Anda di halaman 1dari 15

PAPER

ETIKA KRISTEN

TEMA
ETIKA PERJANJIAN LAMA DAN ETIKA
PERJANJIAN BARU

PENYUSUN
ALFA ROTINSULU

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH

GRACE NATALIA BIRAHIM


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TUHAN YESUS


KRISTUS karena berkat penyertaan-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan penyusunan paper atau makalah dalam rangka
pemenuhan tugas mata kuliah Etika Kristen yang dalam hal ini
mengangkat tema yaitu, “ ETIKA PERJANJIAN LAMA DAN ETIKA
PERJANJIAN BARU “ .
Makalah/Paper ini disusun dengan mengacu pada beberapa
sumber bacaan dan akses internet. Tulisan ini sebagian besar
hanyalah kutipan dari beberapa sumber sebagaimana tercantum
dalam daftar pustaka .
Tulisan yang amat sederhana ini tentunya tidak akan
terselesaikan tanpa adanya peran dan bantuan serta masukan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu sudah semestinya penulis
mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada :
● Ibu Grace Natalia Birahim sebagai dosen pengampu mata
kuliah Etika Kristen Program Studi Pendidikan Agama
Kristen IAKN MANADO .
● Teman-teman kelas C Program Studi pendidikan Agama
Kristen semester 2 yang selalu memberikan motivasi juga
masukan-masukan dalam penyusunan makalah/paper ini .
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah/paper ini jauh dari sempurna dan mungkin beberapa
pandangan dari sumber yang didapat belum teruji kebenarannya ,
namun harapan penulis adalah semoga karya yang sederhana ini
ada manfaatnya terutama untuk penulis dan semua yang telah
membaca makalah atau paper ini .
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. ii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………… 2
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………... 3
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………….. 4
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………….. 5
2.1 Pengertian……………………………………………………….. 5
2.2 Hukum taurat dalam kaitannya dengan etika……. 6
2.3 Pengajaran nabi-nabi Israel dalam kaitannya dengan
hukum taurat dan etika…………………………………………………. 7
2.4 Ciri khas etika Perjanjian Lama…………………………. 8
2.5 Etika Kristen dan Perjanjian Baru……………………… 9
2.6 Ajaran Yesus : Khotbah Di Bukit………………………… 10
2.7 Yesus Dan Hukum Taurat……………………………….... 11
2.8 Kesimpulan ajaran Yesus………………………………….. 12
BAB III
KESIMPULAN…………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam narasi penciptaan alam semesta di kitab kejadian


digambarkan Allah sebagai sang tertib. Karya sang tertib ini dapat
dilihat dalam hal diubahnya kekacaubalauan menjadi teratur, baik
dan indah . Peristiwa ini hendak menegaskan bahwa Allah sang
pencipta adalah Allah yang tidak menyukai ketidakteraturan, baik
dalam kehidupan individu maupun kolektif bahkan bumi secara
keseluruhan . Penciptaan manusia pertama yaitu adam dan hawa
disertai kewajiban-kewajiban mensyaratkan kebebasan dan
tanggung jawab etis demi menjaga kehidupan yang kudus yang
tertib di hadapan Allah dan hubungannya dengan sesama dalam
kapasitas mereka sebagai mitra dalam penciptaan .
Kemudian di dalam Etika Kristen dan perjanjian baru dalam
paper ini berbicara mengenai pengajaran Yesus. Yesus
memberikan pengajaran yang menjadi teladan mengenai banyak
hal bagi umat yang melihat, mendengar, dan merasakan khususnya
umat yahudi yang ada bersama-sama dengan Dia . Pengajaran
etika Yesus sebenarnya berawal dari hukum musa yang
berlandaskan kehendak Allah . Etika kristen tidak hanya etika
pribadi, tetapi yang penting diingat adalah bahwa etika kristen
beranjak dari dasar Kasih seperti yang tertulis dalam Alkitab yang
mengatakan bahwa manusia wajib mengasihi Tuhan, sesama, dan
diri sendiri .
1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari Etika Perjanjian Lama ?


2. Apakah hukum taurat berkaitan dengan etika ?
3. Apakah pengajaran nabi-nabi mempunyai kaitan dengan
hukum taurat dan etika ?
4. Apakah ciri khas dari etika perjanjian lama ?
5. Apakah pengertian dari etika perjanjian baru ?
6. Bagaimanakah pengajaran yesus tentang etika ?
7. Apa hubungan Yesus dan hukum taurat ?
8. Apakah kesimpulan dari ajaran Yesus ?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Etika Perjanjian Lama .


2. Untuk mengetahui dan memahami bahwa hukum taurat
sangat berkaitan erat dengan etika .
3. Untuk memahami pengajaran nabi-nabi mempunyai kaitan
dengan hukum taurat dan etika .
4. Agar supaya pembaca mengetahui dengan jelas bahwa etika
perjanjian lama mempunyai ciri khasnya sendiri .\
5. Agar supaya pembaca mendapat pengertian tentang etika
perjanjian baru .
6. Supaya pembaca mengetahui konsep dari ajaran Yesus
tentang etika .
7. Mengetahui dan memahami dengan benar apa hubungan
Yesus dengan hukum taurat .
8. Dapat mengerti dan memahami setiap kesimpulan dari
pengajaran Yesus tentang Etika
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Etika Perjanjian Lama adalah aturan atau norma-norma yang


berlaku pada masa perjanjian lama dalam Alkitab Kristen . Etika ini
berasal dari etika yahudi dan tradisi yang berkembang pada saat
itu . Sumber utama etika ini masih dapat bertahan melalui tradisi
oral atau lisan yang berkembang dalam bangsa israel yaitu, sang
orang tua menceritakan berbagai hal kepada anak-anaknya . Etika
dalam perjanjian lama berangkat dari peristiwa bersejarah bangsa
israel yang melahirkan etika dan ketaatan kepada Allah . Etika
perjanjian lama merupakan dasar etika kristen .

2.2 Hukum Taurat Dalam Kaitannya Dengan Etika

Karya Allah dalam seluruh peristiwa sejarah israel


merupakan titik tolak utama dalam etika perjanjian lama .
Peristiwa pemanggilan Abraham yang berujung pada perjanjian
dan menyelamatkan bangsa israel dari perbudakan merupakan
landasan yang paling utama dari seluruh tindakan etis bangsa
israel. Seluruh peristiwa sejarah yang dilakukan Allah dimaknai
sebagai seluruh karya Allah yang harus ditanggapi bukan secara
intelektual untuk menelusuri tujuan Allah tetapi melalui
tanggapan etis yaitu penyesuaian cara hidup dengan tindakan dan
sabda Allah .
Tindakan menurut sabda Allah adalah landasan utama yang
melandasi segala tindakan yang lahir dari komunitas ini. Hukum
taurat menjadi dasar yang paling utama yang mengatur seluruh
keberlangsungan kehidupan mereka dalam segala aspek . Hukum
taurat dipandang sebagai bentuk yang paling penting karena
keseluruhan isinya mengatur tentang bagaimana seharusnya
mereka melaksanakan tugasnya sebagai umat pilihan Allah , baik
dalam hubungannya secara individual,Kolektif maupun sebagai
bangsa. Christoph Barth menjelaskan bahwa hukum taurat sebagai
pengajaran atau hukum yang berkembang di kalangan israel dan
penekanan terhadap penggunaannya terjadi pada masa bangsa
israel berada di pembuangan. Hukum taurat mengacu pada kelima
kitab taurat yang diajarkan oleh musa yaitu, kitab kejadian sampai
dengan kitab ulangan. Taurat merupakan sebutan bagi seluruh
hukum yang terdapat dalam perjanjian lama. Hukum taurat lahir
bukan untuk menduduki keberadaanya sebagai hukum yang
terpisah . Hukum taurat lahir bersama-sama dengan kisah
perjanjian Allah dengan umat pilihan-Nya. Melalui keberadaan
hukum inilah, tindakan manusia sebagai umat Allah diberitahukan
oleh Allah dan Allah memberikan hukuman-Nya agar umat-Nya
bertindak sesuai dengan Hukum Allah dan kekudusan Allah .
Dalam perjanjian lama , pengelompokan terhadap jenis
hukum terdiri atas empat bagian, Wright menjelaskan bahwa
keempatnya adalah , Dasa Titah yang isinya merupakan perintah
Allah yang diberikan pada peristiwa di gunung sinai. Kitab
perjanjian menempati posisinya yang kedua yang seluruh isinya
berkaitan dengan ketetapan-ketetapan yang mengatur kehidupan
masyarakat secara sosial. Selain itu terdapat pula Kumpulan
Imamat yang isinya menekankan tentang bagaimana sebagai
komunitas yang menjaga kekudusan di hadapan Allah melalui
tindakan kepada Allah dalam peribadatan maupun kepada sesama.
Terakhir yaitu Kumpulan Ulangan adalah pengulangan terhadap
bentuk hukum yang sebelumnya telah diungkapkan serta
memberikan penekanan langsung terhadap penggunaan berbagai
hukum tersebut. Berbagai hukum yang telah diklasifikasikan diatas
tetap menjadi suatu hukum yang terikat dalam satu bentuk hukum
yaitu hukum taurat .
Dengan demikian dapat dilihat dengan jelas bahwa hukum
taurat menduduki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bangsa israel. Hukum taurat merupakan landasan yang paling
utama yang mengatur seluruh kehidupan bangsa israel dalam
tatanan hidup yang terarah pada kekudusan di hadapan Allah .
Hukum taurat mengatur bagaimana umat pilihan Allah bertindak
sesuai dengan ketetapan pemiliknya.

2.3 Pengajaran Nabi-Nabi Israel Dalam Kaitannya Dengan Hukum


Taurat Dan Etika .

Bahwa Allah yang menetapkan israel sebagai umat pilihannya


mengundang mereka di dalam dan melalui pemberitaan para nabi.
Para nabi adalah orang yang secara khusus ditetapkan untuk
menyampaikan Firman Allah dalam sebuah situasi khusus tetapi
firman yang mereka sampaikan selalu dihubungkan dengan
perjanjian antara Allah dan umatnya. Kata-kata demikianlah
Firman Tuhan bermaksud mengingatkan umat agar tidak
melupakan perjanjian itu . Konkritnya adalah supaya mereka tidak
menyembah Ilah lain sebab jika mereka melakukan hal itu ,
mereka melupakan perjanjian dan pasti mendapat hukuman.
Bangsa israel diingatkan untuk tidak melakukan ketidakadilan
sebab tindakan semacam itu tidak hanya bersifat moral tetapi
merupakan bagian dari iman yang berpangkal pada perjanjian.
Iman yang sesungguhnya bukan hanya membuat upacara-upacara
ritual tetapi dengan melakukan kebenaran dan keadilan bukan
hanya dikalangan umat israel tetapi juga dengan bangsa-bangsa
lain dengan seluruh alam semesta .
Nabi adalah penyampai Firman Allah dan juga penyampai
kehendak Allah , maka mereka harus mengingatkan setiap
tindak-tanduk bangsa israel dan bagaimanakah sikap para nabi
bangsa israel terhadap hukum taurat ? para nabi memakai hukum
taurat dalam mengecam umat yang melakukan kesalahan atau
kejahatan di mata Tuhan , seperti yang tertulis dalam kitab Amos
2:7 “ Mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu dan
membelokkan jalan orang sengsara ; anak dan ayah pergi menjamah
seorang perempuan muda sehingga melanggar kekudusan nama-Ku “
dalam hal ini nabi Amos mengecam dengan memakai hukum
taurat , namun kadang kala juga mereka tidak memakainya sebab
perkembangan bangsa israel dari corak agraris ke arah masyarakat
perkotaan dan perdagangan. Namun hukum taurat tetap dipakai
sebab hukum taurat merupakan dasar para nabi dalam
menyampaikan kehendak Tuhan. Dan para nabi bukanlah seorang
pengajar aliran etika yang baru , mereka merupakan para orang
yang memanggil israel kembali kepada dasar kebangsaannya
sendiri memanggil israel dari seluruh kejahatan sosial dan kembali
kepada jalan Tuhan.

2.4 Ciri Khas Etika Perjanjian Lama

Bentuk utama dari Etika Perjanjian Lama adalah :


1. Prakarsa
2. Tanggapan

Kemudian prakarsa dan tanggapan ini terbagi lagi ke dalam empat


bentuk yaitu :
1. Menanggapi perbuatan Allah.
2. Mengikuti teladan Allah.
3. Hidup di bawah pemerintahan Allah .
4. Menaati perintah Allah .

Etika dalam perjanjian lama dianggap sebagai tanggapan terhadap


prakarsa ilahi. Konsep ini lahir dari sejarah bangsa israel ketika
Allah mengeluarkan mereka dari perbudakan di mesir. Kemudian
Allah memberikan hukum kepada manusia dan manusia
menanggapi hukum tersebut dengan kepatuhan akan kehendak
Allah yang menjadi ungkapan rasa syukur karena sebenarnya
bangsa israel tidak layak menerima pemberian-pemberian Allah
tersebut .
Dengan demikian etika perjanjian lama merujuk ke arah
masa depan dimana tanggapan-tanggapan manusia akan menjadi
serasi dengan cara Allah bertindak terhadap mereka, kedua
mengikuti teladan Allah dengan memperlihatkan sifat Allah
melalui kelakuan manusia ,contohnya dalam pembelaan kaum
lemah dan kesucian ( keluaran 22 : 21 & 22 ; Keluaran 25 & 23 : 6 )
Umat israel membedakan tuntutan-tuntutan Allah dengan
perbolehan-perbolehan dewa-dewa yang dipuja, maka pemisahan
ini memberikan kesadaran moral , ketiga adalah manusia berada di
bawah pemerintahan Allah dan manusia mentaati perintah Allah
dalam hal ini point ketiga dan keempat saling berkaitan erat .
2.5 Etika Kristen Dan Perjanjian Baru

Dalam paper ini berbicara mengenai pengajaran Yesus , Yesus


memberikan pengajaran yang menjadi teladan mengenai banyak
hal bagi umat yang melihat, mendengar, dan merasakan khususnya
umat yahudi yang ada bersama-sama dengan Dia . Pengajaran
etika Yesus sebenarnya berawal dari hukum musa yang
berlandaskan kehendak Allah . Etika kristen tidak hanya etika
pribadi tetapi penting diingat adalah bahwa etika kristen beranjak
dari dasar “ Kasih “ seperti yang tertulis dalam Alkitab yang
mengatakan bahwa manusia wajib mengasihi Tuhan, sesama, dan
diri sendiri .

2.6 Ajaran Yesus : Khotbah Di Bukit

Khotbah di bukit merupakan pengajaran ( pidato ) Yesus yang


pertama dari lima pengajaran ( pidato ) besar dalam injil Matius (
Matius 10 : 13 ; 18 : 24 & 25 ) . Lima pengajaran Yesus ini sering
disejajarkan dengan pentateuch dan Yesus sendiri dibandingkan
dengan musa , dimana Yesus sendiri naik di atas bukit ( Matius 5;1 )
sedangkan musa naik ke atas gunung sinai . Hal ini membuat
munculnya pandangan bahwa khotbah di bukit merupakan
pewartaan dan pengarahan hidup sekaligus tantangan untuk
mengambil sikap pribadi dan petunjuk hidup bersama yang
ditonjolkan sebagai warta menyeluruh oleh Yesus mengenai
kerajaan Allah .
Rumusan tema khotbah di bukit adalah : “Ucapan Bahagia”
injil matius memakai bentuk literer yaitu ucapan bahagia yang
mengungkapkan syarat masuk kerajaan Allah , sekaligus
menghindari kesan bahwa diuraikan sebagai syarat masuk
kerajaan sorga kesembilan ucapan bahagia terutama tidak
memberikan dan menjelaskan syarat-syarat bagaimana orang
dapat masuk kerajaan sorga , akan tetapi ucapan bahagia
memberikan pemahaman bahwa kerajaan sorga sampai kepada
mereka yang miskin dan berduka cita . Itulah inti atau tema umum
bagi khotbah di bukit bahwa kerajaan sorga telah sampai pada
kenyataan hidup didunia .

2.7 Yesus Dan Hukum Taurat

Ketika Yesus sedang mengajar dalam sinagoge ( Injil Markus ),


semua orang yang hadir takjub mendengar pengajaran-Nya ,
mereka berkata satu sama lain : “ Apa Ini ? “ Suatu ajaran baru (
markus 1 : 27 ) . Yesus berkata “ Hukum Taurat berlaku sampai
kepada zaman yohanes dan sejak waktu itu kerajaan Allah
diberitakan ( Lukas 16 : 16 ) . Kalimat yang sering dikemukakan
adalah perkataan dalam injil matius “ bukan untuk meniadakan
melainkan untuk menggenapinya “ ( matius 5:17 ) Kata menggenapi
berarti memenuhi , melengkapi atau menyempurnakan . Ada tiga
gejala yang merupakan cara Yesus menyempurnakan hukum
taurat yaitu Yesus mensyaratkan suatu patokan yang lebih
mendasar daripada hukum taurat Yesus bertindak dengan wibawa
terhadap hukum taurat dan Yesus sendiri sebagai perwujudan
kehendak Allah yang sempurna , menggantikan hukum taurat .
Yesus mensyaratkan suatu patokan yang lebih mendasar dari
pada hukum taurat . Bagi kaum yahudi hukum taurat merupakan
pengungkapan yang sempurna akan kehendak Allah dan yang akan
dilestarikan selama-lamanya . Bagi Yesus kehendak Allah
terungkap melalui hukum taurat walaupun keduanya tidak
disamakan , Yesus melarang adanya perceraian ( Ulangan 24 : 1-4 )
dengan pernyataan yang diambilnya dari kitab kejadian 1 : 27 ; 2 ; 1
- 4 . Yesus menunjuk pada kitab kejadian sebagai pengungkapan
atas kehendak Allah yang sesungguhnya dan bukan pada hukum
musa , Hal ini dikarenakan Yesus menyelami kehendak Allah
secara langsung tidak perlu mensyaratkan landasan yang lain dan
kehendak Allah itulah yang menjadi patokan yang dianggap Yesus
lebih mendasar daripada Hukum Taurat dapat dilihat dibawah ini :
- Jangan membunuh , Yesus menekankan bahwa
kehendak Allah tidak hanya mengenai perbuatan dan
pelaksanaan melainkan termasuk juga , maksudnya
yang mendalam seperti kebencian dalam hati pantas
dihukum .
- Jangan berzinah , bagi Yesus perzinahan bukan
pelanggaran hukum melainkan perbuatan moral .

2.8 Kesimpulan Dari Ajaran Yesus

Pengajaran Yesus merupakan suatu bentuk penyempurnaan


terhadap hukum taurat yaitu hukum yang telah disalah artikan
oleh umat Yahudi , Yesus hadir dalam kehidupan manusia untuk
menjelaskan ajaran-Nya yang secara khusus berkaitan dengan
hukum taurat sebab melalui hukum taurat itulah Yesus
menunjukkan perbuatan-perbuatan etis . Yesus memberikan
patokan untuk mengukur hukum taurat dimana bagian tertentu
diteguhkan dan yang lain diperdalam atau bahkan disingkirkan
Yesus juga mengajak setiap orang untuk berpikir dan memahami
maksud ajaran-Nya dan pada akhirnya perbuatan-perbuatan Yesus
tersebut menunjuk keadilan kasih dan kebenaran .
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas kita dapat mengambil satu


kesimpulan bahwa hadirnya Yesus kedalam dunia adalah untuk
menggenapi bahkan menyempurnakan Hukum Taurat sehingga
terjadi satu keselarasan antara pengajaran yang ada dihukum
taurat dan pengajaran yang yesus berikan dan keduanya memiliki
kaitan yang sangat erat bahwa Yesus memberikan patokan untuk
mengukur hukum taurat sehingga dengan hadirnya Yesus maka
apa yang ada di dalam hukum taurat diteguhkan .
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan Yesus menunjuk pada
keadilan , kasih , dan kebenaran .
DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com,dewar,lindsay,an outline of new


testament,Philadelphia: the westminster press,Google.

Anda mungkin juga menyukai