Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Bagi guru, pemahaman tentang administrasi pengembangan kurikulum


akan sangat membantu dalam menerjemahkan kurikulum menjadi pengalaman
belajar siswa; pemahaman tentang administrasi kesiswaan akan sangat membantu
mereka dalam menjalankan tugas memproses siswa tersebut menjadi lulusan yang
bermutu tinggi; pemahaman tentang pengelolaan personel akan membantu upaya
pengembangan pribadi dan profesionalnya; pemahaman pengelolaan prasarana
dan sarana membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan
dalam merencanakan, menggunakan, dan mengevaluasi prasarana dan sarana yang
ada sehingga prasarana dan sarana tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal;
pemahaman tentang seluk-beluk administrasi keuangan membantu guru dalam
menetapkan prioritas pelaksanaan tugasnya, karena pada akhirnya dana untuk
menunjang kegiatannya juga terbatas; pemahaman tentang hubungan sekolah dan
masyarakat akan membantu guru dalam usaha mereka menjadikan sekolah bagian
yang tidak terpisahkan dari masyarakat, sehingga terjalin kerja sama yang baik di
antara keduanya.
Di bawah ini, akan diuraikan kegiatan administrasi pendidikan sekaligus
peranan guru dalam pelaksanaan administrasi pendidikan itu.

BAB II
PEMBAHASAN
A.Administrasi Kurikulum

Kurikulum dalam suatu sistem pendidikan merupakan komponen yang


teramat penting. Dikatakan demikian karena kurikulum merupakan panutan dalam
penyelenggaraan proses belajar-mengajar (selanjutnya disingkat PBM) di sekolah.
Kurikulum sekolah menengah merupakan seperangkat pengalaman belajar
yang dirancang untuk siswa sekolah menengah dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan. Mengingat bahwa sekolah menengah merupakan lembaga pendidikan
yang bertanggung jawab dalam memberikan kemampuan siswa untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kurikulum ini harus
dipahami secara intensif oleh semua personel sekolah, terutama oleh kepala
sekolah dan guru.
Kurikulum dapat diartikan secara sempit atau luas. Dalam pengertian
sempit, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di
sekolah; sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adalah semua pengalaman
belajar yang diberikan sekolah kepada siswa, selama mereka mengikuti
pendidikan di sekolah itu. Dengan pengertian luas ini berarti, segala usaha sekolah
untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dalam usaha menghasilkan
lulusan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, tercakup dalam pengertian
kurikulum. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, mengartikan kurikulum
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-
mengajar.
Dalam buku ini yang dimaksud dengan kurikulum adalah seperangkat
bahan pengalaman belajar siswa dengan segala pedoman pelaksanaannya yang
tersusun secara sistematik dan dipedomani oleh sekolah dalam kegiatan mendidik
siswanya.
Fungsi-fungsi kegiatan pengelolaan kurikulum pada dasarnya tidak
berbeda dengan fungsi-fungsi kegiatan pengelolaan pada umumnya. Fungsi itu
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengawasan,
serta penilaian.
Perencanaan kurikulum sekolah menengah oleh Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Tingkat Pusat biasanya meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Penyusunan kurikulum dan kelengkapan pedoman yang terdiri atas:
a. Ketentuan-ketentuan pokok.
b. Garis-garis besar program pengajaran.
c. Pedoman pelaksanaan kurikulum.
2. Pedoman-pedoman teknis pelaksanaan kurikulum lainnya, antara lain
pedoman penyusunan dan kalender pendidikan, pedoman penyusunan
program pengajaran, pedoman penyusunan satuan acara pengajaran,
pembagian tugas guru, dan penyusunan jadwal pelajaran.

Perencanaan dan pengembangan kurikulum di sekolah antara lain meliputi:


(a) penyusunan kalender pendidikan untuk tingkat sekolah berdasarkan kalender
pendidikan yang disusun pada tingkat kanwil, dan (b) penyusunan jadwal
pelajaran untuk sekolah. Dalam penyusunan jadwal antara lain perlu diperhatikan
bahwa: mata pelajaran yang dianggap berat dan banyak memerlukan tenaga
berpikir hendaknya diberikan pagi hari pada saat siswa masih segar; kegiatan
belajar-mengajar di suatu kelas hendaknya jangan mengganggu kelas lain yang
berdekatan. Di samping itu, guru perlu memberikan selingan antara pelajaran
yang memerlukan penalaran yang lebih berat dengan pelajaran yang bersifat
keterampilan serta memberikan waktu istirahat setiap dua tiga jam pelajaran agar
siswa tidak terlalu lelah.
Perencanaan dan pengembangan kurikulum oleh guru antara lain juga
meliputi penyusunan program pengajaran catur wulan serta penyusunan satuan
acara pengajaran atau satuan pelajaran.
Di bawah ini akan dibicarakan komponen-komponen kurikulum sekolah
menengah.
a. Tujuan Institusional Sekolah Menengah
Tujuan institusional pendidikan suatu sekolah dijabarkan dari tujuan
pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional dan institusional sekolah
menengah telah diuraikan.
b. Struktur Program Kurikulum Sekolah Menengah
Struktur program kurikulum sekolah menenguh merupakan kerangka
umum program-program pengajaran yang diberikan pada setiap jenis dan tingkat
sekolah menengah. Struktur program kuri kulum di sekolah menengah umum
tahun 1984, misalnya memuat: (a) program inti dan (b) program khusus
1. Program Inti
Di dalam menjalankan program inti di SMU, misalnya disebutkan
bahwa susunan program inti terdiri atas 15 jenis mata pelajaran yang
masing-masing mempunyai jumlah bobot yang berbeda, sesuai dengan
fungsinya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Bobot ini
berkisar antara empat sampai 18 jam pelajaran.
2. Program Khusus
Program khusus terdiri dari program A dan program B. Program A
terdiri dari Al (Fisika), A2 (Biologi), A3 (Ilmu Sosial), dan A4
(Pengetahuan Budaya). Program A ini dimulai pada semester ketiga.
Program B dikembangkan untuk mempersiapkan siswa terjun ke
masyarakat. Oleh karena itu bidang-bidangnya disesuaikan dengan
bidang yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat, seperti
kehutanan, jasa, kesejahteraan keluarga, dan sebagainya. Mata
pelajaran dalam program B terdiri dari mata pelajaran yang berfungsi
sebagai dasar untuk mengembangkan lebih lanjut kemampuan
kejuruan dan mata pelajaran kejuruannya sendiri. Program B ini juga
dimulai pada semester ketiga.
c. Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
GBPP adalah salah satu komponen dari perangkat kurikulum yang
merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dalam
bidang pengajaran di sekolah. GBPP itu memberikan petunjuk bagi setiap guru
tentang bagaimana menyusun program-program pengajaran dan penilaian serta
bagaimana melaksanakan proses belajar-mengajar.
GBPP terdiri dari unsur-unsur: (1) tujuan kurikuler, (2) tujuan
instruksional umum, (3) bahan pengajaran (pokok bahasan, sub pokok bahasan,
dan uraian), (4) program (kelas, semester, alokasi waktu) (5) metode, (6)
sarana/sumber, dan (7) penilaian.
Dari GBPP guru dapat menyusun program pengajaran per tahun, program
semester, dan satuan pelajaran. Demikian juga guru dapat menyusun program
penilaian formatif dan sumatif semester atau akhir tahun.

B. Pengembangan Kurikulum
Guru perlu mengetahui aspek-aspek yang berhubungan dengan
pengembangan kurikulum ini.
a. Prosedur Pembahasan Materi Kurikulum
Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas
kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan
keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang
bersangkutan.

b. Penambahan Mata Pelajaran Sesuai dengan Lingkungan Sekolah


Kurikulum dapat ditambah oleh sekolah dengan mata pelajaran yang
sesuai dengan kondisi lingkungan serta ciri khas satuan pendidikan yang
bersangkutan. Semua tambahan tersebut tidak mengurangi kurikulum yang
berlaku secara nasional dan tidak boleh menyimpang dari jiwa dan tujuan
pendidikan nasional.
Karena penambahan mata pelajaran akan mengakibatkan perubahan dalam
berbagai aspek pengelolaan, penambahan itu harus memenuhi persyaratan
administratif, sebagai berikut:
1. Usul penambahan itu dapat datang dari berbagai pihak seperti siswa,
guru, kepala sekolah, anggota masyarakat, dan/atau pengawas.
2. Usul itu dibicarakan di dalam rapat kelompok guru sejenis atau
kelompok kerja guru, dan kemudian dibicarakan dalam sidang dewan
guru yang dipimpin oleh kepala sekolah.
3. Untuk memberikan pertimbangan akademik tentang usul tersebut,
dapat diundang narasumber yang dianggap mampu memberikan
masukan dan pertimbangan apakah penambahan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Rapat dewan guru hendaknya memberikan tugas kepada tim kecil
untuk menyiapkan dokumen garis-garis besar program mata pelajaran
itu untuk dievaluasi dalam rapat dewan guru.
5. Jika rapat dewan guru telah menyetujuinya maka penambahan mata
pelajaran ini diusulkan kepada Kepala Bidang pada Kanwil Dep. P
dan K yang akan meneruskan ke Kanwil Depdikbud setempat.
6. Ka Kanwil akan mengeluarkan persetujuan tentang penambahan mata
pelajaran.

c. Penjabaran dan Penambahan Bahan Kajian Mata Pelajaran


Mata pelajaran atau kajian dalam mata pelajaran dapat ditambah oleh
sekolah untuk memperkaya pelajaran tersebut dengan catatan tidak bertentangan
dan mengurangi kurikulum yang telah ditetapkan secara nasional.
Pemerkayaan bahan kajian ini dapat dilakukan pada berbagai tingkat.
1. Dilakukan oleh Guru Bidang Studi
2. Dilakukan oleh Kelompok Guru Bidang Studi Sejenis
3. Dilakukan oleh Guru Bersama Kepala Sekolah
4. Dilakukan oleh Pengawas
5. Dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

C. Pelaksanaan Kurikulum
a. Penyusunan dan Pengembangan Satuan Pengajaran
Satuan Pengajaran (SP) adalah suatu bentuk persiapan mengajar secara
mendetail per pokok bahasan yang disusun secara sistematik berdasarkan Garis-
Garis Besar Program Pengajaran yang telah ada untuk suatu mata pelajaran
tertentu. Pengembangan SP ini dimulai dari pengembangan pengajaran dalam
satuan semester.
1. Pengertian Penyusunan Program Pengajaran Semester
Program pengajaran semester adalah rencana belajar-mengajar yang
akan dilaksanakan selama satu semester dalam tahun ujaran tertentu.
Program pengajaran ini merupakan pengembangan lebih lanjut GBPP
masing-masing bidang studi.
2. Tujuan Penyusunan Progam Pengajaran Semester
Tujuan penyusunan program pengajaran semester ini adalah:
a. Menjabarkan bahan pengajaran yang akan disajikan guru dalam
proses belajar-mengajar.
b. Mengarahkan tugas yang harus ditempuh oleh guru agar
pengajaran dapat terlaksana secara bertahap dengan tepat.
3. Fungsi Program Pengajaran Semester
Fungsi program pengajaran semester adalah:
a. Sebagai pedoman penyelenggaraan pengajaran selama satu
semester.
b. Sebagai bahan dalam pembinaan guru yang dilakukan oleh kepala
sekolah dan atau pengawas sekolah.
4. Langkah-Langkah Penyusunan Program Pengajaran Semester
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penyusunan
program pengajaran semester itu adalah sebagai berikut:
a. Mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam Garis-
Garis Besar Program Pengajaran menjadi beberapa satuan
bahasan.
Setiap satuan bahasan sebaiknya terdiri dari bahan pengajaran
yang relevan.
b. Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat selama satu
semester.
c. Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah selama satu
semester dengan melihat kalender pendidikan sekolah yang
bersangkutan.
d. Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan
bahasan sesuai dengan hari efektif sekolah.
e. Mengatur pelaksanaan belajar-mengajar sesuai dengan banyaknya
minggu efektif sekolah yang tersedia berdasarkan kalender
pendidikan.

b. Prosedur Penyusunan Satuan Pengajaran


Langkah-langkah yang ditempuh untuk membuat SP berdasarkan pokok-
pokok bahasan yang telah disebutkan dalam GBPP adalah:
1. Mengisi identitas mata pelajaran.
2. Menjabarkan tujuan pokok bahasan (tujuan instruksional umum)
menjadi tujuan instruksional khusus (TIK) yang lebih rinci.
3. Menjabarkan materi pengajaran dari pokok bahasan atau sub-pokok
bahasan sesuai dengan TIK.
4. Mengalokasikan waktu pengajaran.
5. Menetapkan langkah-langkah penyampaian secara lebih rinci.
6. Menetapkan prosedur memperoleh balikan, baik balikan formatif
melalui monitoring atau balikan sumatif melalui tes bagian itu.
7. Mengantisipasikan perbaikan pengajaran.

c. Pengembangan Satuan Pengajaran


Karena perkembangan ilmu dan peningkatan kemampuan guru serta
perubahan kebutuhan siswa, maka SP yang sudah dibuat dan sudah digunakan
untuk mengajar perlu dikembangkan lebih lanjut. Pengembangan ini dapat
meliputi penambahan, pengurangan, pengubahan, dan penggantian.

d. Penggunaan Satuan Pengajaran Bukan Buatan Guru Sendiri


Dalam hal satuan pelajaran tidak dibuat sendiri oleh guru (dibeli atau
dikopi dari SP yang dibuat teman atau orang lain) guru perlu melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Melihat kembali GBPP dan mencocokkan kesesuaian komponen-
komponen dalam satuan pelajaran dengan komponen-komponen
dalam GBPP.
2. Jika hal tersebut telah dilakukan dan tidak ada penyimpangan yang
berarti maka langkah selanjutnya adalah mencocokkan keajegan
(konsistensi) antara: (1) tujuan umum dengan tujuan instruksional
khusus, (2) tujuan instruksional khusus dengan bahan, metode, dan
teknik evaluasi, serta sumber belajar.
3. Melakukan pertimbangan (judgment) apakah satuan pelajaran itu
dapat dilaksanakan di kelas sejauh berhubungan dengan kemampuan
awal siswa, fasilitas yang tersedia, dan faktor pendukung lainnya.
4. Jika butir 3) belum memadai, maka guru hams melakukan
penyesuaian terhadap SP tersebut sehingga realistik dan dapat
dilaksanakan. Proses penyesuaian ini dapat berupa penambahan,
pengurangan atau penggantian dari komponen yang tidak sesuai.
Hendaknya kegiatan semacam ini minimal dilaporkan kepada kepala
sekolah atau akan lebih baik lagi jika dikerjakan atas supervisi kepala
sekolah. Sudah barang tentu bantuan teman sejawat, pengawas atau
pakar dari luar sekolah dapat dimanfaatkan untuk perbaikan SP ini.

e. Pelaksanaan Proses Belajar-Mengajar


Aspek administrasi dari pelaksanaan proses belajar-mengajar adalah
pengalokasian dan pengaturan sumber-sumber yang ada di sekolah untuk
memungkinkan proses belajar-mengajar itu dapat dilakukan guru dengan seefektif
mungkin.
Di dalam melaksanakan proses belajar-mengajar, guru harus selalu
waspada terhadap gangguan yang mungkin terjadi karena kesalahan perencanaan
fasilitas serta sumber lain yang mendukung proses belajar-mengajar tersebut.
Pertemuan-pertemuan dengan guru lain atau kepala sekolah dapat dipakai sebagai
wahana untuk menghindari kesalahan perencanaan, di samping untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru itu sendiri.

f. Pengaturan Ruang Belajar


Dalam pengaturan ruang belajar hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai
berikut: (1) bentuk dan luas ruangan kelas, (2) bentuk serta ukuran bangku atau
kursi dan meja siswa, (3) jumlah siswa pada tingkat kelas yang bersangkutan, (4)
jumlah siswa dalam tiap-tiap kelas, (5) jumlah kelompok dalam kelas, (6) jumlah
siswa dalam tiap kelompok, dan (7) kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan.

g. Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler


Ada tiga macam kegiatan kurikuler, yaitu kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan sekolah dengan
penjatahan waktu sesuai dengan struktur program, seperti yang telah dibicarakan
pada bagian terdahulu. Pada bagian ini akan dibicarakan kegiatan kokurikuler dan
kegiatan ekstrukurikuler.
1. Kegiatan Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang erat kaitannya dengan
pemerkayaan pelajaran. Kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran
yang ditetapkan di dalam struktur program, dan dimaksudkan agar
siswa dapat lebih mendalami dan memahami apa yang telah dipelajari
dalam kegiatan intrakurikuler. Untuk pelaksanaan kegiatan
kokurikuler ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
a. Harus jelas hubungan antara pokok bahasan atau subpokok
bahasan yang diajarkan dengan tugas yang diberikan,
b. Tugas yang diberikan tidak menjadi beban yang berlebihan bagi
siswa, baik untuk beban fisik maupun psikis, karena di luar
jangkauan dan kemampuan siswa itu.
c. Pengadministrasian tugas yang diberikan kepada siswa harus
tertib, termasuk penilaian dan pemantauannya.
d. Penilaian terhadap hasil tugas siswa perorangan diperhitungkan
sebagai bahan dalam penghitungan nilai rapor semester.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa
(intrakurikuler) tidak erat terkait dengan pelajaran di sekolah. Program
ini dilakukan di sekolah atau di luar sekolah Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa. Kegiatan ini
dilakukan secara berkala pada waktu-waktu tertentu.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk kegiatan individu atau kegiatan
kelompok. Kegiatan individu adalah untuk menyalurkan bakat siswa secara
perorangan di sekolah dan masyarakat. Contohnya beberapa kegiatan olah raga,
keterampilan, dan kesenian. Kegiatan kelompok adalah untuk menampung
kebutuhan dan penyaluran minat bakat siswa secara bersama di sekolah dan di
masyarakat. Contohnya antara lain berkemah, pramuka, pertandingan olah raga.

h. Evaluasi Hasil Belajar dan Program Pengajaran


Evaluasi merupakan tahapan penting dalam suatu kegiatan. Di bawah ini
diuraikan secara singkat dua jenis evaluasi, yaitu evaluasi hasil belajar dan
evaluasi program pengajaran.
1. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan 5 ',; dan
menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah ; dicapai
siswa.
Tujuan dan fungsi penilaian hasil belajar adalah:
a. Memberikan umpan balik kepada guru dun siswa dengan tujuan
memperbaiki cara belajar-mengajar, mengadukan perbaikan dan
pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa pada situasi
belajar-mengajar yang lebih tepat sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimilikinya.
b. Memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat
keberhasilannya dalam belajar dengan tujuan untuk memperbaiki,
mendalami atau memperluas pelajarannya.
c. Menentukan nilai hasil belajar siswa yang antara lain dibutuhkan
untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan
kelas, dan penentuan kelulusan siswa.
Hasil belajar untuk tiap semester dicantumkan dalam buku rapor.
Buku rapor ini sebaiknya diambil oleh orang tua siswa yang
bersangkutan. Dengan demikian guru mempunyai kesempatan untuk
mengemukakan secara lisan segala sesuatu yang terjadi pada diri
siswa di sekolah.
2. Evaluasi Program Pengajaran
Evaluasi program merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program,
serta faktor-faktor yang mendukung atau menghambat keberhasilan
tersebut. Tingkat keberhasilan program diukur dengan
membandingkan hasil dengan target yang dirumuskan dalam rencana.
Hasil pembandingan ini menunjukkan tingkat efektivitas program.
Apabila, misalnya, guru menargetkan lima dari 40 orang siswa dapat
memperoleh nilai 10, dan setelah ulangan ternyata hanya ada 2 orang
saja yang memperoleh nilai 10, maka tingkat keberhasilannya hanya
2/5 x 100% yaitu 40%. Di samping tingkat efektivitasnya, program
juga dapat diukur dari tingkat efisiensinya. Yang dimaksud dengan
tingkat efisiensi adalah perbandingan antara hasil dengan sumber yang
dipergunakan. Jika dua orang siswa yang mendapat nilai 10 itu
memerlukan pelajaran tambahan empat jam sehari, maka program
guru itu dapat dikatakan kurang efisien jika dibandingkan dengan
program guru lain, yang dengan hasil yang sama, hanya memerlukan
tambahan mengajar empat jam seminggu.

D.Adrninistrasi Kesiswaan

Isi kegiatan kedua dalam administrasi pendidikan, adalah administrasi


kesiswaan.
Administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hai yang
berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan penerimaan
siswa, pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa
menamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap
berlangsungnya proses belajar-mengajar yang efektif.
a. Kegiatan dalam Administrasi Kesiswaan
Kegiatan dalam administrasi kesiswaan dapat dipilih menjadi tiga bagian
besar, yaitu kegiatan penerimaan siswa, pembinaan siswa, dan penamatan
program siswa di sekolah.
1. Penerimaan Siswa
Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa
yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan-
persyaratan yang ditentukan oleh sekolah itu.
2. Pembinaan Siswa
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan siswa ini
adalah: (1) memberikan orientasi kepada siswa baru, (2) mengatur dan
atau mencatat kehadiran siswa, (3) mencatat prestasi dan kegiatan
siswa, dan (4) mengatur disiplin siswa di sekolah.
3. Tamat Belajar
Apabila siswa telah menamatkan (selesai dan lulus) semua mata
pelajaran atau telah menempuh kurikulum sekolah dengan
memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat
belajar dari kepala sekolah
Tamat belajar untuk sekolah menengah, pada dasarnya merupakan
pencapaian salah satu tangga untuk pendidikan lebih lanjut, atau
pencapaian suatu keterampilan yang dapat dipergunakan untuk
menopang kehidupannya di masyarakat.

b. Peranan Guru dalam Administrasi Kesiswaan


Beberapa peranan gura dalam administrasi kesiswaan itu di antaranya
adalah:
1. Dalam penerimaan siswa, para gura dapat dilibatkan untuk ambil
bagian. Di antara mereka dapat ditunjuk menjadi panitia penerimaan
yang dapat melaksanakan tugas-tugas teknis mulai dari pencatatan
penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas.
2. Dalam masa orientasi, tugas gura adalah membuat agar para siswa
cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya.
3. Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas, guru mempunyai andil
yang besar juga. Guru diharapkan mampu mencatat/merekam
kehadiran ini meskipun dengan sederhana akan tetapi haras baik.
4. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasi berprestasi tinggi, gura juga
haras mampu menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut.
5. Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, peranan
gura sangat penting karena guru dapat menjadi model. Untuk
membuat siswa mempunyai disiplin yang tinggi, maka guru harus
mampu menjadi contoh atau panutan bagi siswa-siswanyaL

E. Administrasi Prasarana dan Sarana


Administrasi prasarana dan sarana pendidikan merupakan keseluruhan
proses pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan peralatan yang
digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan tercapai secara efektif dan efisien.
Kegiatan dalam administrasi prasarana dan sarana pendidikan meliputi: (1)
perencanaan kebutuhan, (2) pengadaan, (3) penyimpanan, (4) inventarisasi, (5)
pemeliharaan, dan (6) penghapusan prasarana dan sarana pendidikan
a. Perencanaan Kebutuhan
Penyusunan daftar kebutuhan prasarana dan sarana di sekolah didasarkan
atas pertimbangan bahwa:
1. Pengadaan kebutuhan prasarana dan sarana karena berkembangnya
kebutuhan sekolah.
2. Pengadaan prasarana dan sarana untuk penggantian barang-barang
yang rusak, dihapuskan, atau hilang.
3. Pengadaan prasarana dan sarana untuk persediaan barang.

b. Pengadaan Prasarana dan Sarana Pendidikan


Pengadaan adalah kegiatan untuk menghadirkan prasarana dan sarana
pendidikan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas sekolah.
Pengadaan prasarana dan sarana pendidikan dapat dilaksanakan dengan
cara:
1. Pembelian
2. Buatan sendin
3. Penerimaan hibah atau bantuan
4. Penyewaan
5. Pinjaman
6. Pendaur ulangan

c. Penyimpanan Prasarana dan Sarana Pendidikan


Penyimpanan merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan, dan
pengaturan persediaan prasarana dan sarana di dalam ruang penyimpanan/gudang.
JPenyimpanan hanya bersifat sementara. Dengan demikian nilai guna barang tidak
susut sebelum barang itu dipakai.

d. Inventarisasi Prasarana dan Sarana Pendidikan


Inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan pengurusan penyelenggaraan,
pengaturan, dan pencatatan barang-barang yang menjadi milik sekolah menengah
yang bersangkutan dalam semua daftar inventaris barang.
e. Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Pendidikan
Pemeliharaan dimulai dari pemakai barang, yaitu dengan cara berhati-hati
dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh
petugas profesional yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang
dimaksud.
Pelaksanaan pemeliharaan barang inventaris meliputi:
1. Perawatan
2. Pencegahan kerusakan
3. Penggantian ringan
Pemeliharaan berbeda dengan rehabilitasi. Rehabilitasi adalah perbaikan
berskala besar dan dilakukan pada waktu tertentu saja.

f. Penghapusan Prasarana dan Sarana Pendidikan


Penghapusan ialah kegiatan meniadakan barang-barang milik
negara/daerah dari daftar inventaris karena barang itu dianggap sudah tidak
mempunyai nilai guna atau sudah tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan,
atau biaya pemeliharaannya sudah terlalu mahal.

g. Pengawasan Prasarana dan Sarana Pendidikan


Pengawasan prasarana dan sarana merupakan kegiatan pengamatan,
pemeriksaan, dan penilaian terhadap pelaksanaan administrasi sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah. Hal ini untuk menghindari penyimpangan,
penggelapan atau penyalangunaan. Pengawasan dilakukan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan itu.

h. Peranan Guru dalam Administrasi Prasarana dan Sarana


Peranan guru dalam administrasi prasarana dan sarana dimulai dari
perencanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan, serta pengawasan penggunaan
prasarana dan sarana yang dimaksud.
1. Perencanaan
Perencanaan pengadaan barang yang menuntut keterlibatan guru di
antaranya adalah pengadaan alat pengajaran dan media pengajaran.
Dalam hal ini, guru harus merencanakan pengadaan prasarana dan
sarana sesuai dengan kebutuhan proses belajar-mengajar dalam kurun
waktu tertentu. Dalam pengadaan perabot kelas, guru juga perlu
memikirkan manfaat perabot-perabot itu dalam menunjang proses
belajar-mengajar. Perabot tersebut
seperti papan tempel majalah dinding, papan rencana kegiatan kelas,
dan tempat penyimparian alat-alat pelajaran atau alat peraga milik
kelas.
2. Pemanfaatan dan Pemeliharaan
Guru harus dapat memanfaatkan segala sarana seoptimal mungkin dan
bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan pemakaian sarana dan
prasarana pengajaran yang ada. Juga bertanggung jawab terhadap
penempatan sarana dan prasarana tersebut di kelas di mana dia
mengajar.
3. Pengawasan Penggunaan
Apabila sarana dan prasarana pendidikan itu digunakan oleh siswa
yang ada di kelasnya, maka tugas guru adalah melakukan pengawasan
atau memberikan arahan agar siswa dapat menggunakan atau
memakai sarana dan prasarana pendidikan itu sebagaimana mestinya.
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Kurikulum dapat diartikan secara sempit atau luas. Dalam pengertian
sempit, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di
sekolah; sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adalah semua pengalaman
belajar yang diberikan sekolah kepada siswa, selama mereka mengikuti
pendidikan di sekolah itu.
Komponen-komponen kurikulum sekolah menengah, yaitu:
a. Tujuan Institusional Sekolah Menengah
b. Struktur Program Kurikulum Sekolah Menengah
c. Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
Tujuan penyusunan program pengajaran semester adalah:
a. Menjabarkan bahan pengajaran yang akan disajikan guru dalam proses
belajar-mengajar.
b. Mengarahkan tugas yang harus ditempuh oleh guru agar pengajaran
dapat terlaksana secara bertahap dengan tepat.
Fungsi program pengajaran semester adalah:
a. Sebagai pedoman penyelenggaraan pengajaran selama satu semester.
b. Sebagai bahan dalam pembinaan guru yang dilakukan oleh kepala
sekolah dan atau pengawas sekolah.
Administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hai yang
berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan penerimaan
siswa, pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa
menamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap
berlangsungnya proses belajar-mengajar yang efektif
Administrasi prasarana dan sarana pendidikan merupakan keseluruhan
proses pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan peralatan yang
digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan tercapai secara efektif dan efisien.
Ada tiga macam kegiatan kurikuler, yaitu kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan sekolah dengan
penjatahan waktu sesuai dengan struktur program, seperti yang telah dibicarakan
pada bagian terdahulu.
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang erat kaitannya dengan
pemerkayaan pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam
pelajaran biasa (intrakurikuler) tidak erat terkait dengan pelajaran di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai