Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Desain Kalender Pendidikan Dan Silabus Pembelajaran


Tugas Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Perencanaan Dan Desain Pembelajaran
Dosen Pengampu: Masjudi M.Pd

Di Buat Oleh Klompok-9:


Helmia Safitri
Choerul Umam

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NWDI PANCOR

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktu. Tak lupa, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah
Praktek Desain Media Pembelajaran yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini disusun dari berbagai sumber yang penulis dapat dari media
elektronik seperti internet dan perpustakaan.
Penulis berharap agar makalah ini diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Penulis
menyadari bahwa sebagai manusia tidak luput dari kekurangan, kiranya makalah ini bisa
diterima oleh pembaca. Penulis juga menerima kritik dan saran dari pembaca.

Penulis

Bermi, 21, Desember, 2023


DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULLUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan
diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Dalam peraturan menteri pendidikan
nasional (Permendiknas) no. 22 tahun 2016, pemerintah telah menetapkan Standar Isi yang
memuat di dalamnya kalender pendidikan. Kalender pendidikan sebagai sarana untuk
menjadwalkan segala program yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud kalender pendidikan?
2. Apakah yang dimaksud dengan Silabus ?

C.Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini berdasarkan permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian kalender pendidikan
2. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan terkait penetapan kalender pendidikan
3. Menjelaskan Pengertian Silabus
4. Menjelaskan hal – hal yang harus diperhatikan terkait pembuatan Silabus

D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini berdasarkan tujuan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kalender pendidikan & Silabus
2. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan terkait penetapan Kalender
Pendidikan &
Pembuatan Silabus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai
kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat, dengan
memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam standar isi.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan, pada bagian kelima pasal 18 tentang kalender pendidikan/akademik:
1. Kalender pendidikan/kalender akademik mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
2. Hari libur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk jeda tengah semester
selama-lamanya,satu minggu dan jeda antar semester.
3. Kalender pendidikan/akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk setiap satuan
pendidikan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

1. Pengertian Kalender Pendidikan


Kalender pendidikan atau kalender akademik pada dasarnya adalah pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
Permulaan tahun ajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun
berikutnya. Hari libur sekolah ditetapkan berdasar Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,
dan atau Menteri Agama dalam hal yang berkaitan dengan hari raya keagamaan. Kepala
Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat
menetapkan hari libur khusus. Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dapat
menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
Kalender pendidikan mencakup beberapa hal penting sebagai berikut:
1. Permulaan waktu pelajaran
Permulaan waktu pelajaran di setiap satuan pendidikan dimulai pada setiap awal tahun
pelajaran.

2. Pengaturan waktu pelajaran


Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran di luar waktu libur
untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal (kurikulum
tingkat daerah), ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan.

3. Pengaturan waktu libur


Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari
libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Kalender pendidikan memiliki masa berlaku makimal satu tahun, sehingga harus selalu
diganti dalam setiap tahun. Di Indonesia kalender pendidikan bagi sekolah-sekolah ini diatur
secara nasional dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Surat Keputusan Mendikbud yang kini masih berlaku adalah SK. No. 0255/U/1976 tentang
Pedoman bagi sekolah dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pedoman ini disusun melalui proses serangkaian loka karya Kalender Pendidikan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tanggal 29 September s/d 1 Oktober 1975 di
Jakarta serta memperhatikan saran-saran dari pengurus Besar Persatuan Guru Republik
Indonesia. Secara garis besar pedoman itu menyebutkan bahwa Kalender Pendidikan
mengatur semua kegiatan sekolah meliputi:
1. Penerimaan siswa dan persiapan tahun ajaran.
2. Hari pertama di sekolah.
3. Kegiatan mengajar-belajar:
4. Persiapan mengajar.
5. Penyajian pelajaran.
6. Evaluasi belajar.
7. Kenaikan kelas.
8. Tamat belajar.
9. Bimbingan siswa.
10.Upacara sekolah.
11.Kegiatan dalam libur sekolah.
12.Kegiatan Ekstra Kurikuler.
Dalam melaksanakan Kalender Pendidikan wajib diperhatikan prinsip operasi kegiatan
sekolah ialah:
A. Setiap kegiatan mempunyai fungsi peningkatan mutu, efektivitas dan efisiensi
pendidikan.
B. Setiap kegiatan mempunyai kaitan fungsional dengan kegiatan lainnya yang relevan.
C. Dalam fungsinya untuk meningkatkan mutu pendidikan, kegiatan kurikuler dan
kegiatan ekstra kurukuler merupakan satu keseluruhan yang integratif.
D. Penjadwalan kegiatan ekstra kurikuler menjamin kelancaran dan efektivitas
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut terjadinya penghamburan waktu atau
terjadinya beberapa kegiatan yang dalam pelaksanaannya bersimpang siur atau waktu
pelaksanaannya berimpit, kiranya dapat dihindari. Terlebih lagi apabila didukung oleh
perencanaan dan pengaturan yang cermat seksama dan bijaksana.
Maksud pembuatan pedoman penyusunan Kalender Pendidikan bagi sekolah ialah
sebagai usaha pembakuan terhadap pelaksanaan segenap kegiatan di sekolah, sehingga setiap
kepala sekolah dapat mengadakan perencanaan dan pengaturan yang cermat terhadap
kegiatannya sepanjang tahun. Walaupun demikian Kepala Kanwil di propinsi selaku
penanggung jawab di daerah mengadakan koordinasi, pembinaan dan pengawasan secara
luwes dan efektif terhadap pelaksanaan kegiatan di sekolah.
1. Alokasi Waktu
Kegiatan
Alokasi waktu
Keterangan

2. Minggu efektif belajar


Minimum 34 minggu, maksimum 38 minggu
Digunakan untuk pembelajaran efektif pada setiap tahun pendidikan

3. Jeda tengah semester


Maksimum 2
Minggu
Satu minggu setiap semester

4. Jeda antarsemester
Maksimum 2
Minggu
Antara semester I dan II

5. Libur akhir tahun


Pelajaran
Maksimum 3
Minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan
dan administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran
5
Hari libur keagamaan
2 – 4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif

6
Hari libur
umum/nasional
Maksimum 2
Minggu
Disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah
7
Hari libur khusus
Maksimum 1
minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
ciri kekhususan masing-masing
8
Kegiatan khusus
sekolah/madrasah
Maksimum 3
Minggu
Digunakan untuk kegiatan yang
diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
B. Silabus
1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.Silabus berisikan komponen pokok yang dapat
menjawab pertanyaan berikut.:
Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan
pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk kompetensi tersebut
Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki
peserta didik

Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan


pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan
pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.
2. Prinsip Pengembangan Silabus
Ilmiah.

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Relevan.

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai
dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
Sistematis.

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai


kompetensi.
Konsisten.

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik,


serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,


psikomotor).
3. Unit Waktu Silabus
Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk
mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan d tingkat satuan pendidikan.
Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per
tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
mplementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang
tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus
berdasarkan satuan kompetensi.

4. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk
membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah tersebut.
Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus
secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara
bersama oleh guru yang terkait.
Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk
sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

5. Komponen-Komponen Silabus
Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari beberapa Komponen
yaitu adalah sebagai berikut:
a. Standar Kompetensi
Sesuai dengan yang tercantum dalam Permen No. 22 tahun 2005 tentang Standar Isi.
Merupakan seperangkat kompetensi yang dibakukan dan harus dicapai siswa sebagai
hasil belajarnya dalam setiap satuan pendidikan (SKL).
Digunakan untuk memandu penjabaran kompetensi dasar menjadi pengalaman belajar.
Urutan (sekuens) standar kompetensi menggunakan pendekatan prosedural dan hierakhis.
Pendekatan prosedural digunakan apabila standar kompetensi yang diajarkan berupa
serangkaian langkah-langkah secara urut dalam mengerjakan suatu tugas pembelajaran.
Pendekatan hierarkis menunjukkan hubungan yan bersifat subordinate/berjenjang antara
beberapa standar kompetensi yang ingin dicapai. Dengan demikian ada yang mendahului dan
ada yang kemudian. Standar kompetensi yang mendahului merupakan prasyarat bagi standar
kompetensi yang berikutnya.

b. Kompetensi Dasar
Sesuai dengan yang tercantum dalam Permen No. 22 tahun 2005 tentang Standar Isi.
Rincian dari standar kompetensi, berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang secara
minimal harus dikuasai siswa
Urutannya (sekuens) menggunakan pendekatan: prosedural, hierarkis, mudah-sukar,
konkrit-abstrak, spiral, tematik/ terpadu, dsb
c. Materi Pokok / Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok mempertimbangkan:
Potensi peserta didik.
Relevansi dengan karakteristik daerah.
Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik.
Kebermanfaatan bagi peserta didik.
Struktur keilmuan.
Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran.
Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

d. Alokasi waktu.
Menurut Reigeluth, (1987:98) tentang materi pokok ini:
Pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa untuk mencapai
kompetensi dasar.
Jika ditetapkan secara nasional, tugas pengembang silabus menjabarkannya menjadi
uraian materi pembelajaran.
Jenis materi: fakta, konsep, prinsip, prosedur.
Dirumuskan dalam bentuk kata benda atau kata kerja yang dibendakan.
Buku teks hanya merupakan salah satu bahan rujukan untuk penetapan sebuah materi
pokok yang akan disampaikan.

Kemudian Reigeluth, (1987:98) mengklasifikasi materi pembelajarna menajdi 4


jenis,yaitu:
Fakta adalah asosiasi anatara objek, peristiwa, atau symbol yang ada atau mungkin ada
dalam lingkungan nyata.
Konsep adalah sekelompok objek atau peristiwa atau symbol yang memiliki karakteristik
umum.
Prinsip adalah hubungan sebab akibat antara konsep.
Prosedur adalah urutan langkah untuk mencapai suatu tujuan.
e. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi.
Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud melalui pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman Belajar memuat kecakapan hidup
yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah:
Memberikan bantuan guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
professional
Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan peserta didik secara berurutan untuk
mencapai kompetensi dasar
Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran
Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan
siswa dan materi.

f. Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi
daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan indikator adalah:
Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua).
Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi.
Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD
maupun SK.
Prinsip pengembangan indikator adalah Urgensi, Kontinuitas, Relevansi dan Kontekstual.
Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, prilaku, dan lain-lain
untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
secara konsisten.
g. Penilaian
Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non Tes. Pada pembelajaran penilaian dilakukan
untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran.
h. Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan:
Perkiraan berapa lama siswa mempelajari materi yang telah ditentukan dengan
memperhatikan tingkat kesulitan materi, luas materi, lingkup/cakupan materi, tingkat
pentingnya materi.
Perlu memperhatikan alokasi waktu per semester dalam kalender pendidikan.
Perlu dipertimbangkan juga waktu untuk remedial, pengayaan, tes/ulangan, dan
cadangan.
Jika alokasi waktu ditetapkan secara nasional, maka pengembang silabus tinggal
mendistribusikannya dalam program semester.

i.Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaian kompetensi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan kalender pendidikan atau kalender akademik pada dasarnya
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran
yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif, dan hari libur. Dengan adanya kalender pendidikan dapat membantu pendidik yang
akan mengajar untuk memperhatikan ketika menyusun program tahunan agar sesuai dengan
kalender pendidikan.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang implementasi kurikulum,
yang mencakup kegiatan pembelajaran. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para
guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,
kelompok musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau pusat Kegiatan Guru (PKG), dan
Dinas Pendidikan. Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindak lanjuti oleh masing-masing guru.

B. Saran
Bagi calon calon pengajar / pendidik sebaiknya lebih memahami pentingnya
Kalender Pendidikan dan Silabus. Bagi calon pendidik juga harus memperluas wawaran,
yang dapat di implementasikan sebagai strategi dalam mempersiapkan diri sebagai pendidik.
Calon pendidik harus berusaha memahami dan menguasai pengembangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Suryosubroto. 2005. Tatalaksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.


Mu’min dan Mu’tasim. 2012. Penyusunan Program Tahunan dan Program Semester.
Universitas Muslim Indonesia : Makassar.
Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai