Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“KALENDER PENDIDIKAN, GBPP, SILABUS PAI”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Desain Dan Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu

Luqman Hakim M.Pd.

Disusun oleh :

Salma Zafira Nurana


Imam Prasetyo
Faridah Nur Halimah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QOLAM
GONDANGLEGI MALANG
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu
direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan
efisien. Dalam peraturan menteri pendidikan nasional (Permendiknas) no. 22
tahun 2016, pemerintah telah menetapkan Standar Isi yang memuat di dalamnya
kalender pendidikan. Kalender pendidikan sebagai sarana untuk menjadwalkan
segala program yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya asal menyampaikan
materi yang ada akan tetapi terdapat beberapa hal yang harus dilakukan seorang
guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dikelas. Hal-hal tersebut
diantaranya seperti rencana untuk memperlancar suatu system pendidikan dan
pembelajaran yang efektif maka diperlukan adanya perencanaan yang matang
seperti kalender pendidikan.
Pengembangkan GBPP (Garis-garis Besar Program Pembelajaran) dan
RPP (Rencana Pelaksanaan Pengajaran) sangat erat hubungannya dengan
kurikulum yang dijabarkan menjadi GBPP dan RPP. Pada tahun 2001 sampai
dengan 2004, kurikulum pendidikan dasar dan menengah mengkaji kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) sebagai penyempurnaan kurikulum 1994, dan
kemudian disebut dengan Kurikulum 2004 dan selanjutnya berkembang menjadi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat KTSP. Kurikulum 1994
menggunakan istilah Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional
Khusus dalam menyatakan tujuan pembelajaran dan digunakan dalam
menjabarkan kurikulum menjadi Silabus, GBPP, dan SAP (Satuan Acara
Pembelajaran) atau sebelumnya disebut dengan Satuan Pelajaran (Satpel).
Sedangkan kurikulum berbasis kompetensi, mengunakan istilah Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk menyatakan tujuan
pembelajaran dan digunakan dalam menjabarkan kurikulum menjadi Silabus,
GBPP, dan RPP sebagai pengganti istilah SAP. Landasan hukum pengembangan

1
2

dan penggunaan kurikulum berbasis kompetensi untuk perguruan tinggi adalah


Kepmendiknas RI No. 232/U/2000
Desentralisasi pengelolaan pendidikan ini diarahkan oleh Undang-undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang
Standar Nasional Pendidikan, landasan hukum tersebut mengamanatkan agar
kurikulum pendidikan bagi pendidikan tingkat dasar dan tingkat menengah
disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Hal ini harus diwujudkan dalam pengembangan silabus dan
pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan
sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah atau sekolah memiliki
kewenangan untuk merancang dan menentukan hal – hal yang akan diajarkan,
pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu
proses belajar dan mengajar. Seiring dengan adanya upaya untuk memberdayakan
peran serta daerah dan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan, Pemerintah
telah memberlakukan otonomi dalam bidang pendidikan yang diwujudkan dalam
PP No. 25 tahun 2000 pasal 2 ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah (Pusat)
memiliki kewenangan dalam menyusun kurikulum dan penilaian hasil belajar
secara nasional, hal-hal yang berhubungan dengan implementasinya
dikembangkan dan dikelola oleh pelaksana di daerah terutama di daerah tingkat II
dan sekolah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Kalender Pendidikan
2. Pengertian GBPP
3. Silabus Pendidikan agama islam
3

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini berdasarkan permasalahan
adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan Pengertian Kalender Pendidikan
2. Menjelaskan Pengertian GBPP
3. Menjelaskan Pengertian Silabus Pendidikan agama islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kalender Pendidikan
1. Pengertian kalender pendidikan
Kalender pendidikan atau kalender akademik pada dasarnya
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
Permulaan tahun ajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada
bulan Juni tahun berikutnya.
Hari libur sekolah ditetapkan berdasar Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional, dan atau Menteri Agama dalam hal yang berkaitan
dengan hari raya keagamaan. Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota,
dan atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari
libur khusus. Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dapat
menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun
kalender pendidikan sesuai kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,
kebutuhan peserta didik, dan masyarakat, dengan memperhatikan
kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam standar isi.

2. Komponen Kalender Pendidikan


Kalender pendidikan mencakup komponen-komponen sebagai berikut:
a. Permulaan waktu pelajaran
Permulaan waktu pelajaran di setiap satuan pendidikan dimulai
pada setiap awal tahun pelajaran.
b. Pengaturan waktu pelajaran
1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran di luar waktu libur untuk setiap tahun pelajaran
pada setiap satuan pendidikan.

4
5

2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran


setiap minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk
seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal (kurikulum
tingkat daerah), ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang
dianggap penting oleh satuan pendidikan.
3) Pengaturan waktu libur

Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada


ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun
daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional,
dan hari libur khusus.
4) Kalender pendidikan memiliki masa berlaku maksimal satu
tahun, sehingga harus selalu diganti dalam setiap tahun
(Harjanto, 2010)
Di Indonesia kalender pendidikan bagi sekolah-sekolah ini
diatur secara nasional dengan surat keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan. Surat Keputusan Mendikbud yang
kini masih berlaku adalah SK. No. 0255/U/1976 tentang
Pedoman bagi sekolah dalam lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Secara garis besar pedoman itu menyebutkan bahwa
Kalender Pendidikan mengatur semua kegiatan sekolah
meliputi:
(a) Penerimaan siswa dan persiapan tahun ajaran.
(b) Hari pertama di sekolah.
(c) Kegiatan belajar mengajar:
(1) Persiapan mengajar.
(2) Penyajian pelajaran.
(3) Evaluasi belajar.
(4) Kenaikan kelas.
6

(5) Tamat belajar.


(6) Bimbingan siswa.
(d) Upacara sekolah.
(e) Kegiatan dalam libur sekolah.
(f) Kegiatan ekstra kurikuler

3. Penyusunan Kalender Pendidikan


Dalam penyusunan kalender pendidikan ada beberapa aspek
penting yang harus dipertimbangkan yakni sebagai berikut :
a. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah/Madrasah dapat
mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan
kebutuhannya.
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah untuk kegiatan
pengembangan diri.
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur Sekolah/Madrasah
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
dan/atau Menteri Agama dalam hal yangterkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau
organisasi penyelenggra pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.
e. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester , libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar Nasional dan hari libur khusus.
f. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran digunakan untuk persiapan kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun.
7

g. Sekolah/Madrasah pada daerah tertentu yang memerlukan libur


keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaansendiri
tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
h. Bagi Sekolah/Madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat
mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
i. Hari libur umum/Nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap
jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten.

Langkah-langkah menyusun kalender pendidikan yaitu sebagai berikut:


a. Melihat kalender pendidikan nasional yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah (dalam hal ini Kemendiknas ataupun Kemenag) sebagai
acuan untuk menentukan kalender pendidikan pada masing-masing
satuan pendidikan.
b. Menentukan minggu efektif, libur tengah semester, libur antar
semester, serta libur akhir tahun dengan acuan jumlah yang telah
ditetapkan.
c. Menyesuaikan kalender dengan keadaan hari-hari libur umum
maupun agama.
d. Menentukan periode efektif pembelajaran dengan
mempertimbangkan hari-hari yang akan tersita untuk kegiatan-
kegiatan pengembangan diri, baik ekstrakulikuler maupun
bimbingan dan konseling terpadu.
e. Menentukan bobot dan alokasi hari-hari pembelajaran efektif setelah
disesuaikan dengan hari efektif fakultatif (misal: hari-hari
pembelajaran di Bulan Ramadhan) serta hari libur fakultatif (misal:
libur awal puasa dan libur hari raya)
8

f. Merekap kalender pendidikan selama satu tahun penuh, atau dapat


pula ditambah kalender pendidikan per semester dan per bulan
dengan rapi dan telah diteliti oleh tim perumus kalender pendidikan.

4. Pelaksanaan Kalender Pendidikan


Dalam melaksanakan Kalender Pendidikan wajib diperhatikan
prinsip operasi kegiatan sekolah yaitu :
a. Setiap kegiatan mempunyai fungsi peningkatan mutu, efektivitas dan
efisiensi pendidikan.
b. Setiap kegiatan mempunyai kaitan fungsional dengan kegiatan lainnya
yang relevan.
c. Dalam fungsinya untuk meningkatkan mutu pendidikan, kegiatan
kurikuler dan kegiatan ekstra kurukuler merupakan satu keseluruhan
yang integratif.
d. Penjadwalan kegiatan ekstra kurikuler menjamin kelancaran dan
efektivitas pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler (Harjanto, 2010).
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut terjadinya
penghamburan waktu atau terjadinya beberapa kegiatan yang dalam
pelaksanaannya yang tidak tepat atau waktu pelaksanaannya berimpit,
kiranya dapat dihindari. Terlebih lagi apabila didukung oleh perencanaan
dan pengaturan yang cermat seksama dan bijaksana.
Maksud pembuatan pedoman penyusunan Kalender Pendidikan
bagi sekolah ialah sebagai usaha pembakuan terhadap pelaksanaan
segenap kegiatan di sekolah, sehingga setiap kepala sekolah dapat
mengadakan perencanaan dan pengaturan yang cermat terhadap
kegiatannya sepanjang tahun.
9

5. Fungsi Kalender Pendidikan


Kalender pendikan perlu disusun dan dibuat untuk dilaksanakan,
karena memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut :
a. Mendorong efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran di
Sekolah/Madrasah.
b. Menyerasikan ketentuan mengenai hari efektif dan hari libur
Sekolah/Madrasah.
c. Pedoman dalam menyusun program kegiatan pembelajaran di
Sekolah.
d. Pedoman bagi guru untuk menyusun Program Tahunan, Program
Semester, serta membuat silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dan satuan acara pembelajaran (Majid, 2008).

6. Alokasi Waktu Kalender Pendidikan


Alokasi waktu dalam kalender pendidikan yaitu sebagai berikut :
a. Minggu Efektif Belajar
Alokasi waktu : minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu
(digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan
pendidikan).
b. Jeda Tengah Semester
Alokasi waktu : maksimum dua minggu (satu minggu tiap
semester).
c. Jeda Antar Semester
Alokasi waktu : maksimum dua minggu (antara semester satu
dan dua).
d. Libur Akhir Tahun Pelajaran
Alokasi waktu : maksimum tiga minggu (digunakan untuk
penyiapan kegiatan dan admisistrasi akhir dan awal tahun pelajaran).
e. Hari Libur Keagamaan
Alokasi waktu : dua sampai empat minggu (Daerah khusus yang
memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya
10

sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu


pembelajaran efektif).
6. Hari Libur Umum/Nasional
Alokasi waktu : maksimum dua minggu (disesuaikan dengan
peraturan pemerintah).
7. Hari Libur Khusus
Alokasi waktu : maksimum satu minggu (untuk satuan
pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing).
8. Kegiatan Khusus Sekolah/Madrasah
Alokasi waktu : maksimum satu minggu (digunakan untuk
kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah
tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif)

ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
1 Minggu efektif Minimum 34 Digunakan untuk pembelajaran
belaja minggu, efektif pada setiap tahun
maksimum pendidikan
38 minggu
2 Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester
semester Minggu
3 Jeda antar Maksimum 2 Antara semester I dan II
semester Minggu
4 Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan
pelajaran Minggu kegiatan dan administrasi akhir dan
awal tahun pelajaran
5 Hari libur 2-4 minggu Daerah khusus yang memerlukan
keagamaan libur keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif
6 Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan
umum/nasional Minggu Pemerintah
7 Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai
Minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing
8 Kegiatan khusus Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang
sekolah/madrasah Minggu diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengu-
rangi jumlah minggu efektif belajar
11

ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
dan waktu pembelajaran efektif

B. GBPP
1. Pengertian GBPP
GBBP singkatan dari Garis-garis Besar Program Pengajaran atau
Course Outlines (ada juga yang menyebutkan singkatan dari Garis-garis
Besar Program Pembelajaran). GBPP untuk Kurikulum 1994 adalah uraian
dari setiap materi pembelajaran meliputi judul materi pembelajaran, alokasi
waktu yang dibutuhkan, tujuan pembelajaran (tujuan instruksional umum dan
tujuan instruksional khusus), pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan,
metode, media, alat bantu, dan referensi yang digunakan. GBPP ini menjadi
kerangka suatu modul atau acuan dalam menyusun modul pembelajaran
(Pusdiklat Depkes RI, 2003).
Format GBPP untuk kurikulum berbasis kompetensi digunakan untuk
menjabarkan Kompetensi Dasar (KD) menjadi materi dasar dan alokasi waktu
yang lebih rinci, dan daftar pustaka yang diperlukan. Banyak contoh format
GBPP yang telah disesuaikan dengan kurikulum berbasis kompetensi yang
terdapat di Internet. Berikut ini diberikan salah satu contoh format GBPP
dengan komponen: nama mata kuliah, kode mata kuliah, jumlah SKS,
deskripsi mata kuliah, kompetensi dasar. Selanjutnya kompetensi dasar
dijabarkan dalam bentuk indikator, materi dasar (pokok bahasan dan sub
pokok bahasan), alokasi waktu, dan daftar pustaka (wajib dan yang
dianjurkan).
12

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

Mata Kuliah :
............................................
Kode Mata Kuliah :
............................................
SKS :
............................................
Deskripsi Mata Kuliah :
............................................
Kompetensi Dasar :
............................................
Materi Dasar
Estimasi Daftar
No Indikator Pokok Sub Pokok
waktu pustaka
bahasan bahasan

C. Silabus Pendidikan Agama Islam


1. Pengertian silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.1
Menurut Mulysa, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.2
Dari beberapa definisi silabus di atas dapat disimpulkan bahwa silabus
adalah seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok
pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

1 Muhaimin,Sutiah,Sugeng Listyo Prabowo.Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan pada Sekolah & Madrasah.(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2008),  hal.112.
2  Mulysa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya,2010), hal 190.
13

2. Landasan pengembangan silabus


Landasan pengembangan silabus adalah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17
ayat (2) dan pasal 20 yang berbunyi sebagai berikut:Pasal 17
Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan
kerangka dasar kurikulum dan standar kompetemsi lulusan, dibawah supervisi
dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab dibidang pendidikan untuk SD,
SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan
dibidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.Pasal 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil
belajar.3

3. Prinsip Pengembangan Silabus


Dalam pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan
pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena itu
setiap satuan pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam
mengembangkan silabus sesuai dengan  kondisi kebutuhan masing-masing. Agar
pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada
dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional (standar nasional), maka perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Prinsip- prinsip tersebut
adalah:
a.    Ilmiah
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan dengan prinsip
ilmiah, yang mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang
menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggung
jawabkan secara keilmuan.

3  Masnur Muslich. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.(Jakarta:PT Bumi


Aksara,2008), hal.24.
14

b.    Relevan
Relevan dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup,
kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yakni tingkat perkembangan
intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik. Disampig itu,
relevan mengandung arti kesesuaian atau keserasian antara silabus dengan
kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat pemakai lulusan. Dengan
demikian lulusan pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja
dilapangan baik secara kuantitas maupun kualitas. Relevan juga dikaitkan
dengan jenjang pendidikan yang ada di atasnya, sehingga terjadi
kesinambungan dan pengembangan silabus.
Relevan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu relevan secara
internal dan eksternal. Relevan secara internal adalah kesesuaian antara
silabus yang dikembangkan dengan komponen-komponen kurikulum secara
keseluruhan, yakni standar kompetensi, standar isi, standar proses, dan
standar penilaian. Sedangkan relevan secara eksternal adalah kesesuaian
antara silabus dengan karakteristik peserta didik, kebutuhan masyarakat dan
lingkungannya.
c.  Fleksibel
Pengembangan silabus harus dilakukan secara fleksibel. Fleksibel
dalam silabus dapat dikaji dari dua sudut pandang yang berbeda, yakni
fleksibel sebagai suatu pemikiran pendidikan, dan fleksibel sebagai kaidah
dalam penerapan kurikulum. Fleksibel sebagai suatu pemikiran pendidikan
berkaitan dengan dimensi peserta didik dan lulusan, sedangkan fleksibel
sebagai suatu kaidah dalam penerapan kurikulum berkaitan dengan
pelaksanaan silabus.
Prinsip fleksibel tersebut mengandung makna bahwa pelaksanaan
program, peserta didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan
dalam bertindak. Guru sebagai sarana pelaksana silabus, tidak mutlak harus
menyajikan program dengan konfigurasi seperti dalam silabus (dokumen
tertulis), tetapi dapat mengakomodasi sebagai ide baru atau memperbaiki ide-
15

ide sebelumnya. Demikian halnya peserta didik, mereka diberikan berbagai


pengalaman belajar yang dapat dipilih sesuai dengan karakteristik dan
kemampuan masing-masing. Sedangkan fleksibel dari segi lulusan mereka
memiliki kewenangan dan kemampuan yang multi arah berkaitan dengan
dunia kerja yang akan dimasukinya.
d. Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan mengandung arti bahwa setiap
program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu
sama lain dalam kompetensi dan pribadi peserta didik.
Kontinuitas atau kesinambungan tersebut bisa secara vertikal, yakni
dengan jenjang pendidikan yang ada di atasnya dan bisa juga secara
horizontal yakni dengan program-program lain atau dengan silabus lain yang
sejenis.
e. Konsisten
Pengembangan silabus harus dilakukan secara konsisten, artinya
bahwa antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan
yang konsisten dalam membentuk kompetensi peserta didik.
f.   Memadai
Memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup
indikator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian yang dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
Di samping itu, prinsip memadai juga berkaitan dengan sarana dan
prasarana yang berarti bahwa kompetensi dasar yang dijabarkan dalam
silabus, pencapaiannya ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai.
g. Aktual dan Kontekstual
Aktual dan kontekstual mengandung arti bahwa ruang lingkup
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian yang dikembangkan memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mutakhir dalam
16

kehidupan nyata, dan peristiwa yang sedang terjadi dan berlangsung di


masyarakat.

h. Efektif
Pengembangan silabus harus dilakukan secara efektif, yakni
memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran,
dan tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang
telah ditetapkan. Silabus yang efektif adalah yang dapat diwujudkan dalam
kegiatan pembelajaran nyata di kelas atau di lapangan, sebaliknya silabus
tersebut dapat dikatakan kurang efektif apabila banyak hal yang tidak dapat
dilaksanakan. Keefektifan silabus tersebut dapat dilihat dari kesenjangan yang
terjadi antara silabus sebagai kurikulum tertulis (written curriculum),
potensial curriculum atau kurikulum yang diharapkan (intended curriculum)
dengan curriculum yang teramati (observer curriculum) atau silabus yang
dapat dilaksanakan (actual curriculum). Sehubungan dengan itu,
dalam pengembangan silabus guru atau pengembang silabus harus
membayangkan situasi nyata di kelas agar kendala-kendala yang mungkin
terjadi dapat diantisipasi sehingga tidak terjadi kesenjangan yang terlalu
menganga.
i.   Efisien
Efisien dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau
menghemat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau
kompetensi standar yang ditetapkan. Efisien dalam silabus bisa dilihat dengan
cara membandingkan antara biaya,tenaga,dan waktu yang digunakan untuk
pembelajaran dengan hasil yang dicapai atau kompetensi yang dapat dibentuk
oleh peserta didik. Dengan demikian, setiap guru dituntut untuk dapat
mengembangkan silabus dan perencanaan pembelajaran sehemat mungkin,
tanpa mengurangi kualitas pencapaian dan pembentukan kompetensi. 4

4  Muhaimin,Sutiah,Sugeng Listyo Prabowo, Hal. 114


17
18

4. Langkah –langkah pengembangan silabus


Secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi
terdiri atas tujuh langkah utama sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman
Umum Pengembangan Silabus (Dediknas, 2004) yaitu:
a. Mengisi identitas Silabus
Identitas terdiri atas nama sekolah/madrasah, kelas, mata
pelajaran, dan semester.  Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus.
b. Menuliskan Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar
Kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran. Sebelum menuliskan Standar
Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata
pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1)    Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan
KD.
2)    Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran.
3)    Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran.
Standar Kompetensi dituliskan di atas matrik silabus di bawah tulisan
semester.
c. Menuliskan Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal
yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata
pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam
Standar Isi. Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar,
penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
19

1)    Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat


kesulitan Kompetensi Dasar.
2)   Keterkaitan antar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam
mata pelajaran.
3)    Keterkaitan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar antar mata
pelajaran.
d. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran perlu
mempertimbangkan:
1)    Relevansi materi pokok dengan SK dan KD.
2)   Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual peserta  didik.
3)    Kebermanfaatan bagi peserta didik.
4)   Struktur keilmuan.
5)    Kedalaman dan keluasan materi.
6)    Relevansi dengan kebutuhan peseta didik dan tuntutan lingkungan.
7)   Alokasi waktu.
Selain hal-hal di atas, dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran
harus diperhatikan prinsip-prinsip:
1)    Kesahihan (validity), materi memang benar-benar teruji kebenaran
dan kesahihannya.
2)   Tingkat kepentingan (significance), materi yang diajarkan memang
benar-benar diperlukan oleh siswa diperlukan oleh siswa.
3)    Kebermanfaatan (utility), materi tersebut memberikan dasar-dasar
pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya.
4)   Layak dipelajari (learnability), materi layak dipelajari, baik dari
aspek tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan
kondisi setempat.
5)    Menarik minat (interest), materinya menarik minat siswa dan
memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.
20

e. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui
interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada
peserta didik. Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang
perlu dikuasai peserta didik.
Kriteria dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
1)  Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan
bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar mereka dapat
bekerja dan melaksanakan proses pembelajaran secara profesional
sesuai dengan tuntutan kurikulum.
2)   Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan
kompetensi dasar secara utuh.
3)  Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi
dasar.
4)  Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student-centered). Guru
harus selalu berpikir kegiatan apa yang bisa dilakukan agar siswa
memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
5)    Materi  kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
6)    Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas memuat materi yang
harus dikuasai untuk mencapai Kompetensi Dasar.
7)   Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting, artinya bagi
KD-KD yang memerlukan prasyarat tertentu.
8)   Pembelajaran bersifat spiral (terjadi pengulangan-pengulangan
pembelajaran materi tertentu).
21

9)     Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal


mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan dan objek belajar.
Pemilihan kegiatan pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
1)    Memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan
menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru.
2)   Mencerminkan ciri khas dalam pegembangan kemapuan mata
pelajaran.
3)    Disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar dan sarana
yang tersedia.
4)   Bervariasi dengan mengombinasikan kegiatan individu/perorangan,
berpasangan, kelompok, dan klasikal.
5)  Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa
seperti: bakat, minat, kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-
ekomomi, dan budaya, serta masalah khusus yang dihadapi siswa
yang bersangkutan.
f. Merumuskan Indikator
Untuk mengembangkan instrumen penilaian, terlebih dahulu
diperhatikan indikator.  Oleh karena itu, di dalam penentuan indikator
diperlukan kriteria-kriteria berikut ini. Kriteria indikator adalah sebagai
berikut.
1)    Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa.
2)   Berkaitan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
3)    Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life
skills).
4)  Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh
(kognitif, afektif, dan psikomotor).
5)    Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
6)    Dapat diukur/dapat dikuantifikasikan/dapat diamati.
7)   Menggunakan kata kerja operasional.
22

g. Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Untuk mengembangkan instrumen penilaian
terlebih dahulu diperhatikan indikator. Di dalam kegiatan penilaian ini
terdapat tiga komponen penting, yaitu teknik penilaian, bentuk
instrumen, dan contoh instrumen.
1)  Teknik Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar
siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian
kompetensi yang telah ditentukan.  Adapun yang dimaksud dengan
teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh
informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran
yang dilakukan oleh peserta didik.  Dalam melaksanakan penilaian,
penyusun silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
a) Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang
akan dinilai sehingga memudahkan dalam penyusunan soal.
b) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
c) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa
yang bisa dilakukan siswa setelah siswa mengikuti proses
pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
d) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi
dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk
mengetahui kesulitan siswa.
e) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan,
berupa program remedi. Apabila siswa belum menguasai suatu
23

kompetensi dasar, ia harus mengikuti proses pembelajaran lagi,


dan bila telah menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas
pengayaan.
f) Siswa yang telah menguasai semua atau hampir semua
kompetensi dasar dapat diberi tugas untuk mempelajari
kompetensi dasar berikutnya.
g) Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-
kisi penilaian dan rancangan penilaian secara menyeluruh untuk
satu semester dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat.
h) Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek
pembelajaran: kognitif, afektif dan psikomotor dengan
menggunakan berbagai model penilaian, baik  formal maupun
nonformal secara berkesinambungan.
i) Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip
berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai
akuntabilitas publik.
j) Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi
dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang
jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan
peta kemajuan hasil belajar siswa.
k) Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar dan Indikator. Dengan demikian, hasilnya akan
memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian
kompetensi.
l) Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan
dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang
utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi  siswa,
baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek pengiring
(nurturant effect) dari proses pembelajaran.
24

m) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan


pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran.
Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan, penilaian harus diberikan baik pada proses
(keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun
produk/hasil dengan  melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.
2) Bentuk Instrumen
Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuai dengan teknik
penilaiannya.
(a) Tes tulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian,
menjodohkan dan sebagainya.
(b) Tes lisan, berbentuk daftar pertanyaan.
(c) Tes unjuk kerja, dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi, dan
uji petik kerja produk, uji petik kerja prosedur, atau uji petik
kerja prosedur dan produk.
(d) Penugasan, seperti tugas proyek atau tugas rumah.
(e) Observasi,  menggunakan lembar observasi.
(f) Wawancara, menggunakan pedoman wawancara
(g) Portofolio, menggunakan dokumen pekerjaan, karya, dan atau
prestasi siswa.
(h) Penilaian diri, menggunakan lembar penilaian diri.
(i) Sesudah penentuan instrumen tes telah dipandang tepat,
selanjutnya instrumen tes itu dituliskan di dalam kolom matriks
silabus yang tersedia.
3)  Contoh Instrumen
Setelah ditetapkan bentuk instrumennya, selanjutnya dibuat
contohnya. Contoh instrumen dapat dituliskan di dalam kolom
matriks silabus yang tersedia.  Namun, apabila dipandang hal itu
menyulitkan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi, contoh
instrumen penilaian diletakkan di dalam lampiran.
25

h.  Menentukan Alokasi Waktu


Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
ketercapaian suatu Kompetensi Dasar tertentu, dengan memperhatikan:
1)    Minggu efektif per semester,
2)   Alokasi waktu mata pelajaran, dan
3)    Jumlah kompetensi per semester.
i.  Menentukan Sumber Belajar  
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media
elektronika, nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya.
j. Menentukan Nilai Karakter yang Diintegrasikan
Nilai karakter dipilih dari 18 (delapan belas) nilai utama yang
disesuaikan dengan karakterisktik Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar.

5. Proses Penyusunan dan Format Silabus


a. Perencanaan
Menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi
dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk
mengembangkan silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multi media
dan internet.
b. Pelaksanaan 
Dalam melaksanakan penyusunan silabus, penyusun silabus perlu
memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan
silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran
yang bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
c. Perbaikan
Silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Pengkajian dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli
26

mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog,


guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas
pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
d. Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria
rancangan silabus dapat segera disampaikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
e. Penilaian silabus
Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan
mengunakaan model-model penilaian kurikulum.
Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini.
a)      Identitas Silabus
b)      Standar Kompentensi
c)      Kompetensi Dasar
d)     Materi Pokok/Pembelajaran
e)      Kegiatan Pembelajaran
f)       Indikator
g)      Penilaian
h)      Alokasi Waktu
i)        Sumber Belajar
j)        Nilai Karakter

Komponen-komponen silabus di atas, selanjutnya dapat disajikan


dalam contoh format silabus secara horisontal atau vertikal sebagai berikut.
27

Format Horizontal :

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah/Madrasah  : ......................................................
Kelas   : ......................................................
Mata Pelajaran  : ......................................................
Semester             : ......................................................
Standar Kompetensi  : ......................................................
Penilaian
Materi
Kompetensi Kegiatan Alokasi Sumber Nilai
Pokok Indikator
Dasar Pembelajaran Tekni Bentuk Contoh waktu belajar karakter
Pembelajaran
k Instrumen Instrumen

Format Vertikal :
SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah/Madrasah  : .....................................


Mata Pelajaran : .....................................
Kelas/Semester : .....................................

I.  Standar Kompetensi : ...........................................................


II.      Kompetensi Dasar      : ...........................................................
III.    Materi Pokok/Pembelajaran  : ...........................................................
IV.  Kegiatan Pembelajaran       : ...........................................................
V.   Indikator                 : ...........................................................
VI.  Penilaian      : ...........................................................
VII.   Alokasi Waktu   : ...........................................................
VIII. Sumber Belajar          : ...........................................................
IX.  Nilai Karakter         : ...........................................................
BAB III
PENUTUP

Kalender pendidikan atau kalender akademik pada dasarnya adalah


pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
Kalender pendidikan mencakup komponen-komponen sebagai berikut:
1. Permulaan waktu pelajaran
2. Pengaturan waktu pelajaran
3. Pengaturan waktu libur
Dalam penyusunan kalender pendidikan ada beberapa aspek penting yang
harus dipertimbangkan seperti permulaan waktu pelajaran, pengaturan waktu
pelajaran, pengaturan waktu libur.
Kalender pendikan perlu disusun dan dibuat untuk dilaksanakan, karena memiliki
beberapa fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Mendorong efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran di
Sekolah/Madrasah.
2. Menyerasikan ketentuan mengenai hari efektif dan hari libur
Sekolah/Madrasah.
3. Pedoman dalam menyusun program kegiatan pembelajaran di Sekolah.
4. Pedoman bagi guru untuk menyusun Program Tahunan, Program Semester,
serta membuat silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan satuan
acara pembelajaran.
Alokasi waktu dalam kalender pendidikan yiatu sebagai berikut :minggu
efektif belajar, jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum/nasional, hari libur khusus,
kegiatan khusus sekolah/madarasah.
Garis-garis Besar Program Pembelajaran secara sederhana dapat
diartikan sebagai silabus. GBPP suatu mata pelajarana atau mata kuliah tertentu

27
28

disusun untuk satu semster. GBPP sangat bermanfaat untuk dosen sabagai
pedoman mengajar dalam satu semester. GBPP memberikan petunjuk secara
lengkap setiap pertemuan kuliah demi pertemuan, secara rinci dengan tujuan
perkuliahan, ruang lingkup, media yang digunakan, serta materi yang diajarkan.
Silabus merupakan seperangkat rencana yang berisi garis besar atau
pokok-pokok pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian,alokasi waktu, dan sumber belajar
yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu sebagai
seorang guru hendaknya dapat memahami silabus agar nantinya dapat
merencanakan pembelajaran dengan maksimal.
Dalam menyusun silabus, guru juga harus memperhatikan dan
menjalankan prinsip-prinsip pengembangan silabus agar dapat menyusun silabus
dengan baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai