = 48
fd = 20
i = 10
N = 100

Masukkan ke dalam rumus persentil:

Jadi nilai yang membagi 67 orang dengan nilai ujian tertinggi dan 33 orang dengan nilai ujian
yang rendah adalah 59.

 Jenjang Persentil
Jenjang persentil (JP) adalah bilangan yang menunjukkan frekuensi dalam persen (%)
yang terdapat pada suatu bilangan tertentu dan dibawahnya.
Rumus Jenjang Persentil :
X = Suatu nilai yang diketahui.
Bb = Batas bawah interval kelas yang mengandung X.
Fkb = frekuensi kumulatif interval kelas di bawah interval kelas yang
mengandung X.
fd = frekuensi interval kelas yang mengandung X.
i = lebar interval kelas .
N = jumlah frekuensi dalam distribusi.

Contoh :

Tabel Distribusi Frekuensi nilai ujian statistik mahasiswa

Dari tabel di atas, berapa orangkah yang mendapat nilai ujian 73 ke bawah?
Jawab:
Mencari interval kelas yang mengandung nilai 73 → 70 - 79

Dari table diketahui: X = 73


Bb = 69,5
Fkb = 82
fd = 10
Dari perhitungan diperoleh JP adalah
i = 10
85,5%, dengan demikian jumlah orang
N = 100
yang mendapat nilai 73 ke bawah
adalah ~ 86 orang 5 ,85100 1005 ,85
x

Masukkan ke dalam rumus,

BAB III
PENUTUP

3.1.    Simpulan

Metode ukuran penempatan (median, kuartil, desil dan persentil) dan ukuran gejala pusat
(rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonic dan modus),sangat berpengaruh terhadap
kehidupan, karena metode-metode tersebut dapat mengklasifikasikan dan menyajikan data yang
mudah dipahami sehingga persoalan-persoalan yang berkaitan dengan statistika bisa teratasi.
Namun, metode-metode ini tidak dapat dipakai apabila tidak terdapat data-data yang bisa
digunakan atau data tersebut tidak valid.
DAFTAR PUSTAKA

Dergibson Siagian & Sugiarto. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi, halaman 4-6".
2002. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Ronald E.Walpole. Pengantar Statistika, halaman 2-5". 1993. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Oktarezi, Eriq. Kenali Pengertian dan Perbedaan Statistik dan Statistika.

https://www.rumusstatistik.com/2013/08/hubungan-rata-rata-median-dan-modus.html

http://www.pelajaran.co.id/2016/12/ukuran-pemusatan-data-mean-median-modus-rumus-dan-
contoh-soal.html

Anda mungkin juga menyukai