Anda di halaman 1dari 8

Yesus Kristus Sebagai Juruselamat

Mata Kuliah: Kristologi

Dosen Pengajar: Herkulanus Pongkot, M.Hum

Nama: Semarina Yupita

NIM: 20101154

Kelas/Semester: PKK 1/ 4

Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Tahun Ajaran 2021/2022


PENDAHULUAN

Istilah "Juruselamat" mewakili istilah kata bahasa Yunani soter. Kata soter mewakili kata jadian
bahasa Ibrani yang berasal dari akar kata Yasha, yang biasanya menunjuk kepada "Juruselamat."
Untuk itu maka kita perlu memahami pengertian "Juruselamat" yang tepat, maka perlu untuk
menganalisis istilah tersebut secara seksama. Yasha dari akar kata Ibrani "Yasha" ini bila
diperoleh kata-kata jadian seperti "moshia," Yesha," dan "Yeshua," yang sering berhubungan
dengan arti "keselamatan." Yasha dapat diartikan, "menolong," "melindungi," "membebaskan,"
dan "menyelamatkan." Dengan demikian kata tersebut dapat ditemukan atau mencari jalan untuk
seseorang dari hidup, penderitaan, dan atau bahaya. Karena pertolongan tersebut dapat
menghasilkan: kemenangan, kemakmuran, kebahagiaan dan keselamatan (Ulangan 20,4, Yesaya
26:1; 11 Samuel 8:6; Yesaya 60:18). Kata itu juga dapat mengandung arti yang lebih luas, bebas
dari bahaya dan kemampuan untuk mencapai tujuan (kehendak Allah). Berpindah dari bahaya
untuk keselamatan diperlukan. Biasanya harus datang dari luar. Sedangkan Soter dalam bahasa
Yunani diartikan "penyelamat" dan "keselamatan." Friedrich menyimpulkan penggunaan soter
hanya terbatas pada lingkungan manusia. Pada seseorang yang bergantung pada seseorang yang
menyelamatkan. Kata itu sudah biasa dipakai di lingkungan orang Yunani yang aplikasinya
untuk sebutan illahi. "Juruselamat" merupakan sifat (attribute) Allah dalam Perjanjian Lama.

Kita semua adalah manusia berdosa. (Roma 3:23) Dosa menjadi penghalang antara kita dan
Allah. Dosa juga mengakibatkan kematian. (Roma 6:23) Tapi, Yesus menjadi ”pembela” orang-
orang yang beriman kepada korban tebusannya. (1 Yohanes 2:1, catatan kaki) Karena dia sudah
mengorbankan nyawanya sebagai tebusan, dia bisa memohon demi kepentingan orang-orang
yang beriman. Yesus meminta kepada Allah agar Dia mendengarkan doa mereka dan
mengampuni dosa-dosa mereka. (Matius 1:21; Roma 8:34) Allah menjawab permintaan Yesus
karena hal itu sejalan dengan kehendak-Nya. Allah mengirim Yesus ke bumi ”supaya dunia
diselamatkan melalui dia”.—Yohanes 3:17. Untuk bisa selamat, apakah sekadar percaya kepada
Yesus sudah cukup? Tidak. Untuk bisa selamat kita memang harus percaya kepada Yesus, tapi
itu saja tidak cukup. (Kisah 16:30, 31) Alkitab berkata, ”Seperti tubuh tanpa roh adalah mati,
iman tanpa perbuatan juga mati.” (Yakobus 2:26) Agar bisa selamat, kita harus:

 Mengenal Yesus, dan Bapaknya, Yehuwa. .—Yohanes 17:3.


 Beriman kepada mereka.—Yohanes 12:44; 14:1.
 Menunjukkan bahwa kita beriman dengan mematuhi perintah mereka. (Lukas 6:46; 1
Yohanes 2:17) Yesus mengajarkan bahwa tidak semua orang yang memanggil dia
”Tuan” akan diselamatkan, tapi hanya mereka yang ”melakukan kehendak Bapak-Nya
yang di surga”.—Matius 7:21.
 Terus menunjukkan bahwa kita beriman meski menghadapi kesulitan. Yesus
menandaskan hal itu dengan berkata, ”Orang yang bertekun sampai akhir akan
diselamatkan.”—Matius 24:13.,
PEMBAHASAN

Dalam Perjanjian Lama Allah disebut sebagai "Juruselamat." Kitab Mazmur (24:5; 27:1; 35:3;
622,6; 65:5; 79:9) dan Yesaya (12:2; 17:10; 43:3,11; 45:15, 21; 60:16; 62:11; 63:8) memberikan
jabatan ini kepada Allah secara jelas. Dan memang sebutan ini dapat kita temui di mana-mana di
seluruh bagian Perjanjian Lama (Ulangan 32:15; 1 Samuel 10:19; Habakuk 3:18; Mikha 7:7;
Yeremia 14:8, dan lain-lainnya). Meskipun demikian tentang rencana Allah mengenai
keselamatan di dalam Perjanjian Lama telah tidak ada sedikit pun gagasan tentang sesuatu yang
tepat:

Kaum modernis berusaha menyesuaikan pernyataan Perjanjian Lama dengan pola evolusioner
yang cenderung meniadakan pernyataan tentang kasih dan kemurahan Allah sampai di bagian
akhir Perjanjian Lama. Sebaliknya bagi ahli-ahli teologia animasi telah menunjukkan kenyataan
Allah mulai dari Kitab Kejadian sampai dengan Kitab Maleakhi. Merupakan dasar dari
Perjanjian Lama, konsep bahwa Allah adalah pembebas umat-Nya. Tidak ada seorang pun di
dunia ini yang dapat menyelamatkan dirinya, dan tidak ada seorang pun di dunia ini mengadakan
penebusan untuk sesamanya. Mazmur 49:8 berbunyi, "Tidak seorang pun dapat menghasilkan
dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah untuk mengganti nyawanya." Manusia yang
menjadi "Juruselamat" di mana Allah mengangkatnya untuk umat-Nya dari tangan musuhnya
(Hakim-Hakim 3:9; 2 Raja-Raja 13:5; Nehemia 9:27, dan sebagainya), adalah "Juruselamat"
sebagai alat Tuhan dan bersifat sekunder. Oleh karena itu pada setiap aspek karya Allah adalah
untuk kepentingan manusia dan bukan sebaliknya karya manusia untuk kepentingan Allah.
Hanya Allah dan Aku, Akulah Tuhan dan tidak ada juruselamat selain dari-Ku. Akulah yang
menyelamatkan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan Allah asing yang ada di antaramu.
Kamulah saksi-saksi-Ku, demikianlah firman Tuhan, dan Akulah Allah. Juga seterusnya Aku
tetap Dia, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.

Dalam bahasa Ibrani "Juruselamat" biasanya dalam bentuk participle, bukan kata benda, dimana
menunjukkan kepada pemikiran Perjanjian Lama. Istilah Allah merupakan suatu gelar sebagai
hal ini digambarkan kegiatan-kegiatan untuk kepentingan-Nya. Meskipun istilah tersebut
mesianis dalam Perjanjian Lama, mesias digambarkan sebagai seseorang yang datang
memberikan/menyodorkan keselamatan kepada semua bangsa (Yesaya 49:6,8; Zakharia 9:9).
Dalam Perjanjian Baru istilah "Juruselamat" tidak pernah menunjuk kepada seseorang, tetapi
kepada Allah Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus. Tuhan dilukiskan sebagai "Juruselamat"
dalam Perjanjian Baru, karena Ia menjamin keselamatan untuk manusia dengan mengutus Anak-
Nya, dan melalui Dia" (Lukas 1:47; 1 Timotius 1:1; 2:3; 4:10; Titus 1:3 ; 2:10; 3:4; Yudas 25).
"Juruselamat" dalam Perjanjian Baru merupakan kedudukan utama Yesus, sejak mulanya Ia
mengumumkan kepada dunia sebagai mereka (Lukas 2:11).Walaupun mereka tidak digunakan
dalam Matius, misi Yesus digambarkan dalam Injil tersebut sebagai Seseorang yang
menyelamatkan umat-Nya dari dosa (Matius 1:21). Pembagian dari 24 penggunaan istilah dalam
Perjanjian Baru akan menunjuk hal tersebut, Walaupun penggunaan istilah telah digunakan dari
asal kekristenan hal ini menjadi sangat penting untuk periode penutupan Perjanjian Baru. Dua
pertiga dari penggunaannya tampak pada kitab-kitab bagian akhir: sepuluh di surat- surat
Pastoral; lima di 2 Petrus; dan masing-masing di Injil Yohanes, 1 Yohanes, dan Yudas. Injil
Markus dan asal surat-surat Paulus tidak menggunakan istilah "Juruselamat."

"Juruselamat" dalam Perjanjian Baru memberikan pandangan yang penting pada kekristenan
yang mula-mula, Yesus dilukiskan oleh Yohanes sebagai "Juruselamat dunia." Dalam surat-surat
Pastoral digunakan (2 Timotius 1:10; Titus 2:13), dimana menyaksikan kedua sifat supranatural
dan kemuliaan-Nya. Istilah itu juga berhubungan dengan "kemurahan" dalam Titus 3:4.

Yesus sendiri memastikan misi-Nya sebagai salah satu keselamatan, berkata, "Sebab Anak
Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19:10). Istilah tersebut
mengancam akan bahaya, bencana, dari seorang penolong. Istilah-istilah di dalam Kitab,
Perjanjian Lama (Yesaya 53) dan Perjanjian Baru mengetahui dari pengalaman yang sangat
berharga dan kedua dari segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia Juga ada penekanan pada
pelayanan Yesus tentang hal-hal yang akan datang-Nya. Ia sebagai bukan hanya untuk yang kuat
dan kaya atau mereka yang terdidik, tetapi juga seperti gembala-gembala dan orang buangan;
yang disingkirkan dari masyarakat seperti Zakheus dan sebagainya.

YESUS ADALAH JURU SELAMAT

"Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang
akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Matius 1:21) Kita telah mengetahui tentang
apa yang dilakukan Yesus untuk menyelamatkan kita. Dia mati sebagai Anak Domba Allah
karena dosa-dosa kita. Itulah sebabnya, kita menyebut-Nya sebagai "Juru Selamat". Kini kita
akan belajar lebih dalam tentang Yesus sebagai Juru Selamat. Keselamatan itu diberikan-Nya
dengan cuma- cuma bagi semua orang yang bertobat dari dosa-dosa mereka dan yang percaya
kepada-Nya.

Yesus adalah Satu-satunya Juru Selamat

"Tidak ada keselamatan di luar Yesus, karena Ia adalah Anak Allah satu-satunya yang dapat
menyelamatkan." Yesus membuat hal itu menjadi sangat jelas, bahwa tidak seorang pun yang
dapat datang kepada Allah, kecuali melalui-Nya. "Kata Yesus kepadanya: 'Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
Aku'" (Yohanes 14:6). Kisah Rasul 4:12 juga dikatakan, "Dan keselamatan tidak ada di dalam
siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."Ayat Alkitab ini mengajarkan
bahwa jika seseorang percaya pada jalan lain selain Yesus Kristus untuk mendapatkan
keselamatan, maka orang itu salah jalan.
Yesus Menyelamatkan Kita dari Dosa

Hal berikut yang harus Kita mengerti tentang Yesus sebagai Juru Selamat ialah bahwa Yesus
menyelamatkan manusia dari dosa. Beberapa orang percaya bahwa jika mereka menjadi seorang
Kristen, mereka diselamatkan dari semua penyakit dan kesusahan/kesulitan. Sehingga ketika
mereka sakit atau mengalami kesulitan, mereka merasa bahwa Yesus telah gagal melakukan hal-
hal yang seharusnya Dia lakukan untuk mereka. Ini karena mereka tidak mengerti maksud Yesus
sebagai Juru Selamat. Bila kita membaca Alkitab tentang kehidupan murid- murid Yesus, kita
mengamati bahwa mereka juga menderita berbagai kesulitan. Beberapa orang dipukuli. Beberapa
orang yang lain dipenjarakan. Bahkan beberapa orang dibunuh. Kesulitan-kesulitan mereka
alami karena mereka menjadi pengikut Yesus. Jadi, bukan karena kejahatan mereka. Mereka
tidak mengeluh. Mereka menyadari bahwa Yesus telah menyelamatkan mereka dari dosa-dosa
mereka dan mereka telah mempunyai tempat tinggal yang kekal di surga bersama Dia.

 Yesus menyelamatkan kita dari hukuman dosa.

"Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup
yang kekal"(Matius 25:46). Bacalah Lukas 16:19-31; Wahyu 20:11-15. Dalam ayat-ayat ini,
Anda akan belajar bahwa disana ada satu tempat hukuman yang mengerikan untuk selama-
lamanya bagi setiap orang yang menolak jalan Tuhan. Hukuman kekal bagi orang berdosa.
Yesus mati di atas kayu salib dan menderita menggantikan posisi kita sebagai orang berdosa
sehingga kita tidak harus menanggung penghukuman dosa-dosa kita. Kita memahami bahwa
Yesus menyelamatkan kita dari hukuman dosa.

 Yesus menyelamatkan kita dari kuasa dosa.

Orang-orang yang mencoba melepaskan dosa dari kehidupannya akan segera menyadari bahwa
dosa mempunyai kuasa yang sangat membelenggu. Mereka menyadari bahwa mereka tidak
memiliki kekuatan menjauhkan dosa-dosa tersebut. "Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu
di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di
dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik" (Roma 7:18). Ketika seseorang menjadi
orang Kristen, Yesus menyelamatkannya dari kuasa dosa. Yesus menaruh Roh Kudus ke dalam
hati orang Kristen. Dengan demikian, orang Kristen mendapat kemenangan atas dosa karena
kuasa Yesus di dalam dirinya, sebagaimana tertulis dalam Filipi 4:13, "Segala perkara dapat
kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

 Yesus menyelamatkan kita dari kuasa dosa.

Orang-orang yang mencoba melepaskan dosa dari kehidupannya akan segera menyadari bahwa
dosa mempunyai kuasa yang sangat membelenggu. Mereka menyadari bahwa mereka tidak
memiliki kekuatan menjauhkan dosa-dosa tersebut. "Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu
di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di
dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik" (Roma 7:18). Ketika seseorang menjadi
orang Kristen, Yesus menyelamatkannya dari kuasa dosa. Yesus menaruh Roh Kudus ke dalam
hati orang Kristen. Dengan demikian, orang Kristen mendapat kemenangan atas dosa karena
kuasa Yesus di dalam dirinya, sebagaimana tertulis dalam Filipi 4:13, "Segala perkara dapat
kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

 Yesus Menyelamatkan Kita untuk Hidup Melayani Allah

Sebagai Juru Selamat, Yesus mengerjakan lebih dari sekadar menyelamatkan kita dari dosa. Dia
menyelamatkan kita dengan satu tujuan agar kita hidup menyenangkan Allah. Suatu hari,
seorang pendeta berbicara dengan beberapa orang tentang dosa yang biasa mereka lakukan.
Suatu dosa yang telah mereka perbuat cukup lama. Mereka tidak menyadari bahwa dosa itu
sangat jelek di mata Allah. Pendeta tersebut menjelaskan tentang keseriusan akibat dosa itu.
Setelah mendengarnya, salah seorang dari mereka berkata kepada pendeta tersebut, "Kalau
begitu yang harus kami miliki adalah hati dan hidup yang baru sehingga kami mampu melakukan
apa yang pendeta ajarkan." Itulah yang Yesus lakukan bagi setiap orang bila Dia
menyelamatkannya. Dia memberikan suatu kehidupan dan hati yang baru. Dalam 2Korintus
5:17, kita membaca firman Tuhan sebagai berikut, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia
adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang!" Pada saat
seseorang memiliki hati dan hidup yang baru, dia akan rindu melakukan kehendak Allah. Ada
seorang laki-laki yang sangat berdosa. Dia telah melakukan banyak kejahatan dan bila dia
bertemu dengan orang di jalan, orang pun takut padanya. Suatu malam, laki- laki tersebut
membuka hatinya bagi Yesus. Dia memercayai Yesus untuk keselamatannya. Dia meninggalkan
teman-temannya yang jahat termasuk cara hidupnya yang jahat. Kemudian dia bersaksi kepada
orang lain tentang Yesus dan bagaimana mereka juga dapat diselamatkan. Allah memakai laki-
laki tersebut secara ajaib setelah dia menerima Yesus sebagai Juru Selamatnya. Rasul Paulus
menuliskan kepada orang-orang Kristen di Korintus dan mengatakan hal ini kepada mereka,
"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah
-- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu " (1Korintus 6:19-20). Jadi, setiap orang
yang hidupnya sudah diselamatkan oleh Yesus seharusnya memberikan hidupnya hanya untuk
melayani Allah dan bukan melayani dosa lagi. Yesus menyelamatkan manusia yang beriman saat
dia memberikan kehidupannya sebagai korban tebusan. (Matius 20:28) Jadi, Alkitab menyebut
Yesus sebagai ’Juru Selamat dunia’. (1 Yohanes 4:14, Terjemahan Baru) Alkitab juga
mengatakan, ”Keselamatan hanya ada melalui dia, karena tidak ada nama lain yang Allah pilih
dari antara manusia di bumi, yang akan menyelamatkan kita.”—Kisah 4:12. Yesus ”merasakan
kematian demi semua orang” yang beriman kepadanya. (Ibrani 2:9; Yohanes 3:16) Lalu, ”Allah
membangkitkan dia dari antara orang mati”, dan Yesus pun kembali ke surga sebagai makhluk
roh. (Kisah 3:15) Di sana, Yesus bisa ”menyelamatkan orang-orang yang mendekati Allah
melalui dia, karena dia selalu hidup sehingga bisa memohon bagi mereka”.—Ibrani 7:25.

KESIMPULAN

Pembukaan rahasia-rahasia keselamatan dari Allah sebelum Adam merupakan kisah yang
bertahap pemyataannya. Masa manusia pelepasan keselamatan yang diberikan dan terjerumus ke
dalam bayangan dan dosa. Semakin hari manusia semakin jauh dari Allah, hanya bagian kecil
saja yang dilukiskan dalam Kitab Suci tetap percaya kepada Allah, dan menerima terang
selanjutnya. Nabiaya mengutarakan bahwa "masing-masing mengambil alih sendiri-sendiri," dan
sudah barang tentu kematian kekallah yang menantikannya. Secara jelas masalah manusia dapat
diatasi dari pemyataan Kitab Suci dengan kepercayaannya kepada Kristus maka dia akan beroleh
selamat (Yohanes 1:12; 3:16). Yang menjadi masalah di sini seolah-olah ada perbedaan pendapat
dengan cara keselamatan dalam Perjanjian Lama dan Baru. Untuk itu Walvoord menjelaskannya
secara tepat sekali."Jelas bahwa orang-orang kudus di Perjanjian Lama tidak percaya kepada
Kristus di dalam cara yang sama dan di dalam pengertian yang sama seperti orang-orang percaya
dalam Perjanjian Baru, oleh sebab mereka hidup pada masa yang berlainan dan tidak memiliki
keterangan yang sama. Sifat kasus ini, perkara iman adalah mempercayai masing-masing
pernyataan yang diberikan pada saat itu. Sebaliknya juga tidak ada dua jalan keselamatan. Semua
keselamatan yang berasal dari sang pencipta, Anak Allah, dan pekerjaan-Nya di kayu salib. Juga
jelas bahwa keselamatan dari setiap jiwa menuntut iman. Bahkan rahmat dan kemurahan Allah
tidak dapat menyelamatkan satu jiwa yang masuk kekekalan dengan tidak percaya. Dua tidak
penting dari keselamatan ini - pekerjaan Kristus di kayu salib dan iman dari keselamatan Adam
sampai ke jiwa terakhir yang Allah tarik untuk diri-Nya di masa depan. Iman adalah syaratnya,
dan kematian Kristus adalah dasarnya."
DAFTAR PUSTAKA

Men Supernova. 2009. ‘’Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan’’ diakses pada
https://www.sarapanpagi.org/yesus-adalah-juru-selamat-dan-tuhan-vt2674.html pada 11 Juli
2022 pukul 20.00 WIB

TJANDRA, Daniel S.. Yesus Kristus Sang mereka. Literasi Sintaks ; Jurnal Ilmiah Indonesia ,
[Sl], v.7, n. 5, hal. 6001-6009, Mei 2022. ISSN 2548-1398. Tersedia di: <
https://www.jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/7110 >. Tanggal
diakses: 13 Juli 2022 pukul 19:00 WIB

Anda mungkin juga menyukai