Anda di halaman 1dari 14

PROSES MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Nama : Hajrawati Ningsih

Nim : 22011016

Prodi : Administrasi Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

1
KENDARIKata pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ..................................................................................................................................i


Daftar isi ..........................................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah .....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................3

2.1 Konsep Pengembangan Kurikulum ..........................................................................................3


2.2 Pentingnya Manajemen Pengembangan Kurikulum ................................................................4
2.3 Masalah Manajemen Pengembangan Kurikulum .....................................................................6

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................................10


3.2 Saran ........................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan dan kurikulum merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena
dalam proses pendidikan menggunakan kurikulum dan kurikulum digunakan untuk
pendidikan. Kita ketahui bersama bahwa berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah
untuk memaksimalkan proses berfungsinya dalam pengimplementasian kurikulum di dalam
pendidikan kita ini, namun hasil yang diterima belum sesuai dengan apa yang direncanakan.
Kurikulum selalu dilakukan perbaikan dan evaluasi serta perubahan, dampaknya akan hal ini
peserta didik tidak bisa begitu cepat memahami berbagai bentuk ataupun berbagai perubahan
kurikulum yang selalu dijadikan landasan dalam proses pengevaluasian pendidikan di
sekolah, sehingga Studi tentang manajemen kurikulum dewasa ini semakin menjadi
perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum,
teknologi pendidikan dan administrasi pendidikan. Studi ini dianggap menempati bagian
terpenting dalam studi pengembangan kurikulum. Hal ini wajar karena kurikulum merupakan
alat pendidikan yang vital dalam system pedidikan nasional. Itulah sebabnya, setiap instansi
pendidikan baik formal maupun informal harus memiliki kurikulum yang sesuai dan serasi,
tepat guna dengan kedudukan, fungsi dan peranan serta tujuan lembaga tersebut. Standarisasi
dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini menutut pemahaman
berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai komponen system
pendidikan. Kebijakan pendidikan yang semula dilakukan secara sentralisasi telah berubah
menjadi desentralisasi yang menekankan bahwa pengambilan keputusan kebijakan
pendidikan dari pemerintahan pusat ke pemerintah daerah. Desentaralisasi pendidikan
digulirkan sejalan dengan otonomi daerah sehingga pusat-pusat kekuasaan dilimpahkan
wewenangnya kepada daerah kota dan kabupaten termasuk dalam pendidikan. Kewenangan
ini membuat kebijakan pendidikan tidak menjadi tugas orang-orang pusat.
Memahami uraian di atas selayaknya setiap perubahan kurikulum diantsipasi dan
dipahami oleh berbagai pihak. Hal ini dikarenakan dalam implementasi kurikulum sebagai
rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan
kegiata pembelajaran yang menentukan proses dan hasil  belajar peserta didik, bahkan hasil
1
pendidikan secara keseluruhan. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan baik kepala sekolah,
guru maupun tenaga pedidikan lainnya, bahkan peserta didik sangat berkepentingan akan
terkena dampaknya secara langsung oleh setiap perubahan kurikulum.
1.2 Rumusan Masalah
a. Seperti apa konsep pengembangan kurikulum?
b. Apa saja alasan pentingnya manajemen pengembangan kurikulum?
c. Apa saja masalah manajemen pengembangan kurikulum?
d. Bagaimana implikasi manajemen pendidikan dalam pengembangan kurikulum?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pengembangan Kurikulum
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan
(sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai
kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ditetapkan. Dengan kata lain dengan program kurikuler tersebut sekolah
lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa untuk berkembang.
Itulah sebabnya kurikulum disusun sedemikian rupa yang memungkinkan siswa melakukan
beraneka ragam kegiatan belajar. Berdasarkan rumusan ini kegiatan-kegiatan kurikuler tidak
terbatas dalam ruangan kelas, melainkan mencakup juga kegiatan di luar kelas. Pandangan
modern menjelaskan bahwa antara kegiatan intrakulikuler dan kegiatan ekstrakulikuler tidak
ada pemisahan yang tegas. Semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman
pendidikan kepada siswa tercakup dalam kurikulum.
Pandangan yang dikemukakan oleh Prof I.P simajuntak juga mendapat perhatian dilihat
dari pola pikir sisitematik yang ilmiah dan rasional, dimana kurikulum dikaji dari berbagai
aspek:
a. Kurikulum berkenaan dengan fungsi
b. Kurikulum itu disediakan untuk siapa
c. Kurikulum diberikan untuk membantu menjadi apa
d. Hal-hal apa saja yang tercakup dalam kurikulum
e. Bagaimana melaksanakan kurikulum
f. Bagaimana cara mengetahui hasil kurikulum itu

Dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat


rencana dan pengaturan isi dan lahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Rumusan ini lebih spesifik yang mengandung
pokok-pokok pikiran sebagai berikut:

a. Kurikulum merupakan suatu rencana/ perencanaan.


b. Kurikulum merupakan pengaturan, berarti mempunyai sistematika dan struktur tertentu.

3
c. Kurikulum memuat/ berisikan isi dan bahan pelajaran, menunjuk kepada perangkat mata
pelajaran atau bidang-bidang pengajaran tertentu.
d. Kurikulum mengandung cara atau metode atau strategi penyampaian pengajaran.
e. Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
f. Kendatipun tidak tertulis namun telah tersirat di dalam kurikulum dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
g. Berdasarkan butir 6 maka kurikulum sebenarnya adalah suatu alat pendidikan.

Implementasi kurikulum merupakan suatu sistem perencanaan yang meliputi


komponen-komponen sebagai berikut:

a. Perumusan tujuan
b. Program studi
c. Identifikasi sumber-sumber
d. Peran pihak-pihak terkait
e. Kemampuan profesionalisme
f. Unsur penunjang
g. Penjadwalan pelaksanaan
h. Sistem komunikasi
i. Evaluasi
j. Revisi dan perbaikan
2.2 Pentingnya Manajemen Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh manajemen berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan multidimensional sebagai berikut:
a. Manajemen sebagai suatu disiplin ilmu sangat erat kaitannya dengan disiplin ilmu
lainnya seperti filsafat, psikologi, sosial budaya, sosiologi, bahkan ilmu manajemen
banyak mendapat konstribusi dari disiplin-disiplin ilmu yang lain. Banyak teori konsep
dan pendekatan dalam ilmu manajemen memberikan masukan teoritik dan fundamental
bagi pengembangan kurikulum. Itu sebabnya secara konseptual teoritik ilmu
manajemen harus menjadi landasan penting dalam pengembangan kurikulum.
b. Para pengembang kurikulum mengikuti pola dan alur pikir yang singkron dengan pola
dan struktur berfikir dalam manajemen. Proses pengembangan tersebut sejalan dengan
4
proses manajemen yakni bahwa kegiatan pengembangan dimulai dari proses
perencanaan, pengorganisasian, implementasi dan kontrol serta perbaikan. Itulah
sebabnya setiap tenaga pengembang kurikulum seyogyanya menguasai ilmu
manajemen yang meluputi dasar-dasar penyusunan program manajemen, sistem
informasi manajemen dan lain sebagainya.
c. Implementasi kurikulum sebagai bagian integral dalam pengembangan kurikulum
membutuhkan konsep, prinsip dan prosedur serta pendekatan dalam manajemen
implementasi kurikulum yang menuntut pelaksanaan pengorganisasian, kordinasi,
motivasi, pengawasan sistem penunjang serta sistem komunikasi dan monitoring yang
efektif secara keseluruhan berasal dari ilmuwan manajemen.
d. Pengembangan kurikulum tidak lepas dari kebijakan di bidang pendidikan yang
bersumber dari kebijakan pembangunan nasional, kebijakan daerah serta  berbagai
kebijakan sektoral. Rumusan kebijakan-kebijakan tersebut mengandung apa yang harus
dikembangkan, mengapa harus dikembangkan, dan bagaimana cara
mengembangkannya. Berbagai kebijakan mengandung unsur-unsur arahan, acuan,
petunjuk, motivasi dan sebagainya.
e. Kebutuhan manajemen di sektor bisnis dan industri, misalnya kebutuhan tenaga
terampil yang mampu meningkatkan produktivitas perusahaan. Contoh tersebut
memberikan gambaran bahwa studi manajemen memiliki makna penting dalam
kerangka studi pengembangan kurikulum. Berdasarkan pertimbangan dan kondisi
obyektif dalam rangka pengembangan kurikulum, maka menjadi keharusan
fundamental bagi para pengembang dan pengelola kurikulum untuk melakukan studi
lebih luas dan mendalam bidang ilmu manajemen guna menunjang pengembangannya.

Manajemen yang efektif menuntut manajer profesional dan karenanya harus memenuhi
persyaratan pokok yang dapat menunjang pekerjaannya sebagai manajer. Kemampuan-
kemampuan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas mengenai pembangunan nasional.


2. Memiliki kepribadian yang tangguh sebagai manusia Indonesia yang berjiwa dan bersifat
Pancasila sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945, serta dalam berperilaku sesuai

5
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut, sebagai sumber daya
manusia yang berkualitas.
3. Memiliki keterampilan dan pengembangan sesuai dengan bidang garapan yang menjadi
tanggung jawabnya terkait dengan organisasi sosial dan organisasi bisnis.
4. Memiliki kemampuan bermasyarakat baik di lingkungan internal maupun di lingkungan
eksternal organisasi.
2.3 Masalah Manajemen Pengembangan Kurikulum.
Masalah manajemen pengembangan kurikulum, dipandang sebagai suatu tindak
profesional. Ini artinya dalam usaha pengembangan kurikulum diperlukan suatu keahlian
manajerial dalam arti kemampuan merencanakan, mengorganisasi, mengelolah dan
mengontrol kurikulum. Dua kemampuan pertama tersebut sebagai kemampuan dalam hal
”Curricullum planning”. Dan dua kemampuan lainnya disebut sebagai kemampuan dalam
hal “Currikullum implementation”. Semua kemampuan ini diartikan sebagai kemampuan
manajemen pengembangan kurikulum.
Masalah manajemen pengembangan kurikulum didasarkan pada kenyataan bahwa
seringkali terjadi gap antara strategi nasional dalam pengembangan kurikulum dengan usaha-
usaha implementasi, yakni gap antara  perencanaan kurikulum dengan praktisi (guru) yang
melaksanakan kurikulum di lapangan setaip hari. Seringkali guru-guru tidak memahami ide-
ide yang terkandung di dalam kurikulum. Kejelasan terhadap ide baru kurikulum  akan
menentukan keberhasilan implementasi.
Berdasarkan kondisi empiris tersebut, terasa pentingnya manajemen yang baik dalam
pengembangan kurikulum. Dua masalah pokok manajemen yang dibahas dalam rangka
pengembangan kurikulum adalah:
a. Bagaimana manajemen dalam curricullum planning?
b. Bagaimana manajemen dalam currikulum implementation?

Masalah pertama, manajemen  dalam perencanaan kurikulum. Bertolak dari beberapa


pemikiran, tentang siapa sesungguhnya dalam perencanaan kurikulum, faktor-faktor apa
yang mendorong suatu kurikulum harus diubah, dan faktor-faktor lainnya yang dinilai
berpengaruh dalam proses perencanaan kurikulum terlebih dahulu dalam implementasi
nantinya.

6
Masalah kedua, adanya beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum,
(1) berkenaan dengan pendekatan dalam perencanaan, (2) berkenan dengan strategi
implementasi terutama masalah ”support activis” berupa bantuan supervisor kepada guru-
guru.

Hal-hal tersebut merupakn latar belakang pemikiran dan rasionalitas konsep


manajemen pengembangan kurikulum. Konsep ini agak sulit dirumuskan karena banyak
pandangan dari para pakar. Namun secara operasional dapat dinyatakan bahwa manajemen
pengembangan kurikulum adalah suatu proses sosial yang berkenan dengan upaya yang
dilakukan dalam rangka pengembangan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan.

Faktor –faktor  yang harus diperhatikan dalam penyusunan suatu kurikulum sebagai berikut:

3.3 Tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan menjadi tujuan-tujuan institusional,


selanjutnya dirinci menjadi tujuan kurikuler yang pada gilirannya dirumuskan menjadi
tujuan instruksional.
3.4 Tahap pengembangan peserta didik merupakan landasan psikologis yang mencakup
psikologi perkembangan dan psikologi belajar yang mengacu pada proses pembelajaran.
3.5 Kesesuaian dengan lingkungan menunjuk pada landasan sosiologi atau lingkungan sosial
masyarakat dibarengi oleh landasan bioekologis dan kultur ekologis.
3.6 Kebutuhan pembangunan nasional yang mencakup pengembangan sumber daya manusia
dan pengembangan semua sektor ekonomi.
3.7 Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesesuaian merupakan landasan
kultural dan budaya bangsa.
3.8 Jenis dan jenjang satuan pendidikan merupakan landasan organisator di bidang
pendidikan. Jenis pendidikan dikelompokkan sesuai dengan sifat kekhususan tujuan.
3.9 Implikasi manajemen pendidikan dalam pengembangan kurikulum
Manajemen pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
keterlaksanaan system proses belajar yang meliputi administrasi kurikulum, program
ketenagaan, program sarana dan prasarana, program pembiayaan dan program hubungan
dengan masyarakat. Kelima jenis program tersebut mempunyai implikasi tertentu dalam
kerangka pengembangan kurikulum.

7
Administrasi kurikulum yang mencakup system penyampaian media dan bimbingan
diperlukan faktor pertimbangan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kurikulum. Administrasi kurikulum dalam arti sempit merupakan kegiatan-kegiatan
administratif yang bersifat teknis memberikan dukungan yang cukup besar dalam proses
manajemen kurikulum, sebagaimana halnya dengan administrasi perkantoran bersama
dengan berbagai sumber yang memadai.
Program keamanan, meliputi semua unsur ketenagaan dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum, baik dari lingkungan departemental/instasional,
maupun dari lingkungan system sekolah, baik dari kelompok ahli dari berbagai bidang dan
lembaga kemasyarakatan dan orang tua. Kebutuhan ketenagaan dalam jumlah dan kualitas
kemampuan dirancang dan direncanakan secara seksama. Unsur tenaga ahli kurikulum,
pejabat instansi, ahli dalam bidang studi, suvervistrator yang berpengalaman sangat
dibutuhkan dalam rangka kegiatan dan proses perencanaan kurikulum. Administrator sekolah
pada pengawas dan guru-guru harus disiapkan sedemikian rupa agar mampu melaksanakan
tugas-tugasnya dalam kerangka implementasi kurikulum di sekolah. Para pakar kurikulum,
konsultan dan unsur-unsur terkait harus disiapkan untuk melaksanakan tugas-tugas
monitoring dan evaluasi kurikulum. Itu sebabnya program ketenagaan menjadi unsur yang
sangat penting dan sekaligus merupakan factor kunci dalam pengembangan kurikulum secara
keseluruhan.
Program sarana dan prasarana, berkenan dengan semua fasilitas perlengkapan dan
peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kurikulum. Dalam rangka kegiatan perencanaan kurikulum diperlukan fasilitas ruangan
pertemuan serta perlengkapan perkantoran yang memenuhi persyaratan kualitas. Dalam
rangka implementasi kurikulum dibutuhkan bantuan sekolah, perlengkapan dan peralatan
pendididkan/ pembelajaran yang layak dan dalam jumlah yang cukup memadai. Hal serupa
ini bertalian dengan kebutuhan fasilitas perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan evaluasi dan perbaikan kurikulum. Jumlah dan jenis fasilitas berkualitas,
perlengkapan dan peralatan supaya direncanakan sesuai dengan kebutuhan kurikulum untuk
masing-masing jenjang dan satuan pendidikan.
Program pembiayaan, merupakan unsur penunjang yang menentukan dalam kerangka
pengembangan kurikulum, dan perlu direncanakan secara teliti dan seksama. Program
8
pembiayaan itu berkenan dengan kebutuhan biaya untuk perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi kurikulum. Program ini meliputi biaya unsur ketenagaan, pengadaan fasilitas,
perlengkapan dan peralatan. Biaya yang berarti program pembiyaan pendidikan harus
mencakup program pembiayaan pengembangan kurikulum secara menyeluruh.
Program hubungan dengan masnyarakat, meliputi pengembangan kurikulum secara
pengembangan kurikulum tingkat provinsi, pengembangan kurikulum tingkat daerah
kabupaten, dan pengembangan kurikulum tingkat sekolah sebagai kurikulum unggulan, pada
gilirannya perlu melibatkan masyarakat pada semua jenjang social. Hal ini perlu diprogram,
pola dan struktur hubungan, kerjasama, kemitraan antara lembaga pendidikan dan lembaga-
lembaga kemasyarakatan termasuk lembaga bisnis dan industry. Bila hubungan itu harmonis
dan efektif, maka pihak masyarakat bersedia memberikan konstribusi dalam proses
pengembangan kurikulum, dan memberikan kemudahan untuk mensosialisasikan kurikulum
kepada masnyarakat.

9
BAB III

PENUTUP

3.10 Kesimpulan
Dari berbagai macam pembahasan di atas kita dapat mengambil suatu kesimpulan
bahwa segala bentuk proses manajemen pengembangan kurikulum mulai dari proses
penyusunan sampai pada proses pengembangan kurikulum tersebut merupakan suatu proses
yang tidak dapat dijalankan tanpa melalui adanya manajemen. Kurikulum merupakan suatu
wadah atau suatu bentuk dari alat pendidikan yang menjadikan pendidikan dapat berjalan
dengan baik dan maksimal, tentu bukan hanya berjalan dengan baik secara begitu saja namun
melalui proses manajemen yang akan lebih bisa menghasilkan suatu kurikulum yang
bermanfaat di lingkungan pendidikan. Adapun definisi dari kurikulum yakni kurikulum
sebagai “product” dokumen yang berisi secara rinci tentang tujuan umum-khusus, isi teknik
mengajar, penilaian dan serta sumber belajar. Dokumen yang diterbitkan oleh pemerintah
atau lembaga khusus yang merinci bagaimana dan apa yang harus diajarkan. Dokumen
kurikulum seperti itu biasannya sebagai suatu ideal yaitu sesuatu yang ingin dicapai namun
kenyataannya sulit dicapai.
3.11 Saran
Adapun akhir dari penulisan makalah ini penulis mengharapkan adanya respon balik
ataupun saran dari segala pihak, khusunya dari mahasiswa dan dosen hal ini agar makalah
kami dapat lebih disempurnakan dan dimaksimalkan. Dan semoga makalah ini dapat berguna
serta menjadikan kita menambah pengetahuan tentang proses manajemen pengembangan
kurikulum. Dan tak lupa pula penulis memohonkan maaf atas segala kesalahan dari awal
sampai akhir penulisan makalah. hal ini karena kita adalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, D. A (2009, November 3) kebijakan-pengembangan-kurikulum. Retrieved September 23,


2012.

Junaidi, Wawan (2012, Februari 21) Proses Pengembangan Kurikulum.

Kusdi Raharjo, d. (2011, Juni). Pengembangan-Kurikulum. Retrieved September 22, 2012.

Mahuri. (2011, Juni 23). Model Pengembangan Kurikulum yang Sering Digunakan di Indonesia.

Mulyasa : Kurikulum yang di Sempurnakani (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006)

Musthofa, M. Z. (2012, Januari 10). Pendekatan Pengembangan Kurikulum. Retrieved


September 22, 2012, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan

Oemar Hamalik. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya

————— . 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukirman, Hartati dkk. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.

Sukmadinata, N. S. (2011). Pengembangan Kurikulum-Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

REFERENSI

http://www.emeraldinsight.com/:Raihani, (2008) "An Indonesian model of successful school


leadership", Journal of Educational Administration, Vol. 46 Iss: 4, pp.481 – 496

http://www.emeraldinsight.com/:Brook Stowe, (2011) “ I can't find anything”: Towards


establishing a continuum in curriculum-integrated library instruction", Reference Services
Review, Vol. 39 Iss: 1, pp.81 – 97, Publisher:Emerald Group Publishing Limited

11

Anda mungkin juga menyukai