Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN KURIKULUM

PELAKSANAAN MANAJEMEN KURIKULUM

DISUSUN OLEH :
HASMITA NURZAKIA
1843041020

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kesehatan pafa kita semua
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang membahas tentang
Pelaksanaan Manajemen Kurikulum. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat penyusun harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini. Akhirnya, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, penulis harapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi semua orang.

Makassar, 28 Oktober 2019

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................I

DAFTAR ISI...................................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

A. Kegiatan dalam Manajemen Kurikulum...............................................................................2

B. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan...........................................................3

C. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Kelas................................................................................5

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................11

A. Kesimpulan.........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam usaha menjamin keberlangsungan pendidikan, kurikulum merupakan suatu
alat untk tercapainya tujuan pengajaran dan pendidikan. Oleh sebab itulah hubungan antara
pengajaran/pendidikan dengan kurikulum tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merupakan
dasar pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu, guru harus mengkaji, mengetahui,
memahami, dan melaksanakan kurikulum yang sedang berlaku. Dengan demikian, guru akan
melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka untuk
memudahkan pembahasan, kami buat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja kegiatan dalam manajemen kurikulum?


2. Bagaimana pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan?
3. Bagaimana pelaksanaan kurikulum tingkat kelas?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah agar mahasiswa/pembaca tahu
tentang:

1. Kegiatan dalam manajemen kurikulum


2. Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
3. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas

1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kegiatan dalam Manajemen Kurikulum
Kegiatan manajemen kurikulum dapat dikaitkan dengan dua hal, yaitu: yang berkaitan
dengan tugas guru, dan yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
1. Kegiatan yang Berkaitan dengan Tugas Guru
 Pembagian tugas membelajarkan. Pembagian tugas biasanya dilakukan dalam
rapat guru pada awal tahun pelajaran atau menjelang awal semester baru.
 Pembagian tugas membina kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ektrakurikuler atau
kegiatan tambahan diluar kurikulum yang berlaku ini seperti kegiatan pramuka,
koperasi, unit kesehatan sekolah, olahraga, kesenian, dan lain-lain.
2. Kegiatan yang Berkaitan dengan Proses Pelaksanaan Pembelajaran
 Penyusunan jadwal pelajaran. Jadwal pelajaran merupakan penjabaran dari
seluruh program pembelajaran di sekolah. Jadwalpelajaran merupakan pedoman
bagi guru bahwa dia akan membelajarkan di kelas mana dan hari apa saja, serta
jam berapa saja.
 Penyusunan program pembelajaran. Kegiatan penyusunan program pembelajaran
ini meliputi: (a) Menghitung jumlah pokok bahasan yang harus disampaikan
dalam jangka waktu tertentu (semester atau catur wulan); (b) Menghitung jumlah
jam pelajaran yang tersedia menurut kurikulum yang berlaku; (c) Menghitung
jumlah jam efektif pada semester atau catur wulan berdasarkan kalender
akademik yang berlaku; (d) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk
jangka waktu tertentu (satu semester atau catur wulan).
 Pengisian daftar kemajuan kelas. Menggambarkan tentang kemajuan kelas
tentang penguasaan materi pelajaran.
 Kegiatan mengelola kelas.Merupakan upaya yang dilakukan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran bias tercapai secara
efektif dan efisien. Hal ini menyangkut strategi pembelajaran, pemanfaatan
media, tempat duduk, dan lain-lain.
 Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar berguna untuk
mendapatkan umpan balik bagi guru tentang ketercapaian tujuan pembelajaran.

2
 Laporan hasil belajar. Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa harus dilaporkan
kepada orang tua atau wali murid ini disebut rapor.
 Kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan
ditujukan bagi seluruh peserta didikdi sekolah tanpa terkecuali. Bimbingan
penyuluhan tidak hanya untuk siswa yang bermasalah saja tapi semua siswa,
termasuk siswa yang berprestasi. (Unknown, 2012)

B. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pelaksanaan KTSP diperkuat oleh Peraturan Mendiknas Nomor 22 tahun 2006


tentang Standar Isi (SI) dan Peraturan Mendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), yang menyatakan bahwa sekolah diwajibkan menyusun
kurikulumnya sendiri. Hal ini memperkuat prinsip fleksibilitas KTSP, dimana setiap sekolah
diberikan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri dengan tetap
memperhatikan standar minimum isi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, terbuka
kesempatan bagi sekolah-sekolah – terlebih sekolah swasta -untuk melakukan variasi
pembelajaran dan mengubah kurikulum sekolah masing-masing asalkan tetap mengacu
kepada pedoman Depdiknas dan standar kompetensi yang telah ditentukan. Dengan melihat
prinsip-prinip pengembangan dan acuan operasional penyusunan KTSP, dapat dilihat bahwa
pemerintah berupaya untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam dunia
kurikulum dan pendidikan selama ini. Lewat KTSP, pemerintah mulai mengajak satuan
pendidikan untuk ikut ambil andil dalam pembangunan di bidang pendidikan, dengan jalan
memberikan kewenangan lebih dalam merumuskan kurikulum yang dianggap paling sesuai
dengan kebutuhan sekolah dan lingkungan masyarakat tempat sekolah tersebut berada.
Dalam penyusunannya, sekolah diberikan akses untuk berkonsultasi dan bekerja sama secara
vertikal dan horizontal. Secara vertikal, sekolah dapat bekerja sama dengan Dinas Pendidikan
di tingkat daerah, kabupaten atau kota serta Dinas Pendidikan Provinsi. Sedangkan secara
horizontal, sekolah dapat merumuskan bersama komite sekolah, dewan pendidikan, dunia
industri, kerajinan, pariwisata dan stakeholder lain yang dapat dianggap sebagai mitra.
(Unknown, Pelaksanaan KTSP – bagian 2, n.d.)

3
Format jam pelajaran dalam KTSP juga direkomendasikan oleh BNSP untuk
mengalami pengurangan sebagai reaksi dari kritikan para kritisi pendidikan (di antaranya ada
Dr. Seto Mulyadi (Ketua Komnas Perlindungan Anak), Ir. Oka Suryawardani, M.Mgt
(Direktur Denpasar Children Center), dan Dr. Neni Sintawardani (Kepala Biro Kerjasama
dan IPTEK LIPI)) yang mengatakan jam pelajaran di Negara Indonesia yang terlalu padat,
mencapai 1.000-1.200 jam pelajaran dalam setahun (http://re-searchengines.com). Apabila
biasanya satu jam pelajaran untuk siswa SD, dan SMP berjumlah 45 menit, maka
direkomendasikan ada pengurangan jam menjadi 35 menit untuk SD dan 40 menit untuk
SMP, sedangkan untuk SMA tetap 45 menit. Pengurangan jam pelajaran ini kemudian
memungkinkan sekolah untuk memasukkan pelajaran lain, maksimal 4 jam per minggunya.
Sekolah bisa memanfaatkan waktu ini untuk memberikan materi muatan lokal ataupun materi
lain yang berhubungan dengan pengembangan siswa dan lingkungan.

Konsep KTSP yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dan memungkinkan


adanya keragaman harus tetap mengacu standar nasional pendidikan yang terdiri atas, standar
isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan
tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan
utama yang telah ditetapkan bagi satuan pendidikan dalam pengembangan kurikulum.
Menurut Kepmendiknas nomor 22 tahun 2006, Standar Isi (SI) mencakup lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Termasuk dalam SI adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum, standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari
setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pada dasarnya SI dan SKL
merupakan komponen yang telah ditetapkan standarnya oleh pemerintah, tetapi boleh
dikembangkan dan diperdalam oleh satuan pendidikan ataupun oleh guru, tidak
diperbolehkan untuk dikurangi. Lebih lanjut, penerapan SI meliputi lima kelompok mata
pelajaran sebagai berikut ;

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia


2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

4
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Sedangkan SKL meliputi ;

1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya
4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di
lingkungan sekitarnya
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun
15. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung

C. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Kelas


Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga jenis
kegiatan administrasi yaitu:

5
 Pembagian tugas mengajar
 Pembagian tugas Pembinaan ekstra kurikuler
 Pembagian tugas bimbingan belajar
Pembagian tuga sini dilakukan melalui musyawarah guru yang dipimpin kepala
sekolah. Keputusan tugas tersebut selanjutnya dituangkan dalam jadwal pelajaran untuk satu
semester atau satu tahun akademik.
Pembagian tugas –tugas bagi guru pada prinsipnya harus mempertimbangkan hal-hal
berikut:
 Tugas –tugas yang ditetapkan kepada guru-guru hendaknya disesuaikan dengan
kemampuan individual, spesialisasi, pengalaman serta minat yang bersangkutan.
 Pada sekolah- sekolah yang melaksanakan guru kelas, mengadakan pembagian tugas
kepada guru untuk memegang kelas tertentu, yang berarti bhwa jika ada 6 kelas maka
berarti pada sekolah tersebut paling tidak terdapat 6 guru dan satu kepala sekolah. Tiap
guru bertanggung jawab mengajar sejumlah bidang pengajaran bagi kelas yang
bersangkutan.
 Sekolah yang telah melaksanakan sistem bidang studi, pembagian tugas guru
berdasarkan keahlian/spesialisasi dalam salah satu bidang studi dengan ketentuan jumlah
jam pelajaran yang telah ditetapkan. Guru bersangkutan bertugas mengajar satu bidang
studi saja bagi semua kelas.
 Guru-guru memiliki keahlian khusus ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan kurikuler
lainnya dan atau program ekstrakurikuler, seperti: guru seni, music, olahraga,
keterampilan dsb.
 Ada sejumlah sekolah didaerah atau dipedesaan yang masih kekurangan guru atau yang
ada tidak sesuai dengan jumlah bidang studi. Masalah ini ditanggulangi dengan
memberikan tugas-tugas tambahan kepada beberapa orang guru, misalnya mengajar
beberapa bidang studi atau mengajar beberapa kelas.
1. Kegiatan Dalam Bidang Proses Belajar-Mengajar
Kegiatan ini erat sekali kaitannya dengan tugas-tugas seorang guru sebagaimana
yang telah diuraikan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
 Menyusun rencana pelaksanaan program/unit.
 Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelajaran.

6
 Pengisian daftar penilaian kemajuan belajar dan perkembangan siswa
 Pengisian buku laporan pribadi siswa.
2. Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum
yang berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan menunjang pendidikan dalam
menunjang ketercapaian tujuan sekolah. Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler ini
sesungguhnya merupakan bagian integral dari kurikulum yang bersangkutan, dimana
guru terlibat didalamnya. Karena itu kegiatan ini perlu deprogram secara baik dan
didukung oleh semua guru. Untuk itu perlu disediakan guru penanggung jawab, jumlah
biaya dan perlengkapan yang dibutuhkan.
Kendati kegiatan ekstrakurikuler bukan menjadi program instruksional yang
dilaksanakan secara regular, dan tidak diberi kredit tertentu, tetapi mengundang varitas
kegiatan secara luas, misalya: Kepramukaan, Usaha Kegiatan sekolah, Palang merah
remaja, olahraga Prestasi, koperasi dan tabungan sekolah. Kegiatan ekstra ini
mengandung nilai tertentu, antara lain :
 Memenuhi kebutuhan kelompok
 Menyalurkan minat dan bakat
 Memberikan pengalaman eksplotorik
 Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata pelajaran.
 Mengikat para siswa disekolah
 Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah
 Mengintegrasikan kelompok-kelompok social.
 Mengembangkan sifat-sifat tertentu.
 Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan secara formal.
 Mengembangkan citra masyarakat terhadap sekolah.
3. Kegiatan Bimbingan Belajar
Pentingnya program bimbingan belajar di sekolah didasari oleh beberapa alasan
berikut.
 Semua perbuatan/ tindakan, termasuk juga perbuatan belajar, memerlukan
keterampilan perbuatan belajar, sedangkan dia tidak mampu melakukannya secara

7
baik, maka kemungkinan besar dia tidak menyenangi perbuatan sendiri, bahkan
mungkin dianggapnya sebagai penghambat atau halangan bagi dirinya. Perbutan
belajar yang tidak dilakukan sebagaimana mestinya akan mengakibatkan kegagalan,
dan ini berarti kerugian, baik bagi siswa bersangkutan maupun bagi guru, orang tua
dan masyarakat.
 Tiap orang sudah tentu mengalami masalah pribadi dengan bentuk dan manifestasi
yang mungkin berbeda-beda. Masalah-masalah yang dirasakan seorang sangat
berpengaruh terhadap dirinya, bahkan dapat menumbuhkan kecendrungan mental
yang kurang sehat, yang pada gilirannya menjadi penghambat dirinya untuk
melakukan kegiatan dan untuk mencapai keberhasilan. Masalah pribadi yang tidak
terpecahkan dapat menyebabkan siswa terganggu mentalnya, menumbuhkan frustasi,
agresifitas, kelemahan dan kemungkinan pribadi yang serius.
 Para siswa umumnya berkeinginan melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Sering terjadi mereka mengalami kesulitan memilih sekolah apa atau
perguruan tinggi mana yang sebaiknya dijadikan pilihannya. Dia dapat saja memilih
berdasarkan pengaruh rekan-rekannya, dan bukan pilihan berdasarkan
kemampuannya, bakat dan minatnya sendiri, maka tindakan demikian dapat
menimbulkan akibat yang fatal bagi masa depannya.
 Kasus lain dimana siswa telah lulus ingin bekerja pada suatu perusahaan yang
ternyata tidak/kurang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya, pokoknya asal
bekerja. Akibatnya dia bekerja dengan tidak sungguh-sungguh, sering telambat, dan
tidak menyelesaikan tugas dengan baik, produktifitasnya rendah. Sehingga merugikan
perusahaan tempat dia bekerja. Dengan demikian bimbingan untuk melakukan pilihan
pekerjaan dan bimbingan jabatan sangat perlu untuk mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan.
Guru memegang peranan utama dan bertanggung jawab membimbing para siswa
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dan membatu memecahkan masalah dan
kesulitan para siswa yang dibimbingnya, dengan maksud agar siswa tersebut mampu
secara mandiri membimbing dirinya sendiri.
Tujuan utama bimbingan yang diberikan guru adalah untuk mengembangkan
semua kemampuan siswa agar mereka berhasil mengembangkan huidupnya pada tingkat

8
atau keadaan yang lebih layak dibandingkan dengan sebelumnya. Bimbingan berupa
bantuan untuk menyelesaikan masalahnya sehingga dia mandiri dalam menyelesaikan
masalahnya, bantuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya seperti
keluarga, sekolah dan Masyrakat.
Secara umum prosedur bimbingan dilaksanakan sebagai berikut :
 Analitis; guru menganalisis semua masalah dan kesulitan yang hendak dihadapi oleh
para siswanya.
 Informasi; mencari informasi tentang semua sebab yang mungkin menyebabkan
masalah atau kesulitan yang dihadapi siswa.
 Orientasi; guru melakukan berbagai pendekatan kearah berbagai pendekatan kearah
pemecahan masalah atau kesulitan serta bantuan apa yang sekiranya diperlukan bagi
siswa yang bersangkutan.
 Penyuluhan; guru memberikan bantuan dan nasihat kepadas siswa yang
bersangkutan (individual ataupun kelompok) sesuai dengan jenis, bentuk dan
penyebabnya.
 Penempatan; Menempatkan kembali siswa yang telah mendapat penyuluhan
kedalam situasi semula pada kelompok atau kelasnya sendiri.
 Tindak lanjut; guru mengamati terus menerus sambil melakukan pembinaan
terhadap siswa bersangkutan, serta mencatat laju perkembangan.
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hubungan social
dikalangan siswa dalam suatu kelas dinamakan sosiometri dan gambarannya dinamakan
sosiogram. Dalam mengumpulkan data/informasi guru dapat menggunakan teknik
wawancara ataupun dengan:
 Tes hasil belajar
 Kunjungan kerumah
 Observasi terhadap siswa sehari-hari dikelas dan diluar sekolah.
Dalam pemilihan metode bimbingan bergantung pada masalah yang dihadapi,
kondisi siswa, gejala penyebabnya dan alternative pengobatannya. Untuk menjadi guru
pembimbing yang kompeten, dia harus memiliki wewenang dalam sistem
kepembimbingan, dan karenanya harus memilii pengetahuan dan keterampilan, yang
dapat diperolehnya dengan mempelajari:

9
 Psikologi umum
 Psikologi pendidikan
 Psikologi perkembangan
 Mental Hygine
 Teknik penilaian dan pengukurn pendidikan
 Teori dan teknik bimbingan penyuluhan
 Pengetahuan dalam bidang jabatan
 Praktek bimbingan dan penyuluhan (Unknown, Makalah Tentang Pelaksanaan
kurikulum , 2013)

10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan suatu alat untuk tercapainya tujuan pengajaran dan pendidikan.
Kurikulum merupakan dasar pelaksanaan pendidikan. Kurikulum merupakan kunci penentu
keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu, guru harus mengkaji,
mengetahui, memahami, dan melaksanakan kurikulum yang sedang berlaku. Dengan demikian,
guru akan melakkukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan
arah pembelajaranya akan jelas.
Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum
mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Ada tiga peranan kurikulum
yang sangat penting yakni peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, peranan kreatif.
Kurikulum hendaknya bersifat luwes dan dinamis. Luwes dimaksudkan bahwa kurikulaum tidak
baleh kaku, tapi dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.

Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum


tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah guru. Walaupun
dibedakan antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta
diadakan perbedaan tingkat dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan tingkat
sekolah, namun antara kedua tingkat dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut
senantiasa bergandengan dan bersama-sama bertanggung jawab melaksananakan proses
administrasi kurikulum.

11
DAFTAR PUSTAKA

Unknown. (2012, Oktober 6). Manajemen Kurikulum. Retrieved from Tujuh Komponen
Manajemen Pendidikan : http://pribadimam.blogspot.com/2012/10/manajemen-
kurikulum_6.html

Unknown. (2013, November 7). Makalah Tentang Pelaksanaan kurikulum . Retrieved from
Jendela Hati: http://sarydamy.blogspot.com/2013/11/makalah-tentang-peaksanaan-
kurikulum.html

Unknown. (n.d.). Pelaksanaan KTSP – bagian 2. Retrieved from Lifesupportalchemist's Blog:


https://lifesupportalchemist.wordpress.com/pelaksanaan-ktsp-bagian-2/

12

Anda mungkin juga menyukai