Anda di halaman 1dari 14

MACAM MACAM MODEL DAN LANGKAH PEMBELAJARAN EFEKTIF

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu :
Dr. Noer Rohmah, M.Pdi

Oleh :

Lutfiya Humairo’

Ila Mufarrohah

Muhammad Zam Zami

PRODI STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-QOLAM
GONDANGLEGI MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya sehingga tugas kolektif yang berbentuk makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.

Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad
SAW kepada para sahabat dan keluarga yang telah memperjuangkan Agama islam.

Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi yang akan kami presentasikan dan merupakan
implementasi dari program belajar aktif oleh Dosen pengajar mata kuliah Model dan Strategi
Pembelajaran PAI

Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang
membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat kami sampaikan rasa
terima kasih yang sedalam - dalamnya kepada: 

1. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini Ibu
Dr. Noer Rohmah, M.pdi
2. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini, dapat menambah khazanah keilmuan dalam
mempelajari Model dan Strategi Pembelajaran PAI dan memberikan manfaat bagi pembacanya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekhilafan di
dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi
penyempurnaan makalah berikutnya.

MALANG, 07 JULI 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………….

KATA PENGANTAR……………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN………………………………..

A. Latar belakang…………………………………
B. Rumusan masalah……………………………..
C. Tujuan pembahasan……………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………..

A. Pengertian Pembelajaran Efektif……….


B. Macam Model dan Langkah Langkah Pembelajaran Efektif …

BAB III PENUTUP………………………………………

A. Kesimpulan…………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari
upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan
harapan banyak orang di Indonesia.Wujud dari proses pendidikan yang paling riil terjadi
dilapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar
pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan
proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output -nya
berupa SDM

Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi


didalamnya. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan
berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik,dimana peserta didik
mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku
menjadi lebih baik. !engajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap
berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi
yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.

Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi


belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi
untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat
diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku.

Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung


kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut. Mengajar dapat
membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk
mengekpresikan dirinya, dan cara-cara bagaimana belajar. Pembelajaran adalah upaya untuk
membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran
yang ada.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pembelajaran efektif.?


2. Bagaimana Langkah Langkah Model Pembelajaran efektif ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pembelajarn efektif.


2. Untuk mengetahui dan memahami model dan langkah pembelajaran efektif.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN EFEKTIF

Menurut Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-


unsur manusia (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat
belajar), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah
ke arah yang lebih baik. Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali
sikap dan perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Efektif adalah
perubahan yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu. Pembelajaran yang efektif
ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif.

Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja
terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang
efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan
mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
mereka. Pembelajaran efektif akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa,
serta dapat meciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehinggamemberikan
kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah merekamiliki yaitu dengan
memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri. Di
dalam menempuh dan mewujudkan tujuan pembelajaran yang efektif
maka perlu dilakukan sebuah cara agar proses pembelajaran yang diinginkan tercapai yaitu
dengan cara belajar efektif. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu adanya
bimbingan dari guru.
B. MODEL DAN LANGKAH PEMBELAJARAN EFEKTIF

1. Model Pembelajaran MAKE-A MATCH


Model pembelajaran make a match adalah salah satu cara untuk mengimplementasikan
pembelajaran kooperatif. Model kooperatif tipe make a match atau “membuat pasangan” ini
dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Dalam model pembelajaran make a match,
siswa diperintahkan untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum
batas waktu yang ditentukan, siswa yang berhasil mencocokkan kartunya diberi poin.

Menurut Rusman (2018, hlm. 223) Model pembelajaran make a match merupakan salah
satu jenis dari model pembelajaran kooperatif, yakni bentuk pembelajaran dengan cara siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Heterogen tentunya mengacu pada latarbelakang siswa yang beragam, baik itu kulit
hitam, etnis Jawa, dsb. Hal tersebut menyikapi permasalahan rasisme di Amerika Serikat yang
hingga kini masih menjadi isu yang cukup besar. Dengan demikian struktur kelompok heterogen
tersebut amatlah baik diaplikasikan di negara Indonesia yang terhitung beranekaragam pula
untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan.

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran make a match adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang menuntut siswa untuk mencari pasangan kartu soal dan jawaban
yang telah dibuat oleh pendidik sebelumnya, dengan batas waktu yang telah ditentukan agar
tercipta kerjasama antarsiswa untuk menyelesaikannya secara kooperatif.

Tipe make a match atau mencari pasangan ini dapat menjadi salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang dapat digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa. Pembelajaran
di kelas dengan menggunakan make a match ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkat usia anak didik.

Model pembelajaran make a match adalah salah satu cara untuk mengimplementasikan
pembelajaran kooperatif. Model kooperatif tipe make a match atau “membuat pasangan” ini
dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Dalam model pembelajaran make a match,
siswa diperintahkan untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum
batas waktu yang ditentukan, siswa yang berhasil mencocokkan kartunya diberi poin.

Tipe make a match atau mencari pasangan ini dapat menjadi salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang dapat digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa. Pembelajaran
di kelas dengan menggunakan make a match ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkat usia anak didik.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Make a Match

Pembelajaran make a match merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Oleh
karena itu, setiap langkah-langkahnya haruslah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
kooperatif. Menurut Rusman (2018, hlm. 203) langkah-langkah model pembelajaran make a
match adalah sebagai berikut.

1. Guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep yang cocok untuk sesi review, salah
satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2. Masing-massing siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban dan
memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.
3. Masing-masing siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
4. Masing-masing siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu, diberi
poin.
5. Apabila siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya akan mendapatkan
hukuman yang telah disepakati bersama.
6. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya.
7. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pembelajaran.

2.Model Pembelajaran ROLE PLAYING

Bermain peran atau role playing adalah metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat
perilaku pura-pura (berakting) dari siswa sesuai dengan peran yang telah ditentukan, dimana
siswa menirukan situasi dari tokoh-tokoh sedemikian rupa dengan tujuan mendramatisasikan
dan mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam hubungan sosial
antar manusia.

Metode bermain peran dapat menimbulkan pengalaman belajar, seperti kemampuan


kerjasama, komunikatif, dan menginterpretasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran,
siswa mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antar manusia dengan cara
memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para siswa dapat
mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan strategi pemecahan masalah

Model pembelajaran bermain peran penekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan
pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid
diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik
berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu.

Langkah-langkah Metode Bermain Peran 

Menurut Uno (2007), terdapat tujuh langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran
bermain peran, yaitu sebagai berikut:

 Menghangatkan Suasana dan Memotivasi Peserta Didik. Motivasi merupakan


dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan demi
mencapai tujuan tertentu. Tahap ini lebih banyak dimaksudkan untuk memotivasi peserta
didik agar tertarik pada masalah karena itu tahap ini sangat penting dalam bermain peran
dan paling menentukan keberhasilan. 
 Memilih Peran. Memilih peran dalam pembelajaran, tahap ini peserta didik dan guru
mendiskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka, bagaimana mereka
merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan, kemudian para peserta didik diberi
kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeran. 
 Menyusun Tahap-Tahap Peran. Menyusun tahap-tahap baru, pada tahap ini para
pemeran menyusun garis-garis besar adegan yang akan dimainkan. 
 Menyiapkan Pengamat. Menyiapkan pengamat, sebaiknya pengamat dipersiapkan
secara matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik
turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya. 
 Pemeran. Pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai dengan
peran masing-masing, pemeran dapat berhenti apabila para peserta didik telah merasa
cukup.
 Diskusi dan Evaluasi. Setelah melakukan peran, langkah berikut adalah analisis dari
bermain peran tersebut. Para pemain diminta untuk mengemukakan perasaan mereka
tentang peran yang dimainkan, demikian pula dengan peserta yang lain. Diskusi dimulai
dengan melontarkan sebuah pertanyaan, para peserta didik akan segera terpancing untuk
diskusi. 
 Membagi Pengalaman dan Mengambil Kesimpulan. Pada tahap ini peserta didik
saling mengemukakan pengalaman hidupnya dalam berhadapan dengan orang tua, guru,
teman dan sebagainya. Semua pengalaman peserta didik dapat diungkap atau muncul
secara spontan

3. Model Pembelajaran GROUP INVESTIGATION

Group investigation merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan pengaturan siswa
bekerja dalam kelompok kecil menggunaan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan
dan proyek kooperatif (Slavin dalam Sutirman, 2013). Melalui model group investigation ini siswa diberi
kebebasan untuk membuat kelompok dengan jumlah anggota dua sampai enam orang. Selanjutnya
masing-masing kelompok memilih topik materi yang telah dipelajari, dan membagi topik-topik tersebut
menjadi tugas pribadi. Hasil dari pekerjaan tugas pribadi anggota dipersiapkan untuk menyusun laporan
kelompok. Laporan setiap kelompok disajikan di depan kelas. Group Investigation  lebih menekankan
pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu
juga memadukan prinsip belajar demokratis di mana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai
kebebasan untuk memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan topik yang sedang dibahas.
Suprijono (dalam Shoimin. A, 2014: 80) mengemukakan bahwa dalam penggunaan model Group
Investigation, setiap kelompok akan bekerja melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang mereka
pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian tersebut diketahui bahwa model Group Investigation adalah
pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa sehingga tentu akan membangkitkan semangat serta
motivasi mereka untuk belajar. Di antara model-model pembelajaran yang tercipta, Group Investigation
merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat demokratif karena siswa menjadi aktif belajar
dan melatih kemandirian dalam belajar.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Group Investigation

Shoimin. A (2014:81) menjelaskan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Group


Investigation adalah sebagai berikut

1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.


2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
3. Guru mengundang ketua-ketua kelompok untuk memerikan materi tugas secara kooperatif dalam
kelompoknya.
4. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
5. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu
anggotanya menyampaikan hasil pembahasan.
6. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan.
7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan
kesimpulan.
8. Evaluasi.

4. Model Pembelajaran TALKING STICK

Model Pembelajaran Talking Stick – Salah satu model pembelajaranyang didasarkan pada
pandangan kontruktivisme adalah pembelajaran kooperatif. Menurut Kagan (2000:1), belajar kooperatif
adalah suatu istilah yang digunakan dalam prosedur pembelajaran interaktif, dimana siswa belajar
bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan berbagai masalah. Setiap siswa tidak
hanya menyelesaikan tugas individunya, tetapi juga berkewajiban membantu tugas teman kelompoknya,
sampai semua anggota kelompok memahami suatu konsep.

Talking adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa inggris yang berarti berbicara. Talking
Stick (tongkat berbicara) adalah metode  yang pada mulanya digunakan oleh  penduduk  asli  Amerika 
untuk  mengajak  semua  orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan
antar suku). Talking  Stick (tongkat  berbicara) telah  digunakan  selama  berabad-abad  oleh  suku-suku
Indian  sebagai  alat menyimak secara  adil  dan  tidak memihak.
Langkah Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick

Model pembelajaran Talking Stick diawali dengan penjelasan guru mengenai materi


pokok yang akan dipelajari.

Kemudian dengan  bantuanStick (tongkat)  yang  bergulir  peserta  didik  dituntun  untuk


merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah dipelajari dengan cara menjawab
pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat, dialah yang wajib menjawab pertanyaan
(talking).

Adapun langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran Talking Stick menurut Suyatno


(2009:124) adalah

1. guru menyiapkan sebuah tongkat.


2. guru  menyampaikan  materi  pokok  yang  akan  dipelajari,  kemudian memberikan 
kesempatan  kepada peserta  didik  untuk  membaca  dan mempelajari materi pada
pegangan/paketnya.
3. setelah  selesai  membaca  buku  dan  mempelajarinya,  guru mempersilahkan peserta
didik untuk menutup bukunya.
4. guru  mengambil  tongkat  dan  memberikan  kepada peserta  didik,  setelah itu  guru 
memberikan  pertanyaan  dan  peserta  didik  yang  memegang tongkat  tersebut  harus 
menjawabnya,  demikian  seterusnya  sampai sebagian  besar peserta  didik mendapat 
bagian  untuk  menjawab  setiap pertanyaan dari guru.
5. guru memberikan kesimpulan.
6. evaluasi.
7. penutup.

5. Model Pembelajaran DEMONSTRATION


Model pembelajaran demonstrasi adalah model mengajar yang menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu
kepada peserta didik.

Langkah-langkah model pembelajaran demonstrasi adalah

A. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ini ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:

1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah proses demonstrasi
berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan dan keterampilan
tertentu.
2. Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kegagalan.
3. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.

B. Tahap pelaksanaan

Langkah pembukaan sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus dilakukan
antara lain:

1. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat melihat dengan
jelas apa yang didemonstrasikan.
2. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai peserta didik.
3. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, misalnya
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang penting dari pelaksanaan demonstrasi.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja
terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang
efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan
mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
mereka. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari
kedua belah pihak.

Anda mungkin juga menyukai