Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Bahan Ajar PAI Di Sekolah
Dosen Pengampu: Ahmad dhiyya Ul Haqq, M.Pd.

Oleh :

Kelompok 2 Kelas A 10

1. Muhammaf Arif Ibadurrohman T20191435

2. Siti Fadhilah Nur Sa’adah T20191438

3. Siti Nurhidayah T20191440

4. M. Zidni Abdul Jabar T20191455

5. Annisa Lutfiana T20191461

6. A. Fauzan T20191462

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
Maret 2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah tentang Perencanaan Pembelajaran PAI.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Perencanaan
Pembelajaran PAI ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Jember, 01 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Kalender Pendidikan .................................................................................3
B. Pekan Afektif.............................................................................................9
C. Silabus.......................................................................................................12
D. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)...............................................20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................25
B. Kritik dan Saran.........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu
direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif
dan efisien. Dalam peraturan menteri pendidikan nasional (Permendiknas) no.
22 tahun 2016, pemerintah telah menetapkan Standar Isi yang memuat di
dalamnya kalender Pendidikan, Pekan Afektif, silabus dan juga RPP. Kalender
pendidikan sebagai sarana untuk menjadwalkan segala program yang ingin
dicapai dalam proses pembelajaran. Pekan afektif sebagai acuan untuk
menyampaikan materi pembelajaran di dalam kelas. Silabus menjadi seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan
penilaian hasil belajar. Sedangkan RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
kompetensi dasar.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya asal menyampaikan
materi yang ada akan tetapi terdapat beberapa hal yang harus dilakukan seorang
guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dikelas. Hal-hal tersebut
diantaranya seperti rencana untuk memperlancar suatu system pendidikan dan
pembelajaran yang efektif maka diperlukan adanya perencanaan yang matang
seperti kalender pendidikan.
Dengan adanya kebutuhan ini maka penulis akan menjelaskan mengenai
kalender Pendidikan, pekan afektif, silabus dan RPP dimana hal ini berguna
memberikan wawasan yang lebih luas agar nantinya sebagai calon guru kita
mampu menjalankan proses kegiatan belajar mengajar sesuai tujuan yang telah
ditetapkan.
B. Rumusan Masalah

1
Berdasarkan judul yang telah dipilihkan. Mengingat cakupan
permasalahan tentang bab ini sangatlah luas, maka penulis perlu membatasi
masalah-masalah pada makalah ini ke dalam beberapa rumusan masalah,
diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan kalender Pendidikan?
2. Apakah yang dimaksud dengan pekan Afektif?
3. Apa sajakah hal yang mengenai silabus?
4. Apa saja yang terdapat mengenai RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran)?
C. Tujuan Masalah
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan
makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan
Bahan Ajar PAI Di Sekolah. Adapun tujuan khusus penyusunan makalah ini
adalah:
1. Untuk lebih memahami istilah kalender Pendidikan.
2. Untuk lebih mengetahui apa dimaksud dengan pekan afektif.
3. Untuk lebih mengetahui apa saja yang terdapat pada silabus.
4. Dan untuk lebih mengetahui apa sajakah yang terdapat pada RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kalender Pendidikan
1. Pengertian Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan atau kalender akademik pada dasarnya adalah
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Permulaan tahun ajaran
adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
Hari libur sekolah ditetapkan berdasar Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional, dan atau Menteri Agama dalam hal yang berkaitan
dengan hari raya keagamaan. Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan
atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus. Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari
libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender
pendidikan sesuai kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan
peserta didik, dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan
sebagaimana yang dimuat dalam standar isi.
2. Komponen Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan mencakup komponen-komponen sebagai
berikut:
a. Permulaan waktu pelajaran
Permulaan waktu pelajaran di setiap satuan pendidikan dimulai
pada setiap awal tahun pelajaran.

3
b. Pengaturan waktu pelajaran
 Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
di luar waktu libur untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan
pendidikan.
 Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal (kurikulum tingkat daerah),
ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh
satuan pendidikan.
c. Pengaturan waktu libur
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu
libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
d. Kalender pendidikan memiliki masa berlaku maksimal satu tahun,
sehingga harus selalu diganti dalam setiap tahun.
Di Indonesia kalender pendidikan bagi sekolah-sekolah ini diatur
secara nasional dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Surat Keputusan Mendikbud yang kini masih berlaku adalah
SK. No. 0255/U/1976 tentang Pedoman bagi sekolah dalam lingkungan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Secara garis besar pedoman itu menyebutkan bahwa Kalender
Pendidikan mengatur semua kegiatan sekolah meliputi:
a. Penerimaan siswa dan persiapan tahun ajaran.
b. Hari pertama di sekolah.
c. Kegiatan belajar mengajar:
 Persiapan mengajar.
 Penyajian pelajaran.

4
 Evaluasi belajar.
 Kenaikan kelas.
 Tamat belajar.
 Bimbingan siswa.
d. Upacara sekolah.
e. Kegiatan dalam libur sekolah.
f. Kegiatan Ekstra Kurikuler
3. Penyusunan Kalender Pendidikan
Dalam penyusunan kalender pendidikan ada beberapa aspek penting
yang harus dipertimbangkan yakni sebagai berikut :
a. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah/Madrasah dapat mengalokasikan
lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan kebutuhannya.
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah untuk kegiatan pengembangan
diri.
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur Sekolah/Madrasah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menter
e. Pendidikan Nasional dan/atau Menteri Agama dalam hal yangterkait
dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota,
dan/atau organisasi penyelenggra pendidikan dapat menetapkan hari
libur khusus.
f. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester ,
libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum
termasuk hari-hari besar Nasional dan hari libur khusus.

5
g. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran digunakan untuk persiapan kegiatan dan administrasi akhir dan
awal tahun.
h. Sekolah/Madrasah pada daerah tertentu yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri
tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif.
i. Bagi Sekolah/Madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat
mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
j. Hari libur umum/Nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap
jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten.
Langkah-langkah menyusun kalender pendidikan yaitu sebagai
berikut:
a. Melihat kalender pendidikan nasional yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah (dalam hal ini Kemendiknas ataupun Kemenag) sebagai
acuan untuk menentukan kalender pendidikan pada masing-masing
satuan pendidikan.
b. Menentukan minggu efektif, libur tengah semester, libur antar semester,
serta libur akhir tahun dengan acuan jumlah yang telah ditetapkan.
c. Menyesuaikan kalender dengan keadaan hari-hari libur umum maupun
agama.
d. Menentukan periode efektif pembelajaran dengan mempertimbangkan
hari-hari yang akan tersita untuk kegiatan-kegiatan pengembangan diri,
baik ekstrakulikuler maupun bimbingan dan konseling terpadu.
e. bobot dan alokasi hari-hari pembelajaran efektif setelah disesuaikan
dengan hari efektif fakultatif (misal: hari-hari pembelajaran di Bulan
Ramadhan) serta hari libur fakultatif (misal: libur awal puasa dan libur
hari raya)

6
f. Merekap kalender pendidikan selama satu tahun penuh, atau dapat pula
ditambah kalender pendidikan per semester dan per bulan dengan rapi
dan telah diteliti oleh tim perumus kalender pendidikan.
4. Pelaksanaan Kalender Pendidikan
Dalam melaksanakan Kalender Pendidikan wajib diperhatikan
prinsip operasi kegiatan sekolah ialah:
a. Setiap kegiatan mempunyai fungsi peningkatan mutu, efektivitas dan
efisiensi pendidikan.
b. Setiap kegiatan mempunyai kaitan fungsional dengan kegiatan lainnya
yang relevan.
c. Dalam fungsinya untuk meningkatkan mutu pendidikan, kegiatan
kurikuler dan kegiatan ekstra kurukuler merupakan satu keseluruhan
yang integratif.
d. Penjadwalan kegiatan ekstra kurikuler menjamin kelancaran dan
efektivitas pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler.
e. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut terjadinya
penghamburan waktu atau terjadinya beberapa kegiatan yang dalam
pelaksanaannya yang tidak tepat atau waktu pelaksanaannya berimpit,
kiranya dapat dihindari. Terlebih lagi apabila didukung oleh perencanaan
dan pengaturan yang cermat seksama dan bijaksana.
f. Maksud pembuatan pedoman penyusunan Kalender Pendidikan bagi
sekolah ialah sebagai usaha pembakuan terhadap pelaksanaan segenap
kegiatan di sekolah, sehingga setiap kepala sekolah dapat mengadakan
perencanaan dan pengaturan yang cermat terhadap kegiatannya
sepanjang tahun.
5. Fungsi Kalender Pendidikan
Kalender pendikan perlu disusun dan dibuat untuk dilaksanakan,
karena memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut :
a. Mendorong efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran di
Sekolah/Madrasah.

7
b. Menyerasikan ketentuan mengenai hari efektif dan hari libur
Sekolah/Madrasah.
c. Pedoman dalam menyusun program kegiatan pembelajaran di Sekolah.
d. Pedoman bagi guru untuk menyusun Program Tahunan, Program
Semester, serta membuat silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dan satuan acara pembelajaran.
6. Alokasi Waktu Kalender Pendidikan
Alokasi waktu dalam kalender pendidikan yaitu sebagai berikut :
a. Minggu Efektif Belajar
Alokasi waktu: minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu
(digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan
pendidikan).
b. Jeda Tengah Semester
Alokasi waktu: maksimum dua minggu (satu minggu tiap semester).
c. Jeda Antar Semester
Alokasi waktu : maksimum dua minggu (antara semester satu dan dua).
d. Libur Akhir Tahun Pelajaran
Alokasi waktu: maksimum tiga minggu (digunakan untuk penyiapan
kegiatan dan admisistrasi akhir dan awal tahun pelajaran).
e. Hari Libur Keagamaan
Alokasi waktu: dua sampai empat minggu (Daerah khusus yang
memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri
tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif).
f. Hari Libur Umum/Nasional
Alokasi waktu : maksimum dua minggu (disesuaikan dengan peraturan
pemerintah).
g. Hari Libur Khusus
Alokasi waktu : maksimum satu minggu (untuk satuan pendidikan sesuai
dengan ciri kekhususan masing-masing).

8
h. Kegiatan Khusus Sekolah/Madrasah
Alokasi waktu : maksimum satu minggu (digunakan untuk kegiatan yang
diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif).1

B. Pekan Afektif
1. Pengertian Rincian Pekan Afektif
Pekan efektif adalah hitungan hari-hari efektif yang ada pada tahun
pelajaran berlangsung, untuk membantu kemajuan belajar peserta didik. Di
samping modul perlu dikembangkan program mingguan dan harian. Program
ini merupakan program penjabaran semester dan program modul. Melalui
program ini dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu
diulang, bagi setiap peserta didik, sehingga dapat diketahui peserta didik
yang mendapat kesulitan dalam setiap modul yang dikerjakan dan peserta
didik yang memiliki kecepatan belajar diatas rata-rata kelas. Bagi peserta
didik yang cepat bisa diberikan pengayaan, sedang bagi yang lambat
dilakukan pengulangan modul untuk mencapai tujuan yang belum dicapai
dengan menggunakan waktu cadangan.2
RPE merupakan hitungan hari mengajar, baik itu hari efektif maupun
hari libur. Semua dihitung dalam RPE sebagai perencanaan pembelajaran.
Pentingnya RPE sama seperti pentingnya jadwal pelajaran. Tanpa adanya
RPE maka pembelajaran tidak mungkin bisa terlaksana dan terselesaikan
dengan baik. Seseorang bisa mengetahui kapan hari libur dan kapan hari
kerja dengan melihat kalender atau penanggalan.

1
. Suci Mitra Prakiwi, Makalah Kalender Pendidikan.
https://usiprawiki.blogspot.com/2019/09/makalah-kalender-pendidikan.htmll (diakses pada 26 Februari
2021, pukul: 22.46).
2
. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 99

9
2. Langkah-Langkah Penyusunan Rincian Pekan Efektif
Format Rincian Pekan Efektif (RPE) secara garis besar terdiri dari
tiga bagian yaitu: Identitas Pelajaran, Perhitungan Alokasi Waktu (PAW)
dan Distribusi Alokasi Waktu (DAW).3
a. Identitas Pelajaran
Identitas Pelajaran antara lain: Satuan Pendidikan, Mata
Pelajaran, Kelas/Program, Semester dan Tahun Pelajaran.
b. Perhitungan Alokasi Waktu
Perhitungan alokasi waktu ini disusun dengan memperhatikan:
1) Jumlah bulan dalam tiap semester
Jumlah bulan dalam tiap semester selalu tetap yaitu enam
bulan persemester dengan rincian semester Ganjil dari bulan Juli
sampai dengan Desember dan semester Genap dari bulan Januari
sampai dengan bulan Juni.
2) Jumlah pekan dalam setiap bulan
Jumlah pekan dalam setiap bulan disesuaikan dengan
kalender resmi pemerintah misalnya bulan Januari tahun 2007 terdiri
dari lima pekan, bulan Februari tahun 2007 terdiri dari empat pekan.
3) Jumlah pekan dalam tiap semester
Jumlah pekan dalam tiap semester ditentukan dengan rumus:
Jumlah pekan persemester = Total dari jumlah pekan dalam
tiap bulan dalam satu semester.
4) Jumlah pekan tidak efektif dalam tiap semester
Jumlah pekan tidak efektif dalam tiap semester dihitung
dengan memperhatikan antara lain: Libur awal semester selama 1-2
pekan, libur hari besar nasional persemester kira-kira: satu pekan,
libur ujian semester, UN, US, libur awal puasa, libur awal dan
sesudah lebaran dan seterusnya.

3
. Mgs. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik dan
Metodologi    Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, (Yogyakarta: Teras, 2007), hal.113

10
5) Jumlah pekan efektif dalam tiap semester
Jumlah pekan efektif dalam tiap semester dihitung
berdasarkan rumus:
Jumlah pekan efektif = Jumlah pekan persemester – jumlah
pekan tidak efektif.
6) Jam pelajaran tiap pekan (Jam Pelajaran Perminggu)
Jam pelajaran tiap pekan sudah diatur sesuai petunjuk
kurikulum, misalnya JP Mata Pelajaran Matematika perminggu untuk
kelas X MA = 4 JP, JP Mata Pelajaran PKN untuk kelas X MA = 2
JP, dan seterusnya.
7) Jumlah jam pelajaran efektif (JP efektif)
Jumlah jam pelajaran efektif (JP Efektif) dihitung
berdasarkan rumus:
JP Efektif = Jumlah Minggu Efektif x Jumlah Jam Pelajaran
Per Minggu.4
3. Distribusi Alokasi Waktu (DAW)
 

Distribusi alokasi waktu berisi rencana pembagian waktu (Jam


Pelajaran) untuk mengajarkan tiap kompetensi dasar yang telah disusun
dalam Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP).  Misalnya: KD No. 1,
menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam bacaan surat-surat Al-
Qur’an dengan benar. Alokasi waktu berdasarkan RPP yang telah dibuat
diperkirakan memakan waktu empat JP (dua kali pertemuan).5
4. Manfaat Mengetahui Rincian Pekan Efektif (RPE)
Seperti yang sudah diketahui RPE menjadi penting karena
merupakan penentu awal pembuatan Program Tahunan (Prota), Program
Semester (Promes), pembagian SK-KD dan pembuatan RPP.[6] Jadi manfaat
mempelajari Rencana Pekan Efektif adalah diantaranya:
a. Memudahkan guru untuk menyusun Prota dan Promes.

4
. Ibid., hal. 114-115
5
. Ibid., hal. 116

11
b. Dapat menentukan hari-hari yang tidak efektif dalam satu pekan.
c. Memudahkan guru menyusun SK dan KD serta pembuatan RPP dalam
satu pekan.
d. Sebagai acuan untuk menyampaikan materi pembelajaran di dalam kelas.

C. Silabus
1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.6
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan
berikut.:
a. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu
kegiatan pembelajaran.
b. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk
kompetensi tersebut.
c. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi
tersebut sudah dimiliki peserta didik
Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam
pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana
pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan
sistem penilaian.

6
. Ali Imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, cet,1, (Jakarta : Bumi Aksara,
2011), hal. 120

12
2. Prinsip Pengembangan Silabus
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan.  
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c. Sistematis. 
Komponen-komponen silabus  saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten. 
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai.
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual.  
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang
terjadi.

g. Fleksibel. 

13
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah
dan tuntutan masyarakat.7
h. Menyeluruh.
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, psikomotor)
3. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus  dapat dilakukan oleh para guru secara
mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
a. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan
mampu mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan
lingkungannya.
b. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat
melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak
sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata
pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh
sekolah tersebut.
c. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI,
menyusun silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran
IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait.
d. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,
sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum
MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
e. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus
dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru
berpengalaman di bidangnya masing-masing.
7
. Ibid,. hal. 121

14
4. Komponen komponen Silabus
Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari
beberapa komponen, sebagai berikut.8
a. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah
kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu,
kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk suatu
mat pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus
dimiliki siswa, kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam
dalam suatu mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi terdapat dalam
Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata
pelajaran yang harus dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam silabus
berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai target yang harus dicapai
dalam pembelajaran.Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan
lingkungan dan sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat dalam Permen
Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu
tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu
kompetensi dasar.Hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai petunjuk
tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan
dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar
dan materi standar yang dikaji.Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan,
keterampilan,maupun sikap.
d. Indikator Hasil Belajar

8
. Mulyasa, Implementasi Kurukulum Tingkat satuan Pendidikan kemandirian guru dan kepala
sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), hal. 156

15
Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapain
kompetensi dasar.Indikator dalam silabus berfungsi sebagai tanda-tanda
yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pda diri siswa.Tanda-
tanda ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri siswa, target
kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.
e. Materi Pokok
Materi pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari
siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai
dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan
indikator  pencapaian belajar. Secara umum  materi pokok dapat
diklasifikasikan menjadi empat jenis,yaitu  fakta,konsep,prisip,dan
prosedur.
f. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi
kegiatan  tatap muka dan non tatap muka (pengalaman belajar).
g. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai
masing-masing kompetensi dasar.
h. Adanya Penilaian
Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur  keberhasilan belajar siswa.
i. Sarana dan Sumber Belajar
Sarana dan sumber belajar adalah sarana dan sumber belajar yang
digunakan dalam proses belajar mengajar.

5. Langkah-langkah Pengembangan Silabus


Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya Silabus
adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi

16
dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar.  Silabus  merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian. Mengembangkan silabus dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran  sebagaimana tercantum pada standar Isi, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
tercantum pada Standar Isi, dengan  memperhatikan hal-hal
berikut:
 Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan  materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di
Standar Isi.
 Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran.
 Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar
mata  pelajaran.
b. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang
pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
 Potensi peserta didik;
  Relevansi dengan karakteristik daerah
 Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spritual peserta didik;
 Kebermanfaatan bagi peserta didik;
 Struktur keilmuan;
 Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

17
 Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
dan
 Alokasi waktu.
c. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi
antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,  dan sumber
belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.  Pengalaman
belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai
peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
 Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada
para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional.
 Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar.
 Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki
konsep materi pembelajaran.
 Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
d. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

18
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
e. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan
non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
 Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
 Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang
bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,
dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap
kelompoknya.
 Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar
yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan
siswa.
 Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program
remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah

19
kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah memenuhi kriteria ketuntasan.
 Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi
harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
f. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar
didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran
per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,
keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar.  Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus
merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar
yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
g. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan
elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi
dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

D. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)


1. Pengertian RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
dijabarkan dalam silabus.  Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas

20
mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indicator atau
beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP merupakan
persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan disini
dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi
emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk
meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.
Berdasarkan Permendiknas No 41 tahun 2007 tertanggal 23
November tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah, bahwa pengembangan RPP dijabarkan dari Silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai
Kopetensi Dasar (KD).
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu
kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPPuntuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan pelajaran di satuan
pendidikan.9
2. Pengembangan RPP
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian
peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan
bahan kajian. Dalam hal ini harus diperhatikan guru jangan hanya berperan
sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai motivator,
mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai
variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan
kompetensi dasar.
Berikut ini terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengembangan RPP, antara lain :
a. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, makin konkret
kompetensi makin mudah di amati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.

9
. Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, cet,2, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2007), hal. 53

21
b. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi
peserta didik.
c. Kegiatan – kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus
menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
d. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya.
e. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah,
terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim.
3. Tujuan dan Fungsi Penyusunan RPP
Berikut tujuan dari penyusunan RPP yakni sebagai adalah:
a. Memberi kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan
pembelajaran yang interaktif dan dapat digunakan untuk mengeksplorasi
semua potensi kecakapan majemuk (multipel intellegencis) yang dimiliki
setiap peserta didik.
b. Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik, dan
fasilitas yang dimiliki sekolah.
c. Mempermudah pelaksanaan proses pembelajaran.
Sementara itu, fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan
bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (kegiatan
pembelajaran ) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien.
Dengan kata lain rencana pelaksanaan pembelajaran berperan sebagai
scenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan
pembelajaran hendaknya bersifat luwes ( fleksibel ) dan member
kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikan dengan respon siswa dalam
proses pembelajaran yang sesungguhnya.
4. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP
Prinsip-prinsip rencana pembelajaran menurut Permendinas no 41
tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :

22
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
b. Mendorong Partisipasi aktif peserta didik.
c. Mengembangkan Budaya Membaca dan menulis.
d. Memberikan Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
e. Keterkaitan dan Keterpaduan.
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
5. Komponen-komponen RPP
Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
menurut permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri
dari :
a. Identitas mata pelajaran
b. Standar kompetensi
c. Kompetensi dasar
d. Indikator pencapaian kompetensi
e. Tujuan pembelajaran
f. Materi ajar
g. Alokasi waktu
h. Metode pembelajaran
i. Kegiatan pembelajaran
 Pendahuluan
 Inti
 Penutup
 Penilaian hasil belajar
 Sumber belajar
6. Langkah-langkah Penyusunan RPP
Langkah-langkah minimal dari penyusunan RPP dimulai dari
mencantumkan identitas RPP, tujuan pembelajaran, meteri pembelajaran,
metode  pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber

23
belajar, dan penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan
masing-masing, namun semuanya merupakan suatu kesatuan.
Penjelasan tiap-tiap komponen adalah sebagai berikut :
a. Mencantumkan identitas
b. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
c. Menentukan Materi Pelajaran
d. Menentukan metode pembelajaran
e. Menetapkan kegiatan pembelajaran
f. Memilih sumber belajar
g. Menentukan penilaian

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwasannya kami menyimpulkan sesuai dengan topik pembahasannya
yakni: Kalender pendidikan atau kalender akademik pada dasarnya adalah
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
Sedangkan mengenai Pekan efektif adalah hitungan hari-hari efektif yang
ada pada tahun pelajaran berlangsung, untuk membantu kemajuan belajar
peserta didik. Di samping modul perlu dikembangkan program mingguan dan
harian. Program ini merupakan program penjabaran semester dan program
modul. Melalui program ini dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan
yang perlu diulang, bagi setiap peserta didik, sehingga dapat diketahui peserta
didik yang mendapat kesulitan dalam setiap modul yang dikerjakan dan peserta
didik yang memiliki kecepatan belajar diatas rata-rata kelas.
Untuk silabus itu sendiri merupkan rencana pembelajaran pada suatu
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi ,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
Sedangkan mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
dijabarkan dalam silabus. Demikianlah sedikit kesimpulan dari kami mengenai
topik-topik pembahasan tersebut.

25
B. Kritik dan Saran
Kami sadar bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami berharap kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan
makalah ini kedepan nantinya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Imro, Ali. 2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, cet,1. Jakarta :


Bumi Aksara
Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2009. Implementasi Kurukulum Tingkat satuan Pendidikan kemandirian guru
dan kepala sekolah. Jakarta : Bumi Aksara
Muslich, Masnur. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, cet,2.
Jakarta : Bumi Aksara
Nazarudin, Mgs. 2007. Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik
dan Metodologi   Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Yogyakarta:
Teras
Prakiwi, Suci Mitra. 2019. Makalah Kalender Pendidikan. (Online) .
https://usiprawiki.blogspot.com/2019/09/makalah-kalender-pendidikan.htmll.
Tersedia : (diakses pada 26 Februari 2021).

27

Anda mungkin juga menyukai