Anda di halaman 1dari 13

MATERI KE-3

Manusia Jatuh ke Dalam Dosa

Oleh:

Kelompok 3 :
Daniel Nommensen Kaimat
Miracle Otniel Sayendra
Winda Harianja
Point 1
Pada waktu manusia diciptakan, iblis pun juga sudah ada yaitu Lucifer

( Malaikat Tuhan yang memberontak)

Iblis adalah pribadi yang memberontak kepada Allah, sehingga dibuang dari sorga dan
kemudian menghasut manusia untuk berdosa. Di dalam Alkitab bahasa Indonesia bagian Perjanjian
Lama kata "Iblis" hanya dipakai di 3 kitab, yaitu Kitab 1 Tawarikh, Kitab Ayub, dan Kitab Zakharia,
yang merupakan terjemahan kata bahasa Ibrani: ‫( שטן‬syatan atau "Setan"), yang berarti musuh. Di
bagian Perjanjian Baru, Iblis disebutkan berusaha membawa manusia jauh dari Allah, malahan
mencobai Yesus Kristus meskipun gagal dan diusir pergi oleh Yesus. Karenanya Iblis disebut
sebagai musuh atau lawan bagi orang-orang Kristen. Kata Iblis dalam bagian Perjanjian Baru ini
diterjemahkan dari bahasa Yunani: διάβολος (diabolos, artinya "pemfitnah', "penghasut") yang
dalam bahasa Inggris disebut devil.

Iblis awalnya bukan ciptaan yang jahat, sebab semua yang diciptakan Tuhan itu baik
adanya. Sebagaimana manusia, Iblis juga mempunyai kehendak bebas. Dan
ternyata dia menggunakan kehendak bebas itu secara salah, karena ingin menjadi sama
seperti Tuhan sendiri, sehingga jatuhlah Iblis ke dalam dosa. Dalam bahasa Yunani, nama iblis ini
disebut sebagai "Lucifer".

Asal Mula Dosa[sunting | sunting sumber]


Bagi banyak orang asal mula dosa dan alasan keberadaannya merupakan suatu sumber
kebingungan besar. Mereka melihat pekerjaan si jahat dengan akibat-akibatnya, bencana dan
kehancuran yang mengerikan, dan mereka bertanya-tanya bagaimana semua ini bisa terjadi di
bawah pemerintahan dan kedaulatan Allah yang tak terbatas dalam hikmat, dalam kuasa, dan
dalam kasih. Dan awal mula dosa terjadi menurut Alkitab jauh sebelum Bumi beserta isinya
dan Manusia diciptakan.[butuh rujukan] Tidak ada yang lebih jelas diajarkan di dalam Alkitab selain
bahwa Allah dalam hal apapun tidak bertanggung jawab bagi masuknya dosa; bahwa tidak ada
penarikan sewenang-wenang rahmat Ilahi, tidak ada kekurangan dalam pemerintahan Ilahi yang
memberikan kesempatan timbulnya pemberontakan.[butuh rujukan]
Kejahatan awal yang dilakukan oleh Lucifer adalah ingin, Melanggar batas
kewenangannya....Sedikit demi sedikit Lucifer memanjakan suatu keinginan untuk meninggikan diri
sendiri.[butuh rujukan]
Yang dijelaskan dalam Kitab Yehezkiel; "Karena hatimu menempatkan diri sama
dengan Allah". Gantinya berusaha membuat Allah yang tertinggi dalam kasih dan kesetiaan
mahluk-mahluk ciptaanNya, Lucifer berusaha untuk memenangkan pelayanan dan
penghargaan mereka untuk dirinya sendiri.

 Dengan menginginkan kehormatan yang dikaruniakan Allah kepada AnakNya-


Mesias, Lucifer menginginkan kuasa yang hanya Mesias saja memiliki Hak Prerogatif itu.
Kejahatan yang akhirnya merusak keharmonisan surgawi.[butuh rujukan]
 Pelayanan dan meninggikan diri sendiri yang bertentangan dengan rencana Pencipta,
membangkitkan suatu pertanda jahat, yang seharusnya kemuliaan Allah adalah tertinggi
baginya. Majelis Surgawi membujuk Lucifer. Anak Allah - Mesias mengemukakan di
hadapanya kebesaran, kebaikan dan keadilan Pencipta dan sifat hukumNya yang kudus
dan yang tidak berubah itu.
Point 2
Manusia yang berdosa takut untuk bertemu dengan Allah
1. Mengeni Pencobaan (3:1-7)

a. 3:1. Dalam ayat 1 ini ular digambarkan sebagai binatang yang “paling cerdik” (ibr: ‘arum) dari
segala binatang di darat.

b. 3:2,3. Ular berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam
taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”

c. 3:4,5. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah
mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi
seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.

d. 3:6. Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian.

e. 3:6b. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada
suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

f. 3:7. Maka Terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu
mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat

2. Kejadian 3:8-13: Penghakiman

a. 3:8. Mendengar bunyi Langkah Tuhan Allah yang berjalan-jalan dalam taman itu pada hari
sejuk...”...pada hari engkau memakannya...”...bersembunyilah manusia itu dan istrinya terhadap Tuhan
di antara pohon-pohon dalam taman.

b. 3:9. Berfirmanlah Ia: dimanakah engkau?

c. 3:10. Telanjang

d. 3:11. “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau
makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?”

e. 3:12. Manusia Itu Menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi
dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”

f. 3:13. Apakah yang telah kauperbuat ini? “ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan

Mereka bisa menyembunyikan diri dari Allah namun mereka tidak bisa meloloskan diri dariNya.
Sang Khalik yang penuh kasih tidak mungkin mengabaikan ketidaktaatan mereka, Dia juga tidak mungkin
meninggalkan orang-orang berdosa yang gemetar.
Point 3
Manusia diciptakan untuk bisa menaklukan iblis
Allah juga akan membinasakan dan menaklukkan dia dengan perantaraan manusia. “Aku akan
mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya;
keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan 18 tumitnya”.

Perkataan ini mengenai perhubungan antara manusia dan ular. Antara mereka ini akan ada
peperangan yang tiada habis-habisnya, peperangan mati-matian. Ular yang menjalar di atas tanah-Ku
akan mematuk tumit manusia dan akan berusaha membunuh manusia dengan bisanya. Tetapi manusia
akan meremukkan kepala ular itu sehingga mati. Ular adalah salah satu binatang yang berbahaya sekali.
Tetapi dalam permusuhan itu manusia akan menang, juga biarpun ia mendapat luka, kepala ular akan
diremukkan. Biarpun demikian, kita boleh berhenti pada keterangan ini saja seperti yang dilakukan
beberapa orang, karena perkataan ini mempunyai arti yang lebih dalam .

Pada hakekatnya, ini tidak mengenai permusuhan antara manusia dan ular, karena ular itu
adalah alat dari Iblis. Manusia tidak selamat dengan membasmi dan membinasakan ular, oleh karena
dengan demikian kekuasaan Iblis yang ada dibelakang ular dan yang memakai ular sebagai alatnya tidak
turut dilenyapkan kekuasaan yang ada di belakang ular itu ialah Iblis. Manusia telah menggabungkan
dirinya dengan iblis melawan perintah Allah; ia menjadi sekutu Iblis menjadi kawan Iblis.

Sekarang Allah berkata: “aku akan mengadakan permusuhan”, artinya Aku akan memutuskan
persahabatanmu dengan Iblis itu, jadi antara Iblis dan perempuan akan terjadi permusuhan. Peperangan
ini akan berakhir dengan takluknya setan dan kemenangan keturunan perempuan, biarpun dengan
perjuangan yang hebat, oleh karena manusia juga akan mendapat luka. Jika hal ini hanya mengenai
peperangan antara manusia dan ular, maka peperangan yang demikian tidak akan menakutkan dan
tidak seimbang, dari sebab itu maka yang dimaksudkan dengan keturunan ular disini ialah Iblis dan
semua yang memihak kepadanya.

Kesimpulan :

Manusia diciptakan untuk menggenapi rencana Bapa yaitu menaklukkan iblis. Itulah
sebabnya bahan dasar yang dimiliki manusia pada hakekatnya adalah dari dalam Allah
sendiri, yaitu melalui hembusan nafas-Nya. Manusia diciptakan segambar dan serupa
dengan diri-Nya sendiri. Sangat luar biasa. Hal itu dilakukan Bapa agar manusia bisa
mengalahkan malaikat yang jatuh tersebut. Disini manusia menjadi alat dalam tangan Tuhan
untuk mengakhiri sepak terjang Lusifer.
Point 4
Manusia lebih memilih untuk jatuh kedalam dosa
Iblis lebih dulu membangunkan kebimbangan dalam hati perempuan itu, kemudian barulah ia
menimbulkan perasaan memberontak terhadap Allah. Perempuan itu tidak percaya lagi kepada Allah:
firman Allah tidak benar lagi, tetapi mengakali dan membohongi. Kemudian mulailah timbul keinginan
dalam hati perempuan itu. Di arahkannyalah matanya ke pohon dan buah itu, dilihatnyalah buah dan
pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi
pengertian. Jika buah itu dimakannya ia tidak akan mati tetapi ia menjadi berakal budi, bahkan ia lebih
pandai daripada Allah. Dan sekarang timbul keangkuhan dalam hatinya, dan dalam perasan angkuh ini ia
memetik buah itu lalu memakannya.

Keadaan manusia setelah memakan buah yang di larang

Setelah perempuan itu tergoda dan memakan buah tadi, ia bertindak penggoda pula. Menurut
pikirannya, ia bebas dan merdeka, tetapi ia telah menjadi budak iblis dan dipakai sebagai alatnya untuk
menggoda suaminya. Sebagian dari itu diberikannya kepada suaminya dan laki-laki itupun memakannya
dan turut jatuh kedalam dosa. Entah adam ikut mendengar percakapan antara perempuan dan ular itu,
entah perempuan itu membujuk dia kemudian, tidak diceritakan kepada kita dalam Alkitab. Biasanya
dosa itu sebelum terjadi, kelihatannya sangat menarik, tetapi segera sesudah perbuatan itu dilakukan,
datanglah kesadaran yang disertai perasaan kaget.

Demikian juga Sejarah Kerajaan Allah Sejarah Kerajaan Allah 1 halnya dengan Adam dan perempuan itu
di taman Firdaus, sesudah meraka memakan buah itu; terlihatlah oleh mereka, bahwa mereka itu
telanjang; timbullah dalam hati mereka perasaan malu; mereka malu terhadap masing-masing, merasa
dirinya bersalah.

Manusia itu bertukar sama sekali, sesudah makan buah itu; kesempurnaan pada mereka hilang, hatinya
tidak tenang lagi, damai telah hilang; manusia merasa bahwa ia tidak lagi seperti yang di kehendaki
Allah, dan perasaan bersalah itu menjelma mula-mula sebagai perasaan malu karena telanjang. Manusia
mengambil daun-daun pohon ara yang disemat menjadi cawat. Daun pohon arahlah yang diambilnya,
oleh karena daun itu cukup besar untuk itu
Point 5
Manusia Jatuh dalam dosa, artinya manusia sudah meleset dari
pengajaran Tuhan
Dosa, dari sudut pandang teologi Kristen, adalah pelanggaran cinta kasih
terhadap Tuhan atau sesama yang dapat mengakibatkan terputusnya hubungan antara manusia
dengan Allah. Utamanya, dosa disebabkan karena manusia mencintai dirinya sendiri atau hal-hal
lain sedemikian rupa sehingga menjauhkan diri dari cinta terhadap Allah. Dosa juga di pandang
sebagai perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, baik itu melalui pikiran, perkataan,
perbuatan manusia.
Dosa adalah ketidaktaatan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan yang diungkapkan
melalui pemberontakan dan pelanggaran manusia.[1] Menurut Alkitab semua manusia telah jatuh ke
dalam dosa karena Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa. Kepada Israel ditunjuk jalan keluar
dari dosa, yakni mempersembahkan korban, a.l. korban penghapus dosa dan korban penebus
salah. Dalam Perjanjian Baru Yesus Kristus diberitakan sebagai Penebus (Juruselamat) umat
manusia dari segala dosa.[2]
Dosa menurut rasul Paulus adalah (dalam arti keinginan daging) keadaan perseteruan terhadap
Allah karena tidak takluk kepada hukum Allah (Roma 8:7). Dosa menurut rasul Yohanes adalah
pelanggaran terhadap hukum Allah (1 Yohanes 3:4). Dosa berat melawan kasih secara langsung
dan menghancurkan kasih di dalam hati manusia sehingga Tuhan tidak dapat bertahta di dalam
hati manusia. Sementara dosa ringan membiarkan kasih tetap ada, tetapi melukai dan
memperlemah kasih dalam hati manusia.[3] Karena kerusakan yang dihasilkan oleh dosa berat,
:1855

sehingga membutuhkan satu usaha baru melalui kerahiman Allah dan suatu pertobatan hati yang
secara normal hanya diperoleh dalam Sakramen Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa).
Dosa ringan
KGK 1862 menyatakan bahwa seseorang dikatakan melakukan dosa ringan jika, dalam hal yang
kurang serius, ia tidak memelihara standar yang ditetapkan dalam hukum moral; atau jika ia
jmelanggar hukum moral terkait suatu materi berat, tetapi tanpa pengetahuan penuh atau tanpa
persetujuan sepenuhnya. Kemudian dalam KGK 1863 dinyatakan bahwa dosa ringan melemahkan
kasih; di dalamnya ada suatu kecondongan tidak teratur terhadap barang-barang ciptaan; dosa
ringan juga menghalangi kemajuan jiwa dalam menjalankan kebajikan-kebajikan dan
mempraktikkan moralitas yang baik. Dosa ringan yang dilakukan dengan sengaja, dan tidak
bertobat karenanya, mempersiapkan seseorang sedikit demi sedikit untuk melakukan dosa berat.
Namun dosa ringan tidaklah memutuskan persahabatan dengan Allah, dan dapat diperbaiki
secara manusiawi dengan bantuan rahmat-Nya
Dosa partisipasi
KGK menyataan bahwa dosa adalah suatu tindakan pribadi, tetapi setiap manusia bertanggung
jawab juga atas dosa orang lain kalau turut berpartisipasi atau berperan di dalamnya. Dengan kata
lain bahwa seseorang dikatakan berdosa jika melakukan 'pembiaran' atas terjadinya dosa pada
orang lain dengan melakukan salah satu hal berikut:[3]
:

 Memerintahkan, menasihatkan, memuji, atau membenarkan dosa yang dilakukan orang lain
 Menutup-nutupi atau tidak menghalangi dosa yang dilakukan orang lain, sekalipun tidak
berkewajiban untuk melakukannya
 Melindungi orang lain yang secara nyata adalah seorang penjahat
Point 6
Isi dari kejatuhan Manusia dalam dosa terdiri atas tiga bagian yaitu pencobaan, Mutilog
Penghakiman, dan Penghukuman.
Kejadian 3:1-7 dalam ayat ini menggambarkan bahwa ular sebagai binatang yang paling cerdik
yang melakukan berbagai cara untuk mempengaruhi atau menggoda manusia. Ular berkata
kepada perempuan yang berada di taman Eden dan dia pun menurut apa yang dikatakan ular itu
sehingga matanya terbuka. Tipu muslihatnya menyebabkan perempuan itu meragukan pertama-
tama firman Allah (ay 1) dan kemudian kebaikan-Nya (ay 4a). Dengan melihat pohon itu dari
sudut pandang yang berbeda sama sekali (ay 6), ia mengambil buahnya dan memakannya, lalu
hal itu diikuti oleh laki-laki pula. Sebelum kejatuhan manusia ke dalam dosa, semuanya berada
dalam keadaan harmonis dan intim, tetapi sekarang timbul rasa malu atas ketelanjangan mereka
(ay 7).
Kejadian 3:8-13 kelima ayat ini menampilkan satu mutilog yang bernuansa
penghakiman. Tuhan datang sebagai hakim untuk mengadili manusia dan memintanya untuk
bertanggung jawab atas apa yang dibuat-Nya. Mutilog yang begitu padat tampaknya lancar ,
tetapi tidak seimbang oleh karena manusia berada pada posisi yang salah. Mereka melarikan diri
dari hadirat Allah penuh ketakutan (ay 8).
Kejadian 3:14-15. Penghukuman yang diberikan Tuhan di sini merupakan puncak dari
pertanyaan-pertanyaan (kej. 3:9-13). Dalam kisah taman Eden, Allah menghakimi pertama-tama
ular, lalu perempuan dan akhirnya laki-laki. Dalam ayat 15, pertempuran barlarut-larut antara
manusia dan ular dengan jelas melambangkan perjuangan berat yang tak mengenal kasihan
antara manusia dan kuasa jahat dalam dunia. Ayat 15a menempatkan ular berlawanan dengan
perempuan dan keturunan ular berlawanan dengan keturunan perempuan. Tetapi ayat 15b
menempatkan keturunan perempuan berlawanan dengan ular itu sendiri, bukan dengan keturunan
ular. Jadi, seteru sesungguhnya adalah ular taman Eden yang digambarkan sebagai kuasa rohani
yang selalu bertentangan dengan keturunan perempuan.

Poin ke 7
Setiap orang yang sudah didiami Roh Allah akan merasa bersalah ketika berbuat dosa.
Roh Tuhan akan merasa sedih dengan setiap tindakan kita. Tapi hal itu tidak serta merta
membuat Tuhan lepas tangan atas hidupmu.
Sekalipun kita jatuh dalam dosa, Tuhan sama sekali tidak membenci kita. KasihNya tak akan
berubah. Meskipun di satu sisi, kita gak bisa menyangkali kalau dosa yang kita lakukan telah
mendukakan Roh Kudus. uhan sama menganggap dosa sebagai hal yang serius. Karena satu dosa
lah, Adam dan Hawa diasingkan dari Taman Eden.
Karena dosalah, Allah membawa banjir besar atas dunia dan membunuh seluruh manusia
dan makhluk yang hidup. Dia juga melemparkan api atas kota Sodom dan Gomora karena
tindakan mereka yang tak beradab. Karena dosa, bangsa Israel harus mengarungi padang gurun
selama 40 tahun.
Tuhan membenci dosa. Sementara kita merasa dosa itu hal yang biasa karena itulah kita
cenderung terus menerus melakukannya.
Seperti Adam dan Hawa, kita berpikir kalau kita tahu ada dosa tapi sebenarnya tidak bisa
terhindar darinya. Kita tak akan bisa seperti Tuhan, yang tahu dengan detail dimana kejahatan
terjadi. Tapi Dia tetap tak menyerah dengan segala ulah kejahatan. Bukan seperti kita, yang
justru kerap terjebak dengan perangkapnya

Poin 8
Ular menjadi obyek hukuman pertama Allah. Dan untuk itu Allah memperlakukan ular
secara berbeda. Ia tidak memberikan pertanyaan, melainkan langsung
pada pernyataan kesalahan dan hukuman (bdk. Kej. 3:11-13). Ia memulai perkataan di ayat ini
dengan “karena engkau berbuat demikian” (3:14a). Penempatan frase ini di awal kalimat
menyiratkan penekanan, karena biasanya frase kausal (anak kalimat penyebab) muncul setelah
induk kalimat.
Mengapa Allah tidak bertanya kepada ular? Ada beragam alasan yang dapat diberikan.
Yang terutama harus dipahami adalah bahwa sikap ini bukan didorong oleh kekuatiran kalau-
kalau ular akan menyalahkan Allah sebagai Pencipta (bdk. 3:1). Sebelumnya Allah sudah
bertanya kepada perempuan dan ia tidak menyalahkan Allah. Sikap Allah ini harus dipahami
dalam dua cara: (1) Allah ingin menunjukkan bahwa Ia memperhatikan manusia lebih daripada
ular (iblis). Makna ini akan semakin terlihat dalam bagian selanjutnya, misalnya kata “kutuk”
hanya dikenakan pada ular (3:14) dan tanah (3:17), bukan kepada manusia; (2) pertanyaan
kepada ular akan menjadi sesuatu yang sia-sia. Sebagai binatang, ular tidak memiliki dosa dalam
dirinya sendiri (dia bukanlah makhluk moral). Sebagai simbol, iblis tidak memiliki harapan
pengampunan (Ibr 2:16).
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan orang berkenaan dengan posisi ular dalam
hukuman di 3:14-15. Apakah ular di sini berposisi sebagai simbol dari iblis atau ia secara
hurufiah juga menerima hukuman dari Tuhan? Beberapa penafsir meyakini bahwa teks ini harus
dipahami secara hurufiah sebagai penjelasan terhadap alkisah mengapa ular tidak lagi berjalan
dengan kaki. Pandangan ini dipegang oleh sebagian penafsir Yahudi kuno maupun para penafsir
Alkitab modern. Argumen yang sering digunakan sebagai dukungan adalah kemampuan
sebagian besar ular untuk mengangat tubuhnya dan pemunculan ular di mitologi kuno dalam
posisi berdiri.
Pandangan ini tampaknya sulit untuk diterima. Kelemahan utama terletak pada
konsistensi. Mereka yang memegang pandangan tersebut umumnya menafsirkan “berjalan
dengan perut” secara hurufiah, sedangkan “makan debu” secara figuratif. Cara seperti ini jelas
tidak bisa dipertahankan. Seandainya “berjalan dengan perut” berarti perubahan cara berjalan,
maka “makan debu” juga harus dipahami sebagai perubahan pola makan. Hal ini jelas sulit
diterima, karena ular tidak makan debu.
Sehubungan dengan penggunaan gambaran ular dalam mitologi kuno, tidak banyak yang
bisa kita tarik secara pasti, karena ular dalam mitologi kuno mengandung pemaknaan yang
sangat beragam, kadangkala bahkan kontradiktif. Ular kadangkala sebagai simbol yang positif
(kebijaksanaan dan kekuatan masa muda), kadangkala negatif (kekacauan dan kematian). Ular
kadangkala sangat dihormati, tetapi juga dipandang rendah.
Kita lebih baik memandang ular sebagai simbol dari iblis. Apa yang kita lihat pada ular
merupakan gambaran yang tepat untuk mengungkapkan hukuman bagi iblis. Sebagaimana akan
dijelaskan selanjutnya, hukuman di 3:14-15 berbicara tentang kehinaan dan kekalahan. Dua hal
ini sangat cocok digambarkan oleh ular sebagai binatang yang melata dan secara tidak terelakkan
akan memakan debu setiap kali ia berada di tanah.
Hukuman untuk ular diungkapkan melalui beberapa ironi. Kalau sebelumnya ular adalah
binatang yang paling cerdik (‘ārûm, 3:1), sekarang ia justru terkutuk (’ārûr, 3:14). Pemilihan
kata ’ārûr di sini jelas disengaja, karena bahasa Ibrani juga mengenal beberapa kata lain untuk
kutuk. Kalau sebelumnya ular memiliki kelebihan dibandingkan semua binatang di darat (3:1),
sekarang ia menjadi yang paling rendah (3:14). Kalau sebelumnya ia berhasil menggoda
perempuan untuk memakan buah (3:2-6), kini ia sendiri harus makan debu tanah (3:14).

Poin 9
Allah menciptakan dunia dan manusia karena cinta, dan berusaha agar keadaannya baik
adanya. Dua hal saja yang perlu untuk keselamatan kita jaman ini : tetap percaya akan
penyelenggaraan ilahi dan patuh setia akan kehendak-Nya. Meskipun dunia berubah seturut
perubahan jaman, namun kiranya iman kita tidak berubah dalam menantikan dan menyambut
kedatangan Kerajaan Allah yang mulia dan menyelamatkan.
Keselamatan merupakan kebutuhan paling utarna dan terutama bagi setiap orang.
Kebutuhan itu tidak hanya untuk kehidupan kini dan disini saja.. Namun banyak orang kurang
memahami arti keselamatan. Mereka tidak tahu bagaimana mendapatkan keselamatan itu sendiri.
Artinya banyak jalan menuju sorga. Benarkah? "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun
juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan
kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12). Artinya jalan untuk
memperoleh keselamatan hanya ada satu saja yaitu melalui Yesus Kristus. Dia berkata, "Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku." (Yohanes 14:6). Jadi, tak seorang pun akan mencapai Kerajaan Sorga jika mereka
tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Berbicara tentang keselamatan berarti berbicara tentang karya penebusan yang dilakukan
Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Oleh-Nya manusia memperoleh
pengharapan untuk diselamatkan, asal ia percaya kepada-Nya. "... setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16).
Apa arti keselamatan? Dilepaskan atau dibebaskan dari hukuman, kutuk dan akibat-
akibat dari dosa. Keselamatan tidak dapat kita raih dengan kekuatan sendiri. Manusia berusaha
mengatasi perbuatan dosanya dengan berbuat baik (beramal) dan melakukan ajaran agama,
dengan harapan dosanya diampuni dan bisa masuk sorga.
Perbuatan baik saja tidak bisa menebus dosa-dosa kita dan dijadikan ukuran untuk
mendapatkan keselamatan, artinya manusia tidak dapat memperoleh keselamatan melalui
usahanya sendiri. "Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik
yang telah kita lakukan," (Titus 3:5).
Benar bahwa keselamatan yang kita terima itu bukan karena perbuatan baik, bukan
karena kita benar, bukan juga karena kita dipandang layak, tapi semata-mata karena anugerah
Allah. Seperti firman Tuhan katakan, keselamatan harus dikerjakan dengan takut dan gentar.
Artinya kalau saat ini kita sudah menerima keselamatan maka kita harus bertanggung jawab
untuk menjaganya, yaitu dengan hidup melakukan semua kehendak Allah Bapa di Sorga.
Menerima keselamatan, berarti kita juga menerima tanggung jawab. Tanggung jawab kita
adalah menjaga seluruh hidup kita supaya tetap hidup dalam kesucian, kekudusan dan kebenaran
Allah. Dengan menerima keselamatan maka kita tidak boleh lagi hidup seperti cara hidup yang
lama, yaitu hidup dalam dosa. Sebab orang yang menerima keselamatan, tidak boleh lagi berbuat
dosa. Menerima keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus artinya kita telah menerima
kehidupan yang baru. Kita harus meninggalkan cara hidup yang lama, karena di dalam Kristus
kita dilahirkan kembali.
Orang yang telah menerima anugerah keselamatan namun masih tetap hidup dalam dosa,
sama dengan orang yang tidak menghargai anugerah keselamatan yang telah dikerjakan oleh
Tuhan Yesus Kristus. Sama dengan tidak menghargai Allah yang telah memberikan keselamatan
tersebut. Jika demikian bagaimana mungkin mereka bisa diterima di dalam Kerajaan Allah Bapa
di Surga?
Ingat saudaraku, seperti yang firman Tuhan katakan bahwa upah dosa adalah maut. Oleh
sebab itu kalau engkau tetap hidup dalam dosa, maka engkau akan menjadi hamba dosa, dan
tidak dapat diselamatkan. Kalau kita sudah menerima anugerah keselamatan itu, maka hargailah
keselamatan itu sebagai pemberian yang tak ternilai, dan kerjakanlah keselamatan itu dengan
takut dan gentar selama kita masih menumpang di dunia ini. Puji syukur, Allah telah
menyediakan keselamatan bagi kita dengan mengutus Putra-Nya ke dunia untuk menyelamatkan
kita.

Poin 10
Sejak kita lahir, kita telah membawa dosa keturunan menurut Kristen asal alias dosa
turunan. Dosa tersebut berasal dari penciptaan manusia yaitu Adam dan Hawa yang berhasil
dirasuk si iblis untuk memakan buah yang dilarang oleh Allah. Buah itu merupakan buah yang
paling baik dan paling jahat. Ketika Adam dan Hawa berhasil memakan buah tersebut,
terbukalah mata mereka. Seketika mereka tahu kalau mereka telanjang. Disitulah Allah datang
untuk menghukum keduanya.
Kejadian 3:6 “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagipul pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari
buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan
dia, dan suaminya pun memakannya.” Ada beberapa pengertian tentang dosa turunan menurut
Kristen, antara lain:
 Sebuah kodrat yang membuat manusia cenderung memikirkan dirinya sendiri dan mulai
menjauhkan dirinya dari Allah
 Dosa yang timbul karena adanya pemberontakan dalam diri manusia terhadap perintah
Allah
 Dosa secara rohani yang diwariskan oleh Adam dan Hawa pada semua manusia yang
lahir setelah mereka berdua
Ketika manusia dilahirkan, manusia telah membawa beberapa sifat jelek yang akan dibawanya
hingga ia mati. Sadar atau tidak sadar, dosa itu telah melekat dalam diri seseorang. Apa sajakah
dosa-dosa turunan yang membawa kematian menurut Kristen? Berikut 7 penjelasan tentang
contoh dosa turunan:

1. Dosa yang Berasal Dari Keinginan Mata


Manusia sering bersikap egois, apalagi pada sesuatu yang berhasil ditangkap oleh indra
penglihatannya. Sama seperti permulaan dosa Adam dan Hawa. Keduanya melihat buah apel
yang sangat menarik dan pasti sedap untuk dimakan. Keinginan matanya berhasil
menjerumuskan keduanya dalam dosa. Jika dihubungkan dengan kondisi saat ini, sama saja.
Manusia sekarang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang disukai oleh matanya,
contohnya: uang. (baca juga: Pandangan Iman Kristen Terhadap Gaya Hidup Modern)

2. Dosa yang Berasal Karena Lidah Dusta


Manusia kerap kali berbohong pada sesuatu hal untuk menguntungkan dirinya sendiri. Seseorang
menggunakan lidahnya untuk mempengaruhi orang lain, mengadu domba orang lain, dan
mengatakan keburukan orang lain. Seseorang rela berdusta apalagi untuk menghakimi orang
yang dibencinya.

3. Dosa yang Berasal Dari Keinginan Hati


Mulanya dosa keturunan menurut Kristen juga berasal dari keinginan hati. Hati yang kotor
menyebabkan manusia terjatuh dalam dosa berat. Contohnya adalah rencana untuk berbuat jahat
pada seseorang. Dosa ini mulanya berasal dari keinginan mata, yang nantinya akan dilanjutkan
ke dalam pikiran manusia. Ketika seseorang tidak dapat mengontrol kerja hatinya, ia pasti akan
selalu terjebak dalam dosa. (baca juga: Tujuan Hidup Orang Kristen)

4. Dosa yang Berasal Dari Keinginan Daging


Maksudnya dosa keturunan menurut Kristen adalah manusia terlalu sering mengikuti kemauan
daging untuk memuaskan nafsu diri. Minum-minuman keras, mabuk, seks bebas merupakan
contoh keinginan daging. Manusia zaman sekarang banyak yang berdosa akibat terlalu menuruti
keinginan daging.

5. Dosa yang Berasal Dari Kaki


Kaki juga bisa menghantarkan manusia ke dalam dosa. Sebagai salah satu anggota tubuh, kakilah
yang dapat mengantarkan manusia untuk melakukan niat jahat. Jika seseorang tidak dapat
mengatur langkah kakinya, ia akan mudah terjerat dalam dosa. Karena ia akan selalu mengikuti
arus dosa kemanapun pergi.
6. Dosa yang Berasal Dari Keangkuhan Hidup
Manusia suka menyombongkan dirinya, apalagi jika ia memiliki hidup yang cukup. Ketahuilah,
sebelum kamu masuk dalam jerat dosa, kamu harus menyadari bahwa apa yang dimiliki berasal
dari Allah. Jika hartamu hanya akan mengantarkanmu masuk dalam dosa, Allah bisa saja
mengambil semuanya. Tujuannya agar kamu sadar, mau bertobat, dan tidak berbuat dosa lagi.
7. Dosa yang Berasal Dari Penumpahan Darah Tak Berdosa
Darah tak berdosa adalah sosok Yesus Kristus. Ahli Taurat dan Orang Farisi menyerahkan Yesus
kepada Pilatus untuk disalibkan. Padahal Yesus tidak melakukan kesalahan sedikitpun. Karena
merasa terancam pada kekuasaan, Ahli Taurat dan Orang Farisi menyerahkan darah tak berdosa
untuk disalibkan.

Anda mungkin juga menyukai