Anda di halaman 1dari 21

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN
Kompetensi Dasar:
Menganalisis implementasi nasionalisme dalam
konteks identitas keindonesiaan

Indikator:
1. Mampu menjelaskan konsep nasionalisme
2. Mampu menjelaskan konsep identitas nasional
3. Mampu menganalisis implementasi konsep
nasionalisme dalam konteks identitas keIndonesiaan
dewasa ini
Identity in Question
• Fragmentasi masyarakat modern: berbasis kelas,
gender, seksualitas, etnisitas, ras, dan nationality
—sebagai penanda sosial individual.

• Identitas sosial juga menjadi penanda identitas


personal, sehingga seringkali subjek mengalami
problem dislokasi dan displacement
(keterpisahan dengan dunia sosial dan
kulturalnya).
Konsep Identitas
Hall (ed.) dalam Modernity (1996), membagi 3
konsep identitas
1.Identitas sebagai subjek pencerahan
(enlightment subject)
2.Identitas sebagai subjek sosiologis
(sociological subject)
3.Identitas sebagai subjek postmodern
(postmodern subject)
Enlightment Subject
Konsep bahwa manusia adalah individu yang
memiliki kapasitas rasional, kesadaran, dan
kemampuan bertindak. Kondisi ini membawa
pandangan “individualis” dalam melihat
identitas, serta membawa pandangan yang
“male identity sentris”
Sociological Subject
Perkembangan dunia modern membawa kesaadaran bahwa
subjek tidak lagi otonom, tetapi dibentuk oleh kelompok lagi
yang signifikan (significant others) yang menanamkan nilai,
simbol, dan makna.
a. G.H.Mead dan Cooley, membawa ide tentang
interaksionisme simbolik
b. Identitas personal membawa representasi identitas
kultural, sehingga menjadi bagian dari “kultur tertentu”
c. Konsekuensinya, identitas tidak singular, tetapi plural.
Terjadi “shifting identities”
Postmodern Subject
1. Tidak ada identitas yang fixed, esensial, atau
permanen. Identitas adalah sesuatu yang mudah
untuk dipertukarkan
2. Pandangan postmodern tentang identitas =
antiessensialisme
3. Identitas adalah kategori historis, bukan biologis
4. Identitas adalah “narasi diri kita tentang diri kita”,
karena itu ide tentang identitas kultural adalah
fantasi/imajinasi
Identity
Esensialisme Vs Antiesensialisme

•Konsep Esensialisme:
Sign/Tanda memiliki makna yang stabil. Dalam fokus
identitas kultural, esensialisme memandang bahwa
kategori identitas adalah hal yang telah fixed dan
entitas yang stabil
• Antiesse
Semua ka
konstru
berubah
penggun
antiesen
kultural
waktu t
Perspektif Nasionalisme
• Nasionalisme dipahami sebagai suatu prinsip yang beranggapan bahwa
unit politik dan identitas nasional terjadi keselarasan dalam praktik
(Ernest Gillner, 1983)

• Nasionalisme dipahami sebagai bangsa dalam suatu kesatuan primer dan


tidak mengalami perubahan (E.J Hobsbawn, 1992)

• Nasionalisme dipahami sebagai masalah kebangsaan yang terletak pada


pertemuan antara politik, teknologi dan transformasi sosial

• Nasionalisme dipahami sebagai fenomena ganda yang secara esensial


dibangun dari atas ke bawah baik harapan, keinginan, kebutuhan
maupun kepentingan rakyat terhadap negaranya
Nasionalisme
• Identitas Nasional tidak hanya terdiri dari institusi
kultural, tetapi juga simbol dan representasi kultural

• Identitas nasional dikonstruksi melalui pembentukan


makna kebangsaan. Makna kebangsaan dibentuk
melalui narasi/cerita yang dituturkan, memori
kolektif yang menghubungkan saat ini dan masa lalu
Pembentukan Narasi Identitas Bangsa
Stuart Hall membagi dalam 5 elemen:
1. Narasi kebangsaan narasi yang dituturkan
dalam sejarah nasional, karya sastra, media, dan
kebudayaan. Membangun cerita, gambaran,
skenario, sketsa sejarah, simbol yang
membangun representasi tentang asal usul
sebuah bangsa
2. Identitas nasional dan penekanan pada asal-
usul (origins), keberlanjutan (continuity),
tradisi (tradition), dan ketidakterikatan pada
waktu (timelessness) identitas nasional
direpresentasikan sebagai bentuk ‘primordial’.
Konsep negara sebagai sesuatu yang tidak
pernah salah.
3. Penemuan tradisi kemunculan tradisi sebagai set
of practices, muncul ritual dan simbol kultural yang
dipraktekkan.
4. Pembentukan mitologi tentang narasi kultural.
Cerita-cerita mistik dibalik pembentukan identitas
kebangsaan.
5. Identitas nasional sebagai simbol “pribumi” identitas
nasional membawa ide tentang yang murni, yang
orisinal, yang pribumi. Kondisi ini menjadi pembeda
bagi kelompok yang lain.
Dinamika Nasionalisme
1. Periode sebelum kemerdekaan, nasionalisme dipahami
dalam tiga hal pokok yaitu:
a. Nasionalisme sebagai unifikasi/penyatuan nasional yang
merujuk pada proses pembentukan bangsa dan negara yang
merdeka
b. Nasionalisme dipahami sebagai budaya bangsa yang
merujuk pada proses membangun kesadaran dan solidaritas
nasional untuk menghadapi pengaruh paham internasional
dan nasionalisme bangsa lain
c. Nasionalisme merujuk pada negara bangsa yaitu fenomena
ideologis yang sengaja dimunculkan untuk meraih identitas
nasional dalam segenap aspek kehidupan bangsa yang
berbeda dengan nasionalisme bangsa lain
Dinamika Nasionalisme
2. Pada era presiden Soekarno, nasionalisme didasarkan pada
cultural focus politik sebagai panglima, nasionalisme diarahkan
pada “nation and character building” yang menanamkan sikap
antikolonialisme dan imperialisme.

3. Pada era presiden Soeharto, nasionalisme didasarkan pada


cultural focus ekonomi sebagai panglima, nasionalisme diarahkan
pada pembangunan ekonomi yang membuka kran penanaman
modal asing.

4. Pada era pasca reformasi, nasionalisme didasarkan pada cultural


focus etnisitas dan otonomi daerah, berlakunya UU Otoda
menonjolkan “semangat kedaerahan” yang berimplikasi pada
munculnya konflik yang berakar pada keberagaman SARA dan
tuntutan daerah.
Nasionalisme Perspektif Ketahanan Budaya

Rasa nasionalisme terhadap negaranya menjadi


barometer penting dalam mengukur kuat-lemahnya
ketahanan budaya bangsa di tengah-tengah pergaulan
dengan bangsa lain
Nasionalisme Perspektif Demografis

1. Demografi menjadi unsur penting yang mendasari


timbulnya perubahan, baik perubahan politik, ekonomi,
sosial, budaya maupun pertahanan keamanan negara
2. Demografi merupakan faktor pendorong bagi timbulnya
mobilitas dan migrasi manusia baik pada tingkat lokal,
nasional, regional maupun internasional
3. Demografi merupakan faktor penentu bagi kuat-
lemahnya nasionalisme dan rasa kebaangsaan berdasar
etnis terhadap negaranya
Nasionalisme Perspektif Politik

1.Nasionalisme yang dibangun para pendiri negara


meletakkan dasar-dasar yang kokoh dan kuat bagi
berdirinya negara Indonesia yang memiliki pluralisme
SARA
2.Pemimpin masa depan harus menekankan pada upaya
merawat, mengelola, melestarikan, dan menyempurnakan
sikap, pandangan dan nilai-nilai yang diwariskan pendiri
negara agar bangsa lebih maju, moderen dan lebih
bermartabat
Nasionalisme Otonomi Daerah

Otonomi daerah sebagai konsep baru berusaha


menemukan jati diri sesuai dengan latar belakang sejarah,
adat istiadat, identitas daerah, dan kebudayaan daerah
masing-masing.
Nasionalisme Perspektif Dinamika Globalisasi
Nasionalime dibangun dengan mengedepankan rasa cinta
tanah air, rela berkorban untuk negara, dan pantang
menyerah. Nasionalisme harus mampu mengikat seluruh
komponen bangsa

Anda mungkin juga menyukai