Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Guna memenuhi tugas individu Mata Kuliah Administrasi Pendidikan


(KURIKULUM)

Disusun oleh :
NOVA SARI ZAPUTRI
17031031
Dosen Pengampu : Hade Afriansyah S.Pd, M.Pd

Prodi Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


MATA KULIAH UMUM
2019
KURIKULUM

A.    PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum berasal dari bahasa latin yang kata dasarnya adalah “currere” yang
berarti lapangan perlombaan lari yang ada garis start dan garis finis. Pada saat itu,
pengertian kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh
siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada
hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang
berupa rencana pelajaran sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh
suatu jarak antara suatu tempat ke tempat lainnya dan akhirnya mencapai finish.
Pengertian kurikulum menurut para ahli :
a.       Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005) – Kurikulum merupakan niat &
harapan yang dituangkan kedalam bentuk rencana maupun program pendidikan
yang dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah. Kurikulum sebagai niat &
rencana, sedangkan pelaksaannya adalah proses belajar mengajar. Yang terlibat
didalam proses tersebut yaitu pendidik dan peserta didik.
b.      Prof.Dr. Henry Guntur Tarigan – Kurikulum ialah suatu formulasi
pedagogis yang termasuk paling utama dan terpenting dalam konteks proses
belajar mengajar.
c.       Harsono (2005) – Mengungkapkan bahwa kurikulum ialah suatu
gagasan pendidikan yang diekpresikan melalui praktik. Pengertian kurikulum saat
ini semakin berkembang, sehingga yang dimaksud dengan kurikulum itu tidak
hanya sebagai gagasan pendidikan, namun seluruh program pembelajaran yang
terencana dari institusi pendidikan nasional.
d.      Drs. Cece Wijaya, dkk – Mengartikan kurikulum dalam arti yang luas
yakni meliputi keseluruhan program dan kehidupan didalam sekolah
e.       George A. Beaucham (1976) – Kurikulum diartikan sebagai dokumen
tertulis yang berisikan seluruh mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta
didik melalui pilihan berbagai disiplin ilmu dan rumusan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
f.       Hilda Taba (1962) – Kurikulum dianggap sebagai a plan of
learning yang artinya bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang direncanakan
untuk dipelajari oleh peserta didik.
g.      Prof. Drs. H. Darkir – Menyatakan bahwa kurikulum merupakan alat
dalam mencapai tujuan pendidikan. Jadi, kurikulum ialah program pendidikan dan
bukan program pengajaran, sehingga program itu direncanakan dan dirancang
sebagai bahan ajar dan juga pengalaman belajar.
Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara continue terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan
efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada
tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin
adanya program pengajaran yang baik bagi muridmurid. Karena pada dasarnya
pengelolaan atau manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah terletak
pada Praktek Belajar mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas bahwa pada
hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah atau
lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM. Kegiatan
administrasi dititikberatkan pada usaha-usaha pembinaan situasi belajarmengajar
di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Kegiatan administrasi kurikulum
yang terpenting disini dapat disebutkan dua hal yaitu sebagai berikut :
Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru
b. Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar
1. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru ini yaitu meliputi :
a. Pembagian tugas pengajar dan tugas piket.
b. Pengaturan bimbingan guru terhadap siswa.
c. Penyusunan satuan pelajaran.
d. Penyusunan program kegiatan mgbs (majelis guru bidang studi) dan
pelaksanaannya dalam rangka peningkatan kemampuan tugas profesionalnya.
e. Pembagian tugas/tanggung jawab dalam membina ekstrakulikuler.
f. Koordinasi penyusunan persiapan mengajar.
2. Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar-
mengajar kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar-
mengajar ini yaitu meliputi :
a. Penyusunan jadwal pelajaran.
b. Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu (catur
wulan, semesteran, tahunan).
c. Pengisian daftar kemajuan murid.
d. Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
e. Laporan hasil evaluasi.
f. Kegiatan bimbingan penyuluhan.
3. Kegiatan yang menyangkut Siswa
a. Menentukn jumlah dan syarat siswayang akan diterima.
b. Perencanaan untuk pengarahan dan pelayanan siswa dalam
menyelesaikan suatu program.
c. Merencanakan yang melaksanakan peraturan kenaikan kelaslas bagi .
d. Menentukan kelas bagi siswa yang diterima dan naik kelas.
e. Pencatatan segala sesuatu mengenai kegiatan siswa dan hasilnya
disekolah.

Beberapa tafsiran lainnya tentang kurikulumsebagai berikut


Kurikulum memuat isi dan materi peljaran. Kurikulum ialah sejumlah mata
ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan. Mata ajaran dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-
orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program
pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu
para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan
perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pembelajaran.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Disini kurikulum disrtikan sebagai
serangkaian pengalaman belajar.
Dari semua pengertian diatas dapa kita tarik kesimpulan bahwa kurikulum itu
adalah serangkaian program,rencana, dan dokumen tertulis yang dijadikan alat
atau media untuk menyukseskan pembelajaran agar tujuan pebelajaran itu dapat
tercapai dengan baik.

B.     PROSES ADMINISTRASI KURIKULUM


Ada beberapa proses administrasi kurikulum sebagai berikut :
1.      Perencanaan Kurikulum
Di dalam perencanaan kurikulum terdapat sekitar masalah tanggung jawab
untuk menentukan: Harus bagaimana bentuk kurikulum itu. Siapa yang
merencanakan dan bilamana. Ada yang mengemukakan pendapat bahwa
perencanaan kurikulum adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian dan karena
itu dikerjakan oleh para ahli atau “expert” dalam bidang perencanaan kurikulum.
Menurut pendapat ini kurikulum harus direncanakan baik-baik sebelumnya.
seringkali secara terperinci mengenai situasi belajar, dan semua murid di semua
sekolah tingkat tertentu mempunyai kurikulum yang kira-kira seragam, Mengenai
perencanaan dimuka atau “Pre-Planning” terdapat perbedaan pendapat dalam hal
sejauh mana perencanaan dimuka dapat dilakukan. Ada beberapa ahli yang
mengemukakan pendiriannya, bahwa tidak ada aspek-aspek kurikulum yang harus
direncana jauh sebelum situasi belajar berlangsung. Untuk penjelasan singkat,
pendapat-pendapat yang berbeda itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.       Kurikulum seharusnya direncanakan di muka secara terperinci oleh
“experts” dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
b.      Kurikulum direncanakan secara terperinci di muka oleh panitia yang
terdiri dari guru-guru dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
c.       Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya yang luas oleh panitia
yang terdiri dari guru-guru dalam bentuk pedoman kerja. perincian dilakukan oleh
guru berdasarkan kebutuhan-kebutuhan murid.
d.      Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya berisi partisipasi dari
guru-guru dan tokoh-tokoh masyarakat. perincian dilakukan oleh perencanaan
bersama guru murid.
e.       Kurikulum direncanakan oleh guru bersama murid pada waktu akan
belajar, tanpa perencanaan jauh dimuka.
2.Pelaksanaan Kurikulum
Sebelum kurikulum benar-benar dilaksanakan, harus terlebih dahulu
memperhatikan perbedaan-perbedaan individual. Yang dimaksud disini adalah
masalah penyesuaian program pengajaran terhadap perbedaan-perbedaan di antara
anak-anak. Jawaban terhadap persoalan ini macam-macam. Kurikulum yangn
berorientasikan kumpulan mata pelajaran berasal dari zaman sebelum ada
pengetahuan tentang perbedaan-pebedaan individu dan kemapuan pada murid.
Pada waktu itu orang menganggap semua murid (kecuali anak-anak lemah jiwa)
dapat menguasai semua mata pelajaran yang diberikan disekolah dengan
kepandaian yang sama asal mereka rajin belajar.
Pada umumnya diakui bahwa makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam
kemampuannya untuk maju. Keadaan itu telah menggerakkan para pendidikan
kepada perbedaan-perbedaan individual ini. Disini timbul perbedaan-perbedaan
pendapat mengenai persoalan bagaimana hal ini harus dilaksanakan.
1)      konsep kurikulum yang telah di tetapkan jauh di muka harus dikuasai
oleh semua murid menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya. Masalahnya
ialah menyesuaikan individu-individu yang mempunyai kecepatan belajar yang
berbeda-beda pada “realitas” ini.
2)      bahwa murid-murid harus dikelompokkan menurut kemampuannya
dengan tujuan bahwa pengelompokan ini akan memperkecil perbedaan
kemampuan dalam tiap kelompok agar mempermudah pelaksanaan individualis
program pengajaran.
3)      menciptakan jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang dipusatkan
kepada masalah-masalah dan memberikan kesempatan kepada kelompok-
kelompok tesebut dalam pendapat kedua untuk bekerja sama memecahkan
masalah bersama, yang menarik perhatian bersama. Hal ini menunjukkan tiap
anggota kelompok untuk mampu bekerja menurut taraf perkembangan masing-
masing dalam bidang akademis sosial dan emosi dan masih menunjang usaha
bersama kelompok.
3. Pengawasaan /    Pengembangan Kurikulum
Dalam Pengembangan Kurikulum terdapat dua proses utama, yakni 
Pengembangan Pedoman Kurikulum dan Pengembangan Pedoman Instruksional.
a.       Pedoman Kurikuklum, meliputi:
Ø  Latar belakang yang berisi rumusan Falsafah dan tujuan lembaga
pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau mata
kuliah, struktur organisasi bahan pelajaran.
Ø  Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan
yakni Scope (ruang lingkup) dan Sequence-nya (urutan pengajiannya).
Ø  Desain evaluasi termasuk strategis revisi atau perbaikan kurikulum
mengenai: Bahan pelajaran (Scope dan Sequence) Organisasi bahan dan strategi
intruksionalnya
b.      pedoman instruksional
Pedoman Instruksional diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi
pedoman kurikulum agar lebis spesifik sehingga lebih mudah untuk
mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam kelas. dengan demikian apa yang
diajarkan benar-benar bersumber dari pedoman kurikulum.
4.      Evaluasi Kurikulum
a.       Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum bermacam-macam tujuannya, yang paling penting di
antaranya ialah:
1)      Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah tujuan
yang telah ditentukan.
2)      Melalui efektivitas kurikulum.
3)      Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum.
Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang sistematis.
Jika evaluasi diadakan secara terus-menerus mungkin tak perlu kurikulum diganti
seluruhnya, akan tetapi dapat senantiasa di perbaiki dan disempurnakan serta
disesuaikan dengan perkembangan zaman.
b.      Desain Evaluasi
Desain evaluasi menguraikan tentang (1) Data yang harus dikumpulkan, (2)
analisis data untuk “membuktikan” nilai dan efektivitas kurikulum.

Fungsi Kurikulum
Menurut Sutopo dan Soemanto sebagaimana dikuti oleh Muhammad Joko
Susilo kurikulum berfungsi:[4][4]
1. Kurikulum dalam rangka mencapai tujuan. Bila tujuan pendidikan yang
diinginkan tidak tercapai orang cenderung meninjau kembali alat yang digunaka
untuk mencapai tujuan tersebut.
2.  Bagi siswa kurikulum berfungsi sebagai organisasi belajar yang harus
dikuasai dan dikembangka seirama perkembangan siswa.
3.  Bagi guru, kurikulum berfungsi
a)  sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman
belajar siswa.
b) sebagai alat untuk mengadakan evaluasi perkembangan siswa
c) sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan.
. Bagi  kepala sekolah dan pembiña sekolah kurikulum berfungsi
a) sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi, yaitu memperbaiki
situasi belajar.
b) sebagai pedoman untuk fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk
menunjang situasi belajar.
  c) sebagai pedoman dalam fungsi supervisi untuk membantu guru dalam
memperbaiki situasi belajar.
d) sebagai pedoman untuk  mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
5.  Bagi orang tua murid, kurikulum. berfungsi sebagai panduan untuk
membantu anak.
6. Bagi sekolah pada tingkatan di atasnya, kurikulum berfungsi sebagai 
     pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga
guru.
7. Bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah, kurikulum berfungsi dalam
memberikan bantuan guru dalam memperlancar pelaksanaan program pendidikan
yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua/masyarakat untuk
menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar bisa lebih serasi dengan
kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.

  Konsep Kurikulum
Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum
adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai
substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.[5][5]
a.       Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi/rencana :
       Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar
bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin
dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk  kepada suatu dokumen yang berisi
rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan
evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis
sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang
kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat
mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun
seluruh negara.
b.      Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem
      Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem
pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup
struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu
kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari
suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari
sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
c.    Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:
      Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli
kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang
studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.
Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar
tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian
dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan
memperkuat bidang studi kurikulum.
Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga
dituntut untuk :
1.    mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-
istilah teknis
2.  mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam
pengetahuan-pengetahuan baru
3.   melakukan penelitian inferensial dan prediktif
4.    mengembangkan subsubteori kurikulum, mengembangkan dan
melaksanakan model-model kurikulum.
     Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori
kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi,sebagai
sistem, maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan.

C.     PERAN GURU DALAM ADMINISTRASI KURIKULUM


Di dalam pelaksanaan kurikulum tugas guru adalah mengkaji kurikulum
tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok, dengan demikian guru dan
kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan. Dalam
proses pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas.
mencatat peran guru sebagai:
1.      Implementers
Guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam
melaksanakan perannya guru hanya menerima kebijakan perumus kurikulum.
Guru tidak memiliki ruang baik untuk menentukan isi kurikulum maupun
menentukan target kurikulum. Pada fase implementator kurikulum, peran guru
dalam pengembangan kurikulum sebatas hanya menjalankan kurikulum yang
telah disusun (sebelum reformasi pendidikan).
2.      Adapters
Guru berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga
sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan
kebutuhan daerah. Dalam fase ini guru memberikan kewenangan untuk
menyelesaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan
kebutuhan lokal.
3.      Developers
Guru berwewenang dalam mendesain kurikulum. Guru bukan saja dapat
menentukan  tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi juga
dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana
mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru
dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi sekolah,
serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa.
4.     Researchers
Peran guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai bagian
dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan
kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanakan peran sebagai peneliti, guru
memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum.

Senada dengan itu, guru memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan kurikulum, sebagai berikut:
1.      Pengelolaan administratif
2.      Pengelolaan konseling dan pengembangan kurikulum
3.      Guru sebagai tenaga profesi kependidikan
4.     Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum
5.      Meningkatkan keberhasilan sistem instruksional
6.     Pendekatan kurikulum
7.     Meningkatkan pemahaman konsep diri
8.      Memupuk hubungan timbal balik yang harmonis dengan siswa
DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah, H. (2019). Administrasi Kurikulum. Padang: osf.io.


https://doi.org/10.17605/OSF.IO/Y6VXZ
Harun Asrohah,Anas Amin Alamsyah, Pengembangan Kurikulum,
kopertaisIV Press, Surabaya 2014
http://mhadhicahyadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi
fungsi-dan.html
Suratmanskaters.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-konsep-fungsi-dan
peranan.html

Anda mungkin juga menyukai