Anda di halaman 1dari 125

PENGAJARAN DASAR

GEREJA BETHEL INDONESIA


ALKITAB

Alkitab adalah Firman Allah yang


berbicara kepada manusia.
Alkitab adalah saksi utama tentang Allah.
Alkitab diinspirasi/diilhamkan Allah (Yun:
Theopneustos; Inggris: God breathed,
“diilhamkan, dinafasi Allah,” 2 Tim 3:16)
Penulis digerakkan oleh Roh Kudus
sendiri.
ALKITAB

Alkitab sebagai wahyu Allah yang reliable-


dapat dipercaya (reliable revelation of God).
Alkitab adalah infalibel (infallible) -tidak
mungkin bila salah.
Penulisan Alkitab oleh manusia yang
berdosa tidak mengurangi infalibilitas Alkitab
karena asalnya yang ilahi dan karena
otoritas Roh Allah yang menginspirasinya.
PENYATAAN

Penyataan Progressif
– Allah menyatakan diri secara bertahap hingga
penebusan-Nya yang utuh di dalam Kristus
Penyataan Umum
– Alam semesta, Hati Nurani
Penyataan Khusus
– Providensia, Mujizat, Komunikasi Khusus,
Alkitab, Yesus Kristus
INSPIRASI

Reliabel (dapat dipercaya)


Infalibel (tidak mungkin salah)
Inspirasi Penuh (kata-demi kata)
KANON

Definisi Kanon
– Kata Yunani kanon (2 Kor. 10:13, 15; Gal
6:16), berasal dari bahasa Semit, Ibrani
qaneh, Yeh. 40:3, dst).
– Artinya: alat pengukur, peraturan
OTORITAS ALKITAB

1. Alkitab tidak mungkin salah


Alkitab adalah karya Allah dan Allah
adalah sumber kebenaran dan segala
yang benar.
Manusia dapat mempercayai
sepenuhnya apa yang tertulis dalam
Alkitab.
OTORITAS ALKITAB

2. Alkitab adalah penyataan Allah


Dalam Alkitab, Allah menyatakan diri-Nya,
dengan demikian untuk mengenal Allah.
Tidak ada penyataan lain tentang Allah,
selain dalam Anak-Nya sediri -Yesus
Kristus-, yang lebih tinggi atau lebih tepat
daripada Alkitab.
OTORITAS ALKITAB

3. Alkitab mencapai maksud dan tujuan


utamanya yaitu keselamatan
manusia
Mentaati Alkitab berarti mentaati Allah yang
telah memberikan Kristus bagi keselamatan
manusia.
Manusia yang bertuhankan Kristus dan hidup
sesuai dengan Alkitab pasti menerima
anugerah keselamatan kekal.
OTORITAS ALKITAB

4. Alkitab menjamin Allah mau dan berkuasa


memenuhi segala janji yang tertulis
dalamnya
Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya
Allah yang mahakuasa dantidak pernah
kekurangan kemampuan untuk menggenapi
janji-Nya.
OTORITAS ALKITAB

5. Alkitab adalah cukup


Alkitab tidak boleh dan tidak perlu ditambah
lagi ataupun dikurangi.
Alkitab mampu menjawab segala kebutuhan
manusia akan Allah dan segala pertanyaan
mengenai kehendak-Nya bagi manusia.
OTORITAS ALKITAB

6. Alkitab adalah terang


Hidup sesuai Alkitab berarti manusia tidak
berjalan dalam kegelapan.
Menuntun kepada kehidupan yang baik.
Menampilkan hidup sebagai kesaksian.
PERANAN ROH KUDUS

1. Di samping pengarang dan pemelihara Alkitab,


Roh Kudus juga adalah penafsir Alkitab.
Ia jugalah yang memberi iluminasi (menyinari dan
memberikan terang-Nya) pada Alkitab hingga
dapat dimengerti manusia.
Kita mengakui bahwa hanya pada Roh Kuduslah
kita bergantung untuk mengerti Alkitab.
OTORITAS ALKITAB
2. Melalui karya Roh Kudus dalam hati
manusia, kata-kata para nabi dan rasul
dapat dimengerti dan dimiliki secara pribadi.
Iluminasi Roh Kudus menyebabkan kata-
kata dalam Alkitab menjamah hati kita.
Firman Allah tidak dapat bekerja sendiri
tanpa Roh Kudus. Penggenapan Yes. 55:11
dan Ibr. 4:12 hanya dapat terlaksana bila
diterangi Roh Kudus:
OTORITAS ALKITAB
3. Roh Allah memberi kehidupan, kuasa dan terang-
Nya pada Firman yang tertulis itu yang kemudian
mengubah kehidupan manusia.
Jadi peran Roh Kudus untuk memberi iluminasi
dan interpretasi ilahi pada firman tertulis itu tidak
bisa ditiadakan atau digantikan dengan apapun
Hanya melalui pencerahan/iluminasi Roh Kudus
kita dapat mengerti kebenaran kehendak Allah.
OTORITAS ALKITAB

4. Roh Kudus memberi kesaksian tentang


kebenaran.
Ia tidak akan mewahyukan hal-hal yang
bertentangan dengan Alkitab atau yang
melecehkan Alkitab.
Suatu doktrin atau pengajaran yang
bertentangan dengan Alkitab, menyimpang
atau tidak selaras dengan Alkitab, tidaklah
datang dari Roh Kebenaran.
OTORITAS ALKITAB
Pengalaman pribadi ketika kita menerima
pencurahan Roh Kudus merupakan
suatu pengalaman yang sangat berarti.
Kita meyakini kepekaan terhadap iluminasi
Roh Kudus dan pengalaman pribadi kita
untuk menolong interpretasi Alkitab
walaupun kita menyadari adanya bahaya
dalam hal ini seperti:
– Kita dapat mengaburkan roh kita sendiri (atau
roh lainnya) dengan Roh Kudus.
– Kita dapat menggunakan pengalaman pribadi
sebagai landasan tafsir Alkitab.
ILUMINASI DAN TAFSIR
1. Kita menafsirkan suatu perikop secara
historis. Kita mempelajari konteks
tempat, waktu, maksud penulis perikop
tersebut dan maknanya bagi para
pembaca perdana.
2. Kita menafsirkan perikop itu secara
gramatis. Kita berusaha mengerti
makna kata-kata yang digunakan,
konstruksi kalimat dan tata bahasa yang
dipilih penulis.
ILUMINASI DAN TAFSIR
3. Kita menafsirkan suatu perikop secara
konstekstual. (sesuai dengan
konteksnya yang lebih luas). Kita
mempelajari konteks yang luas dimana
suatu perikop diletakkan. Kita
membandingkan dan menafsirkan suatu
perikop dengan perikop lain, suatu teks
dengan teks lain.
ILUMINASI DAN TAFSIR
4. Kita mempelajari hasil tafsiran dari para penafsir
lain yang percaya akan otoritas Alkitab dan
ditandai dengan integritas pribadi dan kehidupan
spiritual yang dalam.
Kita tidak akan menganggap tafsir kita paling
benar melainkan membandingkannya dengan
hasil para penafsir yang lain.
Dengan demikian kita menghindari penafsiran yang
bertentangan dengan doktrin-doktrin utama
iman Kristen.
ILUMINASI DAN TAFSIR
5. Satu prinsip penting dalam pemberitaan kita agar kita
tetap setia pada ajaran Alkitab dan tidak mengajarkan
hal-hal diluar Alkitab adalah:
Kita akan menyatakan dengan tegas apa yang
diajarkan oleh Alkitab secara tegas pula.
Tetapi bila Alkitab diam dan tidak memberi penyataan
tentang suatu hal, kita juga akan diam ataupun kalau
berbicara dengan pelahan saja.
Bila suatu hal ditulis sekali atau dua kali saja dalam
Alkitab maka kita tidak akan membuat pengajaran
yang rumit dan kompleks mengenai hal tersebut yang
akan membawa kita pada penyesatan.
ALLAH
PANDANGAN YANG MENOLAK

 Ada dua golongan yang menyangkal


adanya Allah, yakni
1. Atheisme teoritis (menyangkal Allah
berdasar argumentasi rasional)
2. Atheisme praktis (menyangkal Allah dalam
praktek perbuatan hidup, dengan kata lain
hidup seolah-olah Allah tidak ada; Mzm
10:4; 14:1; Ef 2:12).
ARGUMENTASI

Guna menangkis kelompok tersebut maka


beberapa orang menggunakan
argumentasi rasional untuk membuktikan
adanya Allah; yakni:
Argumentasi Kosmologis
(sebab-akibat):

–Segala yang ada di dunia ini pasti ada


sebabnya atau asal muasalnya.
Tuhan dianggap sebagai sebab yang
pertama.
Argumentasi Teleologis

–Karenaadanya keteraturan,
pasti Tuhan yang mengatur.
Argumentasi Ontologis

–Dalam diri setiap orang


terdapat kesadaran tentang
Allah, karena itu Allah pasti
ada.
Argumentasi Moral

–Tuhan memberikan
kesadaran moral (tahu
membedakan yang baik dan
buruk) ke dalam diri setiap
manusia.
Sifat Allah di dalam kebesaran-Nya
(Atributes of greatness)

– Sebagai Roh (Yoh. 4:24, 1 Tim.


1;17,
6:15-16).
– Sebagai Pribadi (Kej. 3, 4:26, 12:8,
20:7).
– Sebagai yang hidup (Yoh. 5:26, Kis.
17:24-25).
– Allah tidak terbatas (baik oleh
tempat, waktu, pengetahuan, juga
Sifat Allah dalam kebaikan-Nya
(attributes of goodness)

Suci/kudus (Kel. 15:11, 1 Sam. 2:2, Ayb.


34:10, Hab. 1:13).
Adil (Am. 5:12, 2:1-13).
Benar (Mzm 19:8-9, Kej. 18:25, Yer. 9:24).
Kasih (1 Yoh. 4:8, Yoh. 3:16).
KRISTOLOGI
(DOKTRIN KRISTUS)
NAMA
Nama “Yesus” (Jehoshua)
berarti sang penyelamat
(juruselamat) yang
menunjukkan misi-Nya bagi
dunia, yakni keselamatan
manusia (Mat 1:21),
NAMA
Nama “Kristus” (Kristos) sejajar
dengan pengertian Mesias
dalam PL yang berarti yang
diurapi, sesuai dengan jabatan
raja dan imam yang adalah
orang yang diurapi (Kel 29:7; Im
4:3; Hak 9:8; 1 Sam 9:16; 10:1;
2 Sam 19:10).
Keillahian Yesus
“Anak Allah” menunjukkan hubungan
Yesus dan Allah Bapa yang sangat dekat.
Istilah ini kita kenal juga dalam trinitas
(Mat. 11:27; 14:28-33; 16:16; 21:33-46;
22:41-46).
Keillahian Yesus
Istilah “Anak Allah” bukan
berarti Allah menikah kemudian
memperanakkan Yesus.
“Anak Allah” digunakan
sehubungan dengan
keberadaan ke-Allahan-Nya dan
pekerjaan Ilahinya (Luk. 1:35).
Bukti keillahianNya
Gelar Anak Allah (Kis. 8:37; 2 Kor.
1:19; Gal. 2:20, Ef. 4:13);
Ia sendiri adalah firman dan firman itu
adalah Allah (Yoh 1:1)
Bukti keillahianNya
Ia mampu mengampuni
dosa (Mat. 9:2-7) bahkan
pengakuan setan bahwa
Yesus adalah Allah
(Mat. 8:29).
Ia bangkit dari kematian.
Ia layak disembah (Mat.
2:2)
Kemanusiaan Yesus

Dari pengakuan iman kita percaya bahwa Yesus


dilahirkan layaknya bayi-bayi yang lain (Luk 1:1,
Gal 4;4), meski yang membedakannya adalah
bahwa ia lahir dari Roh Kudus.
Dengan demikian kita yakin bahwa Yesus
adalah sungguh-sungguh manusia.
Bukti kemanusiaan-Nya
Ia mengalami keadaan yang sama
dengan manusia (lapar, haus, marah,
sedih, takut, dll.);
Ia memiliki struktur tubuhnya sama
(daging, dan darah);
Ia memiliki silsilah;
Ia juga mati.
Hal yang membedakan Yesus
Ia adalah manusia yang tidak berdosa.
Yesus tidak pernah membuat pengakuan dosa
Baptisan-Nya bukan sebagai tanda pertobatan
tetapi penggenapan kebenaran, menang dalam
semua pencobaan, pengakuan Yesus sendiri
(Yoh. 10:30, 1 Yoh. 3, Ibr. 4:15, 2 Kor. 5:21).
Jabatan
Yesus adalah
Raja
Imam
Nabi
Jabatan: Raja
Dalam proses penyaliban, Yesus diolok-olok
sebagai raja (Yoh 19:3, Luk 23:2, Yoh 19:21)
padahal sebelumnya ia dielu-elukan pula
sebagai raja di Yerusalem.
Sebagai seorang raja, Kristus telah berperang
melawan kerajaan kegelapan dan menang.
Ia menjadi kepala dan raja yang memerintah
umat-Nya.
Jabatan: Nabi
Sebagai Nabi, Ia bukan hanya
menyampaikan firman Allah melainkan
Firman itu sendiri.
Seperti nabi lainnya dalam PL, ia juga
mengalami sengsara oleh karena
tugasnya.
Jabatan: Imam
Sebagai Imam, Yesus tidak
mempersembahkan korban dengan
menyembelih domba, melainkan Dia
sendiri sebagai domba yang harus
dipersembahkan sehingga terjadi
pendamaian antara manusia dengan
Allah.
Dalam surat Ibrani, Yesus adalah
imam besar menurut peraturan
Melkisedek, bukan menurut
peraturan Harun yang berarti bahwa
Yesus adalah imam yang kekal.
Karya-Nya
Makna dari karya-Nya
– kematian,
– kebangkitan dan
– kenaikan Kristus
Kematian-Nya
Penggenapan nubuat dalam PL sebagai
sebuah kemenangan oleh karena
ketaatan-Nya kepada Allah dan kerelaan-
Nya menanggung dosa manusia sehingga
terjadi penebusan bagi manusia dan
terjadi pendamaian antara manusia
dengan Allah.
Kebangkitan-Nya
Memberikan pengharapan baru bagi
setiap orang percaya (1 Kor 15:35-
38)
Memberikan kehidupan baru (Ef
2:5,6)
Membuktikan bahwa Ia adalah Allah
yang hidup dan menang atas
kuasa maut
Merupakan penggenapan dari
firman.
Kenaikan-Nya
Merupakan bagian dari pemuliaannya
(Kis 1:6-11, Luk 24:51 dan Mrk
16:19)
yang dilanjutkan dengan pencurahan
Roh Kudus dan berhubungan dengan
fungsinya kemudian untuk duduk di
sebelah kanan Allah Bapa sebagai
pembela, pendoa syafaat, dan
pengantara kita (Roma 8:34; Ibr 7:25;
9:24).
Meski demikian Ia berjanji bahwa Ia
tetap menyertai sampai akhir zaman dan
akan datang kembali yang kedua kali.
MANUSIA
PENCIPTAAN
• Manusia diciptakan berbeda dengan
ciptaan yang lain, yaitu menurut
gambar dan rupa Allah.
• Manusia diciptakan dengan memiliki
citra atau karakter Allah, serta potensi
hubungan yang akrab dengan Allah.
Gambar
Allah
• Pengertian gambar Allah secara
khusus adalah manusia memiliki
kemuliaan, kebenaran dan kesucian.
sementara secara umum berarti
segala sifat manusia yang
membedakan manusia dari mahluk
lain yaitu memiliki pikiran perasaan
dan kemauan.
Gambar
Allah
• Setelah manusia itu berdosa, ia
tidak kehilangan pikiran. Ia
masih memiliki perasaan dan
kehendak, hanya pikiran
perasaan kehendak itu
dipusatkan kepada dirinya
sendiri.
DOSA
• Dosa diartikan sebagai pemikiran yang
bodoh (Amsal 24:9), pelanggaran terhadap
hukum Allah (1 Yoh 3;4)
• Segala sesuatu yang dilakukan tanpa iman
(Rom 14:23)
• Orang yang tahu berbuat baik tapi tidak
melakukannya (Yak 4:17), dosa
disamakan dengan kejahatan (1 Yoh 5:17).
ASAL MULA
DOSA
• Allah tidak menciptakan dosa dan
dosa bukan berasal dari Allah,
perkataan “sungguh amat baik”
dalam Kejadian 1:31 mengandung
arti bahwa semua ciptaan diciptakan
sesuai dengan maksud dan
rencana Allah, tidak meleset dan
tanpa cacat cela.
ASAL MULA
•DOSA
Manusia diberikan kehendak bebas
untuk memilih taat kepada Allah atau
melawan kehendak Allah.
• Pohon pengetahuan diberikan
sebagai ujian ketaatan agar manusia
rela dan atas kehendaknya sendiri
memilih Allah dan menolak Iblis yang
telah diizinkan Allah untuk
menggoda manusia.
Dosa Warisan

• Dosa warisan adalah dosa oleh karena


Adam, sebagai “kepala manusia”
melanggar perintah Allah, maka ia
bersalah dan kesalahannya menjadi
kesalahan kita juga, hal itu terbukti dari
hukuman yang dijatuhkan Allah
kepada Adam dan keturunannya (Kej
3:15,16, Rom 6:23).
Dosa Warisan
• Adam menjadi benih yang tidak
baik, dan benih itu menentukan
pohon yang kemudian. Manusia
tidak dapat berbuat baik tapi
cenderung berbuat jahat (Ef. 2:1).
Kerusakan warisan berjalan karena
benih laki-laki melalui kelahiran
(Ayub 14:4; Yoh 3:6).
Dosa Perbuatan
• Adalah dosa yang dilakukan
oleh orang itu sendiri.
Pelanggaran dosa sekecil
apapun adalah tetap dosa, oleh
karena itu tidak dikenal
pembedaan dosa menurut besar
kecil atau berat dan ringan
Akibat Dosa
• Dosa mendatangkan hukuman Allah dan akibat
dosa adalah maut dan rusaknya hubungan
manusia dengan Allah dan ciptaan yang lain.
• Jelas dikatakan bahwa upah dosa adalah maut
(Rom 6:23), maut itu meliputi, perceraian roh
dan tubuh (mati jasmani), perceraian Allah dan
manusia (mati rohani), dan juga kematian kekal
(Why 21:8) yang akan dialami oleh orang
berdosa yang tidak mau bertobat. Semua
manusia telah berdosa, dan untuk mendapatkan
pengampunan, maka ia harus bertobat.
Pertobatan
• Di dalam PL digunakan istilah Nakhas
(menyesal) dan syub (berpaling dan
kembali pada Tuhan), sementara dalam
PB digunakan istilah metanoia (perubahan
hati/niat) dan epistrope (perubahan dalam
hidup/tingkah laku yang kelihatan).
Pertobatan
• Bertobat bukan sekedar berhenti dari
berbuat dosa, melainkan juga
kemudian berpaling kepada Allah.
• Bertobat adalah keadaan dimana
seorang berdosa menyesal karena
dosanya yang dinyatakan oleh firman
Allah dan gerakan Roh Kudus
sehingga dengan kehendaknya sendiri
mengubah pikirannya dan hatinya lalu
berbalik dari dosanya dan berpaling
pada Allah.
Pertobatan
• Pertobatan dari seorang yang belum
mengenal Kristus disebut
pertobatan pertama yang terjadi
hanya satu kali, akan tetapi
pertobatan dari seorang percaya
yang terjadi berulangkali untuk
pengudusan dari dosa-dosa yang
diperbuat disebut pertobatan yang
terus menerus.
Pertobatan
• Hasil dari pertobatan adalah:
menerima pengampunan dan
penyucian (1 Yoh 1:9; Yes 1:18), rasa
damai (2 Kor 5:19-20), sukacita besar
pada Allah dan malaikat-malaikat-
Nya (Luk 15:10).
KEKUDUSAN
Istila
h
 Dalam PL, kata kudus diterjemahkan dari
akar kata ibrani qadas yang berarti
dipisahkan untuk keperluan khusus atau
tujuan khusus yang berkaitan dengan
rencana Tuhan (Im. 20:26)
 Dalam PB diambil dari kata hagiasmos yang
berarti terpisah dari yang duniawi, dari yang
tercemar.
Istila
h
 Untuk mencapai artikulasi karakter
kudus setelah mendapat status
dinyatakan kudus dalam Kristus adalah
merupakan proses yang terus menerus.
Pengudusa
n

 Pengudusan merupakan akibat dari kelanjutan dari


lahir baru, hanya bedanya kelahiran baru diterima
pada saat orang bertobat dan mwenerima Yesus,
pengalaman yang segera terjadi saat itu (a single
crisis experience).
 Pengudusan adalah pergumulan sehari-hari
bagaimana kita memberi kesediaan agar Allah
memerintah hidup kita sebagai ganti dulu
dosa memerintah kita.
Tahapan Pengudusan

 Dengan demikian keselamatan adalah


gerak dinamis dari tahap:
1. justification
2. sanctification (pengudusan)
3. perfection (penyempurnaan) atau
glorification
Tahapan Pengudusan

 Proses kekudusan adalah kuasa dari Allah


yang telah menjadikan kita anak-anaknya (Yoh
1:12), dan firman Allah (Yoh 15:3,17:17, 2 Tim
3:16,17) dan Roh Kudus (Roma 1:4; 7:6; 8:9;
Kis 1:8).
Beberapa aspek kekudusan

1. Kekudusan karena tujuan panggilan. Dalam


kristus kita dikuduskan, dipisahkan dari
dunia untuk satu tujuan (Kis 9:13, Roma
8:27) yaitu mengaktualisasikan karakter
kudus dalam hidup sehari-hari.
Beberapa aspek kekudusan

2. Pengalaman batiniah. kekudusan adalah


sesuatu yang terjadi dalam hati yaitu Tuhan
mulai mengimpartasikan kekukudusan Kristus
dalam hati orang percaya dimulai sejak lahir
baru.
Beberapa aspek kekudusan

3.Karya Allah. kekudusan adalah karya Allah


(1 Tes 5:23)
4.Orang percaya mengerjakan bagiannya.
selain karya Allah, kekudusan juga upaya
dari manusia.
Beberapa aspek kekudusan

Tanpa respon dari manusia maka


pengudusan itu tak akan terwujud.
BAPTISAN AIR
Mengapa Baptisan Penting

 Dalam Alkitab, baptisan dibedakan menjadi


empat yakni baptisan pertobatan, baptisan
dalam penderitaan, baptisan air dan baptisan
Roh Kudus.
 Baptisan air adalah penting sebab di dalam
amanat agung Tuhan Yesus (Mat 28:18-
20; Mark 16:15-18), terdapat perintah
untuk dibaptiskan.
Makna Baptisan
 Makna baptisan secara alkitabiah dapat
ditemukan dalam Roma 6:3-11, Kolose 2:12,
1 Petrus 3:21, 1-5.
 Baptisan adalah tindakan iman untuk
melaksanakan percaya kepada Injil yaitu
bahwa Kristus telah mati karena dosa kita,
sesuai dengan kitab suci, bahwa Ia
dikuburkan, dan dibangkitkan pada hari
ketiga sesuai dengan kitab suci.
Makna Baptisan
 Dengan demikian baptisan juga adalah tindakan
iman bahwa kehidupan lama dengan seluruh dosa
kita dikuburkan bersama kematian dan
penguburan Yesus Kristus dan dibangkitkan
bersama dengan Yesus oleh kemuliaan Allah dan
memperoleh hidup baru dalam Kristus.
 Baptisan dilaksanakan dengan menyelamkan
orang yang hendak dibaptis. (Mat 3:13-17, Mark
1:9-10, Kis 8:38-39, Rom 6:3-34).
Tata Cara
 Dalam Alkitab, syarat untuk baptisan adalah
bertobat (Kis 2:38), percaya dan menerima
Yesus/menjadi murid Tuhan (Mark 16:15-16/1
Kor 15:2-4; Mat 28:19).
 Anak-anak belum punya pengertian tentang
dosa yang dihubungkan dengan pertobatan
maupun penebusan sehingga pada umumnya
baptisan dilakukan untuk mereka yang berumur
12 tahun ke atas.
Tata Cara
 Sebelum mengikuti baptisan, maka terlebih
dahulu harus mengikuti katekisasi pra baptis
yang didalamnya diberikan dasar-dasar iman
Kristen, dan bahkan masih diberikan
kesempatan sekali lagi untuk mengambil
keputusan pribadi, memilih dan menerima yesus
sebagai tuhan dan juruselamat serta
menyerahkan diri seutuhnya dan melepaskan
diri dari segala keterikatan.
Tata Cara
 Adapun formula dalam baptisan air cukup beragam.
formula yang dipakai oleh GBI adalah : ”saya baptis
saudara di dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
 Selanjutnya kepada para anggota baptisan yang baru ini
gereja berkewajiban untuk melanjutkan pembinaan
iman Kristen agar mereka didewasakan imannya dan
hidup dalam persekutuan seperti yang terjadi pada
jemaat rasuli mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2:41-
42.
BAPTISAN ROH
KUDUS
Istilah-istilah baptisan Roh Kudus

 Dibaptis dengan Roh (kudus) (Mat 3:11, Mrk


1:8, Luk 3:16, Kis 1:5; 11:16, Yoh 1:33, 1 Kor
12:13). Istilah ini hendak menyatakan
penyelaman ke dalam roh yang berlimpah-
limpah dan tidak akan terlupakan. Penyelaman
ini menciptakan hubungan orang percaya
dengan pribadi Ilahi yang memberi kuasa, dan
bukan sekedar dengan sebuah cairan atau
pengaruh (kuasa).
Istilah-istilah baptisan Roh
Kudus
 Karunia Roh (Kis 2:38; 8:20; 10:47;
11:15,16). Baptisan roh adalah
pemberian Allah cuma-cuma yang
keluar dari kekayaan kemurahan hati-
Nya. ini adalah tindakan anugerah
Allah.
Istilah-istilah baptisan Roh
Kudus
 Janji Bapa (Kis 1:4,5; 2:39). Istilah ini bermaksud
bahwa asal pencurahan roh tersebut adalah Bapa
dan itu bukan sekedar kenangan tentang suatu
yang pernah terjadi (satu kali pada waktu
pentakosta saja), melainkan realita yang tetap ada
sampai saat ini.
Istilah-istilah baptisan Roh
Kudus
 Dipenuhi Roh Kudus (Kis 2:4; 4:8,31;
9:17; 13:9). Sekalipun sesorang sudah
pernah dipenuhi roh pada peristiwa
terdahulu, namun ia dapat dipenuhi lagi.
artinya pemenuhan roh dapat terjadi
berulangkali.
Hubungan dengan Pertobatan
 Dalam kaitannya dengan pertobatan,
baptisan roh adalah karya roh yang berbeda
dengan karya nyata dalam pertobatan dan
penyatuan ke dalam tubuh Kristus,
melainkan karya lanjutan dari pertobatan.
Hubungan dengan Pertobatan

 Bahasa roh merupakan salah satu tanda di


dalam baptisan roh. Baptisan roh secara
konsisten disertai dengan pengalaman
berbahasa roh sebagaimana roh berikan
untuk mengucapkan, atau lebih hati-hati
dapat dikatakan bahwa bahasa roh adalah
bukti awal yang nampak dari luar dari
baptisan roh..
Hubungan dengan Pertobatan
 Maksud dari baptisan roh adalah untuk
memberdayakan orang percaya untuk sebuah
pelayanan (Kis 1:8). Tidak ada pola tertentu
yang diajarkan oleh Alkitab supaya orang
percaya menerima Roh Kudus. Meski demikian
ada tiga cara yang sering diusulkan untuk
menerima baptisan roh, yakni: baptisan air,
penumpangan tangan dan berdoa
KESEMBUHAN ILAHI
 Pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia pertama dalam kondisi
kesehatan yang sempurna, sebab manusia dijadikan menurut gambar
dan rupa Allah. Namun oleh karena dosa itu, maka maut/kematian
mulai bekerja meski tidak seketika itu juga. Untuk pertama kalinya
terjadi proses penuaan sehingga tubuh manusia saat itu dan
seterusnya tunduk pada penyakit, kelemahan dan kemerosotan sampai
terjadinya kematian. Kuasa maut yang telah mengikat manusia itu
hanya dapat dilepaskan oleh Yesus, termasuk penyakit itu sendiri. jadi
Tuhan Yesus menghubungkan kuasa-Nya untuk menyembuhkan
dengan kuasa-Nya untuk mengampuni dosa. Dengan demikian sumber
penyakit pertama-tama adalah oleh karena dosa. Selain dosa, iblis juga
menjadi penyebab utama adanya penyakit (Kis 10:38, Luk 4:35; 13:10-
17, dll). Dalam PL istilah penyakit ternyata memiliki arti yang luas.
Penyakit dilukiskan sebagai kelemahan badaniah dari seseorang,
apakah itu karena sangat penat, kecapaian atau karena kesusahan.
Keadaaan kelemahan badaniah baik jasmani dan kelelahan jiwa sering
menyebabkan penyakit.
 Maksud dari kesembuhan ilahi adalah untuk
melepaskan kesengsaraan, membuktikan bahwa
Kristus itu Anak Allah, untuk kemuliaan Allah, untuk
membangunkan iman. Halangan terbesar dari
kesembuhan ilahi adalah ketidakmengertian bahwa
kesembuhan ilahi adalah ketentuan Allah sendiri
dalam Alkitab. Disini kebenaran firman harus
diberitakan. Pokok-pokok Alkitab yang harus
ditekankan dalam memberitakan tentang
kesembuhan ilahi, adalah bahwa kesembuhan
tersebut telah disediakan oleh Tuhan bagi setiap
orang percaya.
 kebenaran Alkitab tentang kesembuhan
 ilahi
Kesembuhan Ilahi adalah perjanjian dari
Allah dalam Yesus Kristus (Kel 15:26).
 Kesembuhan Ilahi termasuk dalam Penebusan
Kristus (Yes 53:4-5, Mzm. 103:3, Mat. 8:17, 1 Pet
2:24).
 Kesembuhan ilahi adalah pelayanan Yesus (Mat
12:15; 14:36, Luk 4:40; 6:19, Kis 10:38)
 Kesembuhan Ilahi adalah perintah Tuhan Yesus
(Mark 16:15-18).
 Kesembuhan ilahi merupakan teladan gereja yang
mula-mula (Kis 4)
 Langkah-langkah untuk menerima kesembuhan Ilahi
 Yakin bahwa mujizat masih berlaku dan kesembuhan ilahi adalah
bagian dari pelayanan pekerjaan Yesus hingga hari ini.
 Mengetahui janji-janji Allah dalam Alkitab tentang kesembuhan
ilahi.
 Mengerti dan percaya bahwa tuhan menghendaki kita untuk
sehat.
 Percaya bahwa keselamatan jiwa dan kesembuhan itu berjalan
bersama-sama.
 Meminta supaya Tuhan menyembuhkan sesuai dengan
perjanjian-Nya dan percaya sepenuhnya Tuhan akan
memberikan.
 Mengapa ada orang yang tidak menerima kesembuhan ilahi
 Kurang pengetahuan tentang kehendak Allah untuk kesembuhan
ilahi.
 Tidak percaya kesembuhan ilahi
 Tidak mau menerima Kristus juruselamat dan tabib itu dalam
hidupnya.
 Tidak percaya akan hamba Tuhan/pendeta/penginjil yang
mendoakan.
 Tidak mau meninggalkan ikatan dosa.
 Kesuaman dalam gereja dan pengajaran yang melemahkan janji
Tuhan untuk kesembuhan
 Roh yang tidak dapat mengampuni.
 Bimbang dan ragu
 Tidak melakukan tindakan iman.
KEDATANGAN
KRISTUS KEDUA
KALI
Janji Tuhan
 Janji kedatangan Kristus kedua kali merupakan
pengharapan yang membahagiakan bagi seluruh
orang percaya, sebab karya Kristus yang dimulai
pada kedatangan-Nya yang pertama akan
disempurnakan pada kedatangan-Nya yang kedua.
 Pembahasan mengenai Kedatangan Kristus kedua,
tidak bisa dipisahkan dari paham millennium
(kerajaan seribu tahun, lih. Why. 20:1-6).
Berbagai Pandangan

 Premilenium: pandangan ini meyakini


bahwa Yesus akan datang kembali ke
dunia dan setelah itu Ia akan memerintah
dalam kerajaan seribu tahun. Jadi
kedatangannya sebelum kerajaan itu.
 Postmilenium: Kristus akan datang ke
bumi setelah dunia diperintah dalam
kebenaran dan damai sebagai akibat dari
pemberitaan dan pengaruh Injil.
 Amilenium: tidak akan ada pemerintahan
Kristus di bumi secara nyata. Kerajaan seribu
tahun bersifat rohani bukan duniawi dan
sudah hadir saat ini melalui gereja, firman
dan roh-Nya
Tahapan
 Mengenai pengangkatan (rapture) juga berkembang beberapa
teori sebagai berikut:
1. Pretribulasi: Kristus datang untuk orang kudus-Nya dan
kemudian datang kembali bersama orang kudus-Nya setelah
antikris memerintah (1 Tes 1:10; 4:13-18; Yoh 14:1-3; 1 Kor
15:51-58).
2. Pengangkatan parsial: hanya orang percaya yang berjaga dan
menantikan kedatangan Tuhan yang akan diangkat pada waktu
berbeda, sebelum atau selama masa tribulasi (Mat 24:40-51; Flp
3:10-14; Why 2:11; 3:5,10).
4. Midtribulasi: gereja diangkat pada pertengahan
masa tribulasi, sebelum aniaya besar 3 ½ tahun
(Dan 7:9,27; 12:7; Why 11:23; 12:3,614; 1 Tes
4:15,16).
5. Posttribulasi: gereja diangkat menjelang akhir
masa aniaya besar yaitu pada kedatangan Kristus
kedua kali (Mat 13:24; 24:3-31; Why 3:10; 20:4-
06; 2 Tes 2:8).
6. Gereja Bethel Indonesia menganut paham
premilenium-dispensasional, artinya kita yakin
bahwa kedatangan Kristus kedua kali akan terjadi
dalam dua tahap, yakni pengangkatan gereja
(rapture atau parousia) dan penampakan Kristus
(revelation atau apocalypse atau ephipany). kedua
tahap ini dipisahkan oleh tujuh tahun masa
kesusahan besar atau tribulasi (Why 7:14).
Tanda-tanda zaman yang mendahului kedatangan
Kristus
 Dosa di antara umat Kristen (Mat 24:9-
12; 2 Pet 3:1-4)
 Tanda Israel: pohon ara yang bertunas
(Mat 24:30-35; Yeh 37:14, 21-28)
 Tanda dari dunia/bangsa kafir (Luk 21:25-26;
mat 24:37-39; Dan 11:35; Why 13:1-18)
 Tanda ilmu pengetahuan, perkembangan
yang sedemikian pesat (Dan 12:4; Kej 11:1-9;
Why 17:1-18).
Peristiwa yang terjadi setelah
pengangkatan

 Kursi pengadilan Kristus: mereka yang diangkat


menghadap Kristus bukan untuk dihukum,
melainkan menrima upah sesuai dengan
perbutannya (Roma 14:10-12; 2 Kor 5:10; Ibr 9:27).
 Pesta kawin anak domba Allah: merupakan
persekutuan sempurna antara Yesus dengan
gereja-Nya (Ef 5:22-33; Why 19:1-9).
Pokok Perhatian
 Yang patut untuk ditekankan disini adalah bahwa kedatangan
Kristus kembali pasti akan digenapi (Mat 24:35; 2 Pet 3:8,9; Bil
23:19), GBI menganut paham premilenium dispensasional,
namun tidak menekankan pada teori pengangkatan manapun,
itulah sebabnya GBI menolak upaya menghitung dan
menetapkan saat kedatangan-Nya. Ajaran tersebut menyesatkan
karena Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa tidak
seorangpun tahu, hanya Bapa yang tahu kapan waktunya (Mat
24:36; Kis 1:7).
Nasiha
t
 Adalah lebih bertanggung jawab jika kita
memilik perintah dan ajaran Yesus
mengenai hal ini, yakni:
1. Bertahan sampai kesudahan dan hidup dalam
kasih (Mat 24:12, 13)
2. Memberitakan injil kepada seluruh bangsa (Mat
24:14)
3. Berjaga-jaga, berdoa dan siap sedia (Mat
24:42)
4. Melakukan tugas yang diberikan tuannya (Mat
24:46) sambil menjalin kebersamaan dan kerja
sama diantara para hamba (Mat 24:49-51)
KEBANGKITAN ORANG
MATI
Pandangan GBI
 GBI adalah gereja yang secara fundamental
percaya bahwa semua orang mati akan
dibangkitkan, bukan sekedar kebangkitan
dalam pengertian rohani tetapi secara
harafiah dan fisik.
Dasar kebangkitan orang percaya adalah
kebangkirtan Kristus (1 Kor 15:20; Yoh
11:25; Ayub 19:25).
 GBI memandang bahwa Alkitab tidak
menaruh perhatian yang terlalu
detail mengenai bagaimana cara
Allah membangkitkan, supaya tidak
terjadi spekulasi tentang hal itu.
 Kebangkitan yang dimaksudkan adalah
kebangkitan akhir zaman secara fisik.
 GBI meyakini bahwa orang percaya
akan menerima kehidupan kekal.
Ada dua tahapan kebangkitan orang
mati
 kebangkitan pertama, dialami oleh orang-orang percaya
bersamaan dengan pengangkatan,
 kebangkitan kedua terjadi pada akhir masa pemerintahan
1000 tahun, setelah iblis dilepaskan beberapa waktu dan
itulah kebangkitan orang jahat dan tidak percaya dalam
rangka menerima hukuman kekal (1 Tes 4:16,17; Why
20:4b).
 Adapun gambaran mengenai tubuh kebangkitan adalah
bahwa Allah akan memberikan manusia semacam tubuh
kemuliaan yang mempunyai hubungan langsumg dengan
tubuh daging sekarang (1 Kor 15:42-44,49,52b).
GEREJ
A
Istilah
► “Gereja” dalam bahasa Indonesia (church, ingg)
diambil dari bahas a Portugis “igreja”yang berasal dari
kata kuriake (yun) artinya kepunyaan Tuhan, sedang
kata lain yang sering juga digunakan adalah ekklesia
(qahal, ibr.) yang berarti dipanggil keluar dari
kegelapan karena dosa dan masuk dalam terangnya
Allah.
► Gereja berarti persekutuan iman dari orang yang
mendengar firman Allah dan menerimanya dengan iman
dalam hati dan mempraktekkannya dalam hidup sehari-
hari, jadi gereja bukan sekedar perkumpulan, melainkan
persekutuan yang lahir dari Allah, sebab gereja adalah
►Yang penting dalam gereja adalah
pernyataan Allah, pemilihan oleh Allah,
dan kehendak Allah untuk
mengumpulkan orang beriman. gereja
dibedakan menjadi dua yakni gereja
yang kelihatan (gereja lokal atau gereja
setempat, yakni persekutuan orang
beriman yang masih hidup) dan gereja
yang tidak kelihatan (terdiri dari orang
beriman dari segala zaman dan telah
menerma anugrah keselamatan).
HUbungan Kristus dan gereja-
Nya
Muncul dalam beberapa analogi sebagai
berikut: (1) kepala dan tubuh (Kol
1;18);
(2)batu penjuru dan bangunan bait Allah
(Ef 2:20,21);
(3)tunangan dan perawan suci (2 Kor
11:2);
(4)mempelai pria dan wanita(Why 21:9);
(5)pemilik dan umat kepunyaan (tit 2:14);
(6)gembala dan domba (1 Pet 5:2-4);
(7)anak sulung dan anggota keluarga (kol
1:18);
(8)imam besar dan umat allah (ibr 4:14; 1
Pet 2:9).
►Sifat-sifatgereja antara lain: esa (Ef 3:3-6;
yoh 17:21), kudus (1 Pet 1:12; 2:9; Ef
5:25-
27); rasuli (Ef 2:19-20); am/universal.
Karakterist
ik
►Karakteristik
gereja yang dapat kita
jumpai adalah:
memberitakan firman Allah
melaksanakan sakramen
menerapkan disiplin gereja (mat 18:15-18)
►Gereja dalam pemerintahannya bukan
sekedar organisasi, melainkan organisme
yang hidup dan terstruktur, dengan Kristus
sebagai kepala gereja (Ef 1:22,23), yang
memelihara gereja, serta memberikan
hidup rohani kepadanya.
SistemPemerintaha
n
►GBI menganut sistem pemerintahan
episkopal-sinodal yang berarti bahwa
ada kewenangan pada jemaat lokal
(desentralisasi = gembala
jemaat/pendeta adlah pemimpin jemaat
lokal), namun disamping hak otonom
tersebut, ia juga berkewajiban terhadap
sesama GBI, BPD dan BPS.
►Jadi pimpinan tertinggi dalam jemaat
adalah gembala jemaat (episkopos),
bukan terletak pada majelis jemaat atau
presbiter (sistem pemerintahan
presbiterial), meski pelayanan dan
pertimbangan-pertimbangan yang
mereka berikan sangat penting dalam
perkembangan jemaat.
►Pimpinan jemaat bukan pula terletak
bukan pula terletak pada jemaat
atau kongregasi (sistem
pemerintahan kongregasional),
meski dukungan dan partisipasi
mereka besar artinya bagi kemajuan
dan keberhasilan jemaat.
►Oleh sebab itu pendeta sebagai
pimpinan jemaat tidak boleh otoriter
sebab ia memerlukan majelis dan
anggota jemaat. gaya kepemimpinan
episkopal bersifat teokrasi namun tidak
kaku.

Anda mungkin juga menyukai