Anda di halaman 1dari 7

MEREVIEW BUKU MENJADI CALON GURU

Tugas Mata Kuliah: Microteaching


Dosen: Amadi, S.Ag., M.Th

Nama: Semarina Yupita


NIM: 20101154
Kelas/Semester: PKK 1/ 4

SEKOLAH TINGGI AGAMA KATOLIK NEGERI PONTIANAK


Tahun Ajaran 2021/2022
Judul Buku : Menjadi Calon Guru
Penerbit : Scopindo Media Pustaka
Penulis : Suko, S.S., M.Pd
ISBN : 978-623-6500-20-0
Ukuran : 15,5 cm x 23 cm
Halaman : x + 114 halaman
Cetakan :1
Tahun Terbit : 2020

Buku ini berisi tentang bagaimana menjadi calon guru yang baik yang memegang tugas yang
amat penting, yaitu mengatur dan mengemudikan serta memanajemenkan kelas, dan juga
yang membuat bagaimana situasi kelas berlangsung, membuat suasana kelas dapat hidup.
Oleh karena itu, semua kegiatan dalam proses pembelajaran sebagai akibat dari hasil
pemikiran dan upaya guru. Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan
secara aktif dan bijaksana, bukan sembarang yang bisa merugikan anak didik. Sehingga buku
ini sangat bagus untuk di pelajari para calon guru terutama calon guru pendidikan agama
katolik supaya mendapat gambaran cara mendidik peserta didik dengan baik dan benar sesuai
dengan kurikulum.
Pada bagian pertama buku ini membahas tentang Praktek mengajar yang di mulai dari
pengertian praktek mengajar yang merupakan proses penyampaian informasi (proses
mentransfer ilmu) atau pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Kemudian di bahas pula
komponen dalam praktek mengajar itu apa saja, yang terdiri dari: Guru; Peserta didik
sebagai objek belajar; Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu; Tujuan
pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran; Mengajar sebagai proses mengatur
lingkungan. Pengelolaan kelas yang dinamis dalam mengajar terdapat beberapa hal yang
perlu di perhatikan antara lain: Pertama jenis kelas; yang mengaju pada berbagai model,
gaya, suasana, dan karakter yang dapat di jumpai oleh seorang guru. Serta ada beberapa jenis
kelas yang harus dimanajemenkan oleh seorang guru, yaitu Kelas yang selalu gaduh, yang
tidak terlalu rebut, yang tenang dan disiplin, yang ideal dan mandiri. Kedua mengefektifkan
papan tulis dan media kelas; Ketiga mengatur posisi tempat duduk; yang sangat perlu di
terapkan untuk menunjukan kemerdekaan dalam suasana belajar, dimana peserta didik dapat
mengatur interaksi dengan sesama peserta didik dan dengan guru menjadi efektif dalam
proses pembelajaran. Adapun posisi tempat duduk dapat diatur dengan bentuk baris/klasik
kebelakang dan kesamping semuanya mengarah pada guru. Format U, format lingkaran
besar, lingkaran kecil, format kotak besar dan kecil, dan sebagainya.
Pada bagian kedua membahas tentang strategi model mengajar. Strategi mengajar
merupakan siasat guru untuk mengoptimalkan interaksi antara peserta didik dengan
komponen-komponen lain dari sistem instruksional secara konsisten. Strategi belajar
mengajar mencakup empat hal utama, yaitu: penetapan tujuan pengajaran khusus(TPK);
pemilihan sistem pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling efektif untuk mencapai
tujuan; pemilihan dan penetapan prosedur, metode, dan tekhnik; penetapan kriteria
keberhasilan proses belajar mengajar. Contoh strategi belajar mengajar, yaitu: bertanya,
mereview, dan merencanakan. Jenis-jenis strategi pembelajaran dalam mengajar ada enam,
antara lain: pertama, menurut Rowntree(1974) mengelompokan strategi pembelajaran
pertemuan, pembelajaran kelompok dan pembelajaran individu. Kedua, strategi pembelajaran
langsung yang merupakan jenis strategi pembelajaran dengan kadar berpusat pada guru.
Ketiga, strategi pembelajaran tidak langsung merupakan jenis strategi pembelajaran yang
memperlihatkan adanya bentuk keterlibatan siswa yang paling tinggi. Keempat, strategi
pembelajaran interaktif merupakan strategi yang merujuk pada bentuk diskusi dan saling
berbagi di antara siswa. Kelima, strategi pembelajaran melalui pengalaman merupakan
strategi yang menggunakan sekuens induktif yang berpusat pada siswa dan juga berorientasi
pada suatu aktifitas. Dan yang keenam, strategi pembelajaran mandiri bertujuan untuk
membangun adanya inisiatif individu, kemandirian dan juga peningkatan diri. Menerapkan
strategi pembelajaran termuat dalam setiap langkah pembelajaran yang digunakan oleh guru
dalam mengajar, yaitu perilaku dan keyakinan guru, pengaturan, komunikasi, focus, umpan
balik, monitoring, mengajukan pertanyaan, merevoew dan menutup. Model mengajar dalam
pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun
kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas
dalam setting pengajaran atau setting lainnya. Sedangkan model pembelajaran adalah seluruh
rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah
pembelajaran. Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran. Ada dua pendekatan, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan berpusat
pada peserta didik. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan
para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Model pembelajaran mempunyai empat ciri
khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, model atau prosedur, yaitu Rasional teoritik yang
logis disusun oleh para pencipta dan pengembangnya, Landasan pemikiran tentang apa dan
bagaimana peserta didik belajar, Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapat terlaksana dengan berhasil, Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu tercapai. Model pembelajaran dalam kurikulum 2013, yaitu pertama,
Model pembelajaran Inkuiri terdiri dari langkah observasi/mengamati, mengajukan
pertanyaan, mengajukan dugaan/kemungkinan jawaban, mengumpulkan data, dan
merumuskan kesimpulan-kesimpulan. Kedua, Model Discovery Learning langkah-
langkahnya, yaitu Simulation (memberi stimulus), Problem Statement (mengidentifikasi
masalah), Data collecting (mengumpulkan data), Data Processing (mengolah data),
Verification (memferifikasi), dan Generalization (menyimpulkan). Ketiga, Model Problem
Based Learning bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan pengetahuan yang
telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah seperti: mengorientasikan peserta didik
pada masalah, mengorientasikan kegiatan pembelajaran, membimbing penyelidikan mandiri
dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan terakhir analisis dan
evaluasi proses pemecahan masalah. Keempat, Model Project Based Learning bertujuan
untuk pembelajaran yang focus pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik
dalam melakukan investigasi dan memahami pembelajaran melalui infestigasi, membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek
(materi) dalam kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk
menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya
dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Langkah-langkahnya, yaitu menyiapkan
pertanyaan atau penugasan proyek, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal
sebagai langkah nyata dari sebuah proyek, memonitor kegiatan dan perkembangan proyek,
menguji hasil, serta mengevaluasi kegiatan/pengalaman.
Pada bagian ketiga membahas tentang Keterampilan Dasar Mengajar. Keterampilan dasar
mengajar merupakan sebuah strategi mengajar yang utama agar guru dapat melaksanakan
perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Keterampilan dasar mengajar, antara lain: Pertama,
Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, Kedua, Keterampilan memberi motivasi,
Ketiga, Keterampilan bertanya, Keempat, Keterampilan menerangkan, Kelima,
Keterampilan mendayagunakan media, Keenam, Keterampilan menggunakan metode yang
tepat, Ketujuh, Keterampilan penamampilan verbal dan non verbal, yaitu gerakan guru yang
wajar dan bertujuan, bebas serta isyarat menggunakan tangan, badan dan wajah harus jelas
dan bervariasi. Kedelapan, Keterampilan assesmen, yaitu guru harus mampu menilai hasil
dan proses belajar-mengajar.
Pada bagian keempat membahas tentang micro Teaching. Micro teaching berarti suatu
kegiatan mengajar dimana segalanya diperkecil atau disederhanakan. Ciri pokok micro
teaching, yaitu jumblah subyek belajar berkisar antara 5-10 orang, waktu mengajar terbatas
kurang lebih 10-15 menit, komponen mengajar yang dikembangkan terbatas, sekedar real
teaching, dilaksanakan dalam kelas laboratorium, keterampilan yang dilatih meliputi teaching
skill dalam porsi yang terbatas dan terpisah difokuskan pada beberapa keterampilan khusus
saja, dan terakhir dibutuhkan alat-alat laboratorium agar dapat diperoleh suatu feedback yang
objektif. Urgensi mocro teaching, yaitu sebagai persiapan calon guru sebelum benar-benar
mengajar di depan kelas di sekolah-sekolah, sebagai usaha perbaikan penampilan calon guru,
menanamkan rasa percaya diri dan bersifat terbuka pada kritik orang lain, menanamkan
kesadaran akan nilai keterampilan mengajar dan komponen-komponennya, serta mengenal
kelemahan dan kekeliruan dalam penampilan keterampilan mengajar dan tahu penampilan
yang baik. Karakteristik mocro teaching, antara lain: pertama, Pembelajaran micro adalah
kegiatan mengajar yang sederhana, akan tetapi dilaksanakan bukan pada kelas yang
sebenarnya, melainkan dalam suatu kelas atau laboratorium/tempat yang khusus dirancang
untuk pembelajaran micro. Kedua, Sesuai dengan namanya micro, latihan mengajar
dilakukan secara micro/disederhanakan. Ketiga, Latihan yang dikembangkan dalam
pendekatan pembelajaran micro hanya difokuskan pada jenis-jenis keterampilan tertentu
secara spesifik. Keempat, Pembelajaran micro diarahkan untuk meningkatkan control pada
setiap jenis keterampilan yang dilatih. Kelima, Pembelajaran mocro diharapkan dapat
memperluas wawasan dan pemahaman yang terkait dengan pembelajaran, karena puhak-
pihak yang berkepentingan dan juga terlibat didalamnya mendapat masukan dari pihak lain.
Tujuan micro teaching adalah meningkatkan performa yang menyangkut keterampilan
dalam mengajar atau latihan mengelola interaksi belajar mengajar dan juga membekali calon
guru sebelum sungguh-sungguh terjun ke sekolah tempat untuk praktek mengajar. Langkah-
langkah persiapan penyelenggaraan micro teaching, yaitu pertama, waktu, bilamana
diadakan micro teaching. Kedua, tempat, dimana, kapan digunakan untuk pelaksanaan micro
teaching. Ketiga, Personalia dalam micro teaching. Keempat, Pola mocro teaching yang akan
digunakan dan dikembangkan. Kelima, Rencana kegiatan dan prosedur kegiatan micro
teaching. Keenam, Menyiapkan sarana dan prasarana. Ketujuh, follow up yaitu penentuan
kapan mengajar di kelas yang sebenarnya atau melaksanakan tugas professional guru.
Manfaat latihan siasat membuka pembelajaran dalam micro teaching bagi calon guru,
yaitu: Calon guru dapat memperoleh tentang kemampuan awal peserta didik sebagai
landasan dalam memberikan materi baru dan lanjutan, dapat mengetahui tentang luas dan
jenis pengalaman peserta didik, mengetahui latar belakang social dan keluarga peserta didik,
mengetahui tingkat pertumbuhan, perkembangan,, aspirasi serta kebutuhan peserta didik, dan
mengetahui penugasan yang telah diperoleh peserta didik sebelumnya.
Pada bagian lima membahas tentang Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik.
Pendidikan agama katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa untuk memperteguh
iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik,
dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dala hubungan kerukunan
antar umat beragama untuk mewujudkan persatuan nasional. Rasional pendidikan agama
katolik terdiri dari Pendidikan itu sendiri, kemudia Pendidikan Agama Katolik, Kompetensi
peserta didik, dan pendidikan komprehensif. Tempat dan peran pelajaran pendidikan
agama katolik. Pelajarran agama paling dasar di tanamkan didalam lingkungan keluarga
melalui orang tua, kemudian dibantu oleh para pastor, katekis dan guru agama. Pendidikan
iman dilaksanakan secara formal dalam konteks sekolah yang disebut pelajaran agama
menjadi penting untuk membekali para peserta didik untuk mampu mengahadapi situasi
perkembangan zaman yang terus berubah dengan segala macam trend serta konsekuensinya.
Tujuan PAK adalah supaya siswa memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang
semakin beriman, berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus yang memiliki
keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Ruang lingkup materi PAK mencakup empat
aspek, yaitu pribadi siswa, Yesus Kristus, Gereja, dan kemasyarakatan.
Pada bagian kelima membahas tentang Administrasi Pendidikan Guru. Administrasi
pendidikan adalah proses atau upaya pencapaian suatu tujuan pendidikan dengan
memperhatikan berbagai komponen pendidikan sehingga dapat melakukan perbaikan system
pendidikan dengan memanfaatkan berbagai perangkat pendukung aktivitas belajar dan
mengajar. Rincian Minggu Efektif dalam Kegiatan Pembelajaran merupakan tertip
administrasi seorang guru dengan sebuah rancangan dalam mengorganisasi minggu efektif
dalam satu semester atau bahkan satu tahun ajaran pendidikan. Struktur minggu efektif terdiri
dari: Identitas sekolah (sekolah, tahun pelajaran, satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas,
dan semester), jumblaj minggu dalam semester, jumblah minggu yang tidak efektif, dan
jumblah minggu yang efektif. Program Tahunan (Prota) adalah rencana penetapan alokasi
waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (KI dan KD) yang telah ditetapkan. Komponen
penyusunan program tahunan (prota), yaitu: Pertama, Identitas (mata pelajaran, kelas, tahun
pelajaran), Kedua, Format isian (tema, sub tema, dan alokasi waktu), Ketiga, Langkah
menyusun Prota antara lain: -Mengidentifikasi jumblah kompetensi dasar dan indicator dalam
satu tahun; -Mengidentifikasi keluasan dan kedalaman kompetensi dasar dan indicator; -
Melakukan pemetaan kompetensi dasar untuk setiap semester; -Menentukan alokasi waktu
untuk masing-masing kompetensi dengan memperhatikan pecan/minggu efektif yang termuat
dalam program minggu efektif. Fungsi program tahunan (Prota) adalah sebagai pedoman
dalam penyusunan Promes, program suatu pembelajaran, dan juga sebagai persiapan dalam
mengajar agar lebih rapid an terorganisir secara lebih matang, juga sebagai pedoman dalam
membuat Kaldik dan acuan dalam rangka optimalisasi, efisiensi, dan efektifitas penggunaan
waktu belajar efektif yang ada. Format Prota terdiri dari: Identitas sekolah, Mata Pelajaran,
Satuan Pendidikan, Kelas, Tahun Ajaran. Program Semester (Promes) adalah penjabaran
dari program tahunan yang berisi hal-hal yang ingin dicapai pada semester tersebut
berdasarkan pertimbangan alokasi waktu yang tersedia, jumblah pokok bahasan yang ada
pada semester tersebut dan frekuensi ujian yang disesuaikan dengan ka;ender pendidikan.
Perencanaan Proses Pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Perencanaan tersebut berdasarkan kurikulum yang diberikan oleh Dinas Pendidikan
dan mengacu pada perkembangan kurikulum, seperti KTSP atau kurikulum 2013. –Silabus
adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Materi Pokok/pembelajaran, Kegiatan
Pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompetensi untuk penilaian, Penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar. Prinsip Pengembangan Silabus, yaitu harus Ilmiah/dapat dipertanggung
jawabkan secara keilmuan, Relevan (cakupan, kedalaman, tingka kesukaran, dan urutan
penyajian materi harus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, social,
emosional dan spiritual peserta didik), Sistematis/saling berhubungan secara fungsional
dalam pencapaian kompetensi, Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara
kompetensi dasar, indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,dan system
penilaian, Memadai untuk nenunjang pencapaian kompetensi dasar, Aktual dan Kontekstual
dengan memperhatikan pengembangan ilmu, tekologi, dan seni mutakhir, Fleksibel yaitu
harus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik serta dinamika perubahan yang terjadi
di sekolah dan tuntutan masyarakat, Menyeluruh karena harus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi. Juga terdapat Format Pengembangan Silabus yang terdiri dari satuan pendidikan,
kelas, kompetensi inti, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu
kompetensi dasar yang di tetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus lingkup
RPP paling luas mencakup 1 indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Dalam RPP
terdapat prinsip-prinsip dalam penyusunannya yang di jabarkan dalam buku ini ada sebelas
prinsip. Komponen RPP terdiri dari: (a) Identitas (mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas,
semester, tahun ajaran, jumblah pertemuan, dan materi pokok), (b) Kompetensi Inti, (c)
Kompetensi Dasar, (d) Indikator pencapaian kompetensi, (e) Tujuan pembelajaran, (f) Materi
ajar, (g) Alokasi waktu, (h) Metode pembelajaran, (i) Kegiatan pembelajaran (pendahuluan,
orientasi, apersepsi, motivasi, pemberian acuan, dan pembagian kelompok), (j) Kegiatan inti,
(k) Kegiatan penutup, (l) Penilaian hasil belajar, (m) Sumber belajar, (n) Menentukan
penilaian. Dalam buku ini juga di tampilkan format penyusunan RPP 2013. Rencana format
RPP berdasarkan surat edaran mendikbut no 14 tahun 2019 terdiri dari (1) dasar
pertimbangan penyederhanaan RPP, (2) prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada peserta
didik, (3) RPP bisa dibuat satu halaman, (4) tidak ada standar baku format penulisan RPP, (5)
RPP lama tetap bisa digunakan, (7) jumblah komponen RPP yang disederhanakan.
Teknik penulisan dalam menulis buku ini baik dan sistematis Cuma terdapat bagian pada isi
buku yang membuat bingung pembaca karena terlalu banyak pengertian sehingga pembaca
bingung untuk menyimpulkan pengertian yang sesungguhnya dari praktek mengajar serta
dalam penulisan buku ini juga masih terdapat typo dan juga pada bagian mengefektifkan
papan tulis dan media kelas tidak diberi penjelasan tentang bagaimana mengefektifkan papan
tulis dan media kelas sehingga tidak memberikan solusi bagi pembaca.
Buku ini sangat bagus untuk para calon guru terutama calon guru agama katolik dalam
mempersiapkan diri untuk mengajar kelak dan tidak hanya cocok untuk para calon guru buku
ini juga cocok bagi para guru sebagai pedoman dalam mempersiapkan pembelajaran serta
sebagai acuan untuk memperbaiki cara mengajar.
Kesimpulannya setelah membaca buku ini saya jadi tahu bagaimana mempersiapkan
pembelajaran, mulai mengasah keterampilan dalam mengajar, mengetahui strategi dan model
mengajar yang baik, mengetahui apa saja administrasi pendidikan dan cara membuatnya serta
mengetahui ruang lingkup dari pendidikan agama katolik itu apa saja. Pada bagian akhir buku
ini juga terdapat lampiran KI-KD tingkat SD, SMP dan SMA sebagai acuan/pedoman dalam
pembuatan KI-KD untuk pendidikan agama katolik sesuai tingkatan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai